• Tidak ada hasil yang ditemukan

Macroeconomic Review

Dalam dokumen Situs Resmi PT.PELNI (Persero) - (Halaman 172-174)

Sepanjang tahun 2016, situasi perekonomian global pada 2016 masih diliputi oleh ketidakpastian. Kondisi tersebut tidak hanya dialami oleh negara-negara berkembang tetapi juga negara-negara maju dengan pondasi makroekonomi domestik yang relatif kuat. Tren pemulihan ekonomi dunia belum signifikan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi negara-negara maju yang berjalan lambat, kecuali ekonomi AS yang terus membaik. Perbaikan kondisi ekonomi AS, diindikasikan dari menguatnya sektor tenaga kerja dan meningkatnya inflasi, yang mendorong Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan Fed Fund Rate (FFR) pada bulan Desember 2016 yang berpotensi meningkatkan cost of

borrowing di pasar keuangan global.

Di sisi lain, India dan Cina mencatat pertumbuhan ekonomi yang diharapkan dapat menjadi sumber pendorong pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan sejumlah harga komoditas. Meskipun masih pada level yang rendah, kenaikan harga minyak dunia mulai terjadi dan berpotensi meningkat seiring kesepakatan OPEC untuk menurunkan produksinya. Pertumbuhan ekonomi Cina pada tahun 2016 didorong oleh sektor konsumsi dan investasi. Konsumsi Cina pada tahun 2016 cenderung lebih solid, didukung oleh stimulus untuk mendukung penjualan sektor properti dan otomotif. Penjualan otomotif dan properti meningkat pada tahun 2016 pasca penerapan pelonggaran kredit dan pemberian subsidi oleh Pemerintah.

Throughout 2016, global economy condition in 2016 was still overshadowed by uncertainty. The condition was not only experienced by emerging markets but also advanced countries with relatively strong domestic macroeconomic foundations. World’s economic recovery trend was less significant as in line with slow economci growth in the advanced countries, except US that continuously showing economic recovery. The US economic recovery was indicated by stronger man power sector and increasing inflation rate that encouraged The Federal Reserves (The Fed) to adjust Fed Fund Rate (FFR) in 2016 that may potentially increase cost of borrowing int he global financial market.

On the other hand, India and China recorded economic growth that are expected to be engine of global economic growth and improvement of commodity prices. Despite still arrived at low level, world’s oil price increase was surge and potentially higher as OPEC agreement to reduce its production. In 2016, China economic growth was driven by consumption and investment sectors. China’s consumption in 2016 was stronger that was supported by stimulus to encourage sales in property and automotive sectors. The automotive and property sales increased in 2016 after the implementation of credit moderation and subsidy facility from the Government.

Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 secara year

on year (yoy) sebesar 5,02% berada sedikit dari yang dikehendaki

Pemerintah yaitu sebesar 5,2%, namun dibandingkan dengan capaian tahun 2015 sebesar 4,88%, terjadi kenaikan. Tidak tercapainya disebabkan penerimaan negara hanya tercapai sebesar Rp1.551,18 triliun atau hanya 86,9% dari target APBN. Hal tersebut juga disebabkan konsumsi pemerintah anjlok hingga 4,05%. Adapun Produk Dometik Bruto (PDB) mencapai sebesar Rp12,406 triliun dan PDB per Kapita sebesar Rp47,9 Juta, adalah merupakan sedikit negara di dunia yang memiliki pertumbuhan positif.

Sedangkan dinamika politik tahun pertama pasca pesta demokrasi yang diselenggarakan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun sekali telah dilalui dengan baik, sehingga dinamika yang diperkirakan akan terjadi secara ekstrim dapat dikendalikan oleh Pemerintah Indonesia yang memiliki legitimasi yang tinggi dari rakyat Indonesia, sehingga negara dalam kondisi yang kondusif dan menjadikan pembelajaran berpolitik dan berdemokrasi secara sehat bagi masyarakat, sehingga bangsa Indonesia dapat disejajarkan dengan bangsa-bangsa lain yang telah terlebih dahulu maju peradabannya, berjalan dengan baik terjadi sebagai wujud demokrasi telah berjalan dengan baik, seperti yang diharapkan.

Sehingga apabila sumber daya alam yang dimiliki dapat dikelola dengan baik, profesional dan inovatif akan memberikan value

added yang luar biasa sehingga bangsa Indonesia dipastikan

akan dapat mensejahterakan seluruh rakyatnya, selain itu perekonomian negara Indonesia akan sejajar dengan negara yang telah memiliki tingkat ekonomi yang dikategorikan maju di dunia. Apalagi pada awal tahun 2016 Mayarakat Ekonomi ASEAN (MEA) resmi telah diberlakukan, sehingga dengan persiapan yang matang untuk menjaga daya saing bangsa Indonesia menjadi bangsa yang unggul dengan memaksimalkan sumber daya alam yang dimiliki oleh negara ini, sehingga diharapkan Indonesia akan menjadi leader di kalangan negara-negara ASEAN dan akan menjadi salah satu negara besar di dunia pada masa mendatang.

Indonesia economic growth achievement in 2016 reached 5.02% by year on year (yoy) or slightly below the Government’s expectation of 5.2%, however, if compared with 4.88% achievement in 2015, the growth is higher. The realization below the target was due to state revenue only achieved Rp1,551.18 trillion or 86.9% from the APBN target. This was also due to fell of Government’s consumption to 4.05%. Gross Domestic Product (GDP) achieved Rp12.406 trillion and GDP per Capit achieved Rp47.9 million or brought Indonesia as one of the countries with positive growth worldwide.

However, political dynamics during the first period of post- democractic event held in every 5 (five) years had been passed very well, therfore, the projection of extreme turbulence was successfully controlled by the Government of Indonesia with high legitimacy from Indonesian people, therefore, the Country was under conducive condition and became a lesson learn for fair political and democractic life for the society, thus, Indonesia has now well-managed and being equal with other countries with more advance civilization that manifests the democracy has been implemented propertly as expected.

If the national natural resoruces are managed optimally, professionally and innovatively, this will generate huge value- added to ensure Indonesia will bring welfare to all of its people, moreover, economy of Indonesia will be equal with other countries that are clasified as advanced economy countries in the world. Furthermore, at beginning of 2016, ASEAN Economic Community (AEC) has been officially implemented, therefore, thorough preparation to maintain competitive advantage of Indonesia towards an excellent nation by optimizing its natural resources is expected to bring Indoensia as leader among the ASEAN countries and will become one of major countries worldwide in the future.

Dalam dokumen Situs Resmi PT.PELNI (Persero) - (Halaman 172-174)

Dokumen terkait