• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAGEMENT’S USE OF JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued)

(ii) Biaya pengupasan tanah yang ditangguhkan (lanjutan)

(ii) Deferred stripping costs (continued)

Penentuan Grup apakah beberapa tambang (pit atau sub-pit) dianggap sebagai operasi terpisah atau terintegrasi tergantung pada keadaan spesifik setiap tambang dan memerlukan pertimbangan.

Faktor-faktor berikut dianggap sebagai pertimbangan untuk biaya pengupasan tanah awal untuk pit yang dicatat secara terpisah:

The Group’s determination of whether multiple pit mines (pit or sub-pit) are considered as separate or integrated operations depends on the specific circumstances of each mine and requires judgement.

The following factors would point towards the initial stripping costs for the individual pits being accounted for separately:

Jika penambangan pit kedua dan selanjutnya dilakukan secara berurutan dengan pit yang pertama, namun bukan secara bersamaan.

• Jika keputusan investasi untuk pengembangan setiap pit dibuat terpisah.

Jika pit dioperasikan sebagai unit terpisah dalam hal perencanaan tambang beserta urutan pengupasan tanah dan penambangan batubara, dimana pit tersebut bukan merupakan sebagai unit yang terintegrasi.

• Jika pengeluaran untuk infrastruktur tambahan yang mendukung pit kedua dan selanjutnya relatif besar.

Jika pit mengekstrak batubara dari coal seam yang terpisah dan berbeda.

Jika desain pit kedua dan selanjutnya secara signifikan dipengaruhi oleh kepentingan untuk mengoptimalkan hasil dari beberapa pit gabungan, maka ini akan mengarah ke pengakuan sebagai operasi yang terintegrasi dalam akuntansi untuk biaya pengupasan tanah.

If mining of the second and subsequent pits is conducted consecutively with that of the first pit, rather than concurrently.

If separate investment decisions are made to develop each pit.

If the pits are operated as separate units in terms of mine planning and the sequencing of overburden removal and coal mining, rather than as an integrated unit.

If expenditure for additional infrastructure to support the second and subsequent pits is relatively large.

If the pits extract coal from separate and distinct coal seams.

If the designs of the second and subsequent pits are significantly influenced by opportunities to optimise output from the several pits combined, then this would point to treatment as an integrated operation in accounting for stripping costs.

Kepentingan dari setiap faktor di atas dianggap relatif dalam setiap kasus.

The relative importance of each of the above factors is considered in each case.

(iii) Biaya pengembangan (iii) Development expenditures

Kegiatan pengembangan dimulai setelah dilakukan pengesahan proyek oleh tingkat manajemen yang berwenang. Manajemen melakukan pertimbangan untuk menentukan kapan suatu proyek layak dikembangkan secara ekonomis. Dalam melaksanakan pertimbangan tersebut, manajemen perlu membuat estimasi dan asumsi tertentu seperti yang dijelaskan di atas untuk biaya eksplorasi dan evaluasi yang dikapitalisasi. Setiap estimasi dan asumsi tersebut dapat berubah seiring tersedianya informasi baru.

Jika setelah memulai kegiatan pengembangan ada penilaian bahwa terdapat penurunan nilai biaya pengembangan, jumlah yang sesuai akan dihapus di dalam laporan laba rugi.

Development activities commence after project sanctioning by the appropriate level of management. Judgement is applied by management in determining when a project is economically viable. In exercising this judgement, management is required to make certain estimates and assumptions similar to those described above for capitalised exploration and evaluation expenditure. Any such estimates and assumptions may change as new information becomes available. If, after having commenced the development activity, a judgement is made that a development asset is impaired, the appropriate amount will be written-off to profit or loss.

(iv) Pajak penghasilan (iv) Income taxes

Pertimbangan dan asumsi diperlukan dalam menentukan pengurangan biaya tertentu ketika mengestimasi penyisihan pajak penghasilan (“PPh”) untuk setiap perusahaan dalam Grup.

Terdapat transaksi dan perhitungan yang dapat menyebabkan ketidakpastian dalam penentuan kewajiban pajak selama kegiatan usaha normal.

Apabila terdapat perbedaan perhitungan pajak dengan jumlah yang telah dicatat, perbedaan tersebut akan berdampak pada penetapan pajak penghasilan dan pajak penghasilan yang ditangguhkan dalam tahun penentuan pajak tersebut.

Judgement and assumptions are required in determining the deductibility of certain expenses during the estimation of the provision for income taxes for each company within the Group. There are transactions and calculations for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. Where the final tax outcome of these matters is different from the amounts that were initially recorded, such differences will affect the income tax and deferred income tax provisions in the year in which that determination is made.

Aset pajak tangguhan, termasuk yang timbul dari kerugian pajak yang dapat dikompensasikan kembali dan perbedaan temporer diakui hanya ketika hal-hal tersebut diperhitungkan untuk dapat dipulihkan, yang tergantung pada pembentukan laba kena pajak yang mencukupi di masa depan.

Asumsi pembentukan laba kena pajak di masa depan tergantung pada estimasi manajemen untuk arus kas di masa depan. Hal ini tergantung pada estimasi produksi, jumlah penjualan barang atau jasa, harga komoditas, cadangan, biaya operasi, biaya penutupan tambang dan rehabilitasi, belanja modal, dividen, dan transaksi manajemen modal lainnya di masa depan, yang mana terpapar risiko dan ketidakpastian, sehingga ada kemungkinan perubahan estimasi dan asumsi akan mengubah proyeksi laba kena pajak di masa mendatang.

Deferred tax assets, including those arising from unrecouped tax losses and temporary differences, are recognised only where it is considered more likely than not that they will be recovered, which is dependent on the generation of sufficient future taxable profits. Assumptions about the generation of future taxable profits depend on management’s estimates of future cash flows. These depend on estimates of future production, sales volumes or sales of service, commodity prices, reserves, operating costs, mine closure and rehabilitation costs, capital expenditure, dividends and other capital management transactions, which are subject to risk and uncertainty, and hence there is a possibility that changes in circumstances will alter the projected future taxable profits.

3. PENGGUNAAN PERTIMBANGAN, ESTIMASI, DAN ASUMSI OLEH MANAJEMEN (lanjutan)

3. MANAGEMENT’S USE OF JUDGEMENTS, ESTIMATES AND ASSUMPTIONS (continued) (v) Kewajiban pensiun (v) Pension obligation

Nilai kini kewajiban pensiun tergantung pada sejumlah faktor yang ditentukan berdasarkan basis dari aktuaria dengan menggunakan sejumlah asumsi. Asumsi yang digunakan dalam menentukan beban/(pendapatan) bersih untuk pensiun termasuk tingkat diskonto, perubahan remunerasi masa depan, tingkat pengurangan karyawan, tingkat harapan hidup, dan tahun sisa yang diharapkan dari masa aktif karyawan. Setiap perubahan dalam asumsi-asumsi ini akan berdampak pada nilai tercatat atas kewajiban pensiun.

The present value of the pension obligation depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost/(income) for pensions include the discount rate, future remuneration changes, employee attrition rates, life expectancy and expected remaining years of service of employees. Any changes in these assumptions will have an impact on the carrying amount of the pension obligation.

Grup menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada setiap akhir tahun. Tingkat suku bunga inilah yang digunakan untuk menentukan nilai kini dari estimasi arus kas keluar masa depan yang akan dibutuhkan untuk memenuhi kewajiban pensiun.

The Group determines the appropriate discount rate at the end of each year. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the related pension obligation.

Dalam menentukan tingkat diskonto yang sesuai, Grup menggunakan tingkat suku bunga obligasi korporat berkualitas tinggi (atau obligasi pemerintah, dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi) dalam mata uang yang sama dengan mata uang imbalan yang akan dibayarkan dan memiliki waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu jatuh tempo kewajiban pensiun yang bersangkutan. Asumsi kunci lainnya untuk kewajiban pensiun didasarkan sebagian pada kondisi pasar saat ini.

In determining the appropriate discount rate, the Group considers the interest rates of high quality corporate bonds (or government bonds, if there is no deep market for high quality corporate bonds) that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related pension obligation. Other key assumptions for pension obligation benefits are based in part on current market conditions.

(vi) Estimasi nilai wajar (vi) Fair value estimation

Ketika nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan dicatat dalam laporan posisi keuangan konsolidasian tidak dapat diukur berdasarkan harga dikutip dalam pasar aktif, nilai wajar ditentukan menggunakan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya. Input untuk model ini diambil dari pasar yang dapat diobservasi dimana memungkinkan, tetapi jika tidak memungkinkan, dibutuhkan tingkat pertimbangan dalam menentukan nilai wajar tersebut. Pertimbangan mencakup pertimbangan atas input seperti risiko likuiditas, risiko kredit, dan volatilitas. Perubahan asumsi mengenai faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi nilai wajar instrumen keuangan yang dilaporkan. Lihat Catatan 34c untuk informasi lebih lanjut.

When fair values of financial assets and financial liabilities recorded in the consolidated statement of financial position cannot be measured based on prices quoted in active markets, their fair values are measured using quoted market prices or dealer quotes for similar instruments and other techniques, such as discounted cash flow analysis, are used to determine the fair value for the remaining financial instruments. The inputs to these models are taken from observable markets where possible, but where this is not feasible, a degree of judgement is required in establishing fair values. These judgements include considerations of inputs such as liquidity risk, credit risk and volatility. Changes in assumptions about these factors could affect the reported fair value of financial instruments. See Note 34c for further disclosures.

(vii) Penyisihan untuk rehabilitasi tambang (vii) Provision for mine rehabilitation Seperti yang diungkapkan pada Catatan 2t (i),

biaya rehabilitasi tambang selama tahap produksi dibebankan pada beban pokok pendapatan pada saat kewajiban berkaitan dengan pemulihan tersebut timbul selama proses penambangan. Rehabilitasi tambang akan dilakukan selama beberapa tahun mendatang dan persyaratan atas rehabilitasi ini akan terus berubah untuk memenuhi ekspektasi politik, lingkungan, keamanan, dan publik.

Dengan demikian estimasi waktu pelaksanaan dan jumlah arus kas dimasa mendatang yang digunakan untuk menghitung kewajiban pada setiap tanggal pelaporan dapat berubah secara signifikan.

As disclosed in Note 2t (i), rehabilitation expenditure to be incurred during the production phase is charged to the cost of revenue when the obligation arising from disturbance occurs as extraction progress. The rehabilitation will be undertaken in the upcoming years and precise requirements constantly change to meet political, environmental, safety and public expectations. As such, the estimate of timing and amount of future cash flows being used to calculate the obligations at each of the reporting dates may change significantly.

(viii) Sewa (viii) Leases

Dalam menentukan jangka waktu sewa, Grup mempertimbangkan semua fakta dan keadaan yang menimbulkan insentif ekonomi untuk menggunakan opsi perpanjangan, atau tidak menggunakan opsi penghentian. Opsi perpanjangan (atau periode setelah opsi penghentian kontrak kerja) hanya termasuk dalam jangka waktu sewa jika cukup pasti akan diperpanjang (atau tidak dihentikan). Penilaian tersebut ditinjau kembali jika terjadi peristiwa signifikan atau perubahan signifikan dalam situasi yang memengaruhi penilaian ini dan berada dalam kendali Grup. Untuk periode tiga bulan yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2022, tidak ada revisi persyaratan sewa untuk mencerminkan efek dari melaksanakan opsi perpanjangan dan penghentian hubungan kerja.

In determining the lease term, the Group considers all facts and circumstances that create an economic incentive to exercise an extension option, or not exercise a termination option.

Extension options (or periods after termination options) are only included in the lease term if the lease is reasonably certain to be extended (or not terminated). The lease term is reviewed if a significant event or a significant change in circumstances occurs which affects this assessment and that is within the control of the Group. For the three-month period ended 31 March 2022, there was no revision of lease terms to reflect the effect of exercising extension and termination options.

Dokumen terkait