• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan 1)Sejarah Singkat Perusahaan

1) Managing Direktur Tugas :

Mendelegasikan pengawasan kepada para pembantunya. Pembantu utama dengan ruang lingkup kerja sangat luas (direktur), dapat mendelegasikan lagi tugas pengawasan kepada beberapa anak buah yang kompeten (pimpinan kepala bagian).

2) Manager PKS Tugas:

Melancarkan operasional pabrik secara keseluruhan. 3) Asisten Proses

Tugas:

Bertanggung jawab atas pengolahan pabrik dan mendapat hasil (rendeman CPO dan PK) sesuai dengan yang ditargetkan dan menjaga kebersihan pabrik.

4) Asisten Operasional Tugas :

Bertanggung jawab atas kelancaran penerimaan TBS, sortasi, penimbangan dan pengiriman barang jadi (CPO, PK, dan ikutannya) dan menjaga kebersihan lingkungan pabrik.

5) Sortase Tugas

Bertanggung jawab dalam memilih / mensortir buah TBS yang akan diolah sebelum masuk ke bagian pengelolaan

Tugas:

Bertanggung jawab atas keluar masuknya mobil bermuatan melalui jalur jembatan timbangan.

7) Asisten Bengkel Tugas:

Bertanggung jawab atas perawatan dan pemeliharaan mesin-mesin dan peralatan pabrik (menjaga alat kerja tetap dalam kondisi prima sesuai dengan performa standar), menyusun rencana perawatan berkala dan bertanggung jawab atas terlaksananya rencana yang telah dibuat merencanakan consumable goods dan suku cadang untuk operasional dan peralatan bertanggung jawab atas keberadaan barang inventaris bengkel, kebersihan bengkel dan menjaga agar biaya perbaikan alat rendah (sampai batas wajar atau reasonable).

8) Kepala Laboratorium Tugas:

Bertanggung jawab atas hasil analisis bahan yang di olah (TBS) dan hasil produknya (CPO dan PK).

9) Analisa Tugas:

Bertanggung jawab atas penganalisaan mutu hasil produksi dan mengontrol agar tetap berada di posisi standart / sesuai dengan keinginan perusahaan

10) Sampel Tugas:

11) Mill Office Manager Tugas:

- Bertanggung jawab atas ketentuan perusahaan yang dijalankan termaksud pengelolaan administrasi dan keuangan pabrik.

- Mengkoordinasi pemakaian investaris perusahaan dan masalah ketenagakerjaan di pabrik

12) KTU (Bagian Mill/PKS) Tugas:

- Bertanggung jawab atas administrasi dan pengelolaan keuangan PKS. - Memastikan ketentuan-ketentuan perusahaan telah dijalankan.

- Mengarahkan security untuk meningkatkan keamanan. 13) Manajer Kebun

Tugas:

- Bertanggung jawab atas pencapaian target produksi TBS.

- Bertanggung jawab atas penggunaan aset perusahaan (persediaan, aktiva tetap dan tenaga kerja).

- Mengoordinir pekerjaan panen dan pemeliharaan tanaman kelapa sawit sesuai dengan standar perkebunan.

- Mengoordinir security untuk pengamanan wilayah kerja.

- Mengoordinir pembuatan anggaran tahunan dan bertanggung jawab dalam pelaksanaanya.

14) Asisten Kepala Tugas:

penolong) dan sparepart, investaris perusahaan, dan pemakaian kendaraan dan alat-alat berat.

- Membantu manager kebun dalam pencapaian target produksi TBS. - Membantu manager kebun dalam pengamanan divisi masing- masing. 15) Asisten Lapangan

Tugas:

- Bertanggung jawab atas pekerjaan panen dalam pemeliharaan di afdeling-nya masing-masing.

- Bertanggung jawab atas pencapaian produksi di afdeling-nya masing-masing. - Bertanggung jawab atas pelaksanaan kontrak pekerjaan di afdeling masing-masing.

- Menyusun anggaran tahunan untuk afdeling yang bersangkutan. - Bertanggung jawab atas pemakaian bahan kimia, pupuk, hari kerja,

alat-alat perlengkapan atau mesin-mesin pertanian dan alat-alat berat (kendaraan).

- Bertanggung jawab atas kelengkapan administrasi di afdeling masing-masing. - Berkoordinasi dengan security untuk pengamanan afdeling masing-

masing.

16) Asisten pembibitan Tugas:

Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan kegiatan di pembibitan 17) Asisten Teknik kepala Sipil

Bertanggung jawab atas pemeliharaan dan perawatan kendaraan alat-alat berat, peralatan dan mesin-mesin kebun, pengelolaan konstruksi yang meliputi bangunan, jalan, jembatan dan drainase, dan bertanggung jawab terhadap kelancaran operasional kendaraan dan alat-alat berat.

18) Kepala Bengkel Tugas:

Bertanggung jawab atas pengolaan konstruksi yang meliputi bangunan, jalan, jembatan dan drainase, dan instalasi

19) Kepala Transport Tugas:

Bertanggung jawab atas pengelolaan, perawatan dan perbaikan peralatan yang meliput i alat-alat berat , kenderaan dan alat pembangkit.

20) Estate Office Manager Tugas:

Bertanggung jawab atas pengelolaan transportasi yang meliputi angkutan buah, angkutan bibit, angkutan pupuk, angkutan material, serta utilisasi dan pengawasan terhadap operasional alat-alat berat.

21) Kepala Tata usaha Tugas:

- Bertanggung jawab atas pembukuan, administrasi dan keuangan kebun. - Memonitor keberadaan aset perusahaan.

- Memastikan ketentuan-ketentuan perusahaan telah dijalankan. - Bertanggung jawab atas masalah ketenagakerjaan di kebun.

ketenagakerjaan.

- Menjaga hubungan baik dengan pihak luar (masyarakat dan instansi pemerintahan) dan bertanggung jawab terhadap masalah- masalah kemasyarakatan.

- Bertanggung jawab atas pelayanan terhadap tamu-tamu perusahaan, baik internal maupun external (instansi pemerintah).

- Menegakkan disiplin karyawan.

- Berkoordinasi dalam hal pemakaian inventaris perusahaan ole karyawan. - Mengarahkan security untuk meningkatkan keamaan (membantumanager di bidang keamanan).

- Bertanggung jawab atas administrasi personalia. 22) Mekanik

Tugas:

Bertanggung jawab atas semua perbaikan alat berat dan kendaraan 23) Mandor

Tugas:

Bertanggung jawab atas pekerjaan yang diemban oleh kepalanya secara detail dan menyeluruh.

24) Operator Tugas:

Mengoperasikan alat berat dan kendaraan dalam pelaksanaan pekerjaan didalam PKS / Kebun maupun di luar PKS kebun.

Sebagai pembantu operator dalam menjalankan tugasnya 3. Hasil Penelitian

a. Sekilas tentang CPO

Hasil panen kelapa sawit adalah buah sawit yang secara umum dikenal dengan istilah TBS (tandan buah segar). Pengolahan sawit pada dasarnya bertujuan menghasilkan minyak sawit yang berkualitas baik. Pada dasarnya ada dua macam hasil olahan utama TBS di pabrik yaitu minyak kelapa sawit dan minyak inti kelapa sawit. Minyak sawit (CPO) merupakan merupakan minyak yang berasal dari pengolahan daging buah kelapa sawit. Sedangkan minyak inti sawit (KPO) merupakan minyak yang berasal dari pengolahan inti kelapa sawit. CPO dan KPO merupakan minyak dengan nilai ekonomis yang tinggi karena selain dapat dijual langsung, dapat pula diolah lebih lanjut untuk menghasilkan berbagai produk lain. Secara ringkas tahap-tahap pengolahan TBS adalah sebagai berikut:

1) Pengangkutan TBS ke pabrik

TBS harus diangkut ke pabrik untuk diolah maksimal 8 jam setelah dipanen. Setelah sampai di pabrik segera dilakukan penimbangan untuk mendapatkan angka-angka yang berkaitan dengan produksi, pembayaran upah kerja, dan perhitungan rendemen minyak sawit. 2) Perebusan TBS

TBS yang telah ditimbang kemudian ditimbang dalam ketel uap yang pada dasarnya bertujuan untuk mempermudah pelepasan buah dari tandan dan inti dari cangkang, memperlunak daging buah sehingga

mempermudah proses pemerasan dan untuk mengandapkan protein sehingga mempermudah pemisahan minyak.

3) Perontokan dan pelumatan buah

TBS ditarik keluar dan diangkat dengan Hoisting Crane yang digerakkan motor yang kemudian akan membalikkan TBS kertas mesin perontok buah. Buah yang telah rontok dibawa ke mesin pelumat untuk memudahkan proses penghancuran daging dan pelepasan biji.

4) Ekstraksi minyak sawit

Untuk memisahkan lumatan TBS dan biji sawit perlu dilakukan pengadukan. Setelah itu dimulailah proses ekstraksi. Tujuan ekstraksi adalah mengambil minyak dari masa adukan.

5) Pemurnian dan penjernihan minyak sawit(CPO)

Minyak sawit yang keluar dari tempat pemerasan masih berupa minyak sawit kasar karena masih mengandung partikel-partikel dari tempurung serta air. Agar diperoleh minyak sawit yang bermutu baik maka minyak sawit kasar tersebut dialirkan ke tangki minyak kasar (

crude oil tank). Setelah melalui proses ini akan dihasilkan minyak

sawit mentah (CPO).

6) Pengeringan dan pemecahan biji sawit

Biji sawit yang telah dipisahkan dikeringkan dalam silo minimal 14 jam dengan sirkulasi udara kering dan suhu 50o C. akibat proses

pengeringan ini inti sawit akan mengerut sehingga mempermudah pemisahan inti dari tempurungnya.

7) Pemisahan inti dari tempurungnya

Inti dan tempurung dipisahkan oleh aliran air yang berputar dalam sebuah tabung atau dengan cara mengapungkannya sehingga inti sawit akan mengapung dan tempurung tenggelam. Setelah itu inti sawit akan segera dikeringkan dengan suhu 80o C. Setelah kering maka inti sawit akan diekstraksi untuk menghasilkan minyak inti sawit (KPO).

b. Harga Pokok Produksi

Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan minyak kelapa sawit, PT. Mutiara Unggul Lestari menggunakan biaya-biaya produksi yaitu:

1. Biaya bahan baku langsung (Direct Material Cost), yaitu tandan buah segar (TBS), yang diperoleh baik dari kebun sendiri maupun dibeli dari luar kebun perusahaan.

2. Biaya upah langsung (Direct Labour Cost), yaitu biaya untuk para pekerja yang menjalankan mesin-mesin pabrik.

3. Biaya overhead pabrik (Factory Overhead Cost), yaitu biaya bahan penolong dalam melaksanakan proses produksi.

Dalam melakukan perhitungan terhadap harga pokok produksi minyak kelapa sawit (CPO), perusahaan tidak mengenal adanya persediaan awal maupun persediaan akhir dari tandan buah segar (TBS), dikarenakan kurangnya pemasukan tandan buah segar (TBS). Selain daripada itu, perusahaan juga tidak

mengenal adanya persediaan barang dalam proses, karena tandan buah segar (TBS) langsung diolah dan langsung menghasilkan minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (Kernel).

Overhead pabrik sendiri dibebankan langsung sesuai dengan pemakaian jumlah material dan tidak terdapat suatu sistem penaksiran atas pemakaian overhead tersebut. Perhitungan harga pokok produksi minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (Kernel) dilakukan secara bersama-sama dalam arti tidak ada perbedaaan harga pokok produksi untuk minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (Kernel). Perhitungan harga pokok produksi ini juga digunakan untuk menghitung harga pokok penjualan. Perhitungan harga pokok produksi tidak hanya keseluruhan total biaya tetapi juga dilakukan secara per kilogram produk yang dihasilkan. Untuk mencari harga pokok produksi per kilogram adalah dilakukan dengan cara membagi harga pokok produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan, dalam hal ini adalah minyak kelapa sawit (CPO) dan inti sawit (Kernel). Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh data harga pokok produksi CPO selama tahun yang diteliti yaitu tahun 2006-2008 yang dibagi dalam tiap bulan, sebagai berikut:

Tabel 4.1

Data Harga Pokok Produksi CPO Periode 2006-2008

Sumber: PT Mutiara Unggul Lestari c. Harga Jual

Perusahaan ini dalam menentukan harga jualnya, Managing Directorlah yang memepunyai wewenang untuk menentukannya. Akan tetapi harga jual produk perusahaan tergantung dari harga pasar dimana ditentukan berdasarkan posisi

bargaining power atau tawar menawar di pasar. Sebelumnya perusahaan telah

mendapatkan informasi misalnya dengan mengakses internet berupa harga CPO di pasar internasional. Jadi dalam kebijakannya untuk menetapkan harga jual produk, digunakan metode berbasis pasar. Penjualan perusahaan ini terdiri dari dua, yaitu penjualan lokal (local sales) dan penjualan ekspor (export sales). Namun untuk produk CPO, perusahaan hanya melakukan penjualan lokal karena permintaan untuk produk ini cukup besar. Dalam penjualannya perusahaan ini tidak memberikan penjualan secara kredit. Perusahaan ini melakukan pengiriman

Bulan Harga Pokok Produksi CPO (Rp/kg)

2006 2007 2008 Januari 2367 4926 4488 Februari 2233 4339 4351 Maret 2400 4046 4748 April 2447 4514 4665 Mei 2205 4824 4598 Juni 2100 3958 4676 Juli 2506 5124 5291 Agustus 2484 4517 4869 September 2747 4198 4555 Oktober 3030 4239 5003 November 2447 4554 5041 Desember 3142 3660 5252

barang kepada pembeli tetapi pembelilah yang menanggung ongkos pengiriman barang.

Tingkat kompetisi di pasar sangat diperhatikan oleh perusahaan ini dalam menentukan harga jual CPO. Komoditi yang dihasilkan perusahaan ini ditujukan untuk pelanggan yang berbentuk pabrikan yang membeli dengan kuantitas besar. Sehingga, apabila perusahaan tidak dapat berkompetisi dengan baik di pasar, maka perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh laba. Sasaran penetapan harga yang dibuat oleh perusahaan ini yaitu sasaran profitabilitas. Perusahaan juga memperhitungkan tingkat kompetisi dengan harga jual sesuai harga pasar. Adapun strategi yang dilakukan perusahaan ini dalam menentukan harga jual adalah strategi penetapan harga kompetitif, yaitu perusahaan mengurangi tekanan persaingan harga dengan menyamakan harga dengan perusahaan lain yang tidak jauh dari harga pasar yang berlaku saat itu. Dalam penelitian ini, peneliti memperoleh harga jual CPO selama tahun yang diteliti yaitu tahun 2006-2008 yang dibagi dalam tiap bulan, sebagai berikut:

Tabel 4.2

Data Harga Jual CPO Periode 2006-2008 Bulan Harga Jual CPO (Rp/kg)

2006 2007 2008 Januari 3368 4831 7691 Februari 3478 4797 8562 Maret 3476 5005 9213 April 3352 5922 8141 Mei 3451 6194 9015 Juni 3571 6290 8789 Juli 3581 6269 8244 Agustus 3939 6643 6657

Sumber: PT Mutiara Unggul Lestari

B. Analisis Hasil Penelitian

Dokumen terkait