• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokakarya Penguatan Instrumen PPDA (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tol Cipali di Jawa Barat)

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang (Halaman 37-50)

KEAMANAN REKOMENDASI PADA GIAT PEMBANGUNAN

3. Lokakarya Penguatan Instrumen PPDA (Studi Kasus Pembangunan Jalan Tol Cipali di Jawa Barat)

a. Tema Lokakarya

“Penguatan Konsepsi Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Keamanan (PPDA) Dalam Pembangunan : Studi Kasus Tol Cipali” b. Pelaksanaan Lokakarya

Pelaksanaan lokakarya diselenggarakan pada hari Senin, tanggal 16 November 2015, di Wisma PKBI Jl. Hang Jebat III no. 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

c. Permasalahan

Dalam rangka menciptakan tata kerja lembaga Interdep bidang keamanan agar lebih efektif dan efisien dalam mengatasi arus pembangunan Nasional yang begitu cepat, maka dibutuhkan suatu perangkat instrumen hukum sebagai dasar kerja tim analisis/kajian keamanan Interdep yang lebih memadai sebagai model evaluasi dan asistensi dalam pengawasan dan Pengendalian Sistem Manajemen Keamanan Pembangunan.

237

Persoalannya apakah konsepsi instrumen Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Keamanan (PPDA dan PPSA) sebagai bagian dari dokumen AMDAK ini dapat diimplementasikan dan bisa menjadi model evaluasi dan asistensi yang mampu menganalisis dan mengidentifikasi persoalan-persoalan gangguan keamanan yang dapat memicu potensi konteks/gangguan keamanan sebagai dampak dari adanya proses kegiatan pembangunan yang dilaksanakan diberbagai sektor baik pada saat Pra pembangunan, Proses/pelaksanaan dan Pasca pembangunan.

d. Dasar

1) Undang-undang No. 2 tahun 2002 tentang Polri

2) Undang-undang No. 7 tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial 3) PP Nomor 32 tahun 2011 tentang Amdal Lalin

4) Undang-undang No. 2 tahun 2012 tentang Pembentukan Perundang-undangan yang berasal dari DPR, DPD dan Presiden- Kementerian/Lembaga harus disertai naskah akademis yaitu naskah hasil penelitian/kajian terhadap suatu masalah tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah sebagai solusi pemecahannya. 5) Surat Keputusan Kapolri No.Pol : Skep/360/VI/2005 tentang Grand

Strategi Polri

6) Keputusan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Polri Nomor : Kep/01/VI/2014 tanggal 30 Juni 2014 tentang Rencana Kerja Puslitbang Polri T.A. 2015.

e. Tujuan dan manfaat Lokakarya 1) Tujuan Lokakarya

Mendapat masukan dalam penguatan Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Keamanan (PPDA) sebagai dokumen AMDAK.

238

Membangun model sistem pengelolaan keamanan pembangunan berbasis Sistem Sinergi Polisionil Inter Departemen (SIS SPINDEP) dengan mengedepankan pendekatan analisis/studi keamanan pembangunan sebagai suatu pra syarat bagi kelengkapan dokumen pembangunan.

f. Pemapar Instrumen PPDA :

1) KBP. Drs. Lilik Heri Setiadi, M.Si

Tema : Konsepsi AMDAK dalam konteks kegiatan pembangunan

2) KBP. Drs. Syamsudin Djanieb, MM

Tema : Instrumen PPDA Dalam Implementasi Pada Pembangunan Tol Cipali

g. Nara sumber/Penyaji Makalah :

1) Prof.DR. Bambang Widodo Umar

Tema: Instrumen AMDAK Sebagai Sarana Pencegahan Gangguan Keamanan Pembangunan (Loss Pevention) : Perspektif Legalitas Undang-Undang.

2) DR. Chrysnanda Dwi Laksana, SIK, M.Si

Tema: Kajian / Studi AMDAK Sebagai Sarana Metodologis Dalam Membangun Sistem Peringatan Dini Dalam Pencegahan Konflik Sosial : Perspektif UU No. 7 Tahun 2012

3) Ditjen Bina Marga PU PERA

Tema : Resolusi Konflik Sosial Sebagai Dampak Pembangunan Infrastruktur Tol Cipali : Perspektif Mekanisme Pencegahan Dan Solusi Hukum

h. Moderator

239 i. Peserta Lokakarya

1) Unsur Polri

a) Satker Mabes Polri b) Polda Metro

c) Polda Jabar 2) Unsur Pemerintah

a) Deputi Pengendalian Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup

b) Deputi Koordinasi Hukum Dan Ham Menko Polhukam c) Direktur Jenderal Perhubungan Darat

d) Deputi Bidang Usaha Konstruksi Dan Sarana Prasarana Perhubungan

e) Direktur Kewaspadaan Nasional Direktorat Jenderal Kesatuan Bangsa Dan Politik Kemendagri

f) Badan Perencanaan Daerah Pemprov Jawa Barat g) Badan Koordinasi Penanaman Modal

3) Unsur BUMN

a) Badan Pengelola Jalan Tol b) PT. Lintas Marga Sedaya c) PT. Baskhara Utama Sedaya

4) Unsur LSM/Masyarakat a) WALHI

b) IMPARSIAL

c) LPPM (UI, UBHARA)

240 j. Metode Lokakarya

Lokakarya dilakukan dengan menggabungkan beberapa metode diantaranya: 1) Penyusunan Instrumen pedoman AMDAK : Disampaikan oleh pemapar terkait dengan pokok-pokok ilustrasi dalam sebuah Term of Refference kepada narasumber yang menjadi bahan dalam menyusun makalah dan pemberitahuan kepada peserta akan topik bahasan Lokakarya.

2) Tayangan media film tentang kegiatan pembangunan : a contrario dengan kondisi sosial keamanan masyarakat setempat, sebagai pengantar diskusi kelompok oleh tim peneliti.

3) Paparan hasil penelitian AMDAK : yang melatar belakangi diperlukannya Lokakarya tentang penguatan Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Keamanan (PPDA) dalam proses kegiatan pembangunan oleh tim peneliti.

4) Direct narasumber : masukan dari narasumber terhadap konsep

instrumen PPDA yang menjadi salah satu bahan pembahasan lokakarya 5) Diskusi Panel : membahas dan memberikan saran masukan substantif

terhadap pentingnya konsep Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Mengenai Dampak Keamanan (PPDA) dan implementasinya.

6) Pembulatan/Kesimpulan Lokakarya

k. Kegiatan Pelaksanaan Lokakarya 1) Paparan Instrumen PPDA :

Paparan dokumen analisis tentang Konsepsi AMDAK dalam konteks kegiatan pembangunan (KBP. Drs. Lilik Heri Setiadi, M.Si)

241 Bahwa setiap pembangunan mempunyai dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Yang menjadi masalah adalah dampak negatif karena berimbas pada masalah keamanan secara keseluruhan. Polri sebagai penanggung jawab keamanan diseluruh wilayah negara indonesia mempunyai kewajiban untuk menjaga situasi keamanan yang kondusif.

Namun selama ini keterlibatkan polri dalam konteks pelaksanaan pembangunan selalu dihadapkan pada situasi dan kondisi darurat (tindakan instan/pemadam kebakaran), sehingga antisipasi dampak dari kegiatan pembangunan bisa terjadi loss prevention yang dapat menimbulkan instabilitas ; adanya unjuk rasa, pengrusakan, pencurian, sabotase, dll. Dampak negatif inilah yang menjadi perhatian kita semua

Di dalam visi polri yaitu mewujudkan tata tentram kerta raharja, artinya bahwa tugas polri tidak saja sebagai penegak hukum tetapi juga mewujudkan ketertiban dan keteraturan sosial, sehingga tugas polri melingkupi tindakan pre-emtif dan prefentif

Langkah antisipasi yang dilakukan Polri (pre-emtif dan preventif), merupakan upaya dalam mengantisipasi dan mencegah secara dini adanya dampak negatif yang timbul akibat kegiatan pembangunan. Langkah pre-emtif dan preventif tersebut diterapkan dalam strategi pemolisian (bhabinkamtibmas), dengan menempatkan 1 bhabin 1 desa, dalam menghadapi kompleksitas

Paparan Konsepsi AMDAK oleh KBP. Drs. Lilik Heri Setiadi, M.Si

242

pembangunan yang semakin tinggi menuntut pemberdayaan kemampuan bhabinkamtibmas.

Bhabinkamtibmas ini bisa untuk menjembatani kepentingan masyarakat (human security) dengan pelaksana pembangunan, akan tetapi pelibatan bhabinkamtibmas tersebut belum nampak dalam (pra dan proses) kegiatan pembangunan tersebut.

Sistem keamanan pembangunan berbasis amdak outcomenya akan menghasilkan jaminan keamanan dan ketertiban masyarakat (human security) termasuk keamanan pembangunan itu sendiri serta kesejahteraan masyarakat (human welfares),

b) Penjabaran Dokumen Analisis

Dari latar belakang tersebut Puslitbang Polri membuat terobosan tentang sistem manajemen keamanan pembangunan dalam bentuk dokumen Analisis Mengenai Dampak Keamanan (AMDAK) dalam rangka mengantisipasi dampak dari pelaksanaan kegiatan pembangunan

Penelitian AMDAK ini adalah sebuah studi strategis untuk membuktikan hipotesis bahwa setiap kegiatan pembangunan membawa implikasi yang sangat serius terhadap persoalan-persoalan lingkungan sosial, dan ekonomi serta kriminalitas yang muncul sebagai ekses dari adanya kegiatan pembangunan, yang dapat memicu terjadinya gangguan keamanan, terbukti dari 107 kegiatan proyek pembangunan (perusahaan lokal, nasional dan multinasional) yang di riset, 40% lebih bermasalah dan menimbulkan potensi konflik, bahkan 20% berkonflik.

Dokumen AMDAK tersebut terdiri dari 3 instrumen : (a) Pedoman Penyusunan Studi Analisis (PPSA)

243

Adalah instrumen studi analisis tentang potensi gangguan dan ancaman keamanan pada pembangunan

(b) Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis (PPDA) Adalah suatu pedoman pendokumentasian hasil studi analisis, yang menjadi legal standing yang di dalamnya memuat/menyimpulkan kategori keamanan pembangunan (AMAN, RAWAN, BAHAYA)

(c) Sistem Manajemen Operasi Keamanan Pembangunan (SMOKP)

Adalah sebuah sistem manajemen operasional keamanan pembangunan yang harus diperbaiki dan dibangun sesuai rekomendasi untuk mengatasi eskalasi ancaman dalam rangka upaya pencegahan dan antisipasi gangguan keamanan.

244

Gambar. 3

Kerangka Pikir Managemen Keamanan Pembangunan d) Analisis mengenai Dampak Keamanan (AMDAK) Dalam

Perspektif Yuridis telah tertuang dalam :

(1) Undang-undang Kepolisian No. 2 Tahun 2002 Pasal 1 ayat (5) :“keamanan dan ketertiban masyarakat adalah suatu

kondisi dinamis masyarakat sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya proses pembangunan nasional dalam rangka tercapainya tujuan nasional yang ditandai oleh terjaminnya keamanan, ketertiban, dan tegaknya hukum

serta terbinanya ketentraman yang mengandung

kemampuan membina serta mengembangkan potensi dan kekuatan masyarakat dalam menangkal, mencegah dan menanggulangi segala bentuk pelanggaran hukum dan bentuk-bentuk gangguan lainnya yang dapat meresahkan masyarakat”.

(2) Kewenangan Polisi dalam fungsi pencegahan diatur dalam Pasal 15 ayat (1) poin B dan F

(3) Undang-undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan Pada Pasal 99 Ayat (1) :“pada setiap

245

rencana pembangunan pusat kegiatan, pembangunan kawasan pemukiman dan pembangunan infrastruktur (termasuk jalan tol) yang akan (dampaknya) menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, wajib dilakukan analisis dampaknya sebagai upaya pencegahan”

(4) Undang-Undang No. 7 Tahun 2012 tentang penanganan Konflik Sosial Pasal 10 dan 11 “membangun sistem peringatan dini dalam mencegah terjadinya konflik”

2) Paparan dokumen analisis tentang Instrumen PPDA Dalam Implementasi Pada Pembangunan Tol Cipali (KBP. Drs. Syamsudin Djanieb, MM)

a) Tahapan Penelitian :

(1) Tahap I Tahun 2009 melakukan Studi pustaka untuk menyusun kerangka awal

(2) Tahap II Tahun 2010 melakukan eksplor data untuk memetakan rencana pembangunan 5 tahun dari obyek dan dampak yang akan muncul dan perlu dikaji dan diuji.

Paparan Instrumen PPDA Dalam Pembangunan oleh KBP. Drs. Syamsudin Djanieb, M.M

246

(3) Tahap III Tahun 2011 melakukan uji lapangan untuk uji validitas hasil analisis pustaka dan membakukan alat uji AMDAK sebagai pedoman menganalisa potensi kerawanan

(4) Tahap IV Tahun 2012 melakukan uji lapangan lanjutan untuk uji validitas hasil analisis pustaka dan membakukan alat uji AMDAK sebagai pedoman menganalisa potensi kerawanan

(5) Tahap V Tahun 2013 melakukan penyusunan dokumen AMDAK (Pedoman Penyusunan Studi Analisis/PPSA) sebagai instrumen analisis dalam menganalisa ancaman dan gangguan keamanan

(6) Tahap VI Tahun 2015 melakukan penyusunan dokumen AMDAK (Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis/PPDA) untuk mendokumentasikan hasil studi analisis dan menyimpulkan kategori keamanan pembangunan (Aman, Rawan, Bahaya)

b) Hasil Penelitian AMDAK

(1) Potensi ancaman dan gangguan keamanan pada kegiatan/usaha pembangunan, ketika ditelaah dari segi variabel AMDAK

Tabel 4

Potensi Ancaman Gangguan Keamanan Pembangunan

247 PARSIAL (PP) KUMULATIF (PK) KATEGORI 1 Demografi 37,5 8,3 RAWAN 2 Geografi/LH 48,9 10,7 BAHAYA 3 Geodesi/Pertanahan 40 8,8 RAWAN 4 Ekonomi 40,3 8,9 RAWAN 5 Sosial 23,7 5,2 AMAN 6 Hukum 26 5,7 AMAN 7 Transportasi 58 12,8 BAHAYA 8 Geologi 44 9,7 BAHAYA 9 Ideologi 19 4,2 AMAN 10 Politik 46,9 10,3 BAHAYA 11 Budaya 32,3 7,1 AMAN

12 Informasi dan komunikasi 37,9 8,3 RAWAN

Jumlah 100

(2) Tingkat kesiapan Pengusaha/Pelaku Pembangunan dalam melakukan tata kelola keamanan pembangunan berbasis AMDAK

Tabel 5

Tingkat Kesiapan Pelaku Pembangunan

NO VARIABEL AMDAK

PEMBANGUNAN

PROPORSI TINGKAT KESIAPAN (%)

SIAP KURANG SIAP TIDAK SIAP

1 Kerangka Acuan Keamanan (KAK) 13,7 63,7 22,6 2 Peta Informasi Keamanan (PIK) 27,6 59,5 12,9 3 Rencana Operasi Keamanan (ROK) 14,5 72,6 12,9 4 Rencana Pemantauan Keamanan (RPK) 17,4 72,9 9,7 5 Rencana Evaluasi Keamanan (REK) 10 73,9 16,1

248

c) AMDAK sebagai konsep Row Model Sistem Manajemen Keamanan Pembangunan

Gambar. 4

Row Model Sistem Manajemen Keamanan Pembangunan d) Konsep Operasionalisasi AMDAK

Tabel 6

Konsep Operasionalisasi AMDAK

249

e) Hasil Survey Pembangunan Jalan Tol Cipali

Tabel 7

Hasil Survei Pembangunan Jalan Tol IDENTIFIKASI

A/G INDIKATOR KESIMPULAN

GRADASI

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang (Halaman 37-50)

Dokumen terkait