• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................37-63

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Pattallassang Kabupaten Gowa. Peneliti memilih lokasi ini dikarenakan peneliti telah melakukan observasi tentang masalah sekolah tersebut yakni siswa kurang memahami konsep matematika diakibatkan faktor eksternal maupun internal salah satunya emosional siswa.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudia ditarik kesimpulannya.7 Populasi merupakan keseluruhan pengamatan yang menjadi perhatian dalam penelitian.8 Jadi, Populasi merupakan keseluruhan subyek/obyek yang akan diteliti.

Populasi memiliki parameter, yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri dari populasi itu. Di antaranya, istilah yang dikenal dengan besaran rata-rata, bentangan rata-rata, simpangan variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi tertentu adalah tetap nilainya, apabila nilainya berubah maka berubah pula populasinya.

Pengertian lain menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.9 Populasi merupakan keseluruhan objek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang dengan jumlah siswa sebanyak 166 siswa pada tahun pelajaran 2017/2018. Adapun populasi pada kelas VIII sebagai berikut:

7Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 80.

8Sumanto, Statistika Deskriptif (Cet. I; Yogyakarta: CAPS, 2014), h. 2-3.

9Nurul Zuriah, Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidika (Cet. II; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), h. 116.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian Siswa SMP Negeri 2 Pattallassang

No Kelas VIII Jumlah Siswa

1 VIII 1 31 2 VIII 2 32 3 VIII 3 35 4 VIII 4 35 5 VIII 5 33 Jumlah 166

Sumber: SMP Negeri 2 Pattallassang

Berdasarkan tabel diatas terdapat populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang sebanyak 166 siswa yang terdiri dari 5 kelas yakni kelas VIII1 yang beranggotakan 31 siswa, VIII2 yang beranggotakan 32 siswa, VIII3 yang beranggotakan 35 siswa, VIII4 yang beranggotakan 35 siswa, VIII5 yang beranggotakan 33 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut10. Sampel merupakan bagian dari populasi.

Dalam penelitian ini untuk menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan teknik simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel random/acak. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII1 sebagai kelas eksperimen sebanyak 31 siswa dan kelas VIII2

sebagai kelas kontrol sebanyak 32 siswa.

10Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 81.

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel 1. Variabel penelitian

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu variabel bebas yakni model pembelajaran kooperatif Teams Games Tournament (TGT), variabel terikat yakni hasil belajar matematika siswa dan variabel moderator yakni kecerdasan emosional.

2. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suryabrata dalam Purwanto, defenisi operasional variabel adalah definisi didasarkan pada sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati (diobservasi). Dengam kata lain definisi operasional adalah pernyataan yang sangat jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman penafsiran karena dapat diobservasi dan dibuktikan perilakunya.11 Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dapat diamati.

Pengertian operasional variabel dimaksudkan untuk memberkan gambaran yang jelas tentang variabel-variabel yang diperhatikan. Pengertian operasional variabel dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

1. Variabel X (Model Pembelajaran Teams Games Tournament)

Variabel X yang dimaksud pada penelitian ini adalah model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) pada materi bangun ruang sisi datar kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

11Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan (Cet. III; Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2012), h. 93-94.

2. Variabel Y (Hasil Belajar Matematika)

Hasil belajar matematika yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh skor yang diperoleh setelah mengikuti tes hasil belajar pada mata pelajaran matematika berdasarkan materi yang telah dipelajari.

3. Variabel Moderator (Kecerdasan Emosional)

Kecerdasan emosional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa dalam mengenali dan mengelola emosi atau perasaan diri sendiri, memotivasi diri sendiri, empati atau mengenali emosi orang lain serta kemampuan siswa dalam membina hubungan dengan orang lain.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dicapai siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep matematika setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika dengan menggunakan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT).

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik tes dan non tes. Data hasil belajar matematika siswa diperoleh melalui pemberian instrumen tes hasil belajar. Pada penelitian ini, dilakukan dua kali tes untuk setiap kelas, yaitu pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal hasil belajar peserta didik, sedangkan posttes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik setelah diberikan suatu pembelajaran. Berdasarkan hasil pretes dan posttest peserta didik dapat diketahui perkembangan hasil belajar

matematikanya. Sedangkan data kecerdasan emosional diukur menggunakan angket.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat ukur yang digunakan untuk mengumpulkan data.12 Instrumen penelitian merupakan alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi yang diinginkan. Instrumen adalah suatu alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data dengan tujuan agar dapat mempermudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.

Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini adalah 1. Tes

Menurut Chabib Thoha tes berasal dari bahasa latin testum yang berarti alat untuk mengukur tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang dipergunakan untuk membedakan antara emas dengan perak serta logam lainnya.13 Tes merupakan alat ukur dalam penelitian.

Sumadi Suryabrata dalam Chabib Thoha, mengartikan tes adalah: β€œpertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan atau perintah-perintah yang harus dijalankan, yang mendasarkan harus bagaimana testee menjawab pertanyaan-pertanyaan atau melakukan perintah-perintah itu, penyelidik mengambil

12Purwanto, Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan, h. 9.

13M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan (Cet. V; Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), h. 43.

kesimpulan dengan cara membandingkan dengan standar atau testee lainnya”.14

Tes merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab.

Dari kedua pengertian di atas, diambil pengertian, tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang ditujukan kepada testee untuk mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu.15 Tes merupakan alat ukur penelitian berupa pertanyaan.

Dalam penelitian ini digunakan tes yaitu tes tertulis essay dengan setiap jawaban benar mendapat skor, sedangkan setiap jawaban salah tidak mendapatkan skor. Metode tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

2. Angket

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tingkat kecerdasan emosional siswa dalam penelitian ini adalah dengan angket. Angket ini berupa angket tertutup, yang sudah disediakan jawabannya sehingga siswa tinggal memilih poin yang sesuai dengan karakter mereka.

Untuk penyusunan butir-butir pernyataan angket maka penulis membuat kisi-kisi yang dapat dilihat pada tabel berikut.16

14M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, h. 43.

15M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, h. 43.

16Misykat Malik Ibrahim, Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat Intelektual (Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2011), h. 24-25.

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Angket Kecerdasan Emosional No. Tipe Kecerdasan

Emosional

Indikator

1. Kesadaran Diri a. Mengenali jenis emosi yang dialami. b. Memberi kosa kata untuk perasaan c. Menyadari penyebab emosi

2. Pengaturan Diri a. Terkontrol dalam bertindak

b. Menentukan pilihan kegiatan belajar c. Fokus pada tujuan

3. Motivasi Diri a. Berpandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi.

b. Antusias dalam mencapai prestasi 4. Empati a. Mengenali perasaan orang lain

b. Mampu menerima sudut pandang orang lain

c. Pendengar yang baik bagi orang lain 5. Kerjasama a. Bekerja sama menyelesaikan suatu

masalah

b. Berkomunikasi dengan orang lain secara efektif

Berdasarkan kisi-kisi kecerdasan angket emosional ada 5 tipe kecerdasan emosional yang akan diteliti yakni kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi diri, empati dan kerjasama. Adapun indikator dari kesadaran diri terdiri dari 3 yakni mengenali jenis emosi yang dialami, memberi kosa kata untuk perasaan, menyadari penyebab emosi, indikator dari pengaturan diri terdiri dari 3 yakni terkontrol dalam bertindak, menentukan pilihan kegiatan belajar, fokus pada tujuan, indikator dari Motivasi diri terdiri dari 2 yakni berpandangan positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi, antusias dalam mencapai prestasi, indikator dari empati terdiri dari 3 yakni mengenali perasaan orang lain, mampu menerima sudut pandang orang lain, pendengar yang baik bagi orang lain, dan indikator dari kerjasama terdiri dari 2 yakni bekerja sama menyelesaikan suatu masalah, berkomunikasi dengan orang lain secara efektif.

G. Validitas dan Reabilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Suatu alat ukur disebut memiliki validitas bilamana alat ukur tersebut isinya layak mengukur obyek yang seharusnya diukur dan sesuai dengan kriteria tertentu. Artinya adanya kesesuaian antara alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran.17 Validasi merupakan bilamana alat ukur yang digunakan layak dijadikan alat ukur dalam penelitian.

Validitas item (butir soal) dihitung untuk mengetahui seberapa jauh hubungan antara jawaban suatu butir soal dengan skor total yang telah ditetapkan. Secara umum, suatu butir soal dikatakan valid apabila memiliki dukungan yang besar terhadap skor total. Skor total pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Dengan kata lain, sebuah item tes memiliki validitas tinggi jika skor pada item itu mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan sebagai korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item ini digunakan rumus korelasi product moment sebagai berikut:

π‘Ÿπ‘₯𝑦 = 𝑛 βˆ‘ π‘‹π‘Œ βˆ’ βˆ‘ 𝑋 βˆ‘ π‘Œ

√(𝑛 βˆ‘ 𝑋2βˆ’ (βˆ‘ 𝑋)2 )(𝑛 βˆ‘ π‘Œ2βˆ’ (βˆ‘ π‘Œ)2)

18

Dengan :

x : skor tertinggi butir soal y : skor total

17M. Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan, h. 109-110.

18Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 225.

rxy : koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total n : banyaknya siswa yang mengikuti tes

Kriteria pengujian:

Jika nilai π‘Ÿπ‘₯𝑦β‰₯ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka soal ke-I dinyatakan valid, begitupun dengan sebaliknya jika π‘Ÿπ‘₯𝑦≀ π‘Ÿπ‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™ maka soal ke-I dinyatakan tidak valid.19 Maka dikatakan valid apabila r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel dan dikatakan tidak valid apabila r hitung lebih kecil atau sama dengan r tabel.

Tolok ukur untuk menginterpretasikan derajat validitas instrument ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas Instrumen Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas

0,90 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 ≀ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik 0,70 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,90 Tinggi Tepat/baik

0,40 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup baik 0,20 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,40 Rendah Tidak tepat/buruk

π‘Ÿπ‘₯𝑦< 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk20 Pada tabel diatas nilai r hitung < 0,20 maka korelasi sangat rendah sehingga validitas sangat tidak tepat, nilai 0,20 ≀ r hitung < 0,40 maka korelasi rendah sehingga validitas tidak tepat, nilai 0,40 ≀ r hitung < 0,70 maka korelasi sedang sehingga validitas cukup tepat, nilai 0,70 ≀ r hitung < 0,90 maka korelasi

19Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Cet. III; Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 87.

20Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, h. 193.

tinggi sehingga validitas tepat, nilai 0,90 ≀ r hitung < 1,00 maka korelasi sangat tinggi sehingga validitas sangat tepat.

Berdasarkan hasil analisis, hasil uji coba instrument tes diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5 Validitas Instrumen Soal Pretest dan Posttest

Butir

Pretest Posttest

Nilai Korelasi

Keterangan Nilai Korelasi Keterangan

1 0,415 Valid 0,675 Valid

2 0,728 Valid 0,702 Valid

3 0,690 Valid 0,741 Valid

4 0,684 Valid 0,549 Valid

5 0,843 Valid 0,591 Valid

Berdasarkan tabel di atas, butir yang memiliki korelasi (r) > 0,320 merupakan butir yang valid. Sebaliknya, item yang memiliki korelasi (r) < 0,320 merupakan butir yang tidak valid. Maka, dapat disimpulkan bahwa instrumen pretest dan posttest dengan masing-masing sebanyak lima butir soal adalah valid.

Berdasarkan tabel 3.5, maka dapat disimpulkan bahwa pada soal pretest butir 1 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,415>0,320), butir 2 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,728>0,320), butir 3 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,690>0,320), butir 4 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,684>0,320), dan butir 5 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,843>0,320).

Berdasarkan tabel 3.5, maka dapat disimpulkan bahwa pada soal posttest butir 1 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,675>0,320),

butir 2 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,702>0,320), butir 3 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,741>0,320), butir 4 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,549>0,320), dan butir 5 valid karena nilai korelasi lebih besar dari r tabel (0,591>0,320).

Adapun hasil uji coba angket kecerdasan emosional adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6 Validitas Instrumen Angket Kecerdasan Emosional Butir Nilai Korelasi Keterangan

1 0,884 Valid 2 0,664 Valid 3 0,773 Valid 4 0,496 Valid 5 0,664 Valid 6 0,425 Valid 7 0,884 Valid 8 0,496 Valid 9 0,664 Valid 10 0,773 Valid 11 0,884 Valid 12 0,520 Valid 13 0,884 Valid 14 0,884 Valid 15 0,425 Valid 16 0,884 Valid 17 0,664 Valid 18 0,664 Valid 19 0,884 Valid 20 0,520 Valid

Berdasarkan tabel diatas, butir yang memiliki nilai korelasi (r) > 0,320 merupakan butir yang valid. Sebaliknya, item yang memiliki nilai korelasi (r) < 0,320 merupakan butir yang tidak valid. Berdasarkan tabel di atas maka terdapat 20 butir soal yang valid.

2. Realibilitas Instrumen

Reliabilitas sering diartikan dengan keterandalan. Artinya suatu tes memiliki keterandalan bilamana tes tersebut dipakai mengukur berulang-ulang hasilnya sama.21 Reliabilitas merupkan keterandalan.

Reliabilitas intrumen tes dihitung untuk mengetahui konsistensi hasil tes. Untuk mengetahui reliabilitas perangkat tes ini digunakan rumus yang sesuai dengan bentuk tes uraian (essay), yaitu rumus alpha sebagai berikut:

π‘Ÿ11 = ( 𝑛

𝑛 βˆ’ 1) (1 βˆ’ Ξ£ Οƒb2

Οƒ12 )

Dengan:

r11 : koefisien reliabilitas perangkat tes n : banyaknya item tes

βˆ‘ πœŽπ‘2 : jumlah varians skor setiap butir tes 𝜎12 : varians total

Dimana hasil dari perhitungan Alpha tersebut kemudian dikonsultasikan dengan ketentuan bahwa suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha > 0,60.

Tolak ukur untuk menginterpretasikan derajat reliabilitas instrument ditentukan berdasarkan kriteria menurut Guilford sebagai berikut:

Tabel 3.7 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas Instrumen Koefisien Korelasi Korelasi Interpretasi Validitas

0,90 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 ≀ 1,00 Sangat tinggi Sangat tepat/sangat baik 0,70 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,90 Tinggi Tepat/baik

0,40 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,70 Sedang Cukup tepat/cukup baik 0,20 ≀ π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,40 Rendah Tidak tepat/buruk

π‘Ÿπ‘₯𝑦 < 0,20 Sangat rendah Sangat tidak tepat/sangat buruk22 Pada tabel diatas nilai r hitung < 0,20 maka korelasi sangat rendah sehingga validitas sangat tidak tepat, nilai 0,20 ≀ r hitung < 0,40 maka korelasi rendah sehingga validitas tidak tepat, nilai 0,40 ≀ r hitung < 0,70 maka korelasi sedang sehingga validitas cukup tepat, nilai 0,70 ≀ r hitung < 0,90 maka korelasi tinggi sehingga validitas tepat, nilai 0,90 ≀ r hitung < 1,00 maka korelasi sangat tinggi sehingga validitas sangat tepat.

Berdasarkan hasil analisis, hasil uji coba instrument tes adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8 Reliabilitas Instrumen Soal Pretest, Posttest dan Angket Kecerdasan Emosional

Instrumen Tes Cronbach’s

Alpha Nomor item Keterangan

Pretest 0,714 5 Baik

Posttest 0,637 5 Cukup Baik

Kecerdasan

Emosional 0,943 20 Sangat Baik

22Karunia Eka Lestari dan Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, h. 206.

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen pretest memiliki indeks reliabilitas baik, posttest memiliki indeks reliabilitas cukup baik dan angket kecerdasan emosional memiliki indeks reliabilitas sangat baik.

H. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis kuantitatif. Dalam penelitian ini data tentang hasil belajar matematika dan kecerdasan emosional dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial.

1. Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif adalah metode-metode yang berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan informasi yang bermakna.23 Statistik deskriptif merupakan metode dalam pengumpulan data.

Hasil analisis deskriptif tersebut berfungsi untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1. Membuat tabel distribusi frekuensi Langkah-langkah sebagai berikut:

1) Menentukan rantang kelas, yaitu nilai tertinggi dikurangi nilai terendah. R = H – L

Dengan : 𝑅 = Range/ jangkauan H = Nilai tertinggi

L = Nilai terendah24 2) Menentukan banyak kelas (k)

k = 1 + (3,3) log n

Dengan : π‘˜ = Jumlah kelas interval 𝑛 = Banyak data

Log = Logaritma25

3) Menghitung panjang kelas interval P

𝑖 = π½π‘Žπ‘›π‘”π‘˜π‘Žπ‘’π‘› (𝑅) π΅π‘Žπ‘›π‘¦π‘Žπ‘˜π‘›π‘¦π‘Ž π‘˜π‘’π‘™π‘Žπ‘  (π‘˜) Keterangan:

i = Panjang interval kelas R = Jangkauan

k = Banyaknya Kelas26

4) Menentukan batas atas dan batas bawah kelas.

2. Menghitung rata-rata (mean) dengan menggunakan rumus:

𝑋̅ =βˆ‘ 𝑓𝑖 . π‘₯𝑖 π‘˜

𝑖=1 βˆ‘π‘˜π‘–=1 𝑓𝑖

27

Dengan : 𝑋̅ = Rata-rata variabel 𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel

π‘₯𝑖 = Titik tengah

24Hartono, Staistik Untuk Penelitian (Cet. VI; Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2012), h. 53-54.

25Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Cet. XXV; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 35.

26M.Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Cet. V; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 44.

𝑖 = Kelompok ke-i π‘˜ = Banyaknya kelompok 3. Menghitung standar deviasi (SD)

𝑆𝐷 = βˆšβˆ‘ 𝑓𝑖 (π‘₯𝑖 βˆ’ π‘₯Μ…)2 𝑛 βˆ’ 1 28

Dengan :𝑆𝐷 = Standar deviasi

𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel π‘₯𝑖 = Titik tengah

𝑋̅ = Rata-rata variable 𝑛 = Banyak data

4. Menghitung persentase rata-rata, dengan rumus:

𝑃 = 𝑓

𝑁 π‘₯ 100%29 Dengan: P = Angka presentase

f = Frekuensi yang dicari persentasenya N = Banyaknya Sampel 5. Menghitung variansi 𝑆2 = βˆ‘ 𝑓 𝑖 ( π‘‹π‘–βˆ’π‘‹)2 π‘›βˆ’1 30 Dengan :𝑆2 = Variansi

28Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, h. 57.

29Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajarn Mengajar (Cet. VII; Bandung: Alfabeta, 2005), h. 57.

𝑓𝑖 = Frekuensi untuk variabel π‘₯𝑖 = Titik tengah

𝑋̅ = Rata-rata variable 𝑛 = Banyak data

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori hasil belajar matematika yang diperoleh siswa adalah kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yaitu sebagai berikut:

1) Sangat tinggi = MI + (1,8 Γ— STDEV Ideal) s/d Nilai skor maksimum 2) Tinggi = MI + (0,6 Γ— STDEV Ideal) s/d MI + (1,8 Γ— STDEV Ideal) 3) Sedang = MI – (0,6 Γ— STDEV Ideal) s/d MI + (0,6 Γ— STDEV Ideal) 4) Rendah = MI – (1,8 Γ— STDEV Ideal) s/d MI – (0,6 Γ— STDEV Ideal) 5) Sangat rendah = Nilai skor minimum s/d MI – (1,8 Γ— STDEV Ideal) Keterangan :

MI = Mean Ideal

Rumus MI = π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ +π‘π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™

2

STDEV Ideal = Standar Deviasi Ideal

Rumus STDEV Ideal = π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘Žπ‘˜π‘ π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™βˆ’π‘›π‘–π‘™π‘Žπ‘– π‘šπ‘–π‘›π‘–π‘šπ‘’π‘š π‘–π‘‘π‘’π‘Žπ‘™ π‘—π‘’π‘šπ‘™π‘Žβ„Ž π‘˜π‘Žπ‘‘π‘’π‘”π‘œπ‘Ÿπ‘–+1

31

Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori kecerdasan emosional dalam penelitian ini berdasarkan Saifuddin Azwar adalah sebagai berikut:32

31Eko Putra Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Cet. V; Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h. 238.

32Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), h.

Tabel 3.9 Kategorisasi Kecerdasan Emosional Siswa Nilai Kategorisasi X < [Β΅ - 1,0 Β·Οƒ] Rendah [Β΅ - 1,0 Β·Οƒ] ≀ X < [Β΅ + 1,0 Β·Οƒ] Sedang [Β΅ + 1,0 Β·Οƒ] ≀ X Tinggi Keterangan: Β΅ = Mean Οƒ = Standar Deviasi 2. Statistik Inferensial

Statistik inferensial adalah metode yang berkaitan dengan analisis sampel untuk penarikan kesimpulan tentang karakteristik populasi.33 Statistik inferensial ini digunakan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat.

Selanjutnya menguji hipotesis dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data-data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan rumus Chi-kuadrat yang dirumuskan sebagai berikut:

π‘₯β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”2 = βˆ‘(π‘“π‘œβˆ’ π‘“β„Ž) 2 π‘“β„Ž 34

Keterangan: π‘₯2= Nilai Chi-kuadrat hitung π‘“π‘œ= Frekuensi hasil pengamatan π‘“β„Ž= Frekuansi harapan

33Sumanto, Statistika Deskriptif, h. 3.

34Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 241.

Kriteria pengujian normal bila π‘₯β„Žπ‘–π‘‘π‘’π‘›π‘”2 lebih kecil dari π‘₯π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™2 dimana

π‘₯π‘‘π‘Žπ‘π‘’π‘™2 diperoleh dari daftar π‘₯2dengan dk = (k-1) pada taraf signifikan 𝛼 = 0,05.

Jika kita menggunakan SPSS (Statistical Packaged For Social Science) 22.0 dalam melakukan uji normalitas, maka digunakan uji One Sample Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05.

H0: angka signifikan (Sig) <0,05, maka data tidak berdistribusi normal H1 :angka signifikan (Sig) > 0,05, maka data berdistribusi normal b. Uji Homogenitas

Pengujian ini dilakukan karena peneliti akan menggeneralisasikan kesimpulan akhir penelitian atau hipotesis

H

0

atauH

1



yang dicapai dari sampel terhadap populasi. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen, selain itu untuk menentukan rumus uji F yang akan digunakan untuk melakukan perhitungan pada uji homogenitas, maka digunakan uji F dengan rumus sebagai berikut:

terkecil

varians

terbesar

varians

Fο€½

……….35

Kriteria pengujian adalah populasi homogen, jika FHitung ο€Ό FTabel dan populasi tidak homogen, jika Fhitung> Ftabel pada taraf nyata denganFTabel didapat dari distribusi F dengan derajat kebebasan (dk) = (n1–1 ; n2–1) masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut pada taraf  ο€½0,05.

35Sugiyono, Metode Penelitian PendidikanPendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 275.

Jika kita menggunakan SPSS (Statistical Package for Social Science) 22.0 dalam melakukan uji homogenitas, maka sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.

H0: Jika signifikansi yang diperoleh >0,05, maka variansi setiap sampel sama (homogen)

H1 : Jika signifikansi yang diperoleh <0,05, maka variansi setiap sampel tidak sama (tidak homogen)

c. Uji Hipotesis

Setelah uji prasyarat dilakukan dan terbukti bahwa data-data yang diolah berdistribusi normal dan homogen, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis varians dua jalur (Two Way Anova) pada taraf signifikan 0,05.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian dengan menggunakan analisis varians dua jalur (Two Way Anova) adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis secara statistik

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Rumusan Hipotesis 1

𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

𝐻1 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) dibandingkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

Rumusan Hipotesis 2

𝐻0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang memiliki kecerdasan emosional yang berbeda pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

𝐻1 : Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang memiliki kecerdasan emosional yang berbeda pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

Rumusan Hipotesis 3

𝐻0 : Tidak ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran Teams Games Tournament ditinjau dari kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

𝐻1 : Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran Teams Games Tournament ditinjau dari kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Pattallassang.

Kriteria Pengujian

𝐻0 ditolak jika F (interaksi AB) hasil analisis lebih besar atau sama dengan F tabel dengan signifikansi 5% atau F nilai interaksi AB mempunyai tingkat signifikansi dibawa 0.05.

𝐻0 diterima jika F (interaksi AB) hasil analisis lebih kecil atau sama dengan F tabel dengan signifikansi diatas 0.05.

2) Analisis varians 2 jalur ( Two Way Anova) Langkah-langkah perhitungan sebagai berikut:

Dokumen terkait