• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macam –macam Antiseptika dan Desinfektansia a) Secara Fisis

Dalam dokumen Buku11 Agribisnis Ternak Ruminansia Perah (Halaman 86-91)

Kegiatan 3. Mengolah Informasi/Eksperimen/mencoba

6) Macam –macam Antiseptika dan Desinfektansia a) Secara Fisis

Secara fisis pensucihamaan dapat dilakukan dengan sumber panas atau sinar. Panas dapat berasal dari ssumber pemanas atau air yang dipanaskan kemudian disemprotkan ke tempat yang disucihamakan. Jenis Sinar yang dapat dipakai dalam sterilisasi adalah sinar ultraviolet dan sinar gama.

b) Secara Kimiawi CaO atau Gamping

Bila ditambah air, gamping akan membebaskan panas dan terbentuk Ca (OH)2 yang bersifat melarut kuman-kuman. Gamping banyak dipakai untuk lantai atau halaman. Kalau kebanyakan akan merusak kuku maupun kulit. Gamping tidak bisa membunuh spora kuman anthrax dan clostridium.

c) Surfaktan

Senyawa-senyawa dalam kelompok ini mampu menurunkan tegangan permukaan cairan, dan digunakan secara luas sebagai

detergen, emulsifer dan larutan pembersih, antiseptika dan desinfektansia. Ada tiga macam surfaktan, yakni yang bersifat anionik, kationik dan nonionik. Yang terbanyak dipakai adalah kelompok yang bersifat kationik, yang dikenal sebagai senyawa amonium kuarterner.

Surfaktan anionik,

Senyawa dalam kelompok ini yang terpenting adalah sabun yang memiliki rumus R-COONa. Di dalam air sabun akan terurai menjadi R-COO dan ion Na+. Apabila di dalam air terdapat banyak ion Ca++ akan terbentuk (R-COO)2 Ca yang menggumpal di permukaan air hingga kerja sabun sebagai detergen tidak aktif lagi. Selain itu kerja surfaktan anionik juga dihambat oleh surfaktan kationik. Sifat sabun adalah dipolar, yaitu hidrofilik dan lipofilik. Sebagai antiseptika sabun pada umumnya memiliki sifat antibakterial terhadap kuman gram positif dan kuman yang tahan asam.

Surfaktan kationik,

Surfaktan golongan ini yang terpenting adalah amonium kuarterner yang memiliki kemampuan mengikat protein, lemak dan senyawa fosfat, sehingga baik digunakan untuk desinfeksi jaringan atau alat-alat yang tercemar oleh serum, darah maupun reruntuhan jaringan. Amonium kuarterner pada umumnya tidak mempunyai daya membunuh virus, jamur maupun spora kuman. Surfaktan ini memiliki kemampuan menembus dinding sel kuman sangat tinggi, hingga kuman-kuman segera mengalami penggumpalan. Salah satu sifat yang kurang baik adalah kecenderungannya untuk membentuk lapisan film (gumpalan lemak, protein dan sebagainya) di permukaan kulit, hingga ruangan di bawah

lapisan film tersebut dapat digunakan untuk pertumbuhan kuman.

Di dalam praktek, dikenal ada dua macam surfaktan kationik, yaitu yang dilarutkan dalam air dan yang dilarutkan dalam alkohol. Larutan surfaktan dalam alkohol 50% banyak digunakan untuk desinfeksi kulit, sedangkan larutan dalam air digunakan untuk desinfeksi ruangan, pembersih perlengkapan pakan dan minum dan sebagainya. Surfaktan kationik juga banyak dikombinasikan dengan dengan antiseptika dan desinfektansia lain hingga memiliki daya basmi terhadap virus, kuman dan jamur sekaligus. Contoh produknya adalah Long Live 250*, Vetiodine*, Vetaclean*, dan Virkon-S*.

d) Alkohol

Desinfektansia alkohol banyak digunakan di dalam persiapan operasi, persiapan penyuntikan dan pencucian alat-alat kesehatan. Alkohol juga sering dipakai untuk sterilisasi sebelum pengambilan bahan-bahan secara aseptik. Alkohol sering dipakai bersama antiseptika yang lain hingga daya membunuh kumannya menjadi lebih kuat. Hal ini karena kemampuan alkohol dalam melarutkan lemak serta efek sinergistik dengan antiseptika lainnya. Sediaan alkohol biasanya dalam bentuk ethylalkohol 70-95%, isopropyl alkohol 70-95%, dan campuran antara alkohol 20% dengan cloramin 3%.

e) Halogen

Halogen memiliki kemampuan mengikat protoplasma kuman yang tinggi, hingga memiliki daya membunuh kuman yang tinggi.

Dalam kelompok ini termasuk khlor (Cl), brom (Br) dan yodium (I), dengan kemampuan membunuh kuman yang berbeda-beda.

Yodium (I). Adalah jenis sediaan yodium yang banyak digunakan adalah yodium tingtur dan larutan lugol. Kedua larutan tersebut apabila terkena luka akan menyebabkan rasa perih, bersifat korosif, serta meninggalkan warna pada jaringan maupun tekstil.

Khlor (Cl). Merupakan antiseptika yang sudah lama digunakan baik sebagai pencuci maupun sebagai penahan pertumbuhan kuman untuk tujuan pengobatan. Pemakaian chlor yang terus menerus dapat menyebabkan iritasi jaringan dan menyebabkan granulasi yang berlebihan dari jaringan yang sedang dalam proses penyembuhan. Senyawa yang banyak dipakai antara lain sodium dan kalsium chlorit, Kaporit, Khloramin-T, dan iodine monochloride. Senyawa yang disebut terakhir sering digunakan untuk desinfeksi lantai. Sediaan chlor sintetik yang banyak digunakan di peternakan adalah chlorhexidine HCl (Nolvasan, Hibitane) yang bersifat alkalis, mudah larut dalam air, bersifat tidak toksik Nolvasan mampu membunuh bakteri gram positif maupun gram negatif.

Brom (Br). Adalah gas metilbromida (CH3Br) memiliki daya membunuh kuman yang tertinggi. Larutan 20-40mg/liter pada suhu 25ºC selama 20 jam mampu membunuh kuman dan spora jamur (Aspergillus fumigatus). Gas CH3Br sebanyak 100g/m³ selama 24 jam bersifat bakterisidal, virusidal, dan koksidiosidal. Selain itu CH3Br juga dipakai sebagai desinfektan pakan ternak maupun kandang.

f) Fenol, Kresol, dan Heksakhlorofen

Fenol. Termasuk antiseptika tertua yang digunakan dan dipakai untuk mengukur kekuatan antiseptika lainnya. Fenol memiliki daya antiseptik sedang. Untuk desinfeksi diperlukan larutan fenol sampai 5%. Karena harganya mahal dan memerlukan konsentrasi tinggi, fenol tidak banyak digunakan.

Kresol. Banyak digunakan di dalam praktek karena daya

bakterisida yang tinggi. Dalam kadar yang sama kresol memiliki daya bakterisida 5 kali lebih tinggi dari pada fenol, dan harganya lebih murah. Larutan kresol banyak digunakan untuk desinfeksi lantai dan kandang. Kresol memiliki kemampuan membunuh virus tertentu, bersifat mudah larut dalam air, dan dapat melarutkan lemak, sehingga kuman atau virus yang terbungkus lemak tetap dapat terbunuh oleh kresol.

g) Heksakhlorofen.

Banyak dipakai bersama dengan antiseptika lainnya dan digunakan untuk sabun maupun untuk tujuan desinfeksi lainnya. h) Oksidan

Senyawa yang dapat membebaskan oksigen nasendi (On) memiliki daya membunuh kuman yang tinggi. Atom On akan terikat oleh bagian sel yang hidup dan karena bagian tersebut teroksidasi maka sel akan mati. Hampir semua jenis kuman dapat dibunuh oleh antiseptika kelompok ini.

i) Kalim permanganat (PK).

Kalium permanganat memiliki daya oksidatif yang tinggi. Tergantung pada kadar larutannya, PK bersifat bakteriostatik,

mengerutkan jaringan (adstringensia), mengiritasi dan kaustik. Untuk desinfeksi kandang, lantai dan peralatan kandang PK akan meninggalkan warna violet pada kulit maupun alat. Dengan formalin PK dapat membebaskan gas formalin (bom formalin) di dalam ruangan kandang atau ruangan lainnya yang tertutup. PK ini juga digunakan untuk tujuan fumigasi. Formalin komersial sebanyak 12,4 ml dicampur dengan 6,2 g PK dapat digunakan untuk ruangan 1 m³ dan tetap efektif selama 56 jam pada suhu 20ºC. Gas formalin yang dibebaskan dapat menggumpalkan protein, kuman, virus, jamur dan lain-lain

Dalam dokumen Buku11 Agribisnis Ternak Ruminansia Perah (Halaman 86-91)

Dokumen terkait