• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Penunjang Layanan Klinis (MPLK)

Dalam dokumen Akreditasi BAB 7-9 (Halaman 125-200)

Standar Dokumen internal

Dok external

No Kriteria SK Pedoman SOP Dok Pusk Telusur

Elemen Penilaian Pelayanan Laboratorium Rekomendasi (RTL) Kerangka acuan keg Standar:

8.1. Pelayanan laboratorium tersedia tepat waktu untuk Kriteria: 8.1.1. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas yang kompeten dan berpengalaman 1. Ditetapkan jenis-jenis pemeriksaan

laboratorium yang dapat dilakukan di Puskesmas

SK tentang jenis-jenis

pemeriksaan laboratorium yang tersedia

Panduan pemeriksaan

laboratorium SOP pemeriksaan laboratorium Brosur pelayanan laboratorium

2. Tersedia jenis dan jumlah petugas kesehatan yang kompeten sesuai kebutuhan dan jam buka pelayanan

SK pelayanan laboratorium tentang ketentuan jam buka pelayanan Pola ketenagaan, persyaratan kompetensi Jam buka pelayanan, ketersediaan jenis pelayanan, pelayanan laboratorium oleh petugas yang kompeten (Pasien, petugas laboratorium) PMK No 375 Th 2014 tentang laboratorium Puskesmas

3. Pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh analis/petugas yang terlatih dan

berpengalaman

SK tentang petugas

laboratorium Persyaratan kompetensi

analis/petugas laboratorium Pemenuhan persyaratan kompetensi/ sertifikat ( analis/petugas lab)

4. Interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium dilakukan oleh petugas kompeten yang terlatih dan berpengalaman

SOP interpretasi hasil petugas yang terlatih dan berpengalaman

Sertifikat dan bukti pelatihan petugas laboratorium Pelaksanaan interpretasi hasil pemeriksaan laboratorium ( petugas lab) Kriteria: 8.1.2. Terdapat kebijakan dan prosedur spesifik untuk setiap jenis pemeriksaan laboratorium

1. Tersedia kebijakan dan prosedur untuk permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpan spesimen

SK pelayanan laboratorium tentang permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpanan spesimen SOP permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan, penanganan dan penyimpanan spesimen Pelaksanaan prosedur permintaan pemeriksaan, penerimaan spesimen, pengambilan dan penyimpan spesimen (Petugas laboratorium)

2. Tersedia prosedur untuk masing-masing pemeriksaan laboratorium SOP pemeriksaan laboratorium untuk masing2 jenis Pelaksanaan prosedur pemeriksaan lab (Petugas laboratorium)

3. Dilakukan pemantauan secara berkala

terhadap pelaksanaan prosedur tersebut SOP pemantauan berkala pelaksanaan

prosedur pemeriksaan laboratorium

Jadwal pemantauan ,monitoring , hasil dan tindak lanjut pemantauan pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium Pemantauan berkala pelaksanaan prosedur pemeriksaan laboratorium (Kepala Puskesmas, penanggung jawab/koordinator layanan klinis)

4. Dilakukan evaluasi terhadap ketepatan waktu penyerahan hasil pemeriksaan laboratorium

SOP penilaian ketepatan waktu penyerahan hasil pemeriksaan lab, hasil evaluasi dan tindak lanjut hasil evaluasi

Dokumen lama tunggu suatu pemeriksaan

Evaluasi dan tindak lanjut pemantauan ketepatan waktu penyerahan hasil laboratorium (Kepala Puskesmas, penanggung jawab/koordinator layanan klinis)

5. Tersedia kebijakan dan prosedur pemeriksaan di luar jam kerja (pada Puskesmas rawat inap atau pada Puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja)

SK pelayanan lab tentang pemeriksaan di luar jam kerja (pada Puskesmas rawat inap atau pada Puskesmas yang menyediakan pelayanan di luar jam kerja)

SOP pelayanan laboratorium di luar jam kerja

Pemeriksaan di luar jam kerja (Pasien, dokter, perawat, Petugas laboratorium)

6. Ada kebijakan dan prosedur untuk pemeriksaan yang berisiko tinggi (misalnya spesimen sputum, darah dan lainnya)

SK pelayanan lab tentang pemeriksaan yang berisiko tinggi (misalnya spesimen sputum, darah dan lainnya)

SOP pemeriksaan laboratorium yang berisiko tinggi Pelaksanaan prosedur pemeriksaan yang berisiko tinggi (Dokter, perawat, petugas lab)

7. Tersedia prosedur kesehatan dan

keselamatan kerja bagi petugas laboratorium SOP kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas laboratorium ( SOP proteksi diri di laboratorium) Pelaksanaan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja, dan alat pelindung diri bagi petugas laboratorium (petugas lab) PMK No 37 Th 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium di Puskesmas

8. Dilakukan pemantauan terhadap penggunaan alat pelindung diri (APD) dan pelaksanaan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja

SK pelayanan lab tentang penggunaan APD dan pemantauan terhadap penggunaan APD

SOP penggunaan dan pemantauan penggunaan APD Pelaksanaan prosedur kesehatan dan keselamatan kerja dan pemantauan/ daftar penggunaan APD (Petugas lab)

9. Tersedia prosedur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, dan limbah medis hasil pemeriksaan laboratorium

SOP pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, SOP pengelolaan limbah hasil medis pemeriksaan laboratorium Pelaksanaan prosedur pengelolaan bahan berbahaya dan beracun, dan limbah medis hasil pemeriksaan laboratorium (Petugas lab)

10. Tersedia prosedur pengelolaan reagen di

laboratorium SOP pengelolaan reagen laboratorium Pelaksanaan SOP pengelolaan reagen

laboratorium (Petugas lab)

11. Dilakukan pemantauan dan tindak lanjut terhadap pengelolaan limbah medis apakah sesuai dengan prosedur

SOP pengelolaan limbah medis

Pelaksanaan prosedur

pengelolaan limbah medis (Petugas lab)

Kriteria: 8.1.3. Hasil pemeriksaan laboratorium selesai dan tersedia dalam waktu sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan

1. Pimpinan Puskesmas menetapkan waktu yang diharapkan untuk laporan hasil pemeriksaan.

SK pelayanan lab tentang penetapan waktu yang diharapkan untuk penyampaian laporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien biasa maupun pasien yang urgen (cito) Ketepatan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium (Pasien, dokter, perawat, Petugas laboratorium)

2. Ketepatan waktu melaporkan hasil

pemeriksaan yang urgen/gawat darurat diukur. SK pelayanan lab tentang pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen/gawat darurat (Pasien, dokter, perawat, Petugas lab)

SOP tentang pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen/gawat darurat Dokumen tentang hasil pemantauan waktu penyampaian hasil pemeriksaan lab untuk pasien urgen/gadar Pemantauan pelaksanaan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium untuk pasien urgen/gawat darurat (Pasien, dokter, perawat, Petugas lab)

3. Hasil laboratorium dilaporkan dalam kerangka waktu guna memenuhi kebutuhan pasien Hasil pemantauan pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium Ketepatan waktu penyampaian hasil pemeriksaan laboratorium (Pasien, dokter, perawat, Petugas laboratorium) Kriteria: 8.1.4. Ada prosedur melaporkan hasil tes diagnostik yang kritis

1. Metode kolaboratif digunakan untuk mengembangkan prosedur untuk pelaporan hasil yang kritis dan pemeriksaan diagnostik

SOP pelaporan hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis. SOP kendali mutu lab

Pencatatan di rekam

medis Kolaborasi dalam penyampaian hasil laboratorium yang kritis (Dokter, perawat, petugas lab)

v 2. Prosedur tersebut menetapkan nilai ambang

kritis untuk setiap tes SOP pelaporan hasil pemeriksaan

laboratorium yang kritis: penetapan nilai ambang kritis untuk tiap tes

3. Prosedur tersebut menetapkan oleh siapa dan kepada siapa hasil yang kritis dari pemeriksaan diagnostik harus dilaporkan

SOP pelaporan terkait oleh dan kepada siapa hasil pemeriksaan laboratorium yang kritis harus dilaporkan Rekam medis (Kepala puskesmas, penanggung jawab/koordinator layanan klinis) Pelaksanaan prosedur: siapa dan kepada siapa hasil pemeriksaan kritis dilaporkan (Dokter, perawat, petugas lab)

4. Prosedur tersebut menetapkan apa yang

dicatat di dalam rekam medis pasien Pencatatan hasil laboratorium yang

kritis ( rekam medis)

5. Proses dimonitor untuk memenuhi ketentuan dan dimodifikasi berdasarkan hasil monitoring SOP monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium Dokumen hasil montiroing, tindak lanjut monitoring, rapat-rapat mengenai monitoring pelaksanaan pelayanan laboratorium Monitoring pelaksanaan prosedur penyampaian hasil laboratorium yang kritis (Kepala puskesmas, penanggung jawab/koordinator layanan klinis)

Kriteria: 8.1.5. Reagensia esensial dan bahan lain yang diperlukan sehari-hari selalu tersedia dan dievaluasi untuk memastikan akurasi dan presisi hasil.

1. Ditetapkan reagensia esensial dan bahan

lain yang harus tersedia SK pelayanan lab tentang jenis reagensia esensial dan bahan lain yang harus tersedia

PMK No 37 Th 2012 tentang penyelenggaraan laboratorium di Puskesmas

2. Reagensia esensial dan bahan lain tersedia, dan ada proses untuk menyatakan jika reagen tidak tersedia

SK pelayanan lab tentang menyatakan kapan reagensia tidak tersedia (batas buffer stock untuk melakukan order)

Ketersediaan reagensia, buffer stock reagen di laboratorium (petugas lab)

3. Semua reagensia disimpan dan didistribusi sesuai pedoman dari produsen atau instruksi penyimpanan dan distribusi yang ada pada kemasan

Pedoman dari pabrik tentang distribusi dan penyimpanan reagensia SOP penyimpanan dan distribusi reagensia Penyimpanan dan distribusi reagensia (Petugas lab)

4. Tersedia pedoman tertulis yang dilaksanakan untuk mengevaluasi semua reagensia agar memberikan hasil yang akurat dan presisi

Panduan tertulis untuk evaluasi semua reagensia

Bukti monitoring, evaluasi dan tindak lanjut reagen dalam pelayanan lab

Pelaksanaan panduan, evaluasi (Petugas lab)

5. Semua reagensia dan larutan diberi label

secara lengkap dan akurat SOP pemberian label larutan dan reagensia

lengkap dan akurat

Pelaksanaan kelengkapan dan keakuratan pelabelan (petugas lab) Kriteria: 8.1.6. Ditetapkan nilai normal dan rentang nilai yang digunakan untuk interpretasi dan pelaporan hasil laboratorium

1. Kepala Puskesmas menetapkan nilai/rentang nilai rujukan untuk setiap pemeriksaan yang dilaksanakan

SK pelayanan lab tentang penetapan rentang nilai hasil pemeriksaan laboratorium

Bukti rentang nilai rujukan untuk setiap pemeriksaan

2. Rentang nilai rujukan ini harus disertakan dalam catatan klinis pada waktu hasil pemeriksaan dilaporkan

Persyaratan

kompetensi Form laporan hasil pemeriksaan

laboratorium Laporan hasil pemeriksaan laboratorium (Dokter, perawat, petugas lab)

3. Pemeriksaan yang dilakukan oleh laboratorium luar harus mencantumkan rentang nilai

Form laporan hasil pemeriksaan laboratorium Laporan hasil pemeriksaan laboratorium luar (Dokter, perawat, petugas lab) PMK 5/2015, Standar asuhan keperawatan/ kebidanan

4. Rentang nilai dievaluasi dan direvisi

berkala SOP evaluasi terhadap rentang

nilai, hasil evaluasi dan tindak lanjut/revisi

Bukti pelaksanaan evaluasi dan tindak lanjut/revisi terhadap rentang nilai sesuai standar terbaru(Dokter, petugas lab)

Kriteria: 8.1.7. Pengendalian mutu dilakukan, ditindaklanjuti dan didokumentasi untuk setiap pemeriksaan laboratorium

1. Tersedia kebijakan dan prosedur pengendalian mutu pelayanan laboratorium

SK pelayanan lab tentang pengendalian mutu laboratorium SOP pengendalian mutu pelayanan laboratorium Pelaksanaan SOP pengendalian mutu (Petugas lab)

2. Dilakukan kalibrasi atau validasi instrumen/alat ukur tepat waktu dan oleh pihak yang kompeten sesuai prosedur

SOP kalibrasi dan validasi instrumen/alat ukur Bukti pelaksanaan dan masih berlakunya kalibrasi dan validasi peralatan lab (Petugas lab)

SOP perbaikan

SOP PMI dan PME 3. Terdapat bukti dokumentasi dilakukannya

kalibrasi atau validasi, dan masih berlaku Bukti-bukti pelaksanaan dan

masih berlakunya kalibrasi atau validasi peralatan lab

4. Apabila ditemukan penyimpangan dilakukan tindakan perbaikan

Bukti pelaksanaan perbaikan jika ada hasil laboratorium yang menyimpang

Pelaksanaan perbaikan (Petugas lab)

5. Dilakukan pemantapan mutu eksternal terhadap pelayanan laboratorium oleh pihak yang kompeten

Hasil pemantapan mutu

eksternal/PME

6. Terdapat mekanisme rujukan spesimen dan pasien bila pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan di Puskesmas.

SOP rujukan spesimen

laboratorium tentang mekanisme rujukan spesimen dan pasien , bila pemeriksaan lab tidak dilakukan di puskesmas

Pelaksanaan rujukan (Petugas lab)

7. Terdapat bukti dokumentasi dilakukannya pemantapan mutu internal dan eksternal

Bukti pelaksanaan PMI dan PME ( petugas lab)

Pelaksanaan PMI dan PME ( petugas lab)

idem

Kriteria: 8.1.8. Program keselamatan (safety) direncanakan, dilaksanakan, dan didokumentasikan

1. Terdapat program keselamatan/keamanan laboratorium yang mengatur risiko

keselamatan yang potensial di laboratorium dan di area lain yang mendapat pelayanan laboratorium. KAK program keselamatan/keam anan laboratorium Bukti pelaksanaan program keselamatan/keaman an laboratorium, analisis dan tindak lanjutnya Pelaksanaan program keselamatan/ keamanan laboratorium ( Petugas lab)

2. Program ini adalah bagian dari program keselamatan di Puskesmas

Panduan Program Keselamatan Pasien di Puskesmas

3. Petugas laboratorium melaporkan kegiatan pelaksanaan program keselamatan kepada pengelola program keselamatan di Puskesmas sekurang-kurangnya setahun sekali dan bila terjadi insiden keselamatan

SOP pelaporan program keselamatan dan pelaporan insiden Bukti pelaporan insidens laboratorium (Petugas laboratorium)

4. Terdapat kebijakan dan prosedur tertulis tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya

SK pelayanan lab tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya SOP tentang penanganan dan pembuangan bahan berbahaya Proses Penanganan dan pembuangan bahan berbahaya (Ka pusk, petugas lab)

5. Dilakukan identifikasi, analisis dan tindak

lanjut risiko keselamatan di laboratorium SOP penerapan manajemen risiko

laboratorium

Bukti pelaksanaan manajemen risiko: identifikasi risiko lab, analisis, dan tindak lanjutnya

Pelaksanaan manajemen risiko di laboratorium (Petugas lab)

6. Staf laboratorium diberikan orientasi untuk prosedur dan praktik keselamatan/keamanan kerja

SOP orientasi prosedur dan praktik keselamatan/keamana n kerja

Bukti pelaksanaan

program orientasi Pelaksanaan orientasi (Petugas lab)

7. Staf laboratorium mendapat

pelatihan/pendidikan untuk prosedur baru dan penggunaan bahan berbahaya yang baru, maupun peralatan yang baru.

SOP pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya, peralatan baru KA pelatihan dan pendidikan untuk prosedur baru, bahan berbahaya dan peralatan baru

Bukti pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (prosedur baru, bahan berbahaya, alat baru dll) Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (Petugas lab) Standar: 8.2. Obat yang tersedia dikelola secara efisien untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Kriteria: 8.2.1. Berbagai jenis obat yang sesuai dengan kebutuhan tersedia dalam jumlah yang memadai

1. Terdapat metode yang digunakan untuk menilai dan mengendalikan penyediaan dan penggunaan obat

Pedoman Pelayanan

Obat SOP penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat Dokumen pencatatan dan pelaporan penggunaa obat Metode penilaian, pengendalian, penyediaan dan penggunaan obat ( petugas farmasi) Peraturan Pemerintah RI No 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, Jakarta

2. Terdapat kejelasan prosedur penyediaan

dan penggunaan obat SOP penyediaan dan penggunaan obat Pelaksanaan prosedur ( petugas

farmasi)

3. Ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab

SK pelayanan obat tentang penanggung jawab pelayanan obat

4. Ada kebijakan dan prosedur yang menjamin ketersediaan obat-obat yang seharusnya ada

SK pelayanan obat tentang penyediaan obat yang menjamin ketersediaan obat

SOP tentang penyediaan obat yang menjamin

ketersediaan obat, SOP penggunaan stok obat bila habis

Bagaimana menjamin ketersediaan obat di Puskesmas (Kepala Puskesmas, penanggung jawab farmasi, pelaksana) Peraturan Pemerintah RI No 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian, Jakarta

5. Tersedia pelayanan obat-obatan selama tujuh hari dalam seminggu dan 24 jam pada Puskesmas yang memberikan pelayanan gawat darurat

SK pelayanan obat tentang

pelayanan obat 24 jam Pelaksanaan kebijakan

pelayanan obat 24 jam (Petugas farmasi)

6. Tersedia daftar formularium obat puskesmas ( merujuk Fornas dan data penyakit terbanyak)

SK tentang formularium obat

di Puskesmas Daftar obat yang tersedia di

Puskesmas

Formularium Obat Nasional BPJS

ti

7. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut

ketersediaan obat dibandingkan formularium SOP evaluasi ketersediaan obat terhadap formularium

Hasil evaluasi dan tindak lanjut ketersediaan obat dibandingkan dengan formularium Pelaksanaan evaluasi ketersediaan obat (Petugas farmasi))

8. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut

kesesuaian peresepan dengan formularium. SOP evaluasi kesesuaian peresepan

dengan formularium

Hasil evaluasi dan tindak lanjut kesesuaian peresepan dengan formularium. Pelaksanaan evaluasi kesesuaian peresepan dengan formularium/berkal a Kriteria: 8.2.2. Peresepan, pemesanan dan pengelolaan obat dipandu kebijakan dan prosedur yang efektif

1. Terdapat ketentuan petugas yang berhak

memberikan resep SK pelayanan obat tentang persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat ( medis, perawat/bidan yang diberi kewenangan khusus)

Pelaksanaan kebijakan petugas yang berhak memberikan resep (Petugas farmasi)

2. Terdapat ketentuan petugas yang menyediakan obat termasuk jenis obat narkotika/psikotropika dengan persyaratan yang jelas

SK pelayanan obat tentang persyaratan petugas yang berhak menyediakan obat

Pelaksanaan kebijakan (Petugas farmasi)

Pelaksanaan SOP

Kartu stok/kendali 3. Apabila persyaratan petugas yang diberi

kewenangan dalam penyediaan obat tidak dapat dipenuhi, petugas tersebut mendapat pelatihan khusus

SK pelayanan obat tentang pelatihan bagi petugas yang diberi kewenangan

menyediakan obat tetapi belum sesuai persyaratan

Pelaksanaan kebijakan (Petugas farmasi)

4. Tersedia kebijakan dan proses peresepan,

pemesanan, dan pengelolaan obat SK pelayanan obat tentang peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat SOP peresepan, pemesanan, dan pengelolaan obat termasuk untuk narkotika/psikotropik a Peraturan Pemerintah RI No 51 Tahun 2009 tentang pekerjaan kefarmasian

5. Terdapat prosedur untuk menjaga tidak terjadinya pemberian obat yang kedaluwarsa kepada pasien

SOP menjaga tidak terjadinya pemberian obat kedaluwarsa, pelaksanaan FIFO dan FEFO, Kartu stok/kendali

Pelaksanaan prosedur (Petugas farmasi)

6. Dilakukan pengawasan terhadap

penggunaan dan pengelolaan obat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota secara teratur

Bukti pelaksanaan pengawasan terhadap penggunaan dan pengelolaan obat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Bukti pelaksanaan pengawasan obat oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (petugas farmasi)

7. Terdapat ketentuan siapa yang berhak menuliskan resep untuk obat-obat tertentu (misal psikotropika dan narkotika)

SK pelayanan obat tentang aturan peresepan psikotropika dan narkotika

SOP peresepan psikotropika dan narkotika

Pelaksanaan kebijakan dan SOP (Petugas farmasi)

UU RI no 35 Tahun 2009 tentang narkotika, Jakarta

8. Ada kebijakan dan prosedur penggunaan obat-obatan pasien rawat inap, yang dibawa sendiri oleh pasien/ keluarga pasien

SK pelayanan obat tentang penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga

SOP penggunaan obat yang dibawa sendiri oleh pasien/keluarga

Pelaksanaan kebijakan dan SOP ( dokter, petugas farmasi)

9. Penggunaan obat-obatan

psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang berbahaya diawasi dan dikendalikan secara ketat

SK tentang petugas yang berhak memberikan narkotika/psikotropika

Pedoman penggunaan psikotropika dan narkotika

SOP pengawasan dan pengendalian penggunaan psikotropika dan narkotika

Pelaksanaan kebijakan dan SOP

Kriteria: 8.2.3. Ada jaminan kebersihan dan keamanan dalam penyimpanan, penyiapan, dan penyampaian obat kepada pasien serta penatalaksanaan obat kedaluwarsa/rusak

1. Terdapat prosedur dan persyaratan

penyimpanan obat SOP penyimpanan dan pengelolaan obat

termasuk

narkotika/psikotropik a

2. Terdapat persyaratan penyimpanan obat Pelaksanaan SOP penyimpanan obat (petugas farmasi)

3. Pemberian obat kepada pasien disertai dengan label obat yang jelas (mencakup nama, dosis, cara pemakaian obat dan frekuensi penggunaannya)

SOP pemberian obat kepada pasien, SOP penulisan label dan etiket pemakaian

Bukti pemberian pelabelan pada obat yang diberikan pada pasien (petugas farmasi)

4. Pemberian obat disertai dengan informasi penggunaan obat yang memadai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga pasien

SOP pemberian obat kepada pasien dan pemberian informasi penggunaan obat Bukti pelaporan kejadian kesalahan pemberian obaat, KNC, dsb serta upaya perbaikan dan tindak lanjut

Bukti pelaksanaan pemberian infomasi obat pada pasien (pasien, petugas farmasi)

5. Petugas memberikan penjelasan tentang kemungkinan terjadi efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan

SOP pemberian informasi tentang efek samping obat atau efek yang tidak diharapkan

Bukti pelaporan efek samping obat, KTD, kesalahan pemberian obat dan tindaklanjutnya (Pasien, petugas farmasi (lakukan juga observasi dalam pemberian informasi)

6. Petugas menjelaskan petunjuk tentang penyimpanan obat di rumah

SOP tentang petunjuk penyimpanan obat di rumah Pelaksanaan SOP (Pasien, petugas farmasi (lakukan juga observasi dalam pemberian informasi)

7. Tersedia kebijakan dan prosedur penanganan obat yang kedaluwarsa/rusak

SK pelayanan obat tentang penanganan obat

kedaluwarsa/rusak

SOP penanganan obat

kedaluwarsa/rusak

8. Obat kedaluwarsa/rusak dikelola sesuai

kebijakan dan prosedur. SK pelayanan obat tentang pengelolaan obat kedaluwarsa/rusak

SOP penanganan obat

Kriteria: 8.2.4. Efek samping yang terjadi akibat pemberian obat-obat yang diresepkan atau riwayat alergi terhadap obat-obatan tertentu harus

didokumentasikan dalam rekam medis pasien 1. Tersedia prosedur pelaporan efek samping

obat SOP pencatatan dan pelaporan efek

samping obat Pelaksanaan pelaporan efek samping obat (Pasien, petugas farmasi)

2. Efek samping obat didokumentasikan dalam rekam medis

Bukti pelaporan efek samping obat dan tindak lanjutnya ( Rekam medis)

3. Tersedia kebijakan dan prosedur untuk mencatat, memantau, dan melaporkan bila terjadi efek samping penggunaan obat dan KTD, termasuk kesalahan pemberian obat

SK pelayanan obat tentang pencatat, pemantauan, dan pelaporan bila terjadi efek samping penggunaan obat dan KTD, termasuk kesalahan pemberian obat SOP pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat, KTD, SOP pencatatan, pemantauan, pelaporan efek samping obat, KTD, Bukti pelaporan efek samping penggunaan obat dan KTD , termasuk kesalahan pemberian obat ( Petugas farmasi)

4. Kejadian efek samping obat dan KTD

ditindaklanjuti dan didokumentasikan SOP tindak lanjut efek samping obat

dan KTD

Dokumen pelaporan efek samping obat, KTD dan tindak lanjutnya Pelaksanaan tindak lanjut, pencatatan kejadian efek samping obat, KTD dan tindaklanjut (Petugas farmasi, rekam medis) Kriteria: 8.2.5. Kesalahan obat (medication errors) dilaporkan melalui proses dan dalam kerangka waktu yang ditetapkan oleh Puskesmas

1. Terdapat prosedur untuk mengidentifikasi dan melaporkan kesalahan pemberian obat dan KNC

SOP identifikasi dan pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC

2. Kesalahan pemberian obat dan KNC dilaporkan tepat waktu menggunakan prosedur baku

Laporan kesalahan pemberian obat dan KNC

Pelaksanaan pelaporan kesalahan

pemberian obat dan KNC sesuai waktu yang ditentukan ( petugas farmasi)

3. Ditetapkan petugas kesehatan yang bertanggung jawab mengambil tindakan untuk pelaporan diidentifikasi

SK Penanggung jawab tindak lanjut pelaporan kesalahan pemberian obat Penanggung jawab untuk mengambil tindak lanjut terhadap pelaporan ( penanggung jawab dan petugas farmasi)

4. Informasi pelaporan kesalahan pemberian obat dan KNC digunakan untuk memperbaiki proses pengelolaan dan pelayanan obat.

Laporan dan bukti

perbaikan Pemanfaatan pelaporan untuk perbaikan ( penanggung jawab dan petugas farmasi)

Kriteria: 8.2.6. Obat-obatan emergensi tersedia, dimonitor dan aman bilamana disimpan di luar farmasi.

1. Obat emergensi tersedia pada unit-unit dimana akan diperlukan atau dapat terakses segera untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat emergensi

SK pelayanan obat tentang penyediaan obat-obat emergensi di unit kerja. Daftar obat emergensi di unit pelayanan

SOP penyediaan obat-obat emergensi di unit kerja. Daftar obat emergensi di unit pelayanan Penyediaan obat emergensi di unit pelayanan ( dokter, perawat, petugas farmasi)

Pelayanan Radiodiagnostik (jika tersedia)

2. Ada kebijakan yang menetapkan bagaimana obat emergensi disimpan, dijaga dan

dilindungi dari kehilangan atau pencurian

SOP penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan Pelaksanaan penyimpanan obat emergensi di unit pelayanan

3. Obat emergensi dimonitor dan diganti secara tepat waktu sesuai kebijakan Puskesmas setelah digunakan atau bila kedaluwarsa atau rusak

SOP monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja

Hasil monitoring dan

tindak lanjut Pelaksanaan monitoring penyediaan obat emergensi di unit kerja

Standar:

Dalam dokumen Akreditasi BAB 7-9 (Halaman 125-200)

Dokumen terkait