• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mahasiswa Fakultas Hukum

Dalam dokumen BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 29-37)

Mahasisw a fakultas hukum adalah masyarakat terdidik yang memenuhi prasyarat akademis untuk berprofesi sebagai hakim. Untuk menjalani profesi tersebut, seseorang harus melangkahkan kakinya pertama kali ke perguruan tinggi yang mengadakan program studi ilmu hukum dan mendapatkan gelar sarjana hukum (S.H). Artinya, gelar kesarjanaan merupakan fondasi keilmuan bagi seorang hakim.

Pada penelitian ini, mahasisw a diberlakukan sebagai mock judges yang artinya seolah-olah hakim. Sehingga mahasisw a yang dilibatkan dalam penelitian harus memenuhi persyaratan tertentu. Mahasisw a yang terlibat merupakan mereka yang sudah atau sedang mengambil mata kuliah yang berhubungan dengan kejahatan atau hukuman mati pada perguruan tinggi berafiliasi agama. Yang dimaksud dengan perguruan tinggi berafiliasi agama adalah perguruan tinggi yang secara eksplisit mencantumkan agama di bagian namanya3.

Fieldman, Parker, dan Hunsberger (dalam Junkin, 2001), berpendapat bahw a kuatnya penetapan pilihan agama seseorang banyak terjadi pada masa perguruan tinggi. Hal ini dikarenakan pada masa perguruan tinggi mahasisw a memiliki pemikiran yang lebih kritis dalam menyikapi isu-isu keagamaan. Pernyataan ini diperkuat oleh Lee (2010) yang menjelaskan bahw a ketika seseorang memasuki tahap dew asa aw al, ia akan lebih memahami makna keagamaan yang dipelajarinya ketimbang masa remaja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahw a mahasisw a lebih        

memahami makna keagamaan yang dipelajarinya pada perguruan tinggi berafiliasi agama.

Selain itu, dapat diasumsikan bahw a perguruan tinggi yang berafiliasi agama memasukkan nilai-nilai keagamaan ke dalam kurikulum pendidikan, mereka termasuk kurikulum pendidikan hukum. Untuk mendapatkan gambaran mengenai mata kuliah yang disajikan kepada mahasisw a terkait dengan kejahatan atau hukuman mati, penulis menelusuri tiga4 perguruan tinggi berafiliasi agama yakni Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Kristen Indonesia, dan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya.

Daftar mata kuliah yang penulis sajikan merupakan hasil w aw ancara dengan pihak yang berw enang pada perguruan tinggi tersebut. Berikut merupakan daftar mata kuliah yang ber kaitan dengan kejahatan atau hukuman mati:

Tabel 2.2. Daftar Mata Kuliah yang Berkaitan dengan Kejahatan atau Hukum an Mati

Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta5

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya6

Universitas Kristen Indonesia7

Hukum Pidana Hukum Pidana Hukum Pidana

Hukum Acara Pidana Hukum Acara Pidana Hukum Acara Pidana Hukum Pidana Islam Hukum Penitensier Hukum Penitensier        

4 Di Indonesia te rdapat 6 agama utama yakni Islam, Katolik, Kristen Protestan, Buddha, Hindu, dan  Kong Hu Chu, namun tidak semua perguruan tinggi be rafiliasi agama memiliki fakultas hukum atau  jurusan ilmu hukum.  

5 Daftar mata kuliah dan penje lasan diperoleh da ri wawanca ra dengan Abu Tamrin,S.H.,M.H selaku  Sekretaris Prodi Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.  

6 Daftar mata kuliah dan penje lasan diperoleh da ri wawanca ra dengan Siradj Okta,S.H.,LLM(kepala)  selaku Dosen FH UNIKA Indonesia A tma Jaya. 

Hukum & Hak Asasi

Manusia Krimonologi Kriminologi

Kekuasaan Kehakiman Tindak Pidana Tertentu Tindak Pidana dalam KUHP

Kemahiran Beracara Pidana

Sumber: Hasil wawancara

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing mata kuliah: a. Hukum Pidana

Hukum Pidana merupakan mata kuliah yang membedah segala aspek yang berhubungan dengan hukum pidana yang ada di Indonesia. Aspek-aspek tersebut meliputi jenis tindak pidana, jenis-jenis delik, sanksi, kejahatan dan pelanggaran, hingga sistematika KUHP dan RUU KUHP. Kata pidana merupakan terjemahan dari kata Strafrecht yang merupakan kata dalam bahasa Belanda. Pada dasarnya hukum pidana mencakup segala aturan hukum yang mengandung keharusan dan tidak boleh dilanggar. Jika dilanggar, maka kepada pelanggar akan dijatuhi hukuman dalam bentuk penderitaan fisik. Salah satu hukuman bentuk hukuman tersebut adalah hukuman mati.

b. Hukum Acara Pidana

Mata kuliah ini berisikan materi tentang proses dan prosedur penegakan hukum mulai dari adanya perkara, penyidikan, penyelidikan, penangkapan, penuntutan, pengadilan, penjatuhan hukuman, hingga pelaksanaan hukuman. Pada mata kuliah ini mahasisw a juga mempelajari pihak-pihak yang berperan dalam setiap langkah penegakan hukum, seperti polisi, jaksa, hakim, saksi, pelaku dan seterusnya.

c. Kriminologi

Mata kuliah ini mengkaji sebab musabab seseorang melakukan kejahatan, proses terjadinya kejahatan, dan perbuatan-perbuatan yang disebut sebagai kejahatan.

d. Hukum Penitensier

Pada mata kuliah ini mahasisw a mempelajar i konsep dan jenis-jenis pemidanaan (sanksi atau hukuman) dalam konteks hukum pidana secara konkrit. e. Hukum Pidana Islam

Mata kuliah ini membahas aspek hukum pidana dalam agama Islam. Pada mata kuliah ini, mahasisw a dapat mempelajari tentang pengertian hukum pidana Islam, sumber-sumber aturan pidana Islam, delik hukum pidana Islam, hukuman dan sebab-sebab dihapusnya suatu hukuman.

f. Hukum dan Hak Asasi Manusia

Mata kuliah ini membedah sejarah perkembangan hak asasi manusia, istilah dibidang hak asasi manusia, hak asasi manusia dalam UUD 1945, teori dan praktik hak asasi manusia ditinjau dari perspektif hukum, dan hak asasi manusia dalam perspektif hukum islam.

Kaitannya dengan hukuman mati, hak asasi manusia sering kali digunakan sebagai senjata untuk menolak pelaksanaan hukuman mati. Penghilangan nyaw a secara hukum dianggap telah merampas hak hidup pelaku kejahatan. Kendati demikian, pihak yang mendukung hukuman mati juga menyuarakan penegakan hak asasi manusia, karena menganggap hukuman mati ditegakan untuk kepentingan orang banyak.

g. Kekuasaan Kehakiman

Kekuasaan Kehakiman merupakan mata kuliah yang mengkaji tentang asas-asas kehakiman dan pelaku kekuasaan kehakiman. Hal ini meliputi hak dan kew ajiban hakim dalam persidangan.

h. Tindak Pidana Tertentu

Mata kuliah ini berfokus pada tindak pidana dan unsur-unsurnya secara mendalam.

i. Tindak Pidana Dalam KUHP

Mata kuliah ini membahas tentang unsur-unsur tindak pidana dalam pasal-pasal di KUHP. Unsur-unsur tindak pidana yang dimaksud antara lain:

1. Subjek: Adanya pelaku pidana yang merupakan manusia.

2. Kesalahan: Kesalahan terdiri dari dua macam yaitu dengan niat atau keinginan dan kulpa (kelalaian).

3. Bersifat melaw an hukum: Tindakan yang dilakukan bersifat melanggar undang-undang.

4. Tindakan: Tindakan harus dapat dibuktikan. Tindakan terdiri dari dua macam yaitu tindakan aktif dan pasif. Tindakan aktif adalah tindakan yang dilarang secara hukum, misalnya pembunuhan ( melanggar KUHP Pasal 340). Sedangkan tindakan pasif adalah tidak melakukan tindakan yang diw ajibkan hukum, misalnya bayar pajak.

5. Tempat tindak pidana: adanya lokasi kejadian per kara secara spesifik. 6. Waktu kejadian: w aktu kejadian per kara sesuai dengan w aktu

7. Keadaan: Adanya catatan keadaan lokasi kejadian, misalnya posisi korban, posisi barang, dan lain-lain.

Untuk menyatakan seseorang telah melakukan tindak pidana, maka semua unsur di atas harus terpenuhi. Apabila ada salah satu unsur tidak terpenuhi, maka pelaku akan dilepaskan. Sedangkan jika dakw aan terhadap subjek atau pelaku tidak didukung dengan bukti-bukti yang dihadirkan dipersidangan, maka akan dibebaskan. j. Kemahiran Beracara Pidana

Kemahiran Beracara Pidana merupakan mata kuliah yang berisikan praktik peradilan. Pada mata kuliah ini, mahasisw a mempraktikkan peran-peran dalam persidangan, seperti hakim, jaksa, pengacara, tersangka, dan seterusnya.

Dari mata kuliah yang disajikan diyakini dapat memberikan w aw asan kepada mahasisw a terkait dengan praktik hukuman mati di Indonesia. Hal ini juga yang membedakan mahasisw a fakultas hukum dengan mahasisw a non hukum ataupun non mahasisw a. Lester (1997, dalam A mbrioso 2005) menjelaskan bahw a orang yang sudah mempelajari ilmu hukum di bangku kuliah lebih memahami implikasi sesungguhnya dari penggunaan hukuman mati. Sehingga, dapat diartikan bahw a penilaian mahasisw a fakultas hukum terkait dengan hukuman mati merupakan hasil pertimbangan yang matang dan berlandaskan keilmuan.

Pada perguruan tinggi berafiliasi agama juga terlihat adanya muatan nilai-nilai keagamaan pada kurikulum pendidikan mereka. Berikut ini merupakan gambaran mata kuliah yang berkaitan dengan keagamaan yang diajarkan kepada mahasisw a pada masing- masing perguruan tinggi:

Tabel 2.3 Daftar Mata Kuliah yang Berkaitan dengan Keagam aan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya

Universitas Kristen Indonesia

Ulumul Qur'an dan Hadis Agama Katolik Etika Kristen Aqidah Akhlak Pendidikan Agama Pendidikan Agama Ushul Fiqih I Pengantar Filsafat

Ushul Fiqih II

Fiqih / Praktik Ibadah

Sumber: Hasil wawancara

Daftar mata kuliah yang diperoleh berasal dari hasil yang sama dengan daftar mata kuliah yang berkaitan dengan hukuman mati. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing- masing mata kuliah tersebut:

a. Ulumul Qur’an dan Hadis

Pada mata kuliah ini, mahasisw a mempelajari tentang ilmu Qur’an dan hadis secara umum.

b. Aqidah Akhlak

Mata kuliah ini membahas tentang teologi dalam ilmu Islam. c. Usuhl Fiqih I dan II

Mata kuliah ini membedah tentang prinsip dasar dalam fiqih. Fiqih merupakan hasil olah pikir dalam hukum islam.

d. Fiqih atau Praktik Ibadah

Mahasisw a mempelajari tentang tata cara beribadah agama Islam pada mata kuliah ini.

e. Agama Katolik

Mata kuliah ini mengkaji tentang agama Katolik ter masuk Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

f. Pendidikan Agama ( UNIKA Atma Jaya)

Pada mata kuliah ini, mahasisw a mempelajari tentang seluruh agama yang ada di Indonesia, namun tidak secara mendalam.

g. Pengantar Filsafat

Mata kuliah ini pada dasarnya bukan merupakan mata kuliah keagamaan murni, namun di dalam materinya banyak membahas tentang filsafat-filsafat yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh dalam agama Katolik.

h. Etika Kristen

Pada mata kuliah ini, mahasisw a mempelajari tentang etika dalam kekristenan yang berhubungan dengan profesi.

i. Pendidikan Agama ( UKI)

Dalam dokumen BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA (Halaman 29-37)

Dokumen terkait