• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Temuan Khusus Penelitian

2. Manajemen Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo

a. Perencanaan Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo

Menurut Kepala Madrasah, Setiap awal tahun pelajaran pasti membuat perencanaan dan program madrasah. Pembuatan program dan perencanaan madrasah tersebut dibuat dengan berkoordinasi dengan komite madrasah, para pembantu kepala madrasah, dan kepala tata usaha. Awalnya kami menganalisa dan mendata apa yang menjadi kebutuhan madrasah, baik masalah siswa, pendidik, tenaga kependidikan, sarana, prasarana, dan yang lainnya, kemudian kami buat skala prioritas berdasarkan kondisi yang dimiliki oleh madrasah, jika masih memungkinkan memberdayakan apa yang ada di madrasah kami berdayakan yang ada, tapi jika tidak kami mencari solusi lain yang terbaik.

Masih menurut kepala madrasah, Ketika menyusun sebuah perencanaan dalam pendidikan di madrasah tidaklah dilakukan hanya untuk mencapai tujuan dunia semata, tapi harus jauh lebih dari itu melampaui batas-batas target kehidupan duniawi. Perencanaan itu juga untuk mencapai target kebahagiaan dunia dan akhirat, sehingga kedua-duanya bisa dicapai secara seimbang.sehingga pada setiap mata pelajaran harus dikaitkan dengan nilai-nilai agama dan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.

Perencanaan peningkatan mutu di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo, secara sederhana dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar. 2

Perencanaan Peningkatan Mutu Madrasah

b. Pengorganisasian Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo

Madrasah sebagai lembaga pendidikan sudah semestinya mempunyai organisasi yang baik agar tujuan pendidikan dapat tercapai sepenuhnya. Pengorganisasian yang diterapkan oleh kepala Madrasah Aliyah Negeri Kab. Karo mengacu kepada dua aspek utama, yaitu mengelompokkan dahulu bidang-bidang kerja yang dibutuhkan oleh madrasah dalam penyelenggaraan proses pendidikan, misalnya: penentuan guru mata pelajaran dan jam pembelajarannya, wali kelas, petugas piket, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, dan lain-lain, dan yang kedua pembagian tugas, yaitu perincian tugas pekerjaan agar setiap individu dalam organisasi bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, dengan tujuan agar ada kesesuaian antara tugas yang diberikan dengan kemampuan dan dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan madrasah. Pengelompokkan dan pembagian tugas tersebut dilakukan oleh kepala

Analisis Pekerjaan Perencanaan Identifikasi pegawai/Personil Kebijakan Tujuan/ Target 1. Kebutuhan 2. Kondisi Objektif 1. Kompetensi Guru 2. Sarana dan prasarana 3. Siswa

4. Lingkungan pendidikan 5. Visi dan misi

madrasah dibantu dengan para Pembantu Kepala Madrasah (PKM) khususnya Pembantu Kepala Madrasah Bidang Kurikulum. 47

Agar penggolongan pekerjaan dan pembagian tugas dapat sesuai, menurut penjelasan kepala madrasah, di awali dengan proses identifikasi dengan melihat latar belakang pendidikan, beban kerja setiap guru, pengalaman, kinerja, loyalitas, dan masukan-masukan dari para wakil kepala madrasah.

Khusus untuk tenaga perpustakaan, selama ini ditugaskan kepada guru-guru yang berlatar belakang pendidikan Bahasa Indonesia, Pendidikan Kewarga Negaraan dan ilmu-ilmu sosial. Sedangkan untuk tenaga laboratorium dipercayakan kepada guru-guru yang berlatar belakang pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (Fisika dan Biologi) secara bergantian setiap tahun pelajaran. Namun kadang-kadang, ada juga yang bertugas sebagai tenaga perpustakaan atau tenaga laboratorium itu berlanjut hingga dua atau tiga tahun berturut-turut. Hal ini dilakukan jika tenaga perpustakaan atau tenaga laboratorium tersebut dianggap berkompeten terhadap tugas tersebut.

Pengelompokan dan pembagian kerja tersebut diterapkan oleh kepala madrasah bertujuan untuk mewujudkan kesatuan visi dan keterpaduan yang harmonis dalam melaksanakan misi madrasah. Di samping itu, Sebuah organisasi dalam manajemen pendidikan Islam (madrasah) akan dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan jika konsisten dengan prinsip-prinsip yang mendesain perjalanan organisasi yaitu Kebebasan, keadilan, dan musyawarah. Prinsip ini di terapkan di Madrasah ini sehingga sangat membantu dalam mencapai visi dan misi madrasah.

Pengorganisasian di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo dalam rangka peningkatan mutu dapat dilihat pada bagan berikut:

47 Wawancara dengan Dra. Anis Rabwiningsih, Kepala Madrasah Aliyah Negeri Kab. Karo tanggal 21 April 2010 pukul 10.00 – 11.30 WIB bertempat di ruang Kepala Madrasah.

Gambar. 3

Bagan Pengorganisasian di Madrasah Aliyah Negeri Kab. Karo

c. Pelaksanaan Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo.

Manajemen peningkatan mutu pendidikan di madrasah adalah suatu metode peningkatan mutu yang bertumpu pada pendidikan di madrasah, mengaplikasikan sekumpulan teknik, mendasarkan pada ketersediaan data kuantitatif & kualitatif, dan pemberdayaan semua komponen sekolah untuk secara berkesinambungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan organisasi sekolah guna memenuhi kebutuhan peserta didik dan masyarakat.

Menurut penjelasan kepala madrasah, pelaksanaan Manajemen Peningkatan Mutu meliputi:

1) tahap persiapan, yang meliputi penyebaran informasi kepada semua pihak, menyusun tim pengembang dengan melibatkan stake holders, membentuk tim evaluasi sekolah, menentukan sasaran yang akan dievaluasi, dan menentukan sasaran kepada siapa sosialisasi akan dilakukan.

Pengelompokkan dalam bidang-bidang

tugas

Mewujudkan Visi dan Misi

Madrasah

Pembagian tugas sesuai bidang masing-masing Pengorganisasian

2) tahap implementasi yang meliputi pengumpulan informasi, pengolahan informasi, penyusunan buram laporan dan rekomendasi, dan penyampaian laporan serta rekomendasi.,

3) Tahap tindak lanjut yang meliputi menganalisis hasil evaluasi, menyusun skala prioritas, menetapkan sasaran dan target sekolah, dan menyusun program kerja untuk meningkatkan mutu sekolah.

Peningkatan mutu tidak dapat dilakukan secara spekulatif. Semua kegiatan yang dilakukan dalam upaya peningkatan mutu harus didasarkan pada tersedianya data yang akurat. Demikian pula tujuan, sasaran, dan target yang akan diwujudkan harus dinyatakan secara jelas, sehingga dapat dievaluasi ketercapaiannya. Upaya peningkatan mutu merupakan suatu kegiatan yang kompleks, karena itu harus dicari dan dirumuskan indikator-indikator yang berpengaruhi terhadap mutu tersebut. Dalam mewujudkan mutu madrasah, semua komponen pendidikan, yaitu kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua dan masyarakat harus dilibatkan untuk mengambil peran masing-masing. Konsep ini dapat dilakukan melalui pelaksanaan manajemen mutu terpadu (MMT), yang sering disebut Total Quality

Management (TQM).

Pelaksanaan manajemen mutu di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar. 4

Bagan Pelaksanaan Peningkatan Mutu di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo

1. Persiapan 2. Implementasi 3. Tindak lanjut Peningkatan Mutu Madrasah Pelaksanaan Peningkatan Mutu

d. Pengawasan Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo.

Pengawasan merupakan suatu proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi tercapai. Pengawasan dimaksudkan agar penyimpangan dalam berbagai hal dapat dihindari sehingga tujuan dapat tercapai. Apa yang direncanakan dijalankan dengan benar sesuai hasil musyawarah dan pendayagunaan sumberdaya material akan mendukung terwujudnya tujuan organisasi.

Dalam rangka untuk memaksimalkan pelaksanaan program pendidikan di madrasah, menurut kepala madrasah ada tiga langkah pengawasan yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo, yaitu:

1) Pengawasan pendahuluan

Pengawasan ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan adanya revisi atau perubahan terhadap setiap program yang akan dilaksanakan, terhadap guru dengan melihat program pembelajaran yang dibuatnya masing-masing, sedangkan bagi tenaga kependidikan lainnya dengan melihat program kerja dan target kerja masing-masing; ini dirancang untuk mengantisipasi jika ada penyimpangan dari standar atau tujuan dan memungkinkan perlunya koreksi sebelum suatu tahap kegiatan tersebut dikerjakan atau diselesaikan.

2) Pengawasan proses

Merupakan proses pengawasan yang dilaksanakan seiring dengan pelaksanaan suatu program. Pengawasan proses dilaksanakan melalui monitoring dan supervisi. Hal ini dimaksudkan jika didalam proses pelaksanaan kegiatan terdapat kendala dapat diantisipasi langsung dan sekaligus ditentukan solusinya sehingga menjamin ketepatan pelaksanaan kerja dan sekaligus pencapaian tujuan secara maksimal.

3) Pengawasan umpan balik

Pengawasan ini dilakukan untuk menyesuaikan dan mengukur hasil-hasil dari suatu program yang telah diselesaikan serta adanya tindak lanjut dan umpan balik terhadap kondisi sebelumnya, hari ini dan masa yang akan datang.48

Untuk merealisasikan hal tersebut, setiap bulan dilaksanakan rapat rutin, biasanya pada awal bulan, atau paling lambat pada pertengahan bulan. Rapat rutin ini dimaksudkan untuk mengevaluasi program kerja masing-masing anggota (guru dan tenaga kependidikan lainnya), untuk mencari solusi dan memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh pendidik dan tenaga kependidikan atau madrasah, sekaligus sebagai sarana untuk memberikan pengarahan dan bimbingan, menyampaikan informasi dan sekaligus instruksi.

Proses pengawasan yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo, secara sederhana dapat disimak pada bagan berikut:

Bagan 5 Proses Pengawasan

di Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo

48 Wawancara dengan Dra.Anis rabwiningssh,Kepala Madrasah Aliyah Negeri kab karo tanggal 21 April 2010 pukul 10.00 – 11.30 WIB bertempat di ruang Kepala Maadrasah.

Tujuan, Visi dan Misi Madrasah dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Proses Pendahuluan Umpan Balik Pengawasan

e. Evaluasi Peningkatan Mutu Madrasah Aliyah Negeri Kabupaten Karo. Selama ini evaluasi yang diterapkan di madrasah ini bersifat objektif dan normatif. Yang bersifat objektif penilaian terhadap kinerja yaitu kesesuaian antara program dengan pelaksanaan dilapangan serta tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan. Sedangkan yang bersifat normatif yaitu tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama dan prakarsanya terhadap madrasah, hal ini kami mengacu pada komponen yang ada dalam DP3.

Penilaian yang diterapkan di Madrasah Aliyah Negeri Kab. Karo seperti yang di sampaikan oleh ibu Kepala Madrasah, disamping penilaian yang bersifat objektif juga penilaian secara normatif. Penilaian yang bersifat objektif yaitu kinerja (profesionalitas) dan loyalitas. Penilaian terhadap kinerja meliputi:

1) Mempunyai kecakapan dan menguasai segala seluk beluk bidang tugasnya.

2) Mempunyai keterampilan yang baik dalam melaksanakan tugasnya.

3) Bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugasnya.

4) Mencapai hasil kerja dengan baik, dalam arti kualitas maupun kuantitas.

3. Penerapan Total Quality Management (TQM) dalam Manajemen