BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Macam-macam Showcase
Showcase yaitu suatu mesin pendingin yang dipergunakan untuk mendinginkan minuman kemasan seperti : Soft drink, minuman kaleng, minuman berenergi, yang dapat dijumpai di tempat-tempat perbelanjaan, rumah sakit, stasiun, kantin sekolah, serta tempat-tempat lain yang berada di tempat yang ramai yang dikunjungi banyak orang. Gambar 2.1 memperlihatkan contoh dari showcase yang dipergunakan untuk mendinginkan minuman kemasan botol dan minuman kaleng.
a. Display Coller ( Lemari Pendingin Minuman)
Display Coller adalah lemari pendingin minuman dalam kemasan, biasa berupa gelas, kaleng, botol dan kotak. Rak bisa diatur ketinggiannya sehingga bisa disesuaikan dengan produk yang akan diinginkan, Display Coller ini hanya dapat mencapai suhu minimal pendinginan antara 2 - 8° Celcius. Sangat cocok apabila digunakan untuk memajang minuman botol maupun kaleng, karena suhu dalam display coller yang bersahabat untuk menjaga kualitas minuman tanpa bahan pengawet.
Gambar 2.1 Display Cooler (Sumber : http://www.mesinraya.co.id)
b. Beer Cooler
Beer Cooler adalah Lemari pendingin yang khusus untuk menyimpan dan memajang produk minuman beer dengan sangat baik. Suhu ruang di pilih secara khusus agar kualitas beer tetap bagus. Beer adalah sebuah minuman yang akan menghasilkan busa atau biasa disebut frost beer. Untuk menjaga frost beer tetap baik suhu ruang cabinet di pilih sangat dingin yang dapat mencapai 2 ºC sampai dengan 6 ºC. Suhu yang sangat bersahabat inilah yang menghasilkan beer berbusa dengan rasa yang mantap. Fitur lemari pendingin minuman ini meliputi : kaca anti embun, digital thermometer, dan lampu dalam yang elegan.
Gambar 2.2 Beer Cooler (Sumber : http://www.mesinraya.co.id)
c. Wine Cooler
Wine Cooler adalah salah satu showcase minuman yang sangat canggih. Lemari pendingin minuman ini dirancang khusus untuk hemat energi serta dengan tingkat kebisingan sangat rendah sehingga tidak menimbulkan suara yang menggangu. Adapun fitur yang dimiliki showcase pendingin minuman ini antara lain adalah pintu kaca berwarna dengan filter ultra violet, desain rak kayu, pelindung frost, thermostat hingga alarm suhu tinggi. Wine cooler adalah lemari pendingin minuman yang sangat fleksibel dari segi keamanan dan kenyamanan
Gambar 2.3Wine Cooler
d. Unit Cooler Display (Berbentuk Persegi Panjang)
Dirancang untuk menonjolkan suatu produk secara spesifik untuk meningkatkan penjualan dengan kaca 4 sisi yang ruangan tersebut dipakai untuk buah-buahan dan sayur-sayuran agar tidak terjadi basi/ bau busuk pada sayuran tersebut. Kapasitas suhu sebesar 0 – 8ºCelcius. Agar proses pendinginan berlangsung secara bertahap dengan daya sebesar 180 watt dan berat 42 kg.
Gambar 2.4 Unit Cooler Display Buah-buahan dan Sayuran (Sumber : http://tokoanekamesin.com/)
2.1.3 Perpindahan panas
Perpindahan panas merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang perpindahan energi karena adanya perbedaan temperatur. Energi yang berpindah pada proses perpindahan panas dinamakan kalor atau panas (heat). Panas akan terus mengalir secara alami dari temperature tinggi ke temperatur rendah dan akan terhenti saat mencapai kesetimbangan temperatur. Beberapa macam perpindahan panas yaitu : secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
2.1.4 Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan panas konduksi adalah perpindahan panas dari tempat yang bertemperatur tinggi ke tempat bertemperatur rendah melalui zat padat. Contoh dari perpindahan panas konduksi adalah kalor yang mengalir pada batang besi seperti Gambar 2.5
Persamaan perpindahan panas secara konduksi :
q
= L T A k t Q . . (2.1) Q =
k.A L T
.t (2.2)Pada Persamaan (2.1) dan Persamaan (2.2 )
q
: Kalor yang merambat per satuan waktu, Watt k : Koefisien konduksi termal zat, W/m .C. A : Luas penampang batang, m²L : Panjang batang, m
Q : Energi kalor yang merambat secara konduksi, Joule T
: Beda suhu antara permukaan bersuhu tinggi dengan permukaan bersuhu rendah, ºC
t
: Selang waktu, detik
Gambar 2.5 Perpindahan panas konduksi (Sumber :http://belajar-online3.blogspot.co.id)
2.1.5 Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan panas konveksi adalah perpindahan panas yang terjadi antara permukaan padat dengan fluida (cair atau gas). Contoh perpindahan panas konveksi adalah air yang dipanaskan dipanci, air di bagian bawah naik karena massa jenisnya berkurang dan digantikan oleh air diatasnya yang massa jenisnya lebih berat. Contohnya dari perpindahan panas konveksi dapat dilihat pada Gambar 2.6.
Persamaan perpindahan panas secara konveksi :
q . .( ) . .( ) hA t hA Ts T T Q (2.3) Pada Persamaan (2.3)
q : Perpindahan kalor secara konveksi, Watt
Q : Energi kalor yang dipindah secara konveksi, Joule h : Koefisien perpindahan kalor konveksi, W/m². ºC
t
: Selang waktu, detik
A : Luas Permukaan benda yang bersentuhan dengan fluida, m² T
: Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida, ºC Ts : Suhu permukaan benda, ºC
T: Suhu fluida di sekitar permukaan benda, ºC
Gambar 2.6 perpindahan panas konveksi (sumber : http://belajar-online3.blogspot.co.id)
Macam-macam perpindahan panas konveksi yaitu (1) perpindahan panas konveksi bebas dan (2) perpindahan panas konveksi paksa :
1. Perpindahan panas konveksi bebas
Perpindahan panas secara konveksi pada suatu benda panas yang pergerakkan fluidanya tanpa adanya alat bantu yang menggerakkan, dinamakan dengan perpindahan panas konveksi bebas. Pergerakkan fluida terjadi karena adanya perbedaan massa jenis. Contoh perpindahan panas konveksi bebas adalah panas kondensor pada showcase yang berpindah ke udara tanpa adanya kipas yang membantu mengalirkan udara sekitar.
2. Perpindahan Panas Konveksi Paksa
Perpindahan panas secara konveksi pada suatu benda panas yang pergerakkan fluidanya dibantu dengan suatu alat. Contoh dari alat bantu tersebut misalnya pompa dan fan / kipas. Contoh perpindahan panas konveksi paksa adalah panas dari kondensor yang berpindah pindah ke udara dengan adanya kipas yang menggerakan udara lingkungan di sekitar melalui kondensor.
2.1.6 Perpindahan Panas Radiasi
Selain perpindahan panas konduksi dan konveksi ada pula perpindahan panas secara radiasi. Perpindahan panas radiasi membuat melalui gelombang elektro magnet dan mampu merambat tanpa memerlukan media perantara. Contoh perpindahan panas radiasi dapat dilihat pada Gambar 2.7
Gambar 2.7 Contoh Perpindahan Panas Radiasi (sumber : http://rofaeducationcentre.blogspot.co.id)
Gambar 2.7 memperlihatkan telapak tangan yang didekatkan pada kayu bakar, telapak tangan akan merasakan panas. Pada kejadian ini terjadi perpindahan panas secara radiasi.
2.2 Bahan Pendingin (Refrigeran)
Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah bentuknya dari gas menjadi cair atau sebaliknya, bahan tersebut adalah bahan pendingin (refrigeran). Refrigeran yaitu fluida atau zat pendingin yang memegang peranan penting dalam sistem pendingin. Refrigeran digunakan untuk menyerap panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas melalui perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi). Refrigeran dapat dikatakan sebagai pemindah panas dalam sistem pendingin. refrigeran mengalami beberapa proses atau perubahan fase (cair dan uap), yaitu refrigeran yang mula-mula pada keadaaan awal (cair) setelah melalui beberapa proses akan kembali keadaan awalnya.
Secara umum refrigeran dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu :
1. Refrigeran Primer
Refrigeran primer adalah refrigeran yang digunakan dalam sistem kompresi uap dan mengalami perubahan fase selama proses refrigerasinya refrigeran primer meliputi beberapa macam diantaranya yaitu :
a. Udara
Penggunaan udara sebagai refrigeran umumnya dipergunakan untuk pesawat terbang. Sistem pendingin dengan refrigeran udara menghasilkan COP yang rendah, tetapi aman.
b. Hidrokarbon
Hidrokarbon merupakan refrigeran paling banyak dipakai dalam industri karena harganya murah dan termasuk refrigeran ramah lingkungan.
c. Refrigeran- 134a
Refrigeran ini biasannya dilambangkan R-134a dan mempunyai rumus kimia CH CH F. R134a mempunyai titik didih -15°F (-26,2°C) pada tekanan 1 atm. refrigeran ini tidak beracun, tidak mudah terbakar dan relative stabil.
2. Refrigeran Sekunder
Refrigeran sekunder adalah fluida yang membawa panas dari beban yang sedang didinginkan ke evaporator pada sistem refrigerasi. Refrigeran sekunder mengalami perubahan suhu bila menyerap panas dan membebaskan pada evaporator, tetapi tidak mengalami perubahan fase secara teknis. Air dapat digunakan sebagai refrigeran sekunder, namun yang paling sering digunakan adalah larutan garam (brine) dan larutan anti beku (antifreezes) yang merupakan larutan dengan suhu buku dibawah 0°C. Larutan anti beku yang sering digunakan adalah larutasn air dan glikoll etilen, glikol propilen, atau kalsium klorida.
Jenis refrigeran yang digunakan pada saat ini terdiri dari tiga susunan yaitu :
a. Hydro Fluoro Carbon (HFC),
Merupakan refrigeran baru sebagai alternative untuk mengantikan posisi Freon. Hal ini disebabkan karena refrigeran Freon mengandung zat chlor (CI) yang dapat merusak lapisan ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hydrogen, fluorine dan karbon tanpa adanya chlor (CI).
b. Hydro Cloro Fluoro Carbon (HCFC),
Merupakan refrigeran yang terdiri dari hydrogen, klorin, fluorin, dan karbon. Refrigeran ini terkandung jumlah minimal klorin, yang merusak lingkungan karena penipisan lapisan ozon.
c. Cloro Fluoro Carbon (CFC),
Merupakan refrigeran yang mengandung ditinjau dari berbagai segi pada saat ini pemakaian refrigeran yang umum diusulkan adalah Hydro Fluoro Carbon (HFC). Karena beberapa sifat positif yang dimilikinya antara lain sebagai berikut :
1. Tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau 2. Tidak menyebabkan korosi material
3. Dapat bercampur dengan minyak pelumnas kompresor
2.3 Sistem Refrigerasi
Siklus sistem refrigerasi adalah sebuah kombinasi dari komponen-komponen peralatan dan pemipaan yang disambung dalam urutan yang berurutan untuk menghasilkan efek dingin. Sistem refrigerasi merupakan suatu proses penarikan panas dari suatu benda/ruangan ke lingkungan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari temperatur lingkungannya. Pada dasarnya sistem refrigerasi dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Sistem Refrigerasi Mekanik
Sistem refrigerasi ini menggunakan mesin-mesin penggerak dan alat mekanik lain dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi mekanik diantara adalah :
a. Siklus kompresi uap
b. Refrigerasi siklus pengkondisian udara c. Kriogenik/refrigerasi temperatur ultra rendah
2. Sistem Refrigerasi Non Mekanik
Sistem refrigerasi ini tidak memerlukan mesin-mesin penggerak seperti kompresor dalam menjalankan siklusnya. Yang termasuk dalam sistem refrigerasi non mekanik diantaranya:
a. Refrigerasi termoelektrik b. Refrigerasi siklus absorbs c. Refrigerasi steam jet d. Magnetic
e. Heat pipe
2.4 Siklus Kompresi uap
Siklus pendingin kompresi uap merupakan sistem yang digunakan dalam showcase, pada sistem ini terjadi proses kompresi, pengembunan, ekspansi dan penguapan. Secara skematik sistem ditunjukkan pada Gambar 2.8, Gambar 2.9 dan Gambar 2.10.
Gambar 2.9 Proses Kompresi Uap Pada Diagram P-h
Siklus kompresi uap pada Gambar 2.8, Gambar 2.9 dan Gambar 2.10 tersusun dari beberapa tahapan sebagai berikut : proses kompresi, proses pendinginan dengan penurunan suhu, proses kondensasi, proses pendinginan lanjut, proses ekspansi (proses penurunan tekanan), evaporasi, dan proses pemanasan lanjut. Proses yang terjadi pada siklus refrigerasi kompresi uap :
1. Proses Kompresi 1 – 2
Adalah proses kompresi yang berlangsung pada entropi yang tetap atau berlangsung pada proses isentropis atau pada nilai S konstan. Kondisi awal refrigeran pada saat masuk di kompresor adalah gas panas lanjut bertekanan rendah, setelah dikompresi refrigeran menjadi gas panas lanjut bertekanan tinggi.
2. Proses pendinginan suhu gas panas lanjut (2-2a)
Merupakan penurunan suhu dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh. Proses ini berlangsung di awal kondensor. Refrigeran yang bertekanan dan temperature tinggi yang keluar dari kompresor kemudian membuang panas sehingga refrigeran berubah fase dari gas panas lanjut menjadi gas jenuh. Refrigeran mengalami penurunan suhu pada tekanan tetap Hal ini disebabkan adanya kalor yang mengalir ke lingkungan, karena suhu refigeran lebih tinggi dari suhu lingkungan.
3. Proses Kondensasi (2a-2b)
Proses kondensasi terjadi pada tahap 2a-2b Pada proses ini gas jenuh mengalami perubahan fase menjadi cair jenuh. Proses berlangsung pada suhu dan tekanan tetap. Pada proses ini terjadi aliran kalor dari kondensor ke lingkungan karena suhu kondensor lebih tinggi dari suhu udara lingkungan.
4. Proses Pendinginan Lanjut (2b-3)
Proses pendinginan lanjut terjadi pada tahap 2b-3. Pada proses pendinginan lanjut terjadi proses penurunan suhu refrigeran dari keadaan cair jenuh ke refrigeran cair. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan. Proses ini di perlukan agar kondisi refrigeran keluar kondensor benar-benar dalam fase cair.
5. Proses Penurunan Tekanan (3-4)
Proses Penurunan Tekanan pada tahap 3-4. Dalam fasa cair refrigeran mengalir menuju ke komponen pipa kapiler dan mengalami proses penurunan tekanan dan penurunan suhu. Sehingga suhu refrigeran lebih rendah dari temperatur lingkungan. Pada tahap ini fasa refrigeran berubah dari fase cair menjadi fase campuran : cair dan gas.
6. Proses Evaporasi (4-4a)
Proses evaporasi terjadi pada tahap 4-4a. Refrigeran dalam fasa campuran cair dan gas mengalir ke evaporator dan kemudian menerima kalor dari lingkungan yang akan didinginkan sehingga fasa dari refrigeran berubah seluruhnya menjadi gas jenuh. Proses berlangsung pada tekanan yang tetap, demikian juga berlangsung pada suhu yang tetap.
7. Proses Pemanasan Lanjut (4a-1)
Proses pemanasan lanjut terjadi pada tahap 4a-1. Pada saat refrigeran meninggalkan evaporator refrigeran kemudian mengalami proses pemanasan lanjut. Dengan adanya proses pemanasan lanjut fase refrigeran berubah dari fase gas jenuh menjadi gas panas lanjut. Dengan demikian refrigeran sebelum masuk kompresor benar-benar dalam fase gas. Proses berlangsung pada tekanan konstan.
2.5 Perhitungan – Perhitungan Pada Siklus Kompersi Uap
Berdasarkan Gambar 2.9 p-h diagram dan Gambar 2.10 T-s diagram maka dapat dihitung besarnya kerja kompresor, kalor yang dilepas evaporator, kalor yang dihisap evaporator, COP dan Efisiensi.
1. Kerja Kompresor (Win)
Kerja kompresor per persatuan massa refrigeran, dapat dihitung dengan Persamaan (2.4) :
Win = h2 – h1, (2.4)
Pada Persamaan (2.4) :
Win : Kerja kompresor persatuan massa refrigeran, h2 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kompresor, h1 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kompresor,
2. Energi kalor yang dilepas kondensor persatuan massa refrigeran (Qout) Besarnya kalor persatuan massa refrigeran yang dilepas kondensor dapat dihitung dengan Persamaan (2.5) :
Qout = h2 – h3, (2.5) Pada Persamaan (2.5) :
Qout : Energi kalor yang di lepas kondensor,
h2 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk kondensor, h3 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar kondensor,
3. Energi kalor yang diserap oleh evaporator persatuan massa refrigeran (Qin)
Besarnya panas persatuan massa refrigeran yang diserap oleh evaporator dapat dihitung dengan Persamaan (2.6) :
Qin = h1 – h4 , (2.6) Pada Persamaan (2.6) :
h1 : Nilai entalpi refrigeran saat keluar evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat masuk kompresor,
h4 : Nilai entalpi refrigeran saat masuk evaporator atau sama dengan nilai entalpi saat masuk pipa kapiler,
4. COP aktual mesin pendingin (COPaktual)
COPaktual (Coefficient Of Performance) mesin pendingin adalah perbandingan antara kalor yang diserap evaporator dengan energi listrik yang diperlukan untuk menggerakkan kompresor. Nilai COP mesin pendingin dapat dihitung dengan Persamaan (2.7) :
COPaktual = Qin / Win = (h – h ) / (h – h ) (2.7) Pada Persamaan (2.7) :
Qin : Kalor yang diserap evaporator persatuan massa refrigeran, Win : Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran,
5. COP ideal mesin pendingin (COPideal)
COP ideal merupakan COP maksimal yang dapat dicapai mesin pendingin, dapat dihitung dengan Persamaan (2.8) :
COPideal = (Te ) / ( Tc – Te ) (2.8)
Pada Persamaan (2.8) :
Te : Suhu evaporator, K
Tc : Suhu kondensor, K
6. Laju aliran massa refrigeran (ɱ)
Laju aliran massa refrigeran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (2.9) :
ɱ = (Daya / Win ) = (V.I / 1000) / Win (2.9) Pada Persamaan (2.9) :
ɱ : Laju aliran massa refrigeran, Daya : Daya kompresor
Win : Kerja yang dilakukan kompresor persatuan massa refrigeran,
7. Efisiensi mesin pendingin (ƞ)
Efisiensi Showcase dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.10) :
Ƞ = (COP aktual / COP ideal) x 100% (2.10) Pada Persamaan (2.10) :
Ƞ : Efisiensi mesin pendingin
COPaktual : Koefisien prestasi mesin pendingin showcase
Copideal : Koefisien prestasi maksimum mesin pendingin showcase
2.6 Komponen Utama Mesin Pendingin Siklus Kompresi Uap
Komponen utama mesin pendingin kompresi uap terdiri dari beberapa komponen seperti : Kompresor, kondensor, evaporator, dan pipa kapiler
1. Kompresor
Kompresor merupakan unit tenaga dalam sistem mesin pendingin. Kompresor berfungsi memompa bahan pendingin keseluruh bagian mesin pendingin. Kompresor akan memompa gas refrigeran dibawah tekanan dan panas yang tinggi pada sisi tekanan tinggi dari sistem dan menghisap gas bertekanan rendah pada sisi intake (sisi tekanan rendah). Kompresor yang sering digunakan pada mesin pendingin adalah jenis kompresor Hermetik (Hermetic Compressor). Kompresor ini digerakan langsung oleh motor listrik dengan komponen mekanik yang berada dalam satu wadah tertutup. Posisi porosnya bisa vertikal maupun horizontal. Faktor lain penggunaan kompresor hermatik ini pada mesin pendingin adalah motor dapata bekerja pada keadaan yang bersih, karena dalam satu wadah yang tertutup tidak ada debu atau kotoran yang dapat memasukinya. Dalam pengunaan kompresor hermatik ada beberapa keuntungan dan kerugian yang dimilikinya.
Gambar 2.11 Kompresor
(Sumber : http://bengkelmania.blogspot.co.id )
Macam-macam Kompresor a. Kompresor Sentrifugal
Kompresor sentrifugal merupakan peralatan mekanik yang digunakan untuk memberikan energi kepada fluida gas, sehingga gas dapat mengalir dari suatu tempat ke tempat lain. Penambahan energi ini bisa terjadi karena adanya konversi energi mekanik ke dalam energi tekanan. Kompresor sentrifugal termasuk ke dalam kompresor dinamik, dimana kompresor ini memiliki prinsip kerja yaitu mengkonversikan energi kecepatan gas yang dibangkitkan oleh aksi yang dilakukan impeller yang berputar dari energi mekanik unit penggerak menjadi energi tekanan di dalam diffuser. Kompresor sentrifugal ini digerakkan oleh turbin daya yang merupakan bagian turbin gas
Gambar 2.12 Kompresor sentrifugal (Sumber : http://belajardiesel.blogspot.co.id )
b. Kompresor Sekrup (Screw)
Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan (engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik pada pesawat - pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan menekan fluida.
Gambar 2.13 Kompresor Sekrup (screw) (Sumber : http://belajardiesel.blogspot.co.id )
c. Kompresor Semihermetik
Pada kompresor semihermetik, poros engkol dari kompresor menjadi satu dengan motor listriknya, sehingga beberapa kerugian mekanis dapat dieliminasi disamping berkurangnya pemakaian seal pencegah kebocoran refrigeran pada kompresor. Juga harus mengunakan refrigeran yang mempunyai sifat sebagai isolator. Pada kompresor semi-hermatik ini, bagian-bagian penutup dan penyambungnya masih bisa dibuka.
Gambar 2.14 Kompresor Semihermetik (Sumber :https://www.indotrading.com )
Keuntungan dan kerugian dari macam-macam kompresor a. Kompresor Sentrifugal
Keuntungan :
1. Memiliki masukan aksial dan keluaran radial 2. Kapasitas tersedia dari kecil hingga besar 3. Tekanan discharge dipengaruhi density gas Kerugian :
1. Kompresor ini banyak bekerja di tekanan rendah
b. Kompresor Sekrup (Screw) Keuntungan :
1. Pasangan rotor yang berputar pada kecepatan tinggi 2. Mengurangi getaran yang terjadi
3. Fluktuasi aliran dan moment puntir yang timbul menjadi sangat kecil Kerugian :
1. Dari segi harga jauh lebih mahal dari pada tipe piston 2. Biasanya terpisah dengan tanki (tabung) udaranya
c. Kompresor Semihermetik Keuntungan :
1. Bentuknya yang integrated dan ringkas 2. mudah di repair sendiri
Kerugian :
1. Bagian yang rusak di dalam rumah kompresor tidak dapat diperbaiki sebelum rumah kompresor dipotong.
2. Minyak Pelumas di dalam kompresor semihermetik susah diperiksa.
2. Kondensor
Kondensor adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai alat penukaran kalor menurunkan temperatur refrigran dari bentuk gas menjadi cair. Agar proses pelepasan kalor bisa lebih cepat, pipa kondensor didesain berliku dan bila kotor harus segera dibersihkan karena kotoran tersebut menggangu dalam proses pelepasan kalor.
Gambar 2.15 Kondensor ( Sumber : https://indonesian.alibaba.com )
Macam-macam Jenis Kondensor
a. Air Cooled Condenser (mengunakan udara sebagai cooling mediumnya). Air Cooled Condenser mengkondensasikan pembuangan uap dari turbin
uap dan kembali kondensat (cairan yang sudah terkondensasi) ke boiler tanpa kehilangan air.
Gambar 2.16 Air Cooled Condenser (Sumber : http://www.holtecasia.com )
b. Water Cooled Condenser (Mengunakan Air Sebagai Mediumnya) Water Cooled Condenser yaitu kondensor yang diinginkan oleh air dibantu oleh pompa jenis ini menggunakan air sebagai media pendingin. Kondesor type ini terdiri dari suatu ruangan untuk menampung gas refrigeran dari kompresor. Di dalamnya terdapat jalu-jalur pipa untuk pendinginan. Air dilairkan melewati pipa-pipa ini baik dari aliran air minum kota (PDAM) atau dari tempat-tempat lain. Air tidak boleh kotor atau mengandung larutan-larutan kimia yang bisa menyumbat dan merusak pipa-pipa tersebut.
Gambar 2.17 Water Cooled Condenser
c. Evaporatif Condenser (Mengunakan Kombinasi Udara Dan Air Sebagai Mediumnya)
Evaporatif Condenser yaitu kombinasi dari kondensor berpendingin air dan kondensor berpendingin udara, mengunakan prinsip penolakan panas oleh penguapan air menjadi aliran udara menjadi kumparan kondensasi.
Gambar 2.18 Evaporatif Condenser ( Sumber : http://www.evapco.com )
Keuntungan Dan Kerugian Dari Jenis Kondensor a. Air Cooled Condenser
Keuntungan :
Tersediannya udara yang cukup sebagai media pendingin tanpa memerlukan biaya tambahan
Kerugian :
Sistem refrigerasi beroperasi pada tekanan kerja yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan condenser berpendingin air, akibatnya kompresor akan memerlukan daya yang lebih besar sebagai kompensasi dari kenaikan tekanan dan temperature kerjannya.
b. Water Cooled Condenser Keuntungan :
Dikarenakan air memiliki kemampuan memindahkan kalor yang lebih baik dari pada udara.
Kerugian :
Boleh Tidaknnya memakai air dengan kapasitas besar untuk sistem air buangnya.
c. Evaporatif Condenser Keuntungan :
Mensirkulasikan air dan kipas untuk mengalirkan udara, hanya diatur oleh satu klep.
Kerugian :
Adanya ketidak mampuan dari udara pendinginan untuk mencapai suhu pendinginan yang dikehendaki.
3. Pipa Kapiler
Pipa kapiler adalah sebuah pipa tembaga kecil yang digunakan mesin pendingin baik itu kulkas, ac, showcase ,dll. Pipa kapiler berfungsi sebagai alat menurunkan tekanan bahan pendingin cair yang mengalir di dalam pipa tersebut yang berasal dari pipa-pipa kondensor dan melewati proses penyaringan di filter setelah itu baru menuju pipa kapiler.
Gambar 2.19 Pipa Kapiler
4. Thermostat
Thermostat adalah mengatur kerja kompresor secara otomatis berdasarkan atas suhu pada setiap bagian. Untuk mencegah seperti pembekuaan/frosting ini, dan agar temperature ruang dalam kendaraan dapat disetel sesuai dengan suhu yang diinginkan, maka thermostats dipasangkan. Alat berupa saklar ini terpasang pada evaporator case dengan pipa kapilernnya terpasang dan terbungkus rapat pada pipa saluran masuk evaporator.
Gambar 2.20 Thermostat ( Sumber : http://shop.rabtron.co.za )
5. Katup Ekspansi / Expansion Valve
Katup Ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan temperature serta menginjeksikan refrigeran melalui orifice, sehingga refrigeran yang keluar temperature dan tekannya menjadi rendah.
Gambar 2.21 Katup Ekspansi
6. Evaporator
Evaporator adalah suatu alat dimana bahan pendingin menguap dari cair menjadi gas. Melalui perpindahan panas dari dinding – dindingnya, mengambil