KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Psikomotor 1. Mampu menemukan solusi dan inovasi yang tepat untuk
memenuhi kebutuhannya 2. Berpartisipasi aktif untuk
mencapai tujuan bersama
1. Kurang mampu menemukan solusi dan inovasi untuk memenuhi kebutuhannya 2. Kurang berpartisipasi untuk
mencapai tujuan bersama
Masyarakat berdaya yang merupakan wujud dari masyarakat aktif yang mampu mengendalikan diri tentu saja tidak tercipta dengan sendirinya namun harus dibarengi dengan pendidikan/pengetahuan, karena pengetahuan merupakan kunci untuk mewujudkan masyarakat aktif. Untuk mewujudkan masyarakat aktif diperlukan suatu tindakan yang dapat membantu masyarakat untuk berubah dari keadaan tidak mau
karena tidak tahu dan tidak mampu menjadi masyarakat yang tahu dan mau serta mampu melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya secara mandiri.
Cara yang tepat untuk mewujudkan masyarakat aktif adalah dengan pendidikan masyarakat atau penyuluhan seperti yang diungkapkan oleh Margono Slamet (1995) yang menyatakan bahwa penyuluhan dapat digunakan untuk membentuk pola perilaku tertentu masyarakat, dalam jangka waktu tertentu, sebagai syarat untuk dapat memperbaiki kehidupan rakyat.
Dengan mengacu pada pemikiran Prabowo Tjitropranoto (2005) untuk membentuk pola perilaku masyarakat agar menjadi masyarakat aktif, maka dalam penyuluhan perlu dilakukan inovasi sosial seperti berikut:
Gambar di atas memperlihatkan area kerja penyuluhan untuk membentuk masyarakat aktif yang harus mencakup tiga lapisan yaitu: (1) lapisan lingkar terluar merupakan kawasan pengetahuan, keterampilan dan persepsi, (2) lapisan lingkar tengah
merupakan kawasan sikap dan (3) lapisan lingkar terdalam yaitu kawasan kepribadian yang terdiri dari semangat, percaya diri, kemauan, ulet, mandiri, kompeten, berpikir positif, kreatif, dan rasional.
PENYULUHAN SEBAGAI INOVASI SOSIAL PENGETAHUAN KETERAMPILAN PERSEPSI SIKAP KEPRIBADIAN Semangat Percaya diri Keamuan Ulet Mandiri Kompeten Berpikir positif Kreatif Rasional K LINGKUNGAN
BUDAYA DAN TRADISI
Sumber:
Prabowo Tjitropranoto (2005)
Penyuluhan permukiman dengan azas Tribina/Tridaya
Peningkatan kualitas lingkungan permukiman kampung kota pada dasarnya merupakan usaha peningkatan mutu kehidupan masyarakat kampung melalui kegiatan yang dilaksakan secara terpadu yang terdiri dari komponen fisik dan non fisik. Tujuannya antara lain adalah untuk melengkapi dan menyempurnakan prasarana lingkungan dan pelayanan dasar bagi masyarakat kampung dan mendorong serta membina partisipasi masyarakat, agar dapat meningkatkan kemampuan pendapatan dan produktivitas masyarakatnya.
Hak dan kesempatan masyarakat untuk berpartisipasi dinyatakan dalam UU RI No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman. Agar masyarakat luas bersedia dan mampu berperan serta dalam kegiatan pembangunan rumah dan lingkungan permukiman, pemerintah menyelenggarakan penyuluhan, pembimbingan, pendidikan dan pelatihan.
Konsep pendekatan yang di gunakan dalam perbaikan kampung yang dapat digunakan untuk tujuan seperti di atas adalah penyuluhan permukiman dengan azas tribina dimana dalam upaya penyelenggaraan dan menyusun rancang bangun pelaksanaan program-program perbaikan kampung terkandung unsur-unsur:
1. Bina Manusia, Yaitu penyiapan masyarakat, baik yang di lakukan dalam rangka mengakomodasi aspirasi masyarakat, memampukan dan meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan ketrampilan teknis, serta memberikan tempat dan kesempatan masyarakat untuk ikut menentukan kegiatan yang di butuhkan.
2. Bina Usaha, yaitu kegiatan dalam rangka membangun dan mengembangkan kegiatan usaha masyarakat yang di laksanakan secara terpadu dengan instansi terkait. Pemerintah menunjang melalui penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana serta berbagai fasilitas yang mendukung aktifitas ekonomi.
3. Bina Lingkungan, yaitu upaya perbaikan dan pengembangan prasarana dan sarana lingkungan dalam rangka mempercepat tercapainya lingkungan permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, yang di harapkan dapat mengangkat harkat dan martabat kelompok masyarakat.
KARAKTERISTIK WARGA KAMPUNG KOTA
KARAKTERISTIK FISIK LINGKUNGAN PERMUKIMAN
KAMPUNG KOTA
MODAL SOSIAL MASYARAKAT KAMPUNG KOTA
INOVASI SOSIAL DAN PENYULUHAN PERMUKIMAN
DENGAN ASAS TRIBINA BINA WARGA UNTUK
SOLUSI SOSIAL BINA USAHA UNTUK
SOLUSI KEBERDAYAAN FIINANSIAL
BINA LINGKUNGAN UNTUK SOLUSI ARSITEKTURAL ANALISIS DEDUKTIF • Telaah teori
• Hasil observasi
• Hasil diskusi dan masukan dari para ahli
ANALISIS INDUKTIF dari Pengujian hipotesis • Survey
• Wawancara mendalam • Diskusi kelompok terfokus • Uji Statistik
• Analisis data sekunder MASYARAKAT PASIF KURANG BERDAYA
PARTISIPASI MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN PERMUKIMAN KAMPUNG KOTA TINGKAT KEBUTUHAN AKAN RUMAH
PERSEPSI DAN MOTIVASI MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN MODEL GERAKAN PARTISIPASI MASYARAKAT MENINGKATKAN KUALITAS LINGKUNGAN
Tumbuh dan berkembangnya partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan kualitas lingkungan kampung kota
Meningkatnya kualitas hunian Meningkatnya kualitas lingkungan Meningkatnya kualitas hidup Meningkatnya modal sosial masyarakat mengenali kendala akibat
keterbatasan lingkungan, mampu mengenali kebutuhan dirinya dengan tepat
dapat dipercaya, peduli pada sesama, motivasi tinggi untuk mewujudkan kepentingan bersama Keterampilan:
Mampu menemukan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya, berpartisipasi aktif untuk mencapai tujuan bersama
Pengetahuan: Pengetahuan terbatas, kurang mampu mengenali kendala akibat keterbatasan lingkungan, kurang mampu mengenali kebutuhan dirinya
Sikap:
Kurang bertanggung jawab, kurang dapat dipercaya, tidak peduli, motivasi rendah untuk mencapai tujuan berasama
Keterampilan:
Tidak mampu mencari dan menemukan solusi untuk memenuhi kebutuhannya, kurang mampu
berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama
Berikut adalah kerangka model hipotetis penelitian: Karakteristik Warga (X1) Usia Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
Jumlah anggota keluarga Lama tinggal
Karakteristik fisik lingkungan permukiman (X2)
karakteristik fisik lingkungan permukiman Karakteristik sarana lingkungan permukiman yang
tersedia saat ini
Persepsi dan motivasi meningkatkan kualitas lingkungan permukiman (Y2)
Persepsi tentang kualitas rumah dan lingkungan Motivasi meningkatkan kualitas rumah dan
lingkungan kampung
Partisipasi masyarakat meningkatkan kualitas lingkungan (Y4)
- Sikap proaktif meningkatkan kualitas lingkungan permukiman kampung - Partisipasi meningkatkan kualitas
lingkungan kampung
- Frekuensi partisipasi meningkatkan kualitas lingkungan kampung
Tingkat kebutuhan akan rumah (Y3)
Tingkat kebutuhan akan rumah
Kemampuan memenuhi kebutuhan akan rumah Kondisi fisik rumah
Ketersediaan ruang dalam rumah
Modal Sosial Masyarakat (Y1)
Kepercayaan antar warga (Trust) Relasi mutual antar warga (Resiprositas) Norma dan Nilai Sosial
Peran tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat