• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pelayanan Keperawatan

Dalam dokumen Konsep Sistem Informasi Keperawatan (Halaman 30-33)

1. Ketenagaan. Sistem didesain untuk memenuhi data base tenaga, standar ketenagaan keperawatan, pola ketenagaan, jenjang karir, perencanan pengembangan tenaga, perencanaan kebutuhan, kompetensi, rekrutmen, mutasi, rotasi, jadwal dinas, angka kredit perawat, kinerja perawat. Sistem juga mampu menampilkan pelaporan ketenagaan sesuai kebutuhan (customize).

2. Fasilitas keperawatan. Sistem didesain untuk memfasilitasi standar peralatan keperawatan, perencanaan kebutuhan, pemakaian, mutasi dan pemeliharaan fasilitas keperawatan

3. Metode. Sistem juga memfasilitasi Model Pelayanan Keperawatan, Standar Prosedur Operasional, Standar Asuhan Keperawatan berdasarkan Evidance Base Nursing, Pedoman pengelolaan etik, supervisi keperawatan

4. Keuangan. Sistem mampu memfasilitasi remunerasi tenaga keperawatan, pembiyaan pasien dari pelayanan keperawatan, analisis base costing, unit cost

5. Laporan Rawat Inap, Rawat Jalan dan Perawatan Khusus 6. Dokumen kinerja perawat

7. Dokumen efisiensi pembiayaan pasien

8. Akreditasi Pokja Pelayanan Perawatan Rumah Sakit

9. Dan lain lain aplikasi yang mungkin bisa dikembangkan sesuai kebutuhan

Laboratorium Sistem Informasi Keperawatan

Saat ini banyak institusi pendidikan perawat yang telah memberanikan diri untuk menerapkan muatan lokal sistem informasi keperawatan. Sebagai sebuah terobosan dalam pendidikan, hal ini tentu merupakan perkembangan positif bagi dunia perawatan. Tinggal modul yang ada harus dibuat dan disepakati, ke mana arah perkembangan sistem informasi yang dimaksud. Ke arah pemakaian teknologi informasi semisal penggunaan internet untuk menunjang perawatan atau lebih ke

arah pemanfaatan teknologi informasi utuk mendukung dokumentasi keperawatan yang terintegrasi.

Bila pilihan yang kedua yang dimaksud, maka perlu dirancang sebuah sistem yang terintegrasi, agar mahasiswa mampu memahami betul seperti apa pemanfaatan TI ini untuk menunjang profesi perawat. Dengan melihat secara nyata sistem yang terintegrasidan aplikasi nyata, diharapkanmahasiswa memiliki pemahaman dan pengalaman megaplikasikan Sistem Informasi Keperawatan tersebut.

Sebagai contoh, TI bermanfaat dalam menampilkan laporan diagnosa perawatan terbanyak di suatu RS, menampilkan tindakan perawatan terbanyak, menampilkan analisis dari aktifitas perawatan dan lain lain.

Agar muatan lokal yang dirancang memberikan nilai positif yang nyata, maka seyogyanya institusi pendidikan yang telah menerapkan muatan lokal Sistem Informasi Keperawatan, memiliki Laboratorium Sistem Informasi Keperawatan.

Dalam laboratorium itu, tersedia komputer yang telah terkoneksi dengan jaringan yang terhubung ke sebuah server yang berisi aplikasi sistem informasi keperawatan. Dengan memiliki laboratorium, mahasiswa akan mampu membayangkan logika bekerja dengan sebuah sistem Teknologi Informasi yang terintegrasi.

Sebagai contoh, satu unit komputer di laboratorium itu hanya digunakan untuk pendaftaran pasien, ada yang digunakan untuk unit laboratorium, ada yang digunakan untuk apotik, ada yang digunakan untuk radiologi, dan beberapa komputer untuk unit rawat inap, unit perawatan intensif, unit bedah sentral, unit gawat darurat dll.

Dengan sistem yang terintegrasi tersebut, maka mahasiswa dapat membayangkan saat pasien masuk diregistrasi, data dapat diakses di bagian laborat, ICU, rawat inap dll. Bahkan asuhan keperawatanpun

menjadi sangat rapih, pembiayaan perawatan dari profesi perawat juga dapat didemonstrasikan dalam sistem itu.

Dan siapakah kiranya yang akan mengawalinya? SIM Keperawatan dan RM Terintegrasi

Salah satu aktifitas perawat yang merupakan sebuah kewajiban dan tidak bisa ditinggalkan adalah melakukan dokumentasi terhadap seluruh aktifitas yang dilakukan terhadap pasien. Dokumentasi bukan semata-semata sebagai sebuah kewajiban, tapi dokumentasi adalah merupakan bukti (aspek legal formal) terhadap asuhan yang telah diberikan.

Dokumentasi perawat yang telah disepakati adalah dengan pendekatan proses perawatan yang meliputi pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi. SIM Keperawatan sebagai dokumen berbasis Teknologi Informasi pun mengikuti aturan itu, yaitu diawali dengan pengkajian, membuat perencanaan, melakukan implementasi dan berakhir dengan evaluasi yang dilakukan secara siklik.

Pertanyaannya adalah bagaimana ketika standar akreditasi KARS atau JCI menghendaki adanya Rekam Medik Terintegrasi? Dimana seluruh profesi yang ada di rumah sakit wajib menuliskan dokumen dalam satu form yang sama? Apakah perawat harus menuliskan semua proses keperawatan dari pengkajian, perencanaan, implementasi dan evaluasi dalam satu form bersamaan dengan profesi lain? Lalu bagaimana nasib SIM Keperawatan yang dokumennya dalam bentuk elektronik?

Terhadap pertanyaan-pertanyaan ini, tentu kita perlu mencari solusi agar Dokumen Asuhan Keperawatan / SIM Keperawatan tidak musnah dan Rekam Medik Terintegrasi juga ada. Karena Akreditasi RS maupun JCI tidak dimaksudkan untuk menghilangkan eksistensi sebuah profesi di rumah sakit atau merubah kebijakan yang sudah ditetapkan profesi. Akreditasi hanya menghendaki agar komunikasi antar profesi di

rumah sakit berjalan dengan baik, efisien dan efektif sehingga diperlukan rekam medik yang terintegrasi.

Terhadap persoalan ini, salah satu alternatif yang bisa ditempuh adalah perawat menuliskan dokumentasi yang ringkas di rekam medik terintegrasi. Artinya hanya data-data fokus saja yang dituliskan, yang secara signifikan diperlukan oleh profesi lain. Karena kita bisa bayangkan seandainya semua proses keperawatan dituliskan dalam rekam medik terintegrasi, tentu dokumen dalam rekam medik akan menjadi penuh dengan tulisan perawat dan SIM Keperawatan akan tamat riwayatnya.

Dengan menuliskan hanya data fokus saja di rekam medik terintegrasi, maka dokumen Asuhan Keperawatan / SIM Keperawatan akan tetap ada sebagai bukti legal formal asuhan keperawatan, sementara perawat tidak menyalahi standar akreditasi tentang rekam medik terintegrasi. Jangan sampai kita terlalu fokus bicara rekam medik terintegrasi, kemudian dokumentasi proses keperawatan ditinggalkan.

LATIHAN

1. Dokumentasi indikator mutu pelayanan keperawatan klinik. Poin-poin indikator mutu pelayanan keperawatan adalah?...

2. Salah satu aktifitas perawat yang merupakan sebuah kewajiban dan tidak bisa ditinggalkan adalah?...

3. Langkah yang dilakukan untuk Implementasi sistem aplikasi meliputi?...

4. Langkah yang dilakukan untuk Implementasi Sistem Infrastruktur meliputi? ….

5. Apa kegunaan Sistem Laporan Diagnosa Perawatan?...

Dalam dokumen Konsep Sistem Informasi Keperawatan (Halaman 30-33)

Dokumen terkait