• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. PERUMPAMAAN DALAM INJIL LUKAS

C. Lukas pengarang injil

3. Maksud Lukas menulis injil

Lukas menulis injil dengan banyak maksud dan akibatnya menjadi begitu kompleks. Tom Jacobs menguraikan bahwa Lukas paling jelas membicarakan tujuan dan maksud karangannya terdapat pada permulaan injil itu ditulis.

“1 Teofilus yang mulia, banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, 2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. 3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, 4

supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar (Luk:1-4).”

Pada ay. 1 Lukas mengatakan ada banyak orang yang telah berusaha menyusun berita tentang peristiwa yang telah terjadi diantara kita. Kata kita sepertinya menunjukan keadaan jemaat Lukas yang mempunyai hubungannya dengan Teofilus. Lukas perlu memberikan pernyataan yang sebenarnya kepada Teofilus. Lukas bermaksud menjelaskan ajaran dan pekerjaan Yesus kepada Teofilus (David Imam Santoso, 2006: 19).

Ay. 2 menujukan bahwa Lukas bukanlah saksi mata kehidupan Yesus. Lukas dan Teofilus mendengarkan kehidupan Yesus dari keterangan orang lain. Pada ayat ini dikatakan bahwa yang telah menyampaikan peristiwa-peristiwa Yesus adalah saksi-saksi pertama. Saksi mata yang pertama kemungkinan adalah para Rasul murid Yesus.

Ay. 3 terdapat kata 1) Lukas menganggap perlu menyelidiki, 2) dengan seksama, 3) dari asal mulanya. Lukas memutuskan untuk menyelidiki peristiwa yang terjadi dan menyusunnya dengan teratur. “... segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar (Ay. 4)” Lukas mengharapkan Teofilus untuk percaya kepada kebenaran yang terjadi dari tulisan Lukas.

Persoalan ini menjadi rumit karena Luk 1:1-4 dipakai sebagai pendahuluan. Jika Luk 1:1-4 dipakai sebagai pendahulan maksud Lukas menulis injil hanya sebatas 4 ayat ini. Jika dibandingkan dengan Matius dan Markus maksud dan tujuan Lukas seperti ingin menampilkan Yesus secara jelas, menampilkan pribadi Yesus.

Tidak seperti pendapat pertama, Tom Jacobs mengelola kembali pandangannya mengenai tujuan Lukas menulis injil. Beberapa pendapat para ahli yang berbeda-beda dipaparkan oleh Tom Jacobs untuk menjelaskan tujuan Lukas menulis injil (2006:16-18), sbb:

a. Karangan Lukas dimaksudkan sebagai suatu pembelaan (apologi) agama Kristen terhadap pemerintah Roma.

b. Lukas menulis karyanya untuk membela Paulus dan karya misionernya. Paulus tidak setuju jika agama Kristiani disamakan dengan agama Yahudi. c. Lukas mau menerangkan peralihan dari Yahudi ke Kristen. Ketegangan

antara Kristen dan Yahudi serta antara Kristen dengan kafir yang sangat kuat pada jaman Lukas. Lukas mau menjelaskan hubungan Kristen-Yahudi, terlebih istimewa pemahaman diri orang Kristen sendiri.

d. Karya Lukas disetujui sebagai pembelaan terhadap bidaah-bidaah, khususnya

gnostik yang waktu itu muncul dikalangan jemaat. Itu sebabnya Lukas begitu

menekankan kemanusiaan Kristus dan menonjolkan kedudukan para Rasul sebagai pemimpin jemaat.

e. Kedatangan parusia (kedatangan Yesus yang kedua) ditunda terus, maka Lukas menulis Injil Kisah sebagai suatu sejarah keselamatan. Menurut H. Conzelman dari 1984 parusia yang ditunda menimbulkan krisis besar di kalangan Gereja.

f. Lukas menulis karyanya dengan tujuan memperlihatkan karya Gereja sebagai lanjutan karya Kristus. Lukas ingin memperlihatkan bahwa keselamatan adalah universal.

g. Barbara Shellard dalam bukunya tahun 2002 mengatakan bahwa Lukas bermaksud untuk memperbaiki dan melengkapi tulisan sebelumnya. Ia mengambil dasar dari pendahuluan injil (Luk1:1-4) pada kata “teratur”

(kathexes) dan “kebenaran” (asphaleia). Tom Jacobs kurang setuju dengan

pendapat ini mengingat rumusan pendahuluan semacam itu sudah lazim digunakan. Dan juga pasti semua pengarang injil berusaha menulis sebaik mungkin. Kiranya tidak cukup mengatakan bahwa tujuan Lukas, ialah menulis injil yang lebih lengkap dan lebih baik. Akan tetapi yang dicari adalah tujuan teologisnya.

h. Tom Jacobs setuju dengan pandangan H. Douglas Buckwalter (1996) yang merumuskan sebagai berikut “Lukas menulis untuk memperlihatkan kepada para pembacanya, bagaimana hidup Yesus merupakan teladan etis bagi kehidupan Kristiani, dan bagaimana Gereja Perdana menampilkan kesamaan dengan-Nya dalam hidup dan kesaksiannya sendiri. menurut Lukas

konsekuensi (corollary) pengabdian Tuhan Yesus adalah kemuridan

Kristiani.” Akan tetapi pandangan ini bagi Tom Jacobs masih tetap masih

tidak cukup teologis.

Pendapat para ahli yang diuraikan oleh C. Groenen sesuai dengan pendapat ahli yang dipaparkan oleh Tom Jacobs. Yang tertulis seperti berikut:

“Menurut banyak ahli Kitab Lukas dan Kisah Para Rasul berusaha memperlihatkan bahwa agama Kristen sama sekali tidak membahayakan negara atau masyarakat. Pembelaan diri macam itu mengandaikan bahwa rasa curiga dalam masyarakat dan pada (pejabat-pejabat) negara (C.Groenen 1984:123)”.

Para ahli mempunyai kesamaan pendapat bahwa pada jaman Lukas umat Kristen ditekan oleh masyarakat dan pemerintah karena dianggap membahayakan. Lukas menulis injilnya dengan maksud berusaha untuk membela agama Kristen. Demikian pula David Imam Santoso mengutip pernyataan Richard Longenecker dalam Expositor’s Bible Commentary mengatakan bahwa Lukas bertujuan pembelaan atau apologetic purpose, Lukas ingin mengatakan agama Kristen bukan agama yang memusuhi orang-orang Romawi seperti yang dituduhkan oleh orang Yahudi (2006:21).

Ada lagi kesamaan pendapat antara para ahli yang dipaparkan oleh Tom Jacobs dan pendapat C. Groenen yang mengatakan bahwa:

“Rupanya masalahnya menyangkut kedatangan Anak Manusia (= Yesus)... Masalah “ditundanya kedatangan Tuhan” itu mau ditanggapi penulis Luk. Disatu pihak ia memadamkan harapan yang terlalu hangat. Di lain pihak ia tidak mau kepercayaan iman semula: Pastilah Yesus datang (C. Groenen 1984: 123)”.

Peristiwa Yesus berselang waktu sekitar 50 tahun sampai pada penulisan Injil Lukas (C. Groenen 1984: 123). Jemaat Kristen merasa 50 tahun adalah waktu yang lama, akan tetapi kedatangan Yesus yang kedua tidak kunjung tiba. Sepertinya para jemaat kecewa akan janji Yesus untuk datang kembali yang belum juga ditepati. Lukas seakan ingin menghibur dan menyakinkan jemaatnya bahwa Yesus akan datang lagi akan tetapi waktunya tidak terduga. Dengan begitu jemaat yang mulai ragu-ragu menjadi percaya kembali, dan penuh harapan akan kedatangan Yesus.

Ada tujuan lain yang oleh dikemukakan oleh David Imam Santoso mengutip pernyataan Richard Longenecker yaitu tujuan penginjilan atau

kerygmatic purpose. Supaya orang percaya bahwa Yesus adalah Kristus, anak Allah. Dan tujuan pembinaan atau catechetical purpose, yaitu supaya melalui tulisan Lukas orang Kristen dan Gereja pada masa itu bisa belajar mengenal Allah dan firman Allah lebih dalam dan lebih sistematis, mengetahui bagaimana Allah bekerja melalui para Rasul dengan kuasa Roh Kudus, dan memberitakan Injl Keselamatan sampai ke Roma, yang pada waktu itu disebut The capital of the

world (2006:21-22).

Para ahli mempunyai pandangan berbeda mengenai alasan Lukas menulis Injil. Pandangan yang berbeda-beda ini tidak dapat diketahui secara pasti pendapat siapa yang benar serta tidak mampu menemukan secara pasti alasan Lukas menulis Injil. Apapun alasannya, Lukas mempunyai panggilan untuk menulis Injil dan Injil memang sangat penting untuk ditulis.

Dokumen terkait