• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO

Dalam dokumen PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk (Halaman 61-72)

14.44331 Desem ber 2011

33. MANAJEMEN RISIKO

Bank memiliki eksposur terhadap risiko di bawah ini yang berasal dari instrumen keuangan: - Risiko kredit

- Risiko pasar - Risiko likuiditas - Risiko operasional

Catatan di bawah ini menyajikan informasi mengenai eksposur Bank terhadap setiap risiko di atas, tujuan, kebijakan dan proses yang dilakukan oleh Bank dalam mengukur dan mengelola risiko.

a. Kerangka manajemen risiko

Organisasi manajemen risiko Bank melibatkan pengawasan dari Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Pengawasan Risiko. Komite Pemantau Risiko merupakan komite yang dibentuk untuk mendukung tugas-tugas Dewan Komisaris. Komite Pemantau Risiko tersebut menyetujui dan memonitor pelaksanaan kerangka dan kebijakan manajemen risiko Bank Komite Pemantau Risiko tersebut mengadakan pertemuan setiap bulannya untuk menilai kinerja dari setiap portofolio kredit dan mendiskusikan masalah-masalah risiko. Dewan Komisaris mendelegasikan kuasa kepada Direktur Utama dan Direksi untuk mengimplementasikan strategi manajemen risiko. Komite Manajemen Risiko dibentuk oleh Direksi dan bertanggungjawab untuk mengelola risiko yang ada di Bank. Komite Manajemen Risiko tersebut terdiri dari semua anggota Direksi dan senior manajer eksekutif. Komite Manajemen Risiko diketuai oleh Direktur yang membawahi Bidang Manajemen Risiko.

Kebijakan manajemen risiko Bank ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menganalisa risiko-risiko yang dihadapi Bank, untuk menetapkan batasan risiko dan pengendalian yang sesuai, serta untuk mengawasi risiko dan kepatuhan terhadap batasan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan sistem manajemen risiko ditelaah secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk, dan jasa yang ditawarkan. Bank, melalui pelatihan serta standar dan prosedur pengelolaan, berusaha untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang taat dan konstruktif, dimana semua karyawan memahami tugas dan liabilitas mereka.

Komite Audit Bank memiliki tanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko, dan untuk menelaah kecukupan kerangka manajemen risiko yang terkait dengan risiko-risiko yang dihadapi oleh Bank. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit dibantu oleh Satuan Kerja Audit Internal (SKAI). SKAI secara berkala maupun sesuai kebutuhan, menelaah pengendalian dan prosedur manajemen risiko dan melaporkan hasilnya ke Komite Audit Bank.

b. Risiko kredit

Risiko kredit adalah risiko terjadinya kerugian keuangan yang disebabkan nasabah atau counterparty gagal memenuhi kewajibannya. Risiko kredit dikelola melalui penetapan kebijakan - kebijakan dan proses-proses yang meliputi kriteria pemberian kredit, origination dan persetujuan kredit, penetapan harga, pemantauan, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen portofolio. Bank juga dengan ketat memantau perkembangan portofolio kredit Bank, yang memungkinkan Bank untuk melakukan tindakan pencegahan secara tepat waktu apabila terjadi penurunan kualitas kredit.

Bank terus melanjutkan untuk mengelola dan mengawasi secara aktif kualitas portofolio pinjaman yang diberikan dengan cara meningkatkan kebijakan manajemen risiko kredit secara efektif, penyempurnaan prosedur dan pengembangan system dalam upaya menjaga dampak negatif yang diakibatkan oleh kredit bermasalah.

Bank telah mengimplementasikan upaya berlapis disetiap tahap yang berhubungan dengan aktifitas penagih utang untuk meningkatkan proses penagihan dan memperkuat pemantauan kegiatan penagihan. Beberapa upaya dilakukan seperti mengatur tentang proses perekrutan karyawan penagihan, seleksi dan pemeriksaan terhadap calon karyawan penagihan, pelatihan dalam melakukan pekerjaan penagihan baik mengenai tata cara penagihan dan kode etik dalam melakukan penagihan, meninjau ulang perjanjian kerjasama dengan agen penagihan utang. Untuk itu seluruh lini bisnis telah memiliki kebijakan dan prosedur untuk memonitor perilaku penagih, termasuk agen penagihan dan pihak ke tiga.

Produk program telah dikembangkan oleh masing-masing unit bisnis berdasarkan kebijakan kredit yang telah ditetapkan.

Sistem Informasi Manajemen telah tersedia dan mencakup tingkat yang cukup rinci untuk mendeteksi setiap perkembangan yang kurang baik sedini mungkin sehingga memungkinkan dilakukannya tindakan secara tepat waktu atas penurunan kualitas kredit atau untuk meminimalisasi kerugian kredit.

Bank secara aktif terlibat dalam persiapan penerapan Basel II sesuai dengan panduan dari Bank Sentral. i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit

Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan , eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatatnya. Untuk liabilitas kontinjensi, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus Bank bayarkan dalam hal timbul liabilitas atas instrumen yang diterbitkan.

i. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lanjutan)

Untuk komitmen kredit, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar jumlah fasilitas yang belum ditarik dari nilai penuh fasilitas kredit yang telah disepakati (committed) kepada nasabah.

Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum terhadap risiko kredit Bank atas instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan dan komitmen dan kontinjensi (rekening administratif), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau jaminan kredit lainnya.

J a k a rt a S o lo J a ka rt a S o lo

La po ra n P o sis i Ke ua nga n:

Giro pada B ank Indo nesia 400.865 - 371.065

-Giro pada bank lain 113.077 - 54.989

-P enem patan pada bank lain dan B ank Indo nesia 551.197 - 1.342.901

-P injaman yang diberikan 2.215.137 120.300 1.679.361 61.429 Efek-efek 1.309.751 - 993.053

-Tagihan akseptasi - - 5.328

-Obligasi P emerintah 24.089 - 168.222

-P iutang premi - - -

-A set lain-lain - bersih 23.128 4.515 15.929 73

Sub-jumlah 4.637.244 124.815 4.630.848 61.502 K o m it m e n da n k o nt ije ns i: Fasiitas kredit kepada debitur yang belum digunakan 407.811 14.362 -

-Garansi yang diterbitkan 132.137 - 111.365

-Letters o f credit yang tidak dapat dibatalkan 19.071 - 6.833

-Sub-jumlah 559.019 14.362 118.198

-J um la h 5 .19 6 .2 6 3 13 9 .17 7 4 .7 49 .0 4 6 6 1.5 0 2 3 0 J uni 20 12 3 1 D e s e m be r 2 0 11 ii. Analisis risiko konsentrasi kredit Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah pelanggan bergerak dalam aktivitas usaha yang sejenis atau memiliki kegiatan usaha dalam wilayah geografis yang sama, atau memiliki karakteristik yang sejenis yang dapat menyebabkan kemampuan nasabah untuk memenuhi liabilitas kontraktualnya sama-sama dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi ataupun kondisi lainnya. Bank mendorong adanya diversifikasi dari portofolio kreditnya pada berbagai wilayah geografis, industri, dan produk kredit sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko kredit. Penambahan diversifikasi ini berdasarkan rencana strategi Bank, sektor target, kondisi ekonomi saat ini kebijakan pemerintah, sumber pendanaan, dan proyeksi pertumbuhan. Konsentrasi kredit yang diberikan berdasarkan jenis kredit, mata uang, sektor ekonomi dan wilayah geografis diungkapkan pada Catatan 10. iii. Konsentrasi berdasarkan jenis debitur Tabel berikut menyajikan konsentrasi aset keuangan berdasarkan jenis debitur: Gir o pada Penempat an Pi ut ang bank lain dan pada bank lain pembi ay aan Tagihan Obl igasi Komit men dan BI dan BI Ef ek- ef ek Pinjaman k onsumen ak sept asi Pemeri nt ah kont injensi Korpor asi - - 936.406 2.226.990 -

-Pemer int ah dan Bank Indonesia 400.865 281.197 267.814 - - 24.089

-Bank - bank 113.077 270.000 129.620 9.992 -

-Ret ail - - - 121.813 - -

-J u m l a h 5 13 . 9 4 2 5 5 1. 19 7 1. 3 3 3 . 8 4 0 2 . 3 5 8 . 7 9 4 - - 2 4 . 0 8 9 -3 0 J u n i 2 0 12

b. Risiko kredit (lanjutan)

iii. Eksposur maksimum terhadap risiko kredit (lanjutan)

Giro pada Penempat an Piut ang

bank lain dan pada bank l ai n pembiayaan Tagihan Obligasi Komit men dan BI dan BI Ef ek -ef ek Pinjaman k onsumen ak sept asi Pemeri nt ah kont injensi

Korpor asi - - - 1.447.619 25 - 689.306 339.016 Pemer int ah dan

Bank Indonesia 371.065 1.172.901 98.713 - - - 168.222 -Bank - bank 54.989 170.000 - 9.942 4.028 5.328 - -Ret ail - - - 208.812 500 - - 50.022 J u m l a h 4 2 6 . 0 5 4 1. 3 4 2 . 9 0 1 9 8 . 7 13 1. 6 6 6 . 3 7 3 4 . 5 5 3 5 . 3 2 8 8 5 7 . 5 2 8 3 8 9 . 0 3 8 3 1 D e se m b e r 2 0 11 c. Risiko pasar

Risiko pasar merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan faktor pasar dan portofolio yang dimiliki oleh Bank, yang dapat merugikan Bank (adverse movement). Yang dimaksud dengan faktor pasar adalah suku bunga dan nilai tukar, termasuk derivatif dari kedua jenis risiko pasar tersebut misalnya perubahan harga opsi. Risiko pasar terdapat pada aktivitas fungsional Bank dan kegiatan tresuri. Aktivitas ini mencakup penempatan posisi dalam bentuk surat berharga dan pasar uang maupun penyertaan pada lembaga keuangan lainnya, penyediaan dana (pinjaman dan bentuk sejenis lainnya), dan kegiatan pendanaan dan penerbitan surat utang, serta kegiatan pembiayaan perdagangan.

Tujuan dari manajemen risiko pasar adalah untuk mengelola dan melakukan kontrol atas eksposur risiko pasar dalam parameter yang dapat diterima, serta memaksimalkan tingkat pengembalian atas risiko.

Risiko pasar dikelola melalui kebijakan yang komprehensif dan kerangka limit untuk mengukur dan memonitor nilai risiko berdasarkan tingkat risiko yang akan diambil (risk appetite) oleh Bank. Limit dari risiko pasar ditetapkan pada tingkat bank-wide dan dilaporkan serta dipantau oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) setiap hari. Management Action Triggers (MAT) membantu manajemen pada saat tingkat risiko mencapai batasan-batasan tertentu.

Assets and Liability Committee (ALCO) berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk mengambil

keputusan atas kebijakan yang berkaitan dengan manajemen risiko pasar dan likuiditas. Satuan Kerja Manajemen Risiko bertanggungjawab untuk melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko pasar di Bank berdasarkan kerangka yang disetujui oleh ALCO.

Secara keseluruhan, risiko pasar dibagi menjadi dua bagian sebagai berikut: i. Risiko mata uang

Risiko mata uang timbul dari adanya posisi posisi keuangan dan komitmen dan kontinjensi (off- balance

sheet) baik di sisi aset maupun liabilitas yang timbul melalui transaksi mata uang asing.

Bank mengukur risiko nilai tukar untuk melihat dampak perubahan nilai tukar pada pendapatan dan modal Bank. Untuk mengelola dan memitigasi risiko nilai tukar, pembatasan posisi secara internal telah ditentukan, lebih konservatif dari pembatasan regulator sebesar 20%. Untuk posisi devisa terbuka, Bank melakukan analisa dengan menggunakan pengukuran yang lebih risk sensitive untuk meningkatkan kontrol terhadap risiko nilai tukar.

Aset Liabilitas Posisi Devisa Neto Mata Uang

Keseluruhan (Laporan posis i k euangan dan Rekening Adm inis tratif)

Dolar Amerika Serikat 574.417 633.917 59.500 Dolar Singapura 1.124 - 1.124 Euro 50 - 50 Dolar Australia 103 - 103 Jumlah 575.694 633.917 60.777

Jum lah M odal Tier I dan II 623.557

Rasio PDN (Keseluruhan) 9,75%

30 Juni 2012

Aset Liabilitas Posisi Devisa Neto Mata Uang

Keseluruhan (Laporan posisi keuangan dan Rekening Adm inistratif)

Dolar Amerika Serikat 395.770 380.248 15.522 Dolar Singapura 96 - 96 Euro 65 - 65 Dolar Australia 36 - 36 Jumlah 395.967 380.248 15.719

Jum lah M odal Tier I dan II 547.027

Rasio PDN (Keseluruhan) 2,87%

31 Desem ber 2011

ii. Risiko tingkat suku bunga

Risiko suku bunga adalah potensi kerugian yang timbul akibat pergerakan suku bunga di pasar yang berlawanan dengan posisi atau transaksi Bank yang mengandung risiko suku bunga.

Tabel di bawah merangkum tingkat suku bunga efektif rata-rata setahun untuk Rupiah dan mata uang asing pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011.

c. Risiko pasar (lanjutan)

M ata Uang M ata Uang

Rupiah A sing Rupiah A sing

% % % %

A S E T

Giro pada bank lain 0,00% 0% 0,77% 0%

P enempatan pada

B ank Indo nesia dan bank lain 4,20% 0,00% 10,92%

-Efek-efek 10,19% 5,25% 11,35% 6,75% Kredit 12,79% 7,77% 12,33% 7,46% LIA B ILIT A S Simpanan nasabah Giro 2,08% 0,44% 2,33% 0,20% Tabungan 4,04% - 4,81%

-Depo sito berjangka 6,37% 1,64% 5,75% 1,00%

Simpanan dari bank lain Efek yang dijual dengan janji

dibeli kembali - - -

-3 0 J uni 2 0 12 3 1 D e s e m be r 2 0 11

Bank mengelola risiko suku bunga dengan menggunakan pendekatan analisa gap repricing, simulasi dengan skenario perubahan suku bunga (naik/turun). Untuk meningkatkan pengelolaan risiko tingkat bunga, kita juga sedang menerapkan Earning-at-Risk (EAR) dan Economic Value of Equity (EVE) untuk melengkapi dalam pengukuran risiko. Keduanya akan memberi estimasi dari dampak perubahan suku bunga terhadap pendapatan bank maupun perubahan modal bank

Buku Trading tetap dikelola dengan pengukuran posisi, sensitivitas dan nilai VAR. Limit risiko pasar ditetapkan dengan mengacu pada pengukuran ini untuk pengelolaan eksposur suku bunga.

Tabel di bawah ini menyajikan portofolio Bank (tidak termasuk portofolio yang diperdagangkan) pada nilai tercatatnya, yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal re-pricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual:

Kurang dari Kurang dari Lebih dari

Nilai tercatat 3 bulan 3-12 bulan 3 bulan 3-12 bulan 12-24 bulan 24 bulan Aset Keuangan

Giro pada Bank Indonesia 400.865 400.865 - - - - -Giro pada Bank lain 113.077 113.077 - - - - -Penempatan pada

Bank Indonesia dan

bank lain 551.197 - - 551.197 - - -Efek-efek 1.333.840 423.048 - 62.849 362.653 123.888 361.402 Kredit 2.335.437 2.333.286 - 2.040 26 68 17 Jumlah 4.734.417 3.270.276 - 616.086 362.679 123.956 361.419

Liabilitas Keuangan

Simpanan dari nasabah 4.216.950 867.515 12.510 3.076.486 260.440 - -Simpanan dari bank lain 78.556 - 78.556 - - -Jumlah 4.295.506 867.515 12.510 3.155.042 260.440 - -Pengaruh dari derivatif

untuk manajemen risiko - - - - - - -Selisih 4.295.506 867.515 12.510 3.155.042 260.440 -

-30 Juni 2012

Kur ang dari Kurang dar i Lebi h dari Nil ai t erc at at 3 bulan 3- 12 bul an 3 bul an 3-12 bulan 12- 24 bul an 24 bulan A se t K e ua n g a n

Gir o pada Bank Indonesia 371.065 371.065 - - - - -Gir o pada Bank lain 54.989 54.989 - - - - -Penempat an pada

Bank Indonesia dan

bank lain 1.342.901 1.342.901 - - - - -Ef ek -ef ek 993.053 - - 163.663 193.911 182.016 453.463 Kr edit 1.740.790 1.754.737 - 3.945 - 48 -J u m l a h 4 . 5 0 2 . 7 9 8 3 . 5 2 3 . 6 9 2 - 16 7 . 6 0 8 19 3 . 9 11 18 2 . 0 6 4 4 5 3 . 4 6 3

Li a bi l i t a s K e u a n g a n

Simpanan dari nasabah 3.975.641 878.383 - 2.921.252 176.006 - -Simpanan dari bank lai n 66.729 6.338 - 60.391 - - -J u m l a h 4 . 0 4 2 . 3 7 0 8 8 4 . 7 2 1 - 2 . 9 8 1. 6 4 3 17 6 . 0 0 6 - -Pengaruh dari deri vat i f

unt uk manajemen r isi ko - - - - - - -Selisih 4 . 0 4 2 . 3 7 0 8 8 4 . 7 2 1 - 2 . 9 8 1. 6 4 3 17 6 . 0 0 6 -

-3 1 D e se m b e r 2 0 11

Suk u bunga mengambang Suku bunga t et ap

a. Risiko likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko yang disebabkan oleh ketidak mampuan Bank dalam memenuhi liabilitas yang telah jatuh tempo dan menutup posisi di pasar. Risiko likuiditas merupakan risiko yang terpenting pada bank umum dan perlu dikelola secara berkesinambungan.

ALCO berperan sebagai forum manajemen senior tertinggi untuk memonitor situasi likuiditas Bank. ALCO bertanggungjawab untuk menentukan kebijakan dan strategi yang berkaitan dengan aset dan liabilitas Bank sejalan dengan prinsip kehati-hatian manajemen risiko dan peraturan yang berlaku. ALCO menyetujui kerangka limit, mempertimbangkan struktur laporan posisi keuangan jangka panjang dari Bank. ALCO juga menyetujui asumsi likuiditas dan skenario stress testing yang akan diterapkan.

Bank mengelola risiko likuiditas melalui analisis perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas. Risiko likuiditas diukur dan dipantau secara harian berdasarkan kerangka kerja limit risiko likuiditas. Kerangka kerja digunakan untuk mengelola situasi likuiditas Bank pada kondisi normal (business-as-usual) dan kejadian kondisi stress. Rencana pendanaan darurat likuiditas (liquidity contingency plan) telah disusun untuk mempersiapkan Bank jika terjadi krisis likuiditas.

Eksposur terhadap risiko likuiditas

Analisis kesenjangan likuiditas untuk memberikan pandangan terhadap ketidaksesuaian arus kas masuk terkait dengan arus kas keluar di setiap saat. Kondisi ini dikelola secara terpusat oleh Tresuri yang mempunyai akses dan otorisasi secara langsung ke interbank, nasabah besar (institusional) dan professional market yang lainnya, dalam upaya membantu aktivitas bisnis Bank di pengumpulan dana dan pemberian kredit.

Salah satu rasio likuiditas adalah rasio dari aset likuid bersih terhadap liabilitas 1 bulan. Untuk tujuan ini, aset yang bersifat likuid termasuk kas dan setara kas dan efek-efek berperingkat investasi, yang diperdagangkan secara aktif dan likuid di pasar dikurangi dengan simpanan dari bank dan komitmen yang jatuh tempo dalam satu bulan mendatang.

Pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011, rasio dari aset likuid bersih terhadap simpanan nasabah adalah sebagai berikut:

d. Risiko likuiditas (lanjutan)

30 Juni 2012 31 Desem ber 2011

Kas dan setara kas 1.082.167 1.657.529

Ef ek-ef ek dan Obligasi Pemerintah diperdagangkan, tidak termasuk SBI yang sudah diklasif ikasikan

sebagai kas dan setara kas 10.224 98.500 Ef ek-ef ek dan Obligasi Pemerintah

tersedia untuk dijual,

tidak termasuk SBI yang sudah diklasif ikasikan sebagai

kas dan setara kas 142.650 636.673 Simpanan dari bank lain 78.556 224.989 Jumlah aset likuid bersih 1.313.598 2.617.691

Simpanan dari nasabah 4.216.950 3.975.641

Rasio aset likuid bersih terhadap

simpanan dari nasabah 31,15% 65,84%

Sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan

Tabel di bawah ini menyajikan ekspektasi arus kas dari liabilitas keuangan Bank berdasarkan periode jatuh tempo kontraktual yang terdekat dan asumsi perilaku (behavioral assumptions) pada tanggal pelaporan.

Nilai nominal arus masuk/arus keluar yang disajikan pada tabel di bawah ini merupakan arus kas kontraktual yang tidak didiskontokan terkait dengan pokok dan bunga atas liabilitas keuangan. Pengungkapan instrumen derivatif menunjukkan nilai bersih derivatif yang dapat diselesaikan secara neto, juga arus masuk dan arus keluar bruto untuk derivatif yang diselesaikan bruto secara bersamaan (misalnya, kontrak berjangka valuta asing).

Tidak

mempunyai Lebih dari

jatuh tempo Kurang dari 3 - 12 Lebih dari kontraktual 1 bulan 1 - 3 bulan bulan 12 bulan

Liabilitas non derivatif:

Simpanan dari nasabah 781.767 2.317.567 509.278 608.338

-Simpanan dari bank lain 8.807 69.748 Ef ek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - - -

-Liabilitas akseptasi - - - -

-Pinjaman yang diterima - - - -

-Obligasi yang diterbitkan - - - -

-Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain 5.546 7.153 3.763

-Derivatif: Arus keluar - - - - -Arus masuk - - - - -Sub-jumlah Jum lah 796.121 2.394.468 509.278 612.100 -30 Juni 2012 Tidak mempunyai Lebih dari jatuh tempo Kurang dari 3 - 12 Lebih dari kontraktual 1 bulan 1 - 3 bulan bulan 12 bulan Liabilitas non derivatif: Simpanan dari nasabah 878.383 2.542.879 400.518 153.861

-Simpanan dari bank lain 6.382 60.347 Ef ek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - - -

-Liabilitas akseptasi - - 5.328 -

-Pinjaman yang diterima - - - -

-Obligasi yang diterbitkan - - - -

-Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain 24.143 972 1.566 1.565

-Derivatif: Arus keluar - - - - -Arus masuk - - - - -Sub-jumlah Jum lah 908.908 2.604.198 407.412 155.426 -31 Desem ber 2011

e. Risiko likuiditas (lanjutan)

Analisis perbedaan jatuh tempo aset dan liabilitas keuangan

Tabel dibawah ini menyajikan analisa jatuh tempo aset dan liabilitas Bank pada tanggal 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011. berdasarkan jangka waktu yang tersisa sampai tanggal jatuh tempo kontrak dan asumsi perilaku (behavioral assumptions):

Tidak mempunyai

Kontrak jatuh Kurang dari

Nilai tercatat tempo 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan 1-2 tahun ASET

Kas 17.028 17.028 - - - -

-Giro pada Bank Indonesia 400.865 400.865 - - - -

-Giro pada bank lain 113.077 113.077 - - - -

-Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 551.197 281.197 270.000 - - -

-Tagihan spot dan derivatif 615 615

-Efek-efek 1.333.840 - 450.397 35.500 203.134 159.519 485.290 Kredit yang diberikan 2.358.794 - 100.601 138.748 582.362 955.758 581.325 Tagihan atas surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (Reverse Repo) - - - - - -

-Aset tetap 142.002 142.002 - - - - -Tagihan akseptasi - - - - - - -Aset lain-lain 27.643 23.096 4.547 - - - -Jumlah 4.945.062 977.880 825.545 174.248 785.496 1.115.277 1.066.615 Cadangan kerugian penurunan nilai (23.358) Jumlah 4.921.704 LIABILITAS Kewajiban segera 1.711 - 1.711 - - -Simpanan nasabah 4.216.950 781.767 2.317.567 844.666 214.671 58.279

-Simpanan dari bank lain 78.556 8.808 69.748 - - -

-Kewajiban Spot & Derivatif 473 473 - - -

-Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - - - - - -

-Utang pajak 4.381 - 4.381 -

-Estimasi kerugian - - - - - -

-komitmen dan kontinjensi Beban yang masih harus dibayar dan liabilitas lain-lain 16.462 5.546 7.153 - 3.763 -

-Kewajiban diestimasi atas imbalan kerja 2.762 2.762 - - - - -4.321.295 799.356 2.400.560 844.666 218.434 58.279 -Jumlah 623.767 178.524 (1.575.015) (670.418) 567.062 1.056.998 1.066.615 Perbedaan jatuh tempo

Posisi neto setelah

Cadangan kerugian penurunan nilai 600.409

Ti dak mempunyai

Kont rak jat uh Kur ang dari

Ni lai t er cat at t empo 1 bulan 1- 3 bulan 3- 6 bul an 6- 12 bulan 1-2 t ahun A S ET

Kas 14.850 14.850 - - - - -Gir o pada Bank Indonesia 371.065 371.065 - - - - -Gir o pada bank lain 54.989 54.989 - - - - -Penempat an pada

Bank Indonesi a dan

bank l ain 1.342.901 - 1.342.901 - - - -Ef ek -ef ek 1.002.107 - 997.068 - - 5.039 -Kr edit yang diber ik an 1.758.730 - 40.501 256.531 591.644 655.922 214.132 Aset t et ap 139.537 86.478 - - - - -Aset lain-lain 16.002 10.674 - 5.328 - - -J uml ah 4.700.181 538.056 2.380.470 261.859 591.644 660.961 214.132 Cadangan k erugi an

penur unan nilai ( 17.940) J uml ah 4.682.241 L I A B I L I T A S

Kewaji ban segera 47.862 - 17.247 30.615 - - -Simpanan nasabah 3.975.641 878.383 2.542.879 400.518 82.867 70.994 -Simpanan dari bank lain 66.729 6.382 60.347 - - - -Ef ek yang dij ual dengan

janj i dibeli kembali - - - - - - -Ut ang pajak 13.109 - 13.109 - - - -Est imasi kerugi an

komit men dan kont injensi - - - - - - -Beban yang masi h

harus dibayar dan

liabilit as lain-l ai n 21.506 10.690 3.438 6.218 - 209 709 Kewaji ban di est imasi at as

imbalan kerj a 2.762 2.762 - - - - -J uml ah 4.079.747 898.217 2.619.773 406.736 82.867 71.203 709 Perbedaan jat uh t empo 620.434 (360.161) ( 239.303) (144.877) 508.777 589.758 213.423 Posisi net o set elah

Cadangan k erugi an

penur unan nilai 602.494

3 1 D e se m b e r 2 0 11

f. Risiko operasional

Risiko operasional adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadainya atau kegagalan dari proses internal, faktor manusia dan sistem atau dari kejadian-kejadian eksternal.

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor Pusat sampai kantor kas di seluruh Indonesia. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian financial, keselamatan karyawan dan reputasi Bank.

Komponen utama dari Kerangka Kerja Pengelolaan Risiko Operasional yang dijalankan secara berkesinambungan antara lain:

1. Akuntabilitas yang jelas

Semua pihak di Bank menjalankan penugasan terkait dengan perannya masing-masing dalam pengelolaan risiko operasional.

Direksi seperti halnya Dewan Komisaris bertanggung-jawab untuk mengawasi efektivitas dari kerangka kerja pengelolaan risiko operasional secara menyeluruh serta pelaksanaannya.

Unit bisnis dan fungsi support sebagai pemilik dari proses pengelolaan risiko dan fungsi Pengendalian Internal yang ada pada setiap Risk Taking Unit (RTU) berperan sebagai lini pertahanan lapis pertama dalam penegakan pengelolaan risiko operasional sehari-hari. Mereka bertanggungjawab dalam mengidentifikasi, mengelola, memitigasi dan melaporkan Risiko Operasional.

f. Risiko Operasional (lanjutan)

1. Akuntabilitas yang jelas 9lanjutan)

Satuan Kerja Manajemen Risiko (“SKMR”) bersama-sama dengan Divisi Kepatuhan dan Hukum berperan sebagai pertahanan lapis kedua.

SKMR berfungsi dalam perancangan, pendefinisian, pengembangan dan pemeliharaan kerangka kerja risiko operasional secara keseluruhan, memantau penerapan kerangka kerja oleh RTU, memastikan kecukupan kontrol atas kebijakan dan prosedur, sertaa berperan sebagai koordinator/fasilitator atas aktivitas pengelolaan risiko operasional yang efektif.

Sedangkan Satuan Kerja Audit Internal secara independen berperan sebagai pertahanan lapis ketiga. Bank juga melakukan penerapan yang ketat atas prinsip “empat mata” (pemisahan tugas dan dual control / dual custody) untuk semua proses terutama proses yang beresiko.

2. Siklus pengelolaan risiko operasional

Pelaksanaan kerangka kerja SKMR di Bank dilakukan dalam siklus SKMR yang terpadu dan terdiri dari proses identifikasi, penilaian/pengukuran, pemantauan serta pengendalian/mitigasi risiko.

Siklus ini mencakup :

(1) Identifikasi risiko melalui analisa alur kerja dan key process untuk membuat risk registration.

(2) Tinjauan risiko / pengukuran di tingkat unit operasional didukung dengan Risk Control Self

Assessment (RCSA) secara periodik dan pencatatan risk / loss event dengan RTU terkait, juga

dengan melalui review dan anal isa atas Key Risk Indicator (KRI).

(3) Pengukuran dan pelaporan atas pemaparan

risiko residual maupun tingkat kedisiplinan unit kerja dalam menerapkan mekanisme kontrol.

(4) Tinjauan risiko secarah menyeluruh atas produk,

sistem maupun aktifitas / proses Bank yang

Dalam dokumen PT BANK CAPITAL INDONESIA Tbk (Halaman 61-72)

Dokumen terkait