• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KEUANGAN AND POLICIES Instrumen keuangan pokok Perusahaan terdiri

dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang pegawai, piutang lain-lain, uang jaminan sewa, pinjaman jangka pendek, utang usaha, beban akrual dan uang jaminan dari penyalur.

The Company’s principal financial instruments comprise of cash and cash equivalents, accounts receivable, due from employees, other receivables, refundable deposits, short-term loans, trade payables, accrued liabilities and guarantee deposits from distributors.

Perusahaan terpengaruh terhadap risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Manajemen senior Perusahaan mengawasi manajemen risiko atas risiko-risiko tersebut.

The Company is exposed to market risk, credit risk and liquidity risk. The Company’s senior management oversees the risk management of these risks.

Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan

pengelolaan risiko-risiko sebagaimana

dirangkum dibawah ini:

The Board of Directors reviews and agrees policies for managing each of these risks which are summarized below:

Risiko pasar Market risk

Risiko pasar adalah risiko nilai wajar arus kas masa depan suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan harga pasar. Harga pasar mengandung risiko nilai tukar mata uang asing. Instrumen keuangan yang terutama terpengaruh oleh risiko pasar termasuk kas dan setara kas, piutang usaha, utang usaha dan beban akrual.

Market risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market prices. Market prices comprise foreign currency risk. Financial instruments primarily affected by market risk include cash and cash equivalents, accounts receivable, trade payables and accrued liabilities.

Risiko mata uang asing Foreign currency risk

Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan suatu instrumen keuangan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Pendapatan valuta asing dari kegiatan ekspor merupakan lindung nilai yang efektif terhadap biaya-biaya

Perusahaan dalam mata uang asing.

Perusahaan akan membeli valuta asing secara tunai (spot) untuk melakukan pembayaran atas sisa biaya-biaya dalam mata uang asing yang tidak terlindung nilai.

Foreign currency risk is the risk that the fair value of future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in foreign exchanges rates. Foreign exchange earnings from exports provide an effective hedge for the major portion of the Company’s foreign currency expenditures. The remaining balance of foreign currency expenditures is settled utilizing spot purchases of foreign currency.

Eksposur Perusahaan terhadap hasil fluktuasi nilai tukar terutama dari kas dan setara kas, piutang usaha, aset lancar lainnya, utang usaha dan beban akrual dalam nominal Dolar Amerika Serikat.

The Company’s exposure to exchange rate fluctuations results primarily from its US Dollar denominated cash and cash equivalents, accounts receivable, other current assets, trade payables and accrued liabilities.

MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko pasar (lanjutan) Market risk (continued)

Risiko mata uang asing (lanjutan) Foreign currency risk (continued)

Jika Rupiah terdepresiasi lebih lanjut dari nilai tukar yang berlaku pada 30 Juni 2013, kewajiban Perusahaan atas utang usaha dan beban akrual dalam Rupiah akan meningkat. Namun, kenaikan kewajiban tersebut akan saling hapus dengan peningkatan nilai mata uang asing atas kas dan setara kas, piutang usaha, dan aset lancar lainnya.

To the extent the Indonesian Rupiah depreciates

further from the exchange rates in effect at June 30, 2013, the Company’s obligations under

trade payables and accrued liabilities will increase in Indonesian Rupiah terms. However, the increases in these obligations will be offsetted in part by the increases in the values of foreign currency denominated cash and cash equivalents, accounts receivable, and other current assets. Pada tanggal 30 Juni 2013, jika nilai tukar

Rupiah melemah 9,19% terhadap Dolar Amerika Serikat, dengan seluruh variabel lain tetap, maka total laba komprehensif untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 Perusahaan akan lebih rendah Rp9.536.833 sebagai akibat dari rugi selisih kurs. Sebaliknya, jika nilai tukar Rupiah menguat 9,19% terhadap Dolar Amerika Serikat dengan seluruh variabel lain tetap, maka total laba komprehensif untuk periode enam bulan yang berakhir 30 Juni 2013 Perusahaan akan lebih tinggi Rp9.536.833 sebagai akibat dari laba selisih kurs.

On June 30, 2013, if the Indonesian Rupiah exchange rate weaken by 9.19% against US Dollar, with all other variables held constant, the Company’s total comprehensive income for the six-month period ended June 30, 2013 will be lower by Rp9,536,833 as results of foreign exchange loss. Vice versa, if the Indonesian Rupiah exchange rate strengthen by 9.19% against US Dollar, with all other variables held constant, the Company’s total comprehensive income for the six-month period ended June 30, 2013 will be higher by Rp9,536,833 as results of foreign exchange gain.

Risiko kredit Credit risk

Risiko kredit adalah risiko dimana lawan transaksi tidak akan memenuhi kewajibannya berdasarkan instrumen keuangan atau kontrak

pelanggan, yang menyebabkan kerugian

keuangan. Perusahaan hanya terkena risiko kredit dari kegiatan operasi yang berhubungan dengan penjualan. Risiko kredit pelanggan dikelola oleh Direksi sesuai dengan kebijakan Perusahaan, prosedur dan pengendalian yang telah ditetapkan yang berkaitan dengan manajemen risiko kredit pelanggan. Posisi piutang pelanggan dipantau secara teratur.

Credit risk is the risk that the counterparty will not meet its obligation under a financial instrument or customer contract, leading to a financial loss. The Company is only exposed to credit risk from its operating activities related to sales. Customer credit risk is managed by the Board of Directors subject to the Company’s established policies, procedures and controls relating to customer credit risk management. Outstanding customer receivables are monitored on a regular basis.

Risiko likuiditas Liquidity risk

Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Perusahaan menjaga

keseimbangan antara kesinambungan

penagihan piutang serta melalui fleksibilitas penggunaan pinjaman bank untuk mengelola risiko likuiditas.

Prudent liquidity risk management implies maintaining sufficient cash and cash equivalents to support business activities on a timely basis. The Company maintains a balance between continuity of accounts receivable collections and flexibility through the use of bank loans in order to manage liquidity risk.

MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) AND POLICIES (continued)

Risiko likuiditas (lanjutan) Liquidity risk (continued)

Tabel dibawah menunjukkan analisis jatuh tempo liabilitas keuangan Perusahaan dalam rentang

waktu yang menunjukkan jatuh tempo

kontraktual untuk semua liabilitas keuangan dimana jatuh tempo kontraktual sangat penting untuk pemahaman terhadap arus kas.

The following table analyze the Company’s financial liabilities into relevant maturity groupings based on their contractual maturities for all financial liabilities for which the contractual maturities are essential for an understanding of the timing of the cash flows.

30 Juni 2013/June 30, 2013

Arus kas Kurang dari Antara Lebih dari kontraktual/ 1 tahun/ 1 dan 2 tahun/ 2 tahun/ Jumlah tercatat/ Contractual Not later Between More than

Carrying value cash flows than 1 year 1 and 2 years 2 years

Utang usaha 221.917.483 221.917.483 221.917.483 - - Trade payables

Beban akrual 26.258.342 26.258.342 26.258.342 - - Accrued liabilities

Liabilitas imbalan kerja Short-term employee Jangka pendek 6.006.559 6.006.559 6.006.559 - - benefit

Uang jaminan dari Guarantee deposits

penyalur 32.656.838 32.656.838 32.656.838 - - from distributors

286.839.222 286.839.222 286.839.222 - -

26. INSTRUMEN KEUANGAN 26. FINANCIAL INSTRUMENTS

Tabel dibawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan interim.

The table below is a comparison by class of the carrying amounts and fair value of the Company’s financial instruments that are carried in the interim financial statements.

30 Juni 2013/June 30, 2013

Nilai buku/ Nilai wajar/

Carrying value Fair value

Aset keuangan Financial assets

Kas dan setara kas 5.806.368 5.806.368 Cash and cash equivalents

Piutang usaha - pihak ketiga 39.350.743 39.350.743 Accounts receivable - third parties

Piutang usaha - pihak-pihak berelasi 6.879.328 6.879.328 Accounts receivable - related parties

Piutang pegawai 1.230.711 1.230.711 Due from employees

Piutang lain-lain 3.515.758 3.515.758 Other receivables

Uang jaminan sewa 10.314.057 10.314.057 Refundable deposits

67.096.965 67.096.965

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Utang usaha - pihak ketiga 109.721.987 109.721.987 Trade payables - third parties

Utang usaha - pihak-pihak berelasi 112.195.496 112.195.496 Trade payables - related parties

Beban akrual 26.258.342 26.258.342 Accrued liabilities

Liabilitas imbalan kerja jangka pendek 6.006.559 6.006.559 Short-term employee benefit liabilities

Uang jaminan dari penyalur 32.656.838 32.656.838 Guarantee deposits from distributors

286.839.222 286.839.222

Berikut metode dan asumsi yang digunakan

untuk estimasi nilai wajar: The following methods and assumptions are used to estimate fair value: Nilai wajar kas dan setara kas, piutang usaha,

piutang pegawai, piutang lain-lain, uang jaminan sewa, pinjaman jangka pendek, utang usaha, beban akrual dan uang jaminan dari penyalur mendekati nilai tercatat karena jangka waktu tempo yang pendek atas instrumen keuangan tersebut.

Fair value of cash and cash equivalents, accounts receivable, due from employees, other receivables, refundable deposits, short-term loans, trade payables, accrued liabilities and guarantee deposits from distributors approximate their carrying amounts largerly due to the short-term maturities of these instruments.

Dokumen terkait