• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS

C. Proses Belajar Mengajar Al-Qur’an

3. Macam-macam Sistem dan Metode Pembelajaran Al-Qur’an

Setiap mukmin yang mempercayai al-Qur’an mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap kitab sucinya itu. Diantara kewajiban dan tanggung jawab itu ialah mempelajari dan mengajarkannya. Belajar dan mengajarkan al-Qur’an itu adalah suatu perbuatan yang mulia. Rasulullah bersabda : “sebaik-baik kamu ialah orang yang mempelajari al-Qur’an dan Mengajarkannya”.

Jadi belajar al-Qur’an merupakan kewajiban yang utama bagi setiap mukmin, begitu pula mengajarkannya. Belajar al-Qur’an dapat dibagi beberapa tingkatan, yaitu belajar membacanya, sampai lancar dan baik sesuai dengan kaidah-kaidah tajwid, belajar memahami artinya, belajar mentadabburnya, dan belajar menghafal ayat-ayatnya di luar kepala, sebagaimana yang dilakukan oleh para sahabat di masa Rasulullah SAW. Dan diikuti oleh generasi Islam sampai saat ini.

Adapun perkembangan sistem pengajaran al-Qur’an di Indonesia seperti dalam madrasah-madrasah yang modern, seperti yang didirikan oleh Muhammdiyah atau NU, pelajaran membaca al-Qur’an sudah diatur lebih sempurna. Anak-anak itu diajar membaca huruf Arab di papan tulis dan dilatih membunyikan ayat-ayat itu dengan hafalan dan bacaan yang baik.

Pada akhir-akhir ini, banyak perkumpulan-perkumpulan Islam sudah menciptakan sendiri kitab-kitab pelajaran membaca al-Qur’an dengan sistem yang baik, kebanyakan dengan memperhatikan contoh-contoh pelajaran di Mesir.16

Dalam pembelajaran al-Qur’an ini ada beberapa sistem dan metode yang ada dan berkembang di Indonesia. Metode yang selama ini kita terapkan dalam mempelajari al-Qur’an, ternyata sudah kurang sesuai lagi, karena dengan metode yang ada, belajar membaca al-Qur’an dirasa sulit dan memakan waktu yang relatif lama.

Para ulama, tokoh masyarakat, dan para pimpinan lembaga Al-Qur’an banyak menciptakan metode belajar membaca al-Qur’an dengan cepat. Sampai saat ini tidak kurang dari 20 metode, diantaranya sebagai berikut :

a. Metode Baghdadiyyah b. Metode Hattaiyyah di Riau c. Metode Al-Barqi di Surabaya d. Metode Qira’ati di Semarang e. Metode Iqra’ di Yogyakarta

f. Metode Al-Banjari di Banjarmasin g. Metode SAS di Jawa Timur

h. Metode Tombak Alam di Sumatra Barat.

i. Metode Muhafakah ; metode yang digunakan untuk pengajaran al-Qur’an dengan cara hafalan kalimat sehari-hari.

j. Metode Muqoronah ; yaitu dengan padanan huruf atau persamaan huruf atau transliterasi.

k. Metode wasilah ; Metode urai baca dengan alat peraga. l. Metode saufiyah ; dengan cara gestalt

m. Metode tarqidiyah ; pada dasarnya sama dengan metode Bagdadiyah. n. Metode jam’iyah ; metode campuran

o. Metode an-Nur p. Metode El-Fath

q. Metode 15 jam belajar al-Qur’an r. Metode Aba Ta Tsa

Metode tersebut adalah hasil penelitian Litbang Depag bulan Januari tahun 1994. Disimpulakan bahwa metode Al-Barqi lebih tepat digunakan secara klasikal dan dapat masuk dalam kegiatan intrakulikuler.17

Adapaun metode SAS, Iqra’, dan al-Banjari dapat digunakan dalam kelompok kecil dengan sistem tutorial sehingga pelaksanaannya lebih tepat di luar kegiatan

17 Hasan Muarif Ambari dan Taufik Abdillah, Ensiklopedia Islam, ( Jakarta : PT. Iktiar Baru Van Hoeve 1996 ) jilid 2, h. 391

kulikuler. Metode Iqra’ akhirnya lebih banyak dipakai karena lebih mudah dan cepat dipahami oleh anak didik,meskipun memakan waktu yang cukup lama. Metode ini ditemukan oleh K.H. As’ad Humam (1933-1996) , pendiri Persatuan Pengajian Anak-Anak Kota Gede dan Sekitarnya (PPKGS, 1953).

Dalam uapaya mencari metode belajar dan mengajar membaca al-Qur’an, berbagai buku menawarkan cara-cara baru, sebagaimana yang telah disebut di atas, antara lain : metode bagdadiyah, metode Qira’ati, metode al-Barqi, metode Iqra’ metode Aba Ta Tsa dan metode lainnya. Adapun yang akan dikembangkan dalam skripsi ini adalah suatu kajian perbandinagan antara metode Aba Ta Tsa dan metode Iqra. Metode Aba Ta Tsa adalah metode yang baru mulai diterapkan di lembaga-lembaga pendidikan formal khususnya Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan lembaga-lembaga non formal lainnya, sedangkan metode Iqra adalah metode yang sudah lama diterapkan di TPA/ LTQA seluruh tana air.

D. Efektivitas Pembelajaran Al-Qur’an 1. Pengertian Efektivitas

Kata “efektivitas” merupakan kata sifat dari kata “efektif” yang berarti ada efeknya (akibat, pengaruh, kesan), manjur atau mujarab, dapat membawa

hasil ; Berhasil Guna.18 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efektif berarti dapat membawa hasil guna atau tepat guna.19

Efektivitas adalah merupakan salah satu kriteria keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Hal ini didukung oleh pendapat etzioni (1964) bahwa : “efektivitas dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya.”20 Sesuatu dapat dikatakan efektif jika dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (telah direncanakan) sebelum melakukan hal tersebut.

Jadi, berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa secara umum efektifitas berarti ketercapaian suatu usaha dengan tujuan yang telah direncanakan sebelumnya.

Dalam dunia pendidikan efektifitas dapat ditinjau dari 2 segi, yaitu segi efektifitas mengajar guru dan segi efektifitas belajar murid. Efektifitas mengajar guru terutama menyangkut jenis-jenis kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. Efektifitas belajar murid terutama menyangkut tujuan-tujuan pelajaran yang diinginkan telah dicapai melalui kegiatan belajar mengajar yang ditempuh.21

18 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa

Indonesia (Jakarta : Balai Pustaka), Cet. Ke-8, h. 961

19 Departement pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, hal.250 20 WWW. Sisdiknas Co.Id.

21 Madya, Eko Susilo, Dasar-dasar Pendidikan, (Semarang : Effhar offset,1990), Cet. Ke-1, h.63

Sejalan dengan pendapat di atas, Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik/ Metodik/ Kurikulum IKIP Surabaya (1988) mengemukakan bahwa “efektivitas adalah tingkat keberhasilan sesorang dalam mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini seorang yang hendak mencapi tujuan tersebut adalah siswa dan guru, sedangkan tujuan yang hendak dicapai adalah tujuan pembelajaran”. Dengan demikian yang dimaksud dengan efektivitas dalam pembelajarn Al-Qur’an adalah tingkat keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam proses pembelajaran dalam waktu yang singkat.

2. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Proses Pembelajaran

Dokumen terkait