1. anajemen Proteksi Kebakaran7edung
enurut peraturan enteri Pekerjaan )mum ;omor 203P&$332009 tentang pedoman teknis manajemen proteksi kebakaran diperkotaan, manajemen proteksi kebakaran gedung adalah bagian dari manajemen bangunan untuk mengupayakan kesiapan pemilik dan pengguna bangunan gedung dalam pelaksanaan kegiatan pen#egahan dan penanggulangan kebakaran padabangunan.
(etiap pemilik 3 pengguna bangunan gedung "ajib melaksanakan kegiatan pengelolaan resiko kebakaran meliputi kegiatan bersiap diri, memitigasi, merespon dan pemulihan akibat kebakaran.(elain itu setiap pemilik3pengguna gedung juga harus meman+aatkan bangunan gedung sesuai dengan +ungsi yang ditetapkan dalam i4in mendirikan bangunan gedung termasuk pengelolaan risiko kebakaran melalui kegiatan pemeliharaan, pera"atan, dan pemeriksaan se#ara berkala sistem proteksi kebakaran serta penyiapan personil terlatih dalam pengendalian kebakaran %Kementerian Pekerjaan )mum &I, 2009'.
a. Penan!"ananKe#a$aran
Penanggulangan kebakaran adalah suatu upaya untuk men#egah timbulnya kebakaran dengan berbagai upaya pengenalan setiap "ujud energi, pengadaan sarana proteksi kebakaran, dan sarana penyelamatan serta pembentukan organisasi tanggap darurat untuk memberantas kebakaran %Kepmenaker &I;o.Kep.18=3?;31999'.
(edangkan menurut (umamur %1981', penanggulangan kebakaran merupakan semua tindakan yang berhubungan dengan pen#egahan, pengamatan, dan pemadaman kebakaran dan meliputi perlindungan ji"a dan keselamatan manusia serta perlindungan harta kekayaan.
Aima prinsip pokok penanggulangan kebakaran dan pengurangan korban kebakaran
1. Pen#egahan ke#elakaan sebagai akibat ke#elakaan atau keadaanpanik
2. Pembuatan bangunan yang tahanapi !. Penga"asan yang teratur danberkala
. Penemuan kebakaran pada tingkat a"alpemadamannya
. Pengendalian kerusakan untuk membatasi kerusakan sebagai akibat dan tindakanpemadamannya.
enurut Depnaker tahun %1986', pada modul-modul prinsip penanggulangan kebakaran, se#ara umum dasar dari pemadaman
bertujuan agar nyala atau kobaran api dapat dipadamkan dengan segera, sehingga dampak yang merugikan dan korban jatuh dapat dihindarkan. leh karena itu usaha pemadaman api harus memerlukan teknik yang tepat serta didukung oleh sistem tanggap darurat yang baik agar mendapatkan hasil yangmaksimal.
#. Pr%se&!r Penan!"anan Ke#a$aran &i Da"a' Ja' Kerja 1. Penanggulangan kebakaran ke#il3a"al
Pada umumnya kebakaran besar dimulai dari kebakaran ke#il, untuk men#egah agar kebakaran tidak menjadi besar, maka a. Karya"an yang mengetahui lebih dahulu
1' emadamkan kebakaran ke#il a"al tersebut dengan menggunakan alat pemadam api pertama3ringan yang tersedia di lantai tersebut.
2' elaporkan terjadinya kebakaran tersebut kepada komandan lantai.
b. Komandan lantai
1' 5ila kebakaran tersebut dapat dipadamkan oleh karya"an dan peralatan seperti tersebut pada butir b.1 diatas, maka komandan lantai segera melaporkan kejadian tersebut ke 9, 12!0, 122, !16=, 129 dan (*$7*(P*.
2' 5ila kebakaran tersebut belum dapat dipadamkan oleh karya"an seperti tersebut pada butir 1.1 diatas, maka setelah melaporkan kejadian tersebut ke teknisi, bagian rumah tanggaPenanggulangan Kebakaran 5esar
(. Pr%se&!r Penan!"anan Ke#a$aran &i L!ar Ja' Kerja
)ntuk penanggulangan kebakaran di luar jam kerja, diatur sebagai berikut
1. Posko %(*$7*(P*'
a. Komandan3Penga"as Posko yang bertindak sebagai Kepala Pemadam Kebakaran.
b. 5ila kebakaran besar, Posko harus menghubungi semua petugas yang ter#antum dalam organisasi penanggulangan
keadaan darurat kebakaran dan pejabat yang ditunjuk serta melaksanakan tugas
1' Petugas jaga bertindak sebagai Pasukan Pemadam Inti dan segera melakukan pemadaman api dengan +asilitas yang ada %<ydrant, tabung air dan lain sebagainya'.
2' (egera melapor kejadian tersebut kepada pejabat yang ditunjuk atau pejabat lainnya.
!' *pabila kebakaran ke#il tersebut telah dapat diatasi segera dibuatkan 5erita *#ara.
' *pabila terjadi kebakaran besar segera menghubungi Dinas Kebakaran DKI :akarta dengan nomor teleponMMM.untuk meminta bantuan
2. Petugas petugas jaga lain
Petugas petugas jaga lainnya seperti petugas jaga keamanan, teknisi dan karya"an karya"an yang sedang melaksanakan kerja lembur, diharapkan membantu kelan#aran pelaksanaan usaha penanggulangan kebakaran.
&. Pr%se&!r Tanap Dar!ra)Ke#a$aran
Prosedur tanggap darurat kebakaran men#akup kegiatan pembentukan tim peren#anaan, penyusunan analisis risiko bangunan gedung terhadap bahaya kebakaran, pembuatan dan pelaksanaan ren#ana pengaman keakaran (fire safety plan), dan ren#ana tindak darurat
kebakaran (fire emergency plan)%Kementerian P), 2009'.
Komponen pokok ren#ana pengamanan kebakaran men#akup ren#ana pemeliharaan sistem proteksi kebakaran, ren#ana ketatgrahaan yang baik (good housekeeping plan) dan ren#ana tindakan darurat kebakaran (fire emergency plan)%Kementerian P),2009'.
e. I&en)i*i$asi &an Ana"isa Risi$% Ke#a$aran
Aangkah pertama adalah melakukan identi+ikasi apa saja potensi bahaya kebakaran yang ada dalam organisasi. 5ahaya kebakaran dapat bersumber dari proses produksi, material atau bahan yang digunakan,
kegiatan kerja yang dijalankan dalam perusahaan serta instalasi yang mengandung potensi risiko.
Dalam melakukan identi+ikasi risiko kebakaran ini dapat dilakukan pendekatan sebagai berikut
+. (umber Kebakaran
engidenti+ikasi sumber kebakaran dapat dilakukan melalui pendekatan segitiga api, yaitu sumber bahan bakar, sumber panas, dan
sumber oksigen.
a. I&en)i*i$asi s!'#er #a,an #a$ar yang ada dalam kegiatan, misalnya minyak, bahan kimia, kertas, timbunan kayu, plastik, kemasan, dan lainnya.
#. I&en)i*i$asi s!'#er panas yang mungkin ada, misalnya instalasi listrik, dapur % furnace), dapat untuk memasak, merokok, per#ikan api dari kegiatan teknik seperti bengkel, mesin gerinda, pengelasan dan pekerjaan yang menggunakan sumber api lainnya. (. S!'#er %$sien, yang dapat menjadi pemi#u kebakaran,
misalnya bahan pengoksidasi yang ada di lingkungan kerja. . Proses Produksi
Proses produksi juga mengandung berbagai potensi bahaya kebakaran dan peledakan, misalnya dari tanki timbun, rea#tor, proses distilasi, proses pemanasan, pembakaran dan lainnya. Kegiatan produksi misalnya di suatu pabrik kimia sering menggunakan tekanan dan suhu tinggi untuk mengolah suatu bahan kimia.
. aterial udah $erbakar
Ident+ikasi risiko kebakaran juga memperhitungkan jenis material yang digunakan, disimpan, diolah atau diproduksi di suatu tempat kerja. :ika bahan tersebut tergolong mudah terbakar % flammable material )dengan sendirinya risiko kebakaran semakin tinggi.
E. Penerapan Manaje'en Ke#a$aran
+. Ke#a$aran &i Per$an)%ran &an Pe'!$i'an
(alah satu peristi"a yang paling banyak terjadi adalah kebakaran di perkantoran dan pemukiman.<ampir setiap hari ada berita mengenai kebakaran di perumahan, rumah tinggal atau perkampungan padat
penduduk.Kebakaran memusnahkan ribuann rumah dan menyebabkan orang kehilangan tempat tinggal.
Aangkah-langkah penanggulangan kebakaran di lingkungan perumahan dan pemukiman telah dirumuskan dalam Kepmen P) ;o.11 tahun 2008. <al yang perlu dilakukan di lingkungan perumahan antara lain
1' embentuk sistem pengorganisasian kebakaran di tingkat kelurahan atau &E dengan mendorong keterlibatan anggota masyarakat.
2' engadakan penyuluhan bahaya kebakaran se#ara berkala kepada masyarakat umum, baik jalur +ormal % fire education', maupun jalur in+ormal.
!' eningkatkan sistem kebakaran di setiap area atau blok, misalnya menyediakan akses mobil kebakaran dan hidran, menyediakan perlengkapan bantuan pertama seperti karang, ember, pengait, dan alat pemadam api ringan.
' Penataan pemukiman yang lebih baik dengan mempertimbangkan aspek bahaya kebakaran.
' Penggunaan peralatan standar misalnya untuk instalasi listrik, peralatan listrik, kompor gas, kompor minyak tanah yang aman.
. Ke#a$aran &i Te'pa) U'!' (Public building fire)
Kebakaran selanjutnya yang harus mendapatkan perhatian adalah kebakaran yang terjadi di tempat umum, misalnya mall, restaurant, tempat ibadah, dll.
)paya penanggulangan yang dapat dilakukan antara lain adalah
1' $idak membuang puntung rokok sembarangan. Karena hal tersebut dapat menimbulkan kebakaran.
2' enggunakan asbak yang tidak mudah terbakar. (eperti bahan keramik, batu, atau yang lainnya.
!' enggunakan stop kontak tidak over capacity, karena sekarang banyak tersedia stop kontak di tempat-tempat umum seperti #a+N,
mall, restaurant, dsb. ;amun konsumen menggunakannya se#ara terus menerus dan terkadang over capacity, hal tersebut dapat menyebabkan konsleting listrik yang akhirnya menyebabkan kebakaran.
' :ika terjadi kebakaran ke#il, tetap tenang jangan panik dan segera padamkan api tersebut sebelum menjadi besar.
. Ke#a$aran &i In&!s)ri (Industrial fire)
asalah bahaya kebakaran di industri, sangat berbeda dengan tempat umum atau pemukiman.Industry, khususnya yang mengelola bahan berbahaya memiliki tingkat kebakaran yang tinggi.
Kebakaran di industry menimbulkan kerugian yang sangat besar karena menyangkut nilai asset yang tinggi, proses produksi dan peluang kerja.
enurut Kemenaker ;o.18= tahun 1999 tentang )nit Penanggulangan Kebakaran di $empat Kerja, tingkat risiko kebakaran dikelompokkan atas
1' Klasi+ikasi tingkat risiko bahaya kebakaran ringanO 2' Klasi+ikasi tingkat risiko bahaya kebakaran sedang I !' Klasi+ikasi tingkat risiko bahaya kebakaran sedang II ' Klasi+ikasi tingkat risiko bahaya kebakran sedang III ' Klasi+ikasi tingkat risiko bahaya kebakaran berat.
Penanggulangan kebakaran di tempat kerja atau dalam industry disesuaikan dengan tingkat kebakaran masing-masing.
enurut ketentuan tersebut, untuk penanggulangan kebakaran, setiap tempat kerja harus membentuk atau membangun unit
penanggulangan kebakaran yang terdiri atas unsur-unsur sebagai berikut
1' Petugas peran kebakaran
2' &egu penanggulangan kebakaran
!' Koordinator unit penanggulangan kebakaran
' *hli K! spesialis penanggulangan kebakaran sebagai penanggung ja"ab teknis
/. Ke#a$aran 0e&!n Ber)in$a) (Highrise building fire)
7edung bertingkat de"asa ini semakin banyak bermun#ulan di berbagai kota besar di Indonesia. Keterbatasan lahan membuat masyarakat berlomba membangun gedung bertingkat baik untuk perkantoran maupun untuk pemukiman dalam bentuk
apartemen.7edung dibangun semakin tinggi dan terus menjulang.5angunan tertinggi di dunia yang dibangun di Dubai men#apai ketinggian 800 meter.
Dapat dibayangkan betapa sulitnya upaya penanggulangan kebakaran misalnya untuk mengalirkan air ke pun#ak tertinggi gedung tersebut.
Penerapan ( telah dipersyatkan dalam Kepmeneg P) ;o. 113KP$(32000 tentang Ketentuan $eknis anajemen Penanggulangan Kebakaran Perkotaan.Kenyataan di lapangan menunjukkan bah"a sebagian besar bangunan tinggi belum menerapkan system ( dengan baik dan konsisten. )ndang-)ndang 5angunan 7edung % ))57-2002 ' yang mensyaratkan aspek keselamatan bangunan perlu ditindaklanjuti dengan penerapan pedoman teknis seperti ( dan &en#ana $indak Darurat Kebakaran atau ire ?mergen#y Plan %?P' yang merupakan sub bagian dari (. 5erdasarkan kondisi yang ada saat ini, permasalahan yang masih terjadi pada bangunan tinggi adalah belum e+ekti+nya system anajemen Keselamatan
Kebakaran yang diterapkan pada sebagian besar bangunan gedung tinggi yang ada di beberapa kota besar di Indonesia, sehingga keselamatannya kurang terjamin
1. Ke#a$aran r!'a, sa$i) (Hospital fire)
&umah sakit merupakan tempat kerja yang juga ra"an kebakaran.5anyak terjadi kasus kebakaran di rumah sakit, misalnya yang menimpa rumah sakit umum $angerang, &( Ibu dan *nak <ermina dan &( (ari *sih. leh karena itu,rumah sakit perlu menerapkan sistem manajemen kebakaran yang baik.
(e#ara umum sistem proteksi yang diperlukan adalah sebagai berikut
1' (istem alarm dan dete#tor yang sesuai dengan kondisi penghuni. *larm sebaiknya tidak ditempatkan di ruangan pasien tetapi di ruang jaga pera"at sehingga tidak menimbulkan gangguan dan kepanikan.
2' (istem air pemadam seperti penampung air dan jaringan pipa pemadam. :enis atau entuknya disesuaikan dengan konstruksi bangunan dan jumlah lantai. )ntuk bangunan bertingkat
diperlukan sisem pipa tegak dan hidran di setiap lantai.
!' (istem pemadam kebakaran baik manual atau otomatis. &umah sakit perlu dilengkapi dengan *P*& di setiap lantai dan ruangan yang mengandung risiko kebakaran tinggi. Di samping itu, untuk bangunan bertingkat perlu dilengkapi dengan sistem sprinkler kebakaran yang ber+ungsi jika kebakaran terjadi.
' (istem penyelamat atau eakuasi. <al ini sangat penting untuk bangunan rumah sakit karena kondisi pasien yang sedang
dira"at. Perlu sarana untuk eakuasi pasien dengan #epat menuju tempat yang aman.
' (istem manajemen kebakaran. (esuai dengan kondisi bangunan bertingkat lainnya, di lingkungan &( perlu dibangun dan dikembangkan sistem tanggap darurat yang meliputi organisasi tanggap darurat, sumber daya dan prosedur penanganannya. )ntuk itu, perlu dilakukan latihan berkala menghadapi bahaya kebakara (fire drill)termasuk penyelamatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
-umber (tandar ;asional Indonesia %(;I' 0!-!98-2000 tentang $ata ara Peren#anaan, Pemasangan, dan Pengujian (istem Deteksi dan *larm Kebakaran untuk Pen#egahan 5ahaya Kebakaran pada 5angunan 7edung
(umber $ar"aka, 2012. /asas0dasar 1eselamatan 1erta -erta &encegahan 1ecelakaan di +empat 1erja. <arapan Press (urakarta.
Peraturan enteri Pekerjaan )mum ;omor 2=3P&$332008 tentang Persyaratan $eknis (istem Proteksi Kebakaran pada 5angunan 7edung dan Aingkungan
(tandar ;asional Indonesia %(;I' 0!-!98-2000 tentang $ata ara Peren#anaan, Pemasangan, dan Pengujian (istem Deteksi dan *larm Kebakaran untuk Pen#egahan 5ahaya Kebakaran pada 5angunan 7edung
(unarno. 200=. ekanikal ?lektrikal. Gogyakarta *;DI.
:u"ana, :. (. 200. (istem 5angunan $inggi, :akarta ?rlangga.
-umberIlma *d4im, <ebbie. 201. *pi dan Kebakaran. https33sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.#o.id32013083sarana- proteksi-kebakaran-akti+-dan.html. %2! ebruari 2016'
$au+an, uhammad. 2011. (istem (plinker.
http33engineeringbuilding.blogspot.#om3201130=3sistem-splinker.html %2! ebruari 2016'