BAB II KAJIAN PUSTAKA
B. Manajemen Pembinaan Siswa
Pembinaan yaitu upaya memberikan layanan khusus kepada siswa yang menunjang kegiatan siswa di sekolah. Pembinaan tersebut terdiri dari dua hal yaitu pembinaan akademik maupun non akademik, pembinaan akademik berupa kegiatan intrakurikuler dan kokurikuler, sedangkan non-akademik berupa kegiatan ekstrakurikuler (Rohinah M. Noor, 2012: 75). Berdasarkan pengelompokkan tersebut, maka kaitannya dengan penelitian ini, peneliti lebih fokus untuk membahas lebih dalam mengenai pembinaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Kegiatan pembinaan diperlukan agar manajemen program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup dapat berjalan efektif dan efisien dalam rangka pencapaian tujuan
26
pendidikan. Kegiatan yang memerlukan manajemen adalah pembinaan siswa.Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Tatang, dkk (2011: 50) bahwa terdapat tiga tugas utama dalam manajemen peserta didik yakni penerimaan siswa, kegiatan kemauan belajar serta bimbingan dan pembinaan siswa. Kegiatan pembinaan yang perlu dikelola adalah kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler. Manajemen pembinaan kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler yang ada SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta adalah program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup.
Manajemen program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan yang telah ada di dalam kurikulum yang pelaksanaannya ditujukan agar pengembangan potensi, minat bakat peserta didik dapat terlaksana dengan efektif dan efisien.
1. Pengertian Pembinaan Siswa
Untuk mengembangkan pengetahuan, bakat, serta keterampilan siswa langkah atau upaya yang perlu dilakukan suatu lembaga pendidikan adalah melalui pembinaan. Pembinaan siswa merupakan salah satu konten (tugas utama) dari manajemenkesiswaan, yang notabene manajemen kesiswaan tersebut juga merupakan salah satu bidang garapan (kajian) Manajemen Pendidikan. Menurut Nasihin dan Sururi (2009: 206) bahwa manajamen kesiswaan bertujuan untuk mengatur kegiatan-kegiatan siswa agar kegiatan-kegiatan-kegiatan-kegiatan tersebut menunjang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah); lebih lanjut proses pembelajaran di lembaga tersebut (sekolah) dapat berjalan lancar, tertib dan teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan.
27
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2005: 152), bahwa “pembinaan adalah proses, cara, perbuatan membina, pembaharuan, penyempurnaan, dan usaha, tindakan dan penyempurnaan, dan usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik”. Lebih lanjut menurut Ach. Suudy (2010) bahwa pembinaan kesiswaan merupakan bagian yang sangat penting dalam terselenggaranya pelaksanaan pendidikan. Maksud dari kegiatan pembinaan peserta didik adalah mengusahakan agar siswa dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembinaan adalah suatu proses, cara, perbuatan membina siswa agar dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tujuan Nasional. 2. Konten Pembinaan Siswa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Bab 1 pasal 3 ayat 2 menyebutkan bahwa materi pembinaan siswa meliputi:
a. Keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; b. Budi pekerti luhur atau akhlak mulia;
c. Kepribadian unggul, wawasan kebangsaan, dan bela negara; d. Prestasi akademik, seni dan atau olahraga sesuai bakat dan minat;
e. Demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan politik, lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural;
f. Kreatifitas, keterampilan, dan kewirausahaan;
g. Kualitas jasmani, kesehatan dan gizi berbasis sumber gizi yang terdiversifikasi;
h. Sastra dan budaya;
i. Teknologi informasi dan komunikasi; j. Komunikasi dalam bahasa inggris.
28
Konten-konten yang dijelaskan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut diwujudkan dalam bentuk-bentuk kegiatan pembinaan siswa di sekolah yang terdiri dari kegiatan yang bermacam-macam dari kegiatan pembinaan akademik, non akademik, dan sikap/mental spiritual yang bertujuan agar materi yang diharapkan dapat dengan baik oleh siswa. Pada manajemen program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup penulis menyimpulkan bahwa bentuk kegiatan pembinaan yang sesuai ialah poin (e) demokrasi, hak asasi manusia, pendidikan lingkungan hidup, kepekaan dan toleransi sosial dalam konteks masyarakat plural serta poin (f) menyangkut kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan.
3. Fungsi Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa merupakan pembinaan yang diberikan untuk seluruh siswa di tingkat dasar, menengah sampai tingkat tinggi, yang mana fungsi pembinaan siswa secara umum sama dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional, yakni sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 bahwa:
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.”
Berdasarkan amanat dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional di atas menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya mencerdaskan peserta didik akan tetapi juga bertujuan untuk membentuk peserta didik yang berkepribadian dan
29
berakhlak mulia. Salah satu akhlak atau karakter yang hendak digali pada penelitian yaitu peduli lingkungan hidup dan sikap disiplin yang nantinya dapat memunculkan habits dari dalam diri siswa untuk lebih peka akan masalah lingkungan.
4. Tujuan Pembinaan Siswa
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan Pasal 1, menyebutkan bahwa tujuan pembinaan untuk siswa adalah sebagai berikut:
a. Mengembangkan potensi siswa secara optimal dan terpadu meliputi bakat, minat dan kreatifitas;
b. Memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan;
c. Mengaktualisasikan potensi siswa dalam pencapaian prestasi unggulan sesuai bakat dan minat; dan
d. Menyiapkan siswa agar menjadi warga masyarakat yang berakhlak mulia, demokratis, menghormati hak-hak asasi manusia dalam rangka mewujudkan masyarakat madani.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari pembinaan siswa adalah mengembangkan potensi siswa memantapkan kepribadian siswa, mengaktualisasikan potensi siswa dan juga menyiapkan siswa agar menjadi masyarakat yang memiliki akhlak, mulia, demokratis dan menghormati hak-hak asasi manusia. Terkait dengan manajemen program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup siswa dapat peneliti simpulkan bahwa tujuan pembinaan siswa yang sesuai dengan program tersebut ialah point (b) memantapkan kepribadian siswa untuk mewujudkan ketahanan sekolah sebagai lingkungan pendidikan sehingga terhindar dari usaha dan pengaruh negatif dan bertentangan dengan tujuan pendidikan. Maksud
30
dari ketahanan sekolah agar terhindar dari usaha dan pengaruh negatif yang bertentangan dengan tujuan pendidikan dalam konteks penelitian ini adalah bahwa dengan adanya program pendidikan cinta lingkungan hidup maka kecil kemungkinan sekolah yang menerapkan program tersebut terkena dampak dari kerusakan lingkungan.
5. Bentuk Kegiatan Pembinaan Siswa
Pendidikan bertujuan untuk dapat mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan, wawasan dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan pembinaan dan pengembangan potensi siswa. Pembinaan dan pengembangan siswa penting dilakukan sehingga anak mendapatkan bermacam-macam pengalaman belajar untuk bekal kehidupannya di masa yang akan datang. Untuk mendapatkan pengetahuan atau pengalaman belajar maka seorang siswa harus melaksanakan bermacam-macam kegiatan (Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia 2011: 212).
Kegiatan belajar mengajar di dalam lembaga pendidikan formal didasarkan kepada kegiatan kurikuler. Kegiatan kurikuler di sekolah tersebut menjadi suatu komponen penting dalam menunjang ketercapaian pelaksanaan kurikulum sebagai rencana kerja dan tujuan sekolah. Menurut Tim Dosen AP UNY (2010: 38) kegiatan kurikuler dapat dibagi dan dijelaskan sebagai berikut.
31
Kegiatan intrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan waktu sesuai dengan struktur program. Contoh: Pelajaran IPA, IPS, Matematika, dan lain-lain.
b. Kegiatan kokurikuler
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang erat kaitannya dengan pemerkaya pelajaran yang dilakukan di luar jam pelajaran yang ditetapkan di dalam struktur program dan dimaksudkan agar siswa dapat lebih mendalami dan memahami apa yang telah dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler. Contoh: Tugas, Pekerjaan Rumah (PR), dan lain-lain.
c. Kegiatan ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa (intrakurikuler) tidak erat terkait pelajaran di sekolah. Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2003: 16) bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan untuk memenuhi tuntutan penguasaan bahan kajian dan pelajaran dengan lokasi waktu yang diatur secara tersendiri berdasarkan pada kebutuhan. Kegiatan ekstrakurikuler diadakan dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan siswa mengenai hubungan antar pelajaran, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi pembinaan manusia seutuhnya. Kegiatan tersebut dilakukan berkala atau hanya dalam waktu-waktu tertentu dan ikut dinilai (Yudha M. Saputra, 1999: 5).
Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan kurikuler di sekolah dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu kegiatan intrakurikuler, kegiatan
32
kokurikuler, dan kegiatan ekstrakurikuler. Mengenai hal tersebut, program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup siswa di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta ada kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikulernya. Untuk kegiatan intrakurikuler program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup siswa di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta adalah pembelajaran tematik lingkungan. Sedangkan untuk kegiatan ekstrakurikuler program pembinaan karakter cinta lingkungan hidup siswa di SD Negeri Ungaran 1 Yogyakarta adalah ekstrakurikuler “Cengkir”, meskipun kegiatan ekstrakurikuler tersebut terhenti di tengah jalan.
C. Pendidikan Karakter Siswa Sekolah Dasar