• Tidak ada hasil yang ditemukan

E. Program Akselerasi 1. Pengertian Akselerasi

6. Manajemen Program Akselerasi

Manajemen berasal dari kata to manage (inggris) yang berarti mengatur, mengelola, menata, mengurus, atau mengendalikan. Dengan kata lain pengertian manajemen tersebut merupakan proses mengatur, mengelola, menata atau mengendalikan, Echols & Shadily, 372.

Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah kerjasama antara dua orang atau lebih dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pelaksanaan program akselerasi ini meliputi beberapa manajemen pelaksanaan di antaranya Hawadi, 2004, 122-123:

a. Rekrutmen Siswa

Rekrutmen peserta program akselerasi didasarkan atas dua tahap, yaitu tahap 1 dan 2.

1. Tahap 1

Tahap 1 dilakukan dengan meneliti dokumen data seleksi Penerimaan Siswa Baru (PSB). Kriteria lolos pada tahap 1 didasarkan atas kriteria tertentu yang berdasarkan skor data berikut.

a) Nilai Ebtanas Murni (NEM) SD ataupun SLTP. b) Skor tes seleksi akademis.

c) Skor tes psikologi yang terdiri atas kluster, yaitu intelegensi yang diukur dengan menggunakan tes CFIT skala 3B, kreativitas yang diukur dengan menggunakan Tes Kreativitas Verbal-Short Battere,dan task

Commitment yang diukur dengan menggunakan skala TC-YA/FS revisi.

Selain faktor kemampuan umum tersebut, untuk melihat faktor kepribadian, dilakukan pula tes motivasi berprestasi, penyesuain diri, stabilitas emosi, ketekunan, dan kemandirian dengan menggunakan alat tes EPPS yang direvisi. Biasanya, persentase yang lolos dalam tahap ini berkisar antara 15-25% dari jumlah siswa yang diterima dalam seleksi Penerimaan Siswa Baru.

2. Tahap 2 Penyaringan

a) Strategi Informasi Data Subjektif

Informasi data subjektif diperoleh dari proses pengamatan yang bersifat kumulatif. Informasi dapat diperoleh melalui check list perilaku, nominasi oleh guru, nominasi oleh orang tua, nominasi oleh teman sebaya, dan nominasi dari diri sendiri.

b) Strategi Informasi data Objektif

Informasi data objektif diperoleh melalui alat-alat tes lebih lengkap yang dapat memberikan informasi yang lebih beragam (berdiferensiasi), seperti Tes Intelegensi Kolektif Indonesia (TIKI) dengan sebelas subtes, tes Weschler Intelligence Scale For Children Adaptasi Indonesia dengan sepuluh subtes, dan Baterai Tes Kreativitas verbal dengan enam subtes.

Kedua strategi tersebut dapat digunakan secara bersama-sama untuk memberikan informasi yang lebih lengkap dan utuh tentang siswa yang memiliki tingkat keberbakatan intelektual yang tinggi dan diharapkan mampu untuk mengikuti Program Akselerasi (biasanya jumlah yang tersaring berkisar antara 3-10%).

Berdasarkan data tersebut, langkah selanjutnya adalah penentuan hasil seleksi dengan menggunakan patokan atau tolok ukur yang telah disepakati. Setelah itu, dilakukan pertemuan dengan orang tua siswa yang lolos seleksi program akselerasi. Pertemuan dengan orang tua merupakan hal yang sangat penting dalam pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, baik sebelum maupun sesudah hasil seleksi. Pertemuan sebelum hasil seleksi bertujuan menjelaskan kepada orang tua maksud dan pentingnya

identifikasi anak berbakat dalam rangka memperoleh pelayanan program pendidikan sesuai dengan bakat dan kemampuannya.

Sementara itu, pertemuan sesudah penetapan hasil seleksi bertujuan untuk menjelaskan program akselerasi yang akan diselenggarakan oleh sekolah dan berapa pentingnya peran serta orang tua dalam menunjang kelancaran dan keberhasilan program tersebut. Dalam pertemuan ini sekaligus dibuat kesepakatan bahwa bila nantinya siswa tidak bisa mengikuti program ini dengan baik, siswa tersebut akan dikembalikan ke program reguler.

b. Kegiatan Pembelajaran 1. Guru

Guru yang mengajar program akselerasi adalah guru-guru biasa yang mengajar program reguler, hanya saja sebelumnya mereka telah dipersiapkan dalam suatu lokakarya dan workshop sehingga mereka memiliki pemahaman tentang perlunya layanan pendidikan bagi siswa berbakat, ketrampilan menyusun program catatan lapangan, serta melakukan evaluasi pengajaran bagi program siswa cepat.

2. Kurikulum

Muatan materi kurikulum untuk program akselerasi tidak berbeda dengan kurikulum standar yang digunakan untuk program reguler. Perbedaannya terletak pada penyusunan kembali struktur program pengajaran dalam alokasi waktu yang lebih singkat. Program akselerasi ini akan menjadikan kurikulum standar yang biasanya ditempuh sisw SMU dalam tiga

tahun menjadi hanya dua tahun. Pada tahun pertama, siswa akan mempelajari seluruh materi kelas 1 ditambah dengan setengah materi kelas 2. Di tahun kedua, mereka akan mempelajari materi kelas 2 yang tersisa dan seluruh materi kelas 3.

Pengaturan kembali program pembelajaran pada kurikulum standar yang biasanya diberikan dengan alokasi waktu sembilan cawu dilakukan tanpa mengurangi isi kurikulum. Kuncinya terletak pada analisis materi kurikulum dengan kalender akademis yang dibuat khusus. Seperti diketahui, untuk siswa yang berbakat intelektual dengan keberbakatan tinggi, tidak semua materi kurikulum standar perlu disampaikan dalam bentuk tatap muka dan atau dengan irama belajar yang sama dengan siswa reguler.

Oleh karena itu, setiap guru yang mengajar di kelas akselerasi perlu terlebih dahulu melakukan analisis materi pelajaran untuk menentukan sifat materi yang esensial dan kurang. Suatu materi dikatakan memiliki konsep esensial bila memenuhi kriteria berikut ini:

a) Konsep dasar;

b) Konsep yang menjadi dasar untuk konsep berikut; c) Konsep yang berguna untuk aplikasi;

d) Konsep yang sering muncul pada Ebtanas;

e) Konsep yang sering muncul pada UMPTN untuk SMU,

Materi pelajaran yang diidentifikasikan sebagai konsep-konsep yang esensial diprioritaskan untuk diberikan secara tatap muka, sedangkan

materi-materi yang non-esensial, kegiatan pembelajarannya dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan mandiri.

3. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran yang sesuai untuk program akselerasi adalah sebagai berikut:

a) Strategi pembelajaran yang terfokus pada belajar bagaimana seharusnya belajar

b) Strategi itu harus menekankan pada perkembangan kemampuan intelektual tinggi

c) Strategi itu harus memiliki kepekaan (sensitif) terhadap kemajuan belajar dari tingkat konseptual rendah sampai tingkat intelektual tinggi

Oleh karena itu, metode pembelajaran yang paling sesuai adalah metode pembelajaran induktif, divergen, dan berfikir evaluatif. Hafalan pada pembelajaran program akselerasi sejauh mungkin dicegah dengan memberikan tekanan pada teknik yang berorientasi pada penemuan (discovery oriented) dan pendekatan induktif.

4. Evaluasi belajar dan Laporan Hasil Belajar

Evaluasi pembelajaran yang dilakukan pada program akselerasi pada dasarnya tidak berbeda dengan siswa reguler. Perbedaannya hanya terletak pada jadwal tes karena untuk program akselerasi mengacu pada kalender pendidikan yang dibuat khusus. Meskipun demikian, ada baiknya pada saat siswa reguler mengikuti ulangan umum akhir cawu, mereka dapat diikutsertakan. Hal ini sangat baik untuk mendapatkan data pembanding

tingkat daya serap mereka dengan menggunakan alat tes untuk mengukur daya serap siswa kelas reguler. Evaluasi belajar tahap akhir (Ebtanas) untuk program siswa cepat dijadwalkan pada cawu 3 tahun kedua, bersama-sama dengan siswa reguler yang sudah menempuh masa belajar cawu 3 tahun ketiga.

Pada dasarnya, laporan hasil evaluasi belajar atau rapor untuk Program Siswa Cepat sama dengan rapor untuk program reguler. Nilai atau angka pada buku laporan tetap terisi untuk sembilan cawu. Pembagian rapor untuk Program Siswa Cepat dilakukan sesuai dengan kalender pendidikan yang berlaku khusus untuk Program Siswa Cepat.

Dokumen terkait