• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

BAB III STRATEGI DAN KOMPONEN MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

B. Komponen Manajemen Berbasis Sekolah

1. Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis Sekolah

Manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah adalah pengaturan kurikulum dan pembelajaran yang meliputi kegiatan merencanakan, mengorganisasi, melaksanakan, dan mengevaluasi kurikulum dan pembelajaran di sekolah, dengan berpedoman pada prinsip-prinsip implementasi manajemen berbasis sekolah. Prinsip- prinsip implementasi pembelajaran yang dikembangkan dalam program MBS ini diharapkan dapat mengembangkan model pembelajaran yang lebih bervariasi, interaktif, dan praktis sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan relevan bagi peserta didik.

Ruang lingkup kegiatan manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis sekolah meliputi: penyusunan program tahunan, penyusunan dan penjabaran kalender sekolah, pembagian tugas mengajar dan tugas lain, penyusunan jadwal pelajaran, penyusunan jadwal kegiatan perbaikan dan pengayaan, penyusunan jadwal kegiatan ekstrakurikuler, penyusunan program kegiatan bimbingan karir (BK), pengaturan pemanfaatan sumber dan media pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran yang efektif untuk pokok-pokok bahasan tertentu, pengaturan kriteria dan pelaksanaan penilaian hasil belajar peserta

didik , kenaikan kelas, dan kelulusan, penyusunan/review KTSP /K 13 dan silabus,

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), pengaturan pembukaan tahun ajaran baru, pelaksanaan kegiatan pembelajaran, supervisi pembelajaran, supervisi kegiatan BK, penentuan kelulusan peserta didik, penutupan tahun ajaran dan pelepasan peserta didik, pengawasan (pemantauan, dan evaluasi), dan pertanggungjawaban (pelaporan).

1) Proses Belajar-Mengajar

penerapan PAKEM dalam pembelajaran di kelas ditandai dengan terjadinya 4 hal

berikut, yaitu : siswa mengalami, siswa berinteraksi, siswa mengkomunikasikan

gagasannya, dan siswa melakukan refleksi.

(a) Mengalami

Pada saat belajar, siswa mengalami langsung apa yang sedang dipelajari sejauh tidak membahayakannya. Misal, ketika siswa belajar tentang struktur daun, siswa mengamati langsung daun, bukan mendengarkan ceramah guru tentang daun. Siswa belajar cara menulis surat, mereka menulis surat, dan sebagainya.

33 Panduan Pelaksanaan - Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

(b) Berinteraksi

Selama peserta didik belajar, mereka berinteraksi dengan temannya: berdiskusi, saling menjelaskan, dan mengajukan pertanyaan. Peserta didik didorong mengkomunikasikan gagasan atau hasil temuan kepada teman atau gurunya, dalam bentuk lisan, tulisan, Peserta didik memajangkan hasil karyanya

merupakan salah satu bentuk ‘mengkomunikasikan’. Kebiasaan siswa

mengkomunikasikan gagasannya atau membuat laporan percobaan IPA dengan kata-kata sendiri akan mereka menata pikirannya sebelum mereka mengungkapkannya. Berpikir logis berkemungkinan besar akan berkembang melalui kegiatan ini.

(C) Refleksi

Mengkonfirmasikan proses belajar dari apa dan bermakna bagi siswa. Hal ini

untuk membiasakan mereka melakukan umpan balik. Refleksi terhadap apa

yang dilakukannya dalam kehidupannya sehari-hari untuk kemudian berbuat yang lebih baik lagi di hari-hari berikutnya. Guru hendaknya memotivasi siswa untuk melakukan refleksi dengan mengajukan pertanyaan:

1. Apa yang kamu peroleh setelah belajar …? 2. Apa yang masih membingungkan?

3. Bagaimana perasaan mu ketika belajar tadi?

Hasil refleksi siswa ini dapat menjadi umpan balik bagi guru tentang mengajarnya.

Demikian juga bagi siswa. Guru dapat melakukan perbaikan mengajar dari jawaban siswa atas pertanyaan nomor 2, dan melakukan pengembangan kegiatan pembelajaran berdasarkan jawaban siswa atas pertanyaan nomor 1. Pertanyaan 3 dimaksudkan agar siswa menilai sendiri tentang cara belajar mereka apakah serius atau tidak kemudian dikaitkan dengan jawaban pertanyaan 1 dan 2. Misal, mereka menyadari karena kekurangseriusan mereka dalam belajar maka masih banyak yang membingungkan

Pemanfaatan Lingkungan Siswa belajar di luar kelas dengan menggunakan lingkungan alam, sosial

dan ekonomi sebagai sumber

Peserta didik berinteraksi dalam proses belajar

• Mengkomunikasikan

Presentasi Peserta Didik

Siswa melaporkan hasil kerjanya di depan kelas dan menerima umpan balik dari

siswa lainnya.

Siswa juga menggunakan komputer untuk menuliskan karya mereka

34 Panduan Pelaksanaan - Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

2) Lingkungan Kelas

Lingkungan kelas sangat berperan dalam menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk belajar. Penataan lingkungan kelas bisa berupa pengaturan meja-kursi/ bangku siswa, penataan sumber dan alat bantu belajar, dan penataan pajangan hasil karya siswa, serta penyediaan sudut baca.

(a) Pengaturan Meja-Kursi/Bangku

Penataan meja-kursi siswa paling sedikit memenuhi 4 hal: 1) Mobilitas, memudahkan siswa untuk bergerak dari satu pojok ke pojok lain, 2) Aksesibilitas, memudahkan siswa mengakses sumber dan alat bantu belajar, 3) Interaksi, memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan sesama teman dan gurunya, dan 4) Variasi kegiatan, memudahkan siswa melakukan berbagai kegiatan yang beragam, misal berdiskusi, melakukan percobaan, dan presentasi. Pengaturan meja-kursi/bangku siswa dalam bentuk kelompok atau berbentuk

PENGELOLAAN KELAS

Ruang kelas diatur untuk memudahkan kerja kooperatif dan interaksi antara peserta didik. Di sebelah kiri peserta didi duduk berkelompok. Di samping kanan kursi meja diatur dalam bentuk “U”

(b) Penataan Sumber dan Alat Bantu Belajar

Penataan sumber dan alat bantu belajar hendaknya diatur sedemikian rupa, sehingga sumber belajar mudah diakses oleh siswa maupun guru. Misal penempatan alat bantu belajar di tengah ruangan memungkinkan semua siswa memiliki jarak yang relatif sama dalam mengaksesnya daripada dari pada alat tersebut ditempatkan di salah satu pojok ruangan.

ALAT BANTU BELAJAR

(c) Penataan Pajangan Hasil Karya Siswa

Penataan pajangan hasil karya siswa dengan mempertimbangkan aspek estetika (keindahan) juga kondisi siswa, yang berada dalam jangkauan siswa agar mereka memperoleh manfaat dari pemajangan hasil karya.

Bentuknya bisa dua atau tiga dimensi

Hasil Karya Siswa .

36 Panduan Pelaksanaan - Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

Pajangan mencerminkan upaya yang dilakukan guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran, menggambarkan penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang diharapkan. Pajangan diganti secara reguler setiap 1- 2 minggu sekali/selesai satu tema. Pajangan dapat menjadi alat pemantau

efektivitas proses pembelajaran. Pajangan berfungsi sebagai : (a) motivasi

peserta didik agar senantiasa berkarya; (b) alat bantu belajar; (c) sumber

belajar bagi peserta didik; (d) umpan balik/ penghargaan kepada peserta didik

yang berhasil membuat karya; kompetitif

(d) Peningkatan Minat Baca Siswa

Salah satu tujuan program MBS adalah untuk meningkatkan minat peserta didik membaca atau menciptakan budaya baca. Untuk mencapai tujuan ini beberapa hal perlu dilakukan di sekolah:

1. Perpustakaan sekolah dikelola untuk

menciptakan suasana yang mendorong anak untuk membaca.

2. Sudut baca dibuat di ruang kelas supaya buku

supaya mudah dijangkau

SUDUT BACA

3. Jumlah buku ditambah

4. Jam membaca diterapkan di kelas ataupun sekaligus di seluruh sekolah supaya anak dibiasakan untuk membaca.

3) Peran Guru

Guru lebih berperan sebagai sseorang fasilitaor pembelajaran. Dalam hal ini yang dapat dilakukan guru adalah :

(a) merancang pembelajaran yang menantang bagi peserta didik untuk mencari informasi, memecahkan masalah dan kreatif

( b ) M enerapkan metode belajar yang bervariasi seperti diskusi, praktik percobaan, pencarian informasi dari buku, majalah, koran, dan internet, serta pemanfaatan lingkungan sekitar.

(c) Menggunakan media yang sederhana dan murah, namun sesuai dengan

tujuan pembelajaran.

(d) Memantau pembelajaran peserta didik dan memberi bantuan kalau mereka mengalami kesulitan.

(e) Memberikan penghargaan terhadap peserta didik yang berprestasi dan lebih

memotivasi mereka yang masih mengalami kesulitan belajar.

4) Kegiatan Siswa

Siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Kegiatan yang dapat dilakukan siswa yaitu :

(a) Mendiskusikan tugas dan memecahkan masalah yang

diberikan guru.

(b) a kt if mengerjakan tugas (c) mempresentasikan hasil karya

Peserta didik kemudian diberi umpan balik oleh peserta didik lainnya.

Dengan cara seperti ini peserta didik dapat mengembangkan kecakapan hidup seperti bekerjasama, berpikir kritis, dan berkomunikasi secara efektif untuk menjadi

38 Panduan Pelaksanaan - Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

lebih percaya diri serta menerima dan menghargai pendapat orang lain.

Pendekatan belajar seperti ini dapat menciptakan budaya sekolah yang mendorong peserta didik untuk dapat mengembangkan sikap dan kompetensi yang diperlukan kelak dalam kehidupan sehari-hari.

5) Penggunaan Media Pembelajaran dan Alat Bantu Belajar

Fungsi utama alat bantu belajar adalah untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep yang abstrak agar peserta didik mampu memahami arti dari konsep yang dipelajari. Dengan melihat, meraba, dan memanipulasi objek/alat, peserta didik memiliki pengalaman- pengalaman nyata dalam kehidupan tentang arti

Siswa menggunakan alat bantu belajar dalam pembelajaran

membaca

suatu konsep. Ada beberapa tujuan penggunaan alat peraga/media pembelajaran, antara lain:

a. Mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. b. Mempermudah peserta didik dalam memahami konsep.

c. Memberikan pengalaman yang efektif bagi peserta didik dengan berbagai kecerdasan yang berbeda.

d. Memotivasi peserta didik untuk menyukai pelajaran yang diajarkan.

e. Memberikan kesempatan bagi peserta didik yang lamban berpikir

untuk menyelesaikan tugas agar berhasil.

Gunakan alat bantu belajar seefektif mungkin oleh siswa, bukan oleh guru

sehingga siswa tidak hanya menjadi ‘penonton’ guru meragakan sesuatu.

c. Penilaian Kemajuan Peserta Didik

Dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007, penilaian dilakukan secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, dan penilaian diri. Penilaian konvensional dilakukan dengan tes tertulis saja, dan umumnya hanya terbatas pada

penilaian ranah koqnitif. Dengan demikian untuk menilai proses hasil belajar peserta didik, seperti laporan atau

cerita, harus ada cara penilaian lainnya.Tujuan utama penilaian sehari-hari adalah untuk mengidentifkasi kekuatan dan kelemahan peserta didik supaya pembelajaran yang akan datang dapat disesuaikan dengan kebutuhannya dan masalah yang mereka hadapi dalam pembelajaran teratasi.

Beberapa jenis penilaian yang dikembangkan dalam program MBS dijelaskan secara singkat di bawah ini.

1. Penilaian Proses

Siswa menggunakan alat bantu belajar dalam pembelajaran

membaca

Penilaian proses belajar peserta didik bertujuan untuk menilai sejauhmana peserta didik menguasai keterampilan proses, misalnya mengumpulkan dan menganalisis data dalam IPA atau matematika.

2. Penilaian Karya Peserta didik

Kegiatan PAKEM banyak menekankan hasil karya peserta didik yang merupakan ciptaan mereka.Hasil karya tersebut dapat merupakan hasil tertulis, gambar atau model 3Dimensi (3D). Hasil karya ini untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik, serta untuk memberi umpan balik dan merencanakan pembelajaran selanjutnya yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

Salah satu cara untuk menilai hasil karya peserta didik adalah dengan menggunakan rubrik penilaian. Dalam rubrik guru menyusun daftar unsur yang akan dinilai dari pekerjaan tersebut, serta kriterianya. Contoh di bawah adalah rubrik untuk menilai karangan Bahasa Indonesia dengan lima unsur yang dinilai, yaitu: ejaan, isi karangan, diksi (pilihan kata), dan keruntutan. Bobot setiap unsur ditetapkan oleh guru sesuai prioritas pembelajarannya.

40 Panduan Pelaksanaan - Manajemen Berbasis Sekolah di Sekolah Dasar

RUBRIK PENILAIAN KARANGAN BAHASA INDONESIA

No Aspek Yang

Dinilai Indikator Penilaian Kriteria Skor

Perolehan Nilai 1 Penggunaan tanda baca Ketepatan penggunaan tanda baca dan huruf kapital dalam kalimat

Tepat 2

Tidak Tepat 1 2 Isi Karangan Kesesuaian isi

karangan dengan tema dan topik yang dipilih

Sesuai 3 Kurang Sesuai 2 3 Diksi (Pilihan Kata) Ketepatan pemilihan

kata yang digunakan dalam karangan Tepat 1 Tidak Tepat 2 4 Keruntutan dalam menuangkan cerita/puisi/pantun/ deskripsi Keruntutan dalam menuangkan cerita/ puisi/pantun/deskripsi Runtut 3 Kurang Runtut 2 Tidak Runtut 1 Jumlah Skor Maksimal : 10

Keterangan :

Perolehan nilai dihitung dengan cara: Skor yang diperoleh

Skor maksimal

x 10

Rubrik penilaian mata pelajaran disesuai dengan kompetensi yang diajarkan.

3. Penilaian Melalui Portofolio

Penilaian Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar peserta didik melalui karya peserta didik, antara lain: karangan, laporan, puisi, surat, gambar, dan penelitian.

Jadi, portofolio merupakan koleksi pribadi hasil kerja peserta didik yang mencerminkan tingkat pencapaian, kegiatan belajar, kekuatan, dan pekerjaan terbaiknya.

Portofolio mengambarkan kemajuan anak. Ini adalah dua contoh dari portofolio Arief, anak kelas 1.

Contoh di atas adalah tulisannya pada awal tahun ajaran, bulan Juli, sedangkan contoh di sebelah kanan menuju akhir tahun ajaran, yaitu pada bulan April.

Dokumen terkait