• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEUANGAN AND POLICIES

Dalam dokumen financial report as per 30 june 2012 unaudited (Halaman 121-126)

Instrumen keuangan pokok Perusahaan dan Entitas Anak terdiri dari kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, investasi entitas asosiasi, pinjaman jangka pendek, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan utang obligasi.

The Company and Subsidiaries’ principal financial instruments comprise of cash and cash equivalents, short-term investments, trade receivable, other receivables, investment in associated companies, short-term loans, trade payable, other payables, accrued expenses and bond payables.

Perusahaan dan Entitas Anak terpengaruh terhadap risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Manajemen Perusahaan dan Entitas Anak mengawasi manajemen risiko atas risiko- risiko tersebut.

The Company and Subsidiaries are exposed to market risk, credit risk and liquidity risk. The

Company and Subsidiaries’ management overseas

the risk management of these risks.

Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan pengelolaan risiko-risiko sebagaimana dirangkum dibawah ini:

The Board of Directors reviews and agrees policies for managing each of these risks which are summarized below:

Risiko pasar Market risk

Risiko pasar adalah risiko nilai wajar arus kas masa depan suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Harga pasar mengandung dua tipe risiko: risiko tingkat suku bunga dan risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan yang terutama terpengaruh oleh risiko pasar termasuk kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, investasi entitas asosiasi, pinjaman bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya yang masih harus dibayar dan utang obligasi.

Market risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market prices. Market prices comprise two type of risk: interest rate risk and foreign currency risk. Financial instruments primarily affected by market risk include cash and cash equivalents, short-term investments, trade receivable, other receivables, investment in associated companies, bank loans, trade payable, other payable, accrued expenses and bond payables.

Selain itu, dalam segmen bisnis media, SCTV, dan IVM merupakan salah satu televisi stasiun utama di Indonesia, menghadapi persaingan yang sangat ketat.

In addition, in the media business segment, SCTV, and IVM are major television stations in Indonesia, faces very tight competition.

Tantangan dari media-media lainnya seperti radio, surat kabar, majalah dan media luar ruang lainnya meningkatkan persaingan yang harus dihadapi oleh SCTV dan IVM untuk pendapatan iklan.

Challenges from other media such as radio, newspapers, magazines and other outdoor media increases the competition that is faced by SCTV and IVM for advertising revenue.

Strategi SCTV dan IVM untuk memitigasi risiko pasar dari persaingan meliputi: memutakhirkan peralatan siaran, meningkatkan kompetensi sumber daya manusia, melakukan program efisiensi berkelanjutan, memonitor audience share dan peringkat TV secara dekat dan mengadaptasi strategi program dengan tepat dan memperkuat tim manajemen.

SCTV’s and IVM’s strategies to mitigate market risk from competition include: updating broadcast equipment, improving competency of human resources, conducting ongoing efficiency programs, monitoring audience share and TV ratings closely and adapting the program strategy accordingly, and strengthening the management team.

MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)

Kegagalan SCTV dan IVM untuk mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasarnya dapat menghasilkan dampak yang merugikan pada kondisi dan hasil keuangan Perusahaan dan SCTV.

Failure of SCTV and IVM to maintain or increase its market share may have an adverse impact on the financial condition and results of the Company and SCTV.

Perkembangan industri pertelevisian menuju pelayanan era TV Digital yang diajukan oleh Pemerintah pada tahun 2018 telah memaksa semua stasiun televisi (termasuk SCTV dan IVM) untuk memulai pemuktahiran peralatan siaran.

The development of the television industry into digital free to air service proposed by the Government for year 2018 has forced all television stations (including SCTV and IVM) to start updating broadcast equipment.

Risiko tingkat suku bunga Interest rate risk

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko di mana nilai wajar arus kas di masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. Perusahaan dan Entitas Anak terpengaruh risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan kas dan setara kas, investasi jangka pendek dan pinjaman bank. Obligasi SCTV II memiliki suku bunga tetap.

Interest rate risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Company and Subsidiaries’ exposure to the risk of changes in market interest rates relates primarily to the Company and Subsidiaries’ cash and cash and equivalents, short-term investment and bank loan. The SCTV Bond II has a fixed interest rate.

Perubahan tingkat suku bunga tidak mempunyai dampak signifikan terhadap Perusahaan dan Entitas Anak.

Changes in interest rates have no significant impact on the Company and Subsidiaries.

Risiko mata uang asing Foreign exchange risk

Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perusahaan dan Anak Perusahan akan membeli valuta asing secara tunai (spot) untuk melakukan pembayaran atas pembelian dalam valuta asing.

Foreign currency risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. The Company and Subsidiaries buy foreign exchange on spot to pay for purchase in foreign currencies.

Mata uang pelaporan Perusahaan dan Entitas Anak adalah Rupiah. Perusahaan dan Entitas Anak dapat menghadapi risiko nilai tukar uang asing karena adanya penjualan dan biaya beberapa pembelian dalam mata uang Dollar Amerika Serikat atau harga secara signifikan dipengaruhi oleh tolak ukur perubahan harganya dalam mata uang asing (terutama Dolar Amerika

The Company and Subsidiaries’ reporting currency

is Rupiah. The Company and Subsidiaries may face foreign exchange risk as their sales and costs for certain purchases may be denominated in United States Dollars or their price may be significantly influenced by benchmark price movements in foreign currencies (mainly United States Dollars) as quoted in the international markets.

MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko mata uang asing (lanjutan) Foreign exchange risk (continued)

Serikat) seperti yang dikutip dari pasar internasional. Untuk periode berjalan, pendapatan dan pembayaran Perusahaan dan Entitas Anak adalah dalam mata uang Rupiah, sehingga fluktuasi mata uang asing tidak berpengaruh secara signifikan.

For the current period, the Company and its Subsidiaries main income and spending are in Rupiah, hence, its exposures to foreign currency fluctuation is not significant.

Perusahaan dan Entitas Anak tidak mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk exposure mata uang asing. Bagaimanapun, Perusahaan dan beberapa Entitas Anak menjaga saldo kas dalam $AS untuk meniadakan beberapa exposure dalam pembelian beberapa item spesifik dalam mata uang asing.

The Company and Subsidiaries does not have any formal hedging policy for foreign exchange exposure. However, the Company and several Subsidiaries maintain a cash balance in US$ to offset some of the exposure on purchasing specific items in foreign currencies.

Analisis sensitivitas untuk risiko nilai mata uang asing

Pada tanggal 30 Juni 2012, jika nilai tukar Rupiah

terhadap Dolar Amerika Serikat

menurun/meningkat sebanyak 2% dengan semua variabel konstan, pendapatan sebelum pajak untuk tahun yang berakhir sebesar Rp5,70 miliar lebih tinggi/rendah, terutama sebagai akibat kerugian/keuntungan translasi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, utang usaha dan utang lain-lain dalam Dolar Amerika Serikat.

Sensitivity analysis for foreign currency risk

As of June 30, 2012 had the exchange rate of Rupiah against the United States Dollar depreciated/appreciated by 2% with all other variables held constant, income before tax of the year then ended would have been Rp5.70 billion higher/lower, mainly as a result of foreign exchange losses/gains on the translation of cash and cash equivalents, short-term investments, trade receivables, other receivables, trade payables and other payables denominated in United States Dollars.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit adalah risiko dimana lawan transaksi tidak akan memenuhi kewajibannya berdasarkan instrumen keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perusahaan hanya terkena risiko kredit dari kegiatan operasi yang berhubungan dengan penjualan. Risiko kredit pelanggan dikelola oleh manajemen sesuai dengan kebijakan, prosedur dan pengendalian yang telah ditetapkan yang berkaitan dengan manajemen risiko kredit pelanggan. Posisi piutang pelanggan dipantau secara teratur.

Credit risk is the risk that a counterparty will not meet its obligations under a financial instrument or customer contract, leading to a financial loss. The Company is only exposed to credit risk from its operating activities related to sales. Customer credit risk is managed by the management subject to the established policies, procedures and controls relating to customer credit risk management. Outstanding customer receivables are monitored on a regular basis.

Risiko likuiditas Liquidity Risk

Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Perusahaan dan Entitas Anak memiliki saldo kas yang substansial dan memonitor modal kerja secara dekat untuk memitigasi risiko likuiditas.

Prudent liquidity risk management implies maintaining sufficient cash and cash equivalents to support business activities on a timely basis. The Company and Subsidiaries have substantial cash balances and monitors working capital closely to mitigate liquidity risk.

Tabel dibawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan dan Entitas Anak yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian.

The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company and Subsidiaries financial instruments that are carried in the consolidated financial statements. Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk

estimasi nilai wajar:

The following methods and assumptions are used to estimate fair value:

Nilai Tercatat/ Nilai Wajar/

Carrying Value Fair Value

AsetKeuangan Financial Assets

Kas dan setara kas 2.720.484.308 2.720.484.308 Cash and cash equivalents

Investasi jangka pendek 5.523.027 5.523.027 Short-term investments

Piutang usaha - neto 1.080.295.231 1.080.295.231 Trade receivables - net

Piutang lain-lain - neto 57.439.592 57.439.592 Other receivables - net

Jumlah 3.863.742.158 3.863.742.158 Total

Liabilitas Keuangan Financial Liabilities

Pinjaman jangka pendek 466.069.341 466.069.341 Short-term loans

Utang usaha 309.438.977 309.438.977 Trade payables

Utang lain-lain 46.918.225 46.918.225 Other payables

Utang dividen 521.956.794 521.956.794 Dividendpayables

Biaya masih harus dibayar 274.719.305 274.719.305 Accrued expenses

Utang obligasi 574.955.292 574.955.292 Bonds payable

Jumlah 2.194.057.934 2.194.057.934 Total

Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan disajikan dalam jumlah di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan dalam transaksi kini antara pihak- pihak yang berkeinginan, bukan akibat kesulitan keuangan atau likuidasi yang dipaksakan.

The Fair value of financial assets and liabilities are presented at amounts at which the instruments can exchange in a current transaction between willing parties, which transaction is not the result of financial difficulties or a forced sale in a liquidation. Nilai wajar untuk kas dan setara kas, investasi

jangka pendek, piutang usaha, piutang lain-lain, pinjaman bank, utang usaha, utang lain-lain, biaya masih harus dibayar dan utang obligasi dalam jumlah signifikan mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek. Sedangkan, investasi pada perusahaan asosiasi yang dicatat sebagai bagian dari aset tidak lancar yang tidak diperdagangkan dikarenakan jumlahnya tidak signifikan.

Fair value of cash and cash equivalents, short-term investments, trade receivables, other receivables, bank loans, trade payables, other payables, accrued expenses and bonds payable of significant amounts are close to their carrying value because of short term. Whereas, investment in associated company is recorded as part of non current assets not for sale as the amount is not significant.

Obligasi II yang diterbitkan oleh SCTV tidak aktif diperdagangkan sehingga teknik penilaian untuk mengukur nilai wajar adalah model diskonto arus kas.

The Bonds II issued by SCTV, are not actively traded, so the model to calculate their fair value is discounted cash flow.

Perjanjian dengan Yayasan Televisi Republik Indonesia

Agreement with Yayasan Televisi Republik Indonesia

Berdasarkan Perjanjian Penunjukan Pelaksana Siaran Televisi Swasta Umum antara IVM dengan Yayasan Televisi Republik Indonesia (Yayasan TVRI) tanggal 7 Desember 1994, IVM menerima penunjukan untuk melaksanakan siaran televisi. Perjanjian tersebut berlaku untuk 20 tahun sampai dengan 6 Desember 2014 atau selama Yayasan TVRI tidak menyelenggarakan siaran niaga, yang mana yang tercapai lebih dahulu, IVM bersedia memberikan penghasilan sebesar 12,5% atas penerimaan dari hasil siaran niaga, setelah dikurangi biaya komisi dan/ atau diskon dan pajak serta penjualan materi siaran dan keuntungan penjualan buku-buku program setelah dikurangi pajak-pajak (penghasilan) kepada Yayasan TVRI. Pada tanggal 19 Oktober 2001, Perjanjian tersebut telah sepakat untuk diakhiri. Pengakhiran perjanjian tersebut telah menyebabkan perselisihan antara IVM dan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia sehubungan dengan jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh IVM.

Based on the Appointment Agreement of the Private Television Broadcasting between IVM and Yayasan Televisi Republik Indonesia (Yayasan TVRI) dated December 7, 1994, IVM accepted the appointment to conduct television broadcasting. The agreement was valid for 20 years up to December 6, 2014 or as long as Yayasan TVRI did not broadcast advertisements whichever come earlier. The IVM was willing to pay Yayasan TVRI of 12.5% of its revenues from broadcast advertisements, net of commission expenses and/ or discount and/or discount and tax and sales of films and profit from sales of programming books net of taxes to Yayasan TVRI. On October 19, 2001, the agreement was agreed to be ended. Ending of agreement was a dispute between IVM and Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia with regard to liability should be paid by the IVM.

Perselisihan antara IVM dengan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia telah mengakibatkan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia mengajukan gugatan ke pengadilan negeri pada tanggal 7 September 2006. Pada tanggal 23 April 2007, Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memutuskan bahwa gugatan Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia terhadap IVM telah ditolak seluruhnya.

Dispute between IVM and Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia caused Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia filed an appeal to district court on September 7, 2006. On April 23, 2007, the Judge decided that lawsuit of Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia against IVM was rejected.

Terhadap putusan Pengadilan Negeri di atas, Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia telah mengajukan banding atas perkara tersebut. Pada tanggal 7 Juli 2008, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan Relaas Pemberitahuan Isi Putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 2 Juni 2008 yang inti amarnya menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 23 April 2007 diatas.

For the above decision, Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia has appealed to the Court of Appeal. On July 7, 2008, The Central Jakarta District Court issued Content Notification Relaas Decision of The Jakarta High Court dated June 2, 2008, which core injunction strengthens the Decision of The Central Jakarta District Court dated April 23, 2007 above.

Perjanjian dengan Yayasan Televisi Republik Indonesia (lanjutan)

Agreement with Yayasan Televisi Republik Indonesia (continued)

Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia telah mengajukan Memori Kasasi ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat, dan selanjutnya IVM telah menyampaikan Kontra Memori Kasasi yang diterima PN Jakarta Pusat pada tanggal 26 Agustus 2008. Pada tanggal 24 Maret 2010, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat mengeluarkan Relaas Pemberitahuan tentang isi putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No: 2793 K/Pdt/2008 tanggal 27 Mei 2009 yang amarnya menolak permohonan Kasasi dari Direktur Utama TVRI, yang sekarang telah berubah menjadi Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI).

Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia has proposed Kasasi Memory to the Central Jakarta District Court, and furthermore IVM delivered Contra Kasasi Memory as accepted by the Central Jakarta District Court on August 26, 2008. On March 24, 2010, the Central Jakarta District Court issued Content Notification Relaas Decision of The Republik Indonesia Supreme Court No: 2793 K/Pdt/2008 dated May 27, 2009 which core injuction rejected Kasasi application from TVRI President Director, which now has changed to Lembaga Penyiaran Publik Televisi Republik Indonesia (LPP TVRI).

Pada tanggal 16 Juni 2011, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyampaikan pemberitahuan atas Memori Peninjauan Kembali atas putusan Mahkamah Agung tersebut di atas yang diajukan oleh LPP TVRI, dan pada tanggal 13 Juli 2011 IVM telah menyampaikan Kontra Memori Peninjauan Kembali.

On June 16, 2011, the Central Jakarta District Court submitted an announcement on the Judicial

Review Memory of the Supreme Court’s decision

that was filed by LPP TVRI, and on July 13, 2011, IVM has submitted Judicial Review Contra Memory.

41. TAMBAHAN INFORMASI ARUS KAS 41. SUPPLEMENTARY CASH FLOWS INFORMATION

Transaksi non kas yang signifikan Significant non-cash transactions

30 Juni 2012/ 30 Juni 2011/

June 30, 2012 June 30, 2011

Reklasifikasi uang muka ke Reclassification of advance payment to

aset tetap 4.241.440 - fixed asset

42. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

42. COMPLETION OF THE CONSOLIDATED

Dalam dokumen financial report as per 30 june 2012 unaudited (Halaman 121-126)

Dokumen terkait