• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.2 Hasil

5.3.5 Manajemen Proyek

Manajemen proyek terdiri atas tahap-tahap dalam pekerjaan suatu proyek dimulai dari tahap inventarisasi dan analisis, pembuatan konsep sampai dengan pembuatan gambar kerja dan tahap pelaksanaan desain. Setiap proyek dalam perusahaan Oemardi_zain berjalan dengan baik apabila tahap tersebut tertuang dalam manajemen proyek perusahaan tersebut.

Sesuai dengan proyek yang dilakukan Oemardi_zain pada perancangan

lanskap L’Avenue yang memiliki pokok inti sebagai area mixed use kawasan

Pancoran, artinya pengembangan satu kawasan dengan berbagai fungsi yang dikombinasikan melalui zoning office, residential, dan retail. Proyek ini adalah salah satu penanggulangan tingkat kesesakan penduduk Jakarta yang semakin padat sehingga dibuat satu kawasan yang dapat memfasilitasi keinginan pengguna untuk menghindari pemakaian ruang-ruang yang banyak dan pada akhirnya kawasan tersebut lebih terkontrol.

Quality

Cost

Delivery

Gambar 37. Bagan Parameter Manajemen Proyek Oemardi_zain (Digambar oleh: Situmorang)

80 Oemardi_zain mempunyai parameter manajemen dalam menjalankan sebuah proyek. Parameter tersebut dibagi menjadi tiga kriteria berdasarkan kebutuhan perusahaan (Gambar 37). Tanda panah pada gambar menunjukkan bahwa setiap parameter manajemen proyek Oemardi_zain saling berkesinambungan. Parameter tersebut antara lain:

1. Mutu (quality). Didalam proyek L’Avenue, produk gambar merupakan hasil akhir dalam penyelesaian desain suatu proyek. Untuk menjaga

kualitas produk, gambar yang dihasilkan pada proses desain L’Avenue

mengacu pada sistem kelengkapan gambar kerja Oemardi_zain (layout).

Layout gambar kerja ini mempermudah penyampaian informasi gambar kepada pembaca, dalam hal ini adalah klien.

2. Anggaran biaya (cost). Proyek yang dikerjakan harus diselesaikan dengan biaya yang tidak melebihi batas anggaran yang ditentukan. Biaya dalam setiap proyek berbeda tergantung kontrak kerja dan perihal yang dilaksanakan (Tabel 7). Pada manajemen proyek Oemardi_zain, sistem pembayaran dan jadwal waktu pembayaran dilakukan sesuai kontrak yang tertulis didalam sebuah proyek, dan biasanya sistem pembayaran setiap proyek yang ada dilakukan dengan beberapa tahap.

Proyek L’Avenue sesuai dengan SPK Pasal V mempunyai nilai kontrak

sebesar Rp. 180.000.000,-. Adapun cara pembayaran disepakati melalui SPK Tahap VI dengan lima tahap. Masing-masing tahap dibayar berdasarkan proses desain sesuai bobot pelaksanaan melalui presentase dari biaya total. Tahap awal dilakukan proses pembayaran sebesar 10% sebagai uang muka dibayarkan setelah penandatanganan kontrak. Kemudian proses pembayaran kedua sebesar 20% dibayarkan setelah tahap conceptual design telah selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Pembayaran ketiga dilakukan sebesar 30% setelah tahap design development selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien.

Proses pembayaran keempat sebesar 35% dibayarkan setelah tahap gambar kerja dan dokumen tender selesai, disetujui dan diserahkan kepada klien. Sisa pembayaran terakhir sebesar 5% dibayarkan setelah tahap pengawasan pekerjaan konstruksi lanskap selesai dan dikuatkan dengan

81 Berita Acara Serah Terima dari kontraktor. Biaya jasa desain dipengaruhi oleh luas tapak yang dikerjakan, keinginan klien, lingkup & produk kerja yang dihasilkan, dan waktu pengerjaan. Umumnya, perbandingan setiap perihal yang mempengaruhi level proyek berbanding lurus dengan biaya yang dikeluarkan untuk proyek tersebut.

Tabel 7. Perbandingan Biaya Jasa

Perihal Level Biaya

Luas Tapak ↑ ↑

Keinginan Klien ↑ ↑

Produk Kerja ↑ ↑

Waktu ↑ ↑

3. Jadwal (delivery). Setiap proyek pekerjaan yang terdapat dalam perusahaan Oemardi_zain berpatokan dengan waktu pengerjaan proyek. Setiap penyelesaian pekerjaan didukung dengan upaya pengerjaan secara

teamwork. Proyek L’Avenue dikerjakan sesuai dengan waktu yang

ditetapkan adalah selama enam belas minggu kalender terhitung dari tanggal 12 Desember 2011 atau sekitar empat bulan pelaksanaan (Lampiran 1, SPK Pasal IV).

Menurut Soeharto (1999), kegiatan proyek dapat diartikan sebagai salah satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk dan

deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Melalui kegiatan proyek ini, produk dan deliverable yang dihasilkan berupa tahapan-tahapan dalam melaksanakan sebuah proyek seperti yang dilakukan oleh Oemardi_zain.

Menurut Cleland dan Ireland (2002), manajemen proyek merupakan hal terpenting dalam sebuah pelaksanaan pembangunan. Manajemen proyek yang terstruktur baik menentukan hasil dari setiap program kerja proyek itu sendiri. Manajemen proyek memiliki dua komponen utama, yaitu strategi dan implementasi. Strategi adalah rencana yg cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus, sedangkan implementasi merupakan penerapan yang

82 berarti pelaksanaan sebuah kegiatan. Manajemen ini didukung oleh perencanaan proyek yang mendeterminasikan secara rasional dan berkelanjutan.

Cleland dan Ireland (2002) juga menambahkan bahwa perencanaan proyek merupakan penentuan rasional untuk memulai, mempertahankan dan menghentikan proyek. Konsep dasar perencanaan dan rencana pemantauan pengembangan proyek dianalisis sesuai dengan kebutuhan dan penggunaan utilitas yang tersedia. Pada Oemardi_zain, strategi komponen utama ini dituangkan pada pembentukan tiga parameter tersebut kemudian diimplementasikan pada pelaksanaan proyek melalui setiap tahapan sehingga proyek yang masuk dalam perusahaan tertata dengan baik.

Tiga parameter ini mewakili setiap proyek yang dijalankan. Pada parameter mutu ditekankan pada format gambar yang ditampilkan kepada klien. Semakin detail gambar dan keterangan gambar yang dihasilkan akan semakin mudah dalam pembacaan sebuah gambar kerja oleh klien (Gambar 36). Parameter anggaran biaya pada perusahaan Oemardi_zain ditekankan pada pembayaran

kontrak kerja proyek. Pada proyek L’Avenue terdapat beberapa kali pembayaran

dalam pelaksanaannya, hal ini meminimalisir kerugian terhadap perusahaan Oemardi_zain apabila kontrak kerja sewaktu-waktu diputus sepihak oleh klien.

Kerugian itu dapat terjadi jika pembayaran kontrak kerja tidak dilakukan dengan sesi tahap pembayaran, kemudian perusahaan telah melaksanakan desain dan klien memutus kontrak secara sepihak maka perusahaan tersebut mengalami kerugian karena belum adanya pembayaran dalam proyek. Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa biaya jasa yang dilakukan oleh perusahaan Oemardi_zain bergantung dengan empat hal yaitu luas tapak, keinginan klien, produk kerja, dan waktu.

Semakin besar luas tapak yang masuk ke dalam proyek maka semakin tinggi kontrak kerja yang dihasilkan. Kebutuhan klien yang semakin rumit dalam mendesain sebuah proyek maka semakin tinggi pula kontrak kerja yang dihasilkan. Semakin banyak produk kerja yang dihasilkan misalnya dalam satu tapak terdapat banyak desain, maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan. Semakin lama waktu pengerjaan yang dilakukan dalam pengerjaan sebuah proyek maka semakin tinggi juga kontrak kerja yang dihasilkan.

83 Parameter terakhir adalah jadwal. Jadwal berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Semakin panjang jadwal pelaksanaan sebuah proyek maka semakin tinggi biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaannya. Oemardi_zain dalam melaksanakan sebuah proyek tertata dengan jelas sesuai dengan kesepakatan kontrak kerja. Jika ada perubahan dalam waktu pelaksanaan maka akan ada perubahan biaya dalam proyek tersebut.

Manajemen proyek ini telah diterapkan oleh Oemardi_zain dengan terstruktur, terbukti selama mahasiswa mengikuti magang (4 bulan) dalam perusahaan ini terdapat 38 proyek yang ditangani oleh perusahaan. Setiap proyek mempunyai waktu dan pelaksanaan yang berbeda. Dengan waktu dan pelaksanaan yang berbeda tersebut diikuti oleh tingkat keinginan dan kebutuhan klien yang tinggi mampu diatasi Oemardi_zain dengan menyelesaikan proyek yang telah ditentukan.

Dokumen terkait