• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

3. Manajemen Pengetahuan

tiga jenis yaitu:

1. Tacit Knowledge

Merupakan suatu pengetahuan yang tidak mudah digambarkan dan dibagikan. Pengetahuan ini berupa suatu pengalaman dan keahlian yang dimiliki oleh masing-masing individu dimana pengetahuan tersebut belum terdokumentasikan. Pengetahuan ini didapatkan atau berkembang melalui interaksi dan komunikasi dengan orang lain.

2. Explicit Knowledge

Merupakan suatu pengetahuan yang telah berhasil terdokumentasikan dan dibagikan kepada orang lain. Pengetahuan ini dapat berupa: buku, jurnal, karya ilmiah, referensi atau lainnya. Pengetahuan ini didapatkan dan berkembang dari isi dan informasi yang ada didalamnya.

43

3. Potential Knowledge

Merupakan suatu pengetahuan yang digunakan untuk melakukan suatu analisis data dan mengubah data menjadi sebuah pengetahuan. Pengetahuan ini didapatkan dan berkembang dari hasil analisis terhadap data yang ada.

2. Peranan Manajemen Pengetahuan

Dalam menelusuri peranan manajemen pengetahuan dapat dilihat kaitannya dengan pengamatan pengetahuan sebagai basis untuk melahirkan inovasi, meningkatkan respon aktivitas terhadap kebutuhan pelangggan dan meningkatkan produktivitas dan kompetensi karyawan yang telah diberi tugas dan tanggung jawab.

Menurut Quin (1992), (Ismail Nawawi, 2012:11), peningkatan daya saing perusahaan sangat tergantung kepada sumber daya yang berbasis pengetahuan, seperti teknologi know-how dan pemahaman yang

mendalam kepada para pelanggannya. Drucker (1993), (Ismail Nawawi, 2012:11) berargumentasi bahwa pengetahuan telah menjadi sumber daya yang paling berguna di dalam dunia bisnis saat ini. Toffer (1990), (Ismail Nawaai, 2012:11) mengklaim bahwa pengetahuan adalah sumber kekuasaan yang paling berkualitas dan kunci pergeseran kekuasaan kedepan. Sehingga pengetahuan menjadi sumber daya yang sangat penting bagi daya saing.

Manajemen pengetahuan merupakan bidang yang lebih ditujukan pada upaya mengembangkan dan mempertahankan dinamika dan daya saing perusahaan, untuk membangun dan memelihara daya saing

44

perusahaan, untuk membangun dan memelihara daya saing intelektual dalam bidang dan berbagai bidang dalam organisasi. Dengan semakin menigkatnya spesialisasi di dalam organisasi atau perusahaan, peran manajemen pengetahuan semakin dibutukhan dalam berbagai aspek, antara lain: pada tingkatan perusahaan, yaitu keahlian dengan penekanan pada modal intelektual perusahaan;pada manajemen di tingkat menengah, yaitu dengan pemahaman akan pentingnya investasi dalam areanya, pengkoordinasian dan penerapannya, serta aset pengetahuan yang dapat memenuhi tujuan operasionalnya, pada tingkatan manajemen pengetahuan, yaitu perusahaan mengkordinasikan dan memfasilitasi manajemen pengetahuan yang berhubungan dengan fungsi, kapabilitas dan aktivitas pada tingkatan pengetahuan yaitu kemampuan untuk menambahkan dan mengelola pengetahuan, menjalankan pengetahuan dan membangun dukungan berbasis pengetahuan serta sistem pendidikan, mendapatkan dan mengkomunikasikan pengetahuan kepada pengguna.

Manajemen pengetahuan (knowledge management) menjadi

penting dan berperan dalam organisasi, karena menunjukan inisiatif dan prosedur yang jelas, mudah mengerti dan komprehensif. Apabila organisasi gagal dalam memanfaatkan aset yang tidak dapat dihitung yaitu pengetahuan, maka konsekuensinya dapat terlihat dari segi ekonominya, yaitu kegagalan untuk selalu ada dilingkungannya. Kegagalan tersebut akan menghilangkan keandalan organisasi tersebut, terutama dalam menghadapi globalisasi dewani ini. Kemampuan untuk

45

mengelola pengetahuan dana pengaruh dari pengetahuan akan mengarah pada pengayaan pendekatan manajemen pengetahuan.

3. Proses Manajemen Pengetahuan

Menurut Suparto Darudiato (2013) manajemen pengetahuan memilki enam proses yang terdiri dari:

a) Knowledge Assessment

Knowledge Assessment merupakan suatu penilaian terhadap

kapasitas dari suatu organisasi dalam mengatur pengetahuan didalamnya pada bagian utama seperti proses pengetahuan, kepemimpinan, budaya dan teknologi. Tujuannya untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari perspekif organisasi tau perusahaan didalam memanfaatkan kemampuan dari pengetahuan yang dimiliki oleh organisasi untuk mencari, membangun menggunakan dan memanfaatkan pengetahuan organisasi secara strategis.

b) Knowledge goals

Knowledge goals merupakan salah satu elemen mendasar

dari manajemen pengetahuan. Hal ini berasal dari tujuan organisasi dan menentukan tujuan dalam penerapan manajemen pengetahuan didalam organisasi tersebut. Tanpa penggunaan, pembuatan dan verivikasi tujuan ini. Manajemen yang efektif tidak dapat terfirkan, pada suatu waktu, hal ini biasanya tidak didukung oleh suatu teknologi informasi.

46

c) Knowledge Identifikation

Knowledge Identifikation, merupakan salah satu tahap

untuk mengidentifikasi sebuah pengetahuan yang memilki sifat tacit atau explicit. Di dalam pengidentifikasian pengetahuan ini, maka dilakukan suatu analisis dan gambaran untuk pengetahuan di lingkungan organisasi atau perusahaan. Agar suatu manajemen pengetahuan dapat digunakan secara efektif maka harus dipastikan kejelasan antara internal dan eksternalnya serta unuk menentukan apa yang dibutuhkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan.

d) Knowledge Acquisition

Knowledge Acquisition merupakan suatu tahapan

pengumpulan data-data yang didapatkan dari seseorang pakar dalam suatu sistem. Untuk sumber pengetahuan dapat diperoleh melalui buku, jurnal ilmiah, literatur, seseorang pakar, internet dan lainnya. Sumber-sumber itu dijadikan menjadi suatu dokumentasi yang digunakan untuk diperlajari, diolah, dan dikumpulkan dengan terstruktur menjadi pengetahuan dasar.

e) Knowledge Development

Knowledge Development, merupakan suatu tahap dimana

setelah sumber-sumber pengetahuan didapatkan pada tahap manajemen knowledge acquisition, selanjutnya setiap manajemen

pada suatu organisasi atau perusahaan berusaha untuk membuat ataupun mengembangkan setiap kemampuan atau pengetahuan yang belum ada di dalam organisasi atau perusahaan serta yang

47

belum ada keberadaannya di dalam atau di luar perusahaan. Pada knowledge development ini difokuskan terhadap pembangunan kemampuan serta pengetahuan baru, produk-produk baru, serta ide- ide yang belum terpikirkan sebelumnya dan banyak melakukan proses efisiensi lainnya.

f) Knowledge Sharing and Disribution

Knowledge Sharing and Disribution merupakan tahapan

untuk membagikan dan menyebarkan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh organisasi atau perusahaan. Pada tahap ini mempunyai suatu tujuan untuk mengubah informasi dan pengalaman dan hanya dimiliki oleh masing-masng individu didalam lingkungan organisasi atau perusahaan menjadi suatu pengetahuan yang dapat dimiliki oleh semua individu didalamnya yang nantinya pengetahuan ini dapat dimanfaatkan untuk kemajuan serta perkembangan organisasi atau perusahaan. Langkah yang penting dalam pendistribusian pengetahuan ini adalah dengan menganalisis peralihan pengetahuan dari individual ke individu, individu ke kelompok dan individu ke organisasi.

g) Knowledge Utilization

Knowledge Utilization merupakan tahap dimana suatu

pengetahuan harus dipastikan disimpan sebaik mungkin, untuk mendukung aktivitas atau proses bisnis yang berlangsung didalam organisasi. Pada proses Knowledge Sharing and Distribution yang

48

penggunaan produktifitas yang dihasilkan dalam proses bisnisnya. Oleh karena itu, pada tahap ini untuk memastikan pengetahuan yang ada dalam organisasi atau dipakai secara produktif untuk keuntungan oraganisasi.

h) Knowledge Retention

Knowledge Retention merupakan suatu tahap diaman suatu

pengetahuan yang baru dibentuk ataupun dikembangkan didalam suatu organisasi, dipilih suatu kegiatan untuk memilih, menyimpan dan meng-update pengetahuan tersebut. Dimana tahap ini akan memiliki banyak nilai serta kemampuan yang sangat berharga bagi organisasi kedepannya, yang mampu melakukannya secara maksimal.