PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. Paparan Data
3. Makna Simbol Mamuli
Simbol Mamuli diyakini oleh berbagai kalangan untuk mendapatkan satu petunjuk atau sebagai perwujudan sang pencipta yang tak terlihat oleh kasat mata manusia,tetapi sangat dihormati dengan cara mendoakan atau megadakan salah satu upacara adat setempat.Simbol selalu dikaitkan dengan kehidupan manusia yang berperan sebagai perjalanan kisah antara kehidupan dan kematian.Makna simbol Mamuli Menyatakan bahwa symbol mamuli ini merupakan symbol rahasia yang digunakan oleh penganut ajaranKristus yang teraniaya oleh kekuasaan romawi saat itu. Menurut sejarah, ketika orang Kristen bertemu di jalan, mereka akan menggambar satu lengkungan sederhana menyerupai setengah ikan. jika orang asing menggambar lengkungan menyerupai setengah ikan lainnya, mereka akan saling percaya untuk dapat bekerja sama.”Satu hal yang pasti ialah kepercayaan Marapu meyakini bahwa sang Pencipta Tertinggi itu ada dan Esa/Satu/Tunggal, adapun semacam dewa-dewa atau benda-benda yang dikeramatkan itu hanya dianalogikan sebagai
seksi-seksi dalam struktur pemerintahan di mana masyarakat (manusia) terlalu sungkan untuk langsung meminta kepada presiden (Pencipta) maka terlebih dahulu ia menyampaikannya kepada kepala-kepala bidang tangan kanan presiden, misalnya (biasa laikat atau dewa dalam pemahaman marapu) tetapi dengan jelas mereka meyakini kedudukan tertinggi ialah sang penciptaMamuli Juga diyakini bahwa mempunyai jiwa dan mistis yang laur biasa salah satu kepercayan sederhana ialah seorang perempuan yang sudah menikah tetapi tidak memiliki anak atau tidak bias menagndung,dengan ritual adat Mamuli dan perantara roh dan jiwa leluhu rnenek moyang semuanya pasti terja dikarena masyarakat Sumba mempunyai aliran kepercayaan yang sangat di junjung tinggi oleh penganutnya.
Jiwa sang khalik atau sang pencipta adalah satu, yang hidup di dalam jiwa dan roh .Sebelum adanya pengkristenisasian, orang Sumba mempunyai kepercayaan bahwa alam menjadi perantara antara kehidupan nyata dan kehidupan mistis yang sudah di gariskan lewat symbol mamuli dan aliran kepercayaan.Semuanya itu, agama modern memendang bahwa aliran kepercayaan (marapu) yang mereka percaya itu adalahTuhan Sang Pencipta,hanya saja semuanya itu lewat dari pikiran,perkataan, dan perbuatan, dan tidak mempunyai buku seperti kitab yang digunakansekarang.
Dalam hal ini saya mengajak untuk kita berpikir dan memandang dari sekian banyak agama dan aliran kepercayaan didunia.Hal ini
memeluk Aliran kepercayaan yang dijunjung teguh oleh para penganutnya.Para penganut aliran sanagt percaya bahwa alam dan sekitar memberikan kehidupan yang sangat besar dan segala tentangNafas kehidupan alam semestalah yang memberikan semuanya.Mari kita perhatikan beberapa dialeg manusia terhadap sang khalik pencipta alam semesta alam ini.(Mbokol Mata MhelekRoktilu) yang bermata besar dan bertelinga lebar,dengarlah. Kami memintamu sedekah kehidupan ini.Pandanganiniakan mewujudkan segala upaya dan niat baik mereka karena setiap keperluan apapun,pasti selalu didahulukan Doa arwah atau menyimpan salah satu benda keramat seperti Mamuli.
Emas dijadikan simbol yang sangat sakral dalam kehidupan dan kepercayaan serta adat masyarakat Sumba, emas sangat penting peranannya dalam agama merapu.Pada upacara pernikahan, ritual adat, ataupun kunjungan persahabatan, emas dijadikan sebagai simbol serah terima hadiah dan ditukarkan dengan kain, secara simbolis emas dianggap sebagai sesuatu yang maskulin dan kain diangap sebagai sesuatu yang feminim.
Mamuli emas yang berbentuk omega adalah perhiasan yang dianggap penting bagi masyarakat Sumba.Saat ini Mamuli dilingkarkan di leher sebagai perhiasan pakaian dan dijadikan seperti liontin, namun beda halnya pada jaman dahulu, Mamuli dipasang di telinga, sehingga masih kelihatan pada nenek-nenek yang sudah berumur telinganya panjang-panjang akibat dari tarikan Mamuli tersebut, jangan heran hal ini memang adalah sebuah kebiasan yang sudah turun-temurun sebagai tanda untuk
mempercantik diri. Perhiasan Mamuli juga sebagai simbol dari strata sosial. Selain itu Mamuli juga dianggap sebagai lambang rahim atau tempat tumbuhnya kehidupan yang tidak lain adalah wanitaitusendiri.
Sementara logam dipercaya sebagai langit, menurut kebudayaan masyarakat Sumba matahari terbuat dari emas dan bulan bintang terbuat dari perak, tentunya hal ini punya arti dan kiasan yang mendalam.Mitos masyarakat Sumba mengatakan bahwa emas dianggap datangnya dari matahari dan tertanam di muka bumi, yang merupakan pemberian dari TuhanyangMahaKuasa.Emas Mamuli biasanya digabungkan dengan benda-benda keramat lainnya dan digunakan sebagai perantara ataupun penghubung dengan arwah nenek moyang dalam melakukan ritual maupun permohonan-permohonan kepada yang ilahi atau sang pencipta.Emas Mamuli berharga dan memiliki motif dianggap memiliki kekuatan dan kesaktian yang dapat mengakibatkan malapetaka dan bencana alam semesta bagi orang sekitarnya, sehingga jarang sekali di keluarkan atau disatukan di tempat penyimpanan. Jika ingin dilepas atau diambil harus menjalani ritual yang panjang dan memohon ijin kepada arwah nenek moyang.
Pada acara pernikahan bagi pengantin wanita emas mamuli dijadikan sebagai jimat atau mahar dalam acara tersebut. Bentuk Emas mamuli seperti alat kelamin perempuan, oleh karena itu sifatnya dianggap sebagai sesuatu yang feminim atapun maskulin, namun ada juga emas mamuli “jantan” bentuknya melebar dan dihiasi bentuk halus yang berbentuk seperti manusia, binatang ataupun benda lain.Corak emas Mamuli terlihat
seperti para petarung yang memakai sorban dan cawat sambil memegang tameng dan pedang berjalan dengan gagahnya,adapula sedang menunggangi kuda menunjukan keperkasaannya.Semakin menambah keindahan dan sedap di pandang mata, namun tetap menunjukan sisi mistis yang misterius yang menyimpan sejuta sejarah yang terkandung didalamnya. Itulah mengapa emas mamuli dianggap sebagai suatu benda yang yang amat penting dalam kebudayaan masyarakat Sumba terutama bagi para marapu.
Perhiasan adat tradisional suku-suku di Nusantara merupakan buah karya leluhur yang tiada dua.Simbol simbol kehidupan dibalur eloknya logam mulia menjadi bingkai identitas bangsa luhur dengan cita rasa seni yang tinggi.Mamulimerupakan benda keramat terbuat dari berukuran sekitar 8 cm x 9 cm x 1 cm. Bentuk dasar Mamuli menyerupai bentuk rahim sebagai perlambang kesuburan dan kewaanitan. Mamuli terbuat dari perak dan ada pula yaang terbuat dari emas. Benda logam dengan material emas terutama digunakan oleh para bangsawan, baik wanita maupun pria. 4. Manfaat Simbol Mamuli
Untuk menjadikan suatu pedoman yang kuat agar menjadi pembelajaran,khususnya bagi pembelajaran didaerah masing dan untuk menjaga dan melindungi warisan yang sudah diwasitkan oleh nenek moyang secara turun temurun.dan merupakan pembelajaran juga untuk mahasiswa dan dosen untuk menjadikannya sebagai resensi agar pengenenalan budaya Mamuli semakin meluas dan dikenal seluruh Dunia.Mamuli adalah jimat tradisional dari Sumba, mamuli terbuat dari
emas hanya dikenakan oleh kaum bangsawan Sumba.Tradisi yang dikenakan berbeda-beda, orang-orang Sumba Barat memakainya sebagai anting-anting, sementara diSumba Timur, itu adalah bagian dari sebuah kalung.
Menurut adat social, Mamuli memainkan peran dalam acara seremonial, tetapi juga berfungsi sebagai bekal kubur. Motif pada mamuli menentukan fungsinya, mamuli yang tidak berhias digunakan sebagai mahar pernikahan di daerah Loli, Sumba Barat, dan mamuli menggambarkan Adung (pohon kehidupan) hanya digunakan oleh bangsawan dengan motif manusia, dan sebagai benda keramat.Kita lebih banyak mengenal simbol kebudayaan lokal yang telah populer dibandingkan dengan beberapa kebudayaan yang belum terangkat dalam pusaran pengenalan kebudayaan daerah.Penduduk Nusa Tenggara Timur boleh berbangga dengan dikenal luasnya produk kebudayaan lokal seperti sasando, tii langga dan kain tenun daerah. Namun ada serpihan kebudayaan lain yang belum diulas, salahsatunya adalah mamuli.
Ornamen telinga dari abad ke-19 yang berasal dari Kecamatan Kanatangu Kabupaten Sumba Timur. Terbuat dari emas dengan ukuran 33/4 inci (9,5 cm). Mamuli adalah perhiasaan khas dari Pulau Sumba yang berbentuk anting-anting telinga yang ukurannya agak besar dengan tambahan hiasan ornamen pelengkap.Selama ini kita telah mengenal perhiasan dari Nusa Tenggara Timur seperti pena bola (tusuk konde), bula molik (hiasan kepala berbentuk bulan sabit), gelang, giring-giring,
anting-adalah salah satu bentuk peradaban manusia maka mamoli diyakini sebagai lambang jati diri sebagai perhiasan yang digunakan oleh masyarakat Sumba.Bentuk dasar Perhiasan mamoli menyerupai bentuk rahim atau kelamin perempuan, sebagai simbol kewanitaan dan perlambangan kesuburan, yang tentunya dimaksudkan menghormati kedudukan perempuan.Ada pertanda bagi para perempuan Sumba yang menggunakan mamoli sebagai anting di sebelah kanan, yang berarti belum atau tidak menikah.Tidak hanya digunakan oleh perempuan, mamuli juga digunakan oleh laki-laki sebagai bentuk penghormatan yang digunakan pada saat menari dan pergelaran upacara-upacara adat.Walaupun mamoli sebagai perlambagan perempuan (feminim), namun dianggap mengandung nilai maskulinitas berdasarkan karakteristik sekunder dari ornamen yang ada.Seperti pada gambar berikut memperlihatkan oranamen tambahan prajurit membawa tombak dan perisai (maskulin) sebagai konsep perlindungan dan saling melengkapi, perlu juga diketahui bahwa logam emas bagi masyarakat adat Sumba merupakan simbolisme laki-laki.
Saat ini mamoli jarang lagi digunakan sebagai perhiasan telinga, dahulunya digunakan sebagai anting-anting dengan cara memperbesar lubang pada telinga untuk disematkan anting-anting mamuli. Namun kini telah dimodifikasi dengan kaitan untuk disematkan tanpa memperbesar lubang pada telinga.Selain dijadikan anting-anting, fungsi mamuli juga bertambah karena ukurannya yang besar digunakan sebagai kalung liontin (pendant) yang biasa dipakai dalam pergelaran tarian adat. Mamuli juga dapat dilekatkan pada pakaian sebagai bros. Perhiasaan berbentuk Omega
(Ω) ini terbuat dari emas yang bahan dasarnya berasal dari logam emas yang di berikan Belanda kepada keluarga dari raja-raja yang bersekutu dengan Belanda.Sebelumnya kedudukan logam emas sangat sentral dalam kehidupan Marapu (agama asli Pulau Sumba).Dalam kepercayaan setempat logam mulia berasal dari langit.Matahari terbuat dari emas dan bulan bintang terbuat dari perak.Kemudian sebagian emas dari matahari jatuh kebumi saat matahari terbenam dan juga perak jatuh ke bumi melalui bintang jatuh (meteorit).Baik logam emas dan perak dijadikan sebagai kekayaan dari kemurahan Tuhan yang disimpan menjadi relik suci oleh klan-klan di Sumba. Salah satu bentuk atau motif mamuli pada kain tenun Sumba Secara adat mamoli dijadikan sebagai mas kawin, digunakan dalam ritual adat, menjadi bekal kubur selain perhiasan lainnya dan juga bagi keluarga bangsawan, mamuli merupakan salah satu benda pusaka yang disimpan secara khusus karena memliki pertalian dengan para luluhur. Selain itu bentuk mamoli banyak ditemukan dalam motif kain tenun Sumba.Tidak seperti di Sumba Timur, motif kain tenun di wilayah Sumba Barat umumnya kecil-kecil dan sedikit abstrak.Pada kain laki-laki motif seringkali berupa garis, titik-titik, dan mamoli di tepinya.Sementara motif yang terdapat pada kain wanita aslinya berupa belah ketupat (mata kerbau) dan segi tiga (ekor kuda).
Menurut Janet Hoskins (1990:12) motif-motif tersebut diadopsi dari benda-benda yang diberi pihak laki-laki sewaktu meminang seorang gadis (belis).Sementara benda-benda yang diberikan pihak perempuan seperti babi atau gading dianggap tabu.Mamuli yang merefliksakan seksualitas
wanita digambar pada kain laki-laki, sementara mata kerbau dan ekor kuda yang merupakan simbol-simbol maskulin di gambar pada kain perempuan.Pada acara-acara adat kedua kain ini selalu hadir berpasangan sebagai gambaran transaksi yang seimbang.Dewasa ini motif kain tenun tidak lagi mengikuti pakem tradisional.Misalnya mamuli, kini banyak muncul pada kain perempuan, ada pula motif kepiting yang merupakan simbol kebangsawanan. Bahkan motif paling baru berupa burung di kolam air mancur yang banyak muncul belakangan ini tidak memiliki makna apa pun, sekedar hiasan dekoratif yang dicontoh sang penenun dari buku-buku bergambar.Namun hal-hal yang dianggap tabu tetap tak berbah, hingga hari ini tidak pernah ada yang mengaplikasikan belis balasan pihak wanita sebagai motif kain tenun.