seluruh ketentuan internal terkait pengelolaan risiko, baik dari sisi kebijakan, pedoman, prosedur, limit risiko maupun pemanfaatan teknologi informasi sesuai dengan perkembangan internal maupun eksternal.
The Bank continously improves internal policies related to risk management, including policies, standardized operations, procedures, risk limit and information technology utilization in line with internal and external development.
Profil risiko Risk profile
Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia
No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, yang selanjutnya telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, yang mewajibkan bank untuk menyampaikan laporan profil risiko triwulanan sejak tahun 2005.
In accordance with Bank Indonesia regulation No. 5/8/PBI/2003 dated May 19, 2003 regarding Risk Management Implementation For Commercial Banks, which has been amended by PBI No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009, banks are required to submit the quarterly risk profile reports starting in 2005.
Pada tahun 2011, Bank Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 13/1/PBI/2011 tanggal 5 Januari 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, yang dilakukan sesuai dengan lampiran SE BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011, dimana profil risiko merupakan bagian tak terpisahkan dari penilaian tingkat kesehatan yang dimaksud.
In 2011, Bank Indonesia issued regulation No. 13/1/PBI/2011 dated January 5, 2011 about the Assessment of Commercial Bank Health Rating, and has been carried out in accordance with appendix SE BI No. 13/24/DPNP dated October 25, 2011, where the risk profile is an integral part of the assessment.
Terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan secara self assessment. Dari hasil self assessment, profil risiko triwulanan posisi Maret 2015 yang disampaikan kepada OJK, predikat risiko Bank secara keseluruhan tetap berada pada tingkat risiko komposit “low to moderate”.
In relation to the implementation of risk management, the Bank prepares the quarterly risk profile reports on a self assessment basis. Based on the self assessment results, the quarterly position of March 2015 risk profile reports, which is submitted to OJK, assessed the
Bank’s overall risk profile which is at the low to moderate composite risk level.
Risiko kredit Credit risk
Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum dimana risiko kredit didefinisikan sebagai risiko akibat wanprestasi debitur dan/atau pihak lawan dalam memenuhi liabilitas kepada Bank. Dalam mengelola risiko kredit, Bank telah memiliki kebijakan dan pedoman perkreditan yang meliputi pengajuan dan persetujuan kredit, pemantauan eksposur, pengelolaan kredit bermasalah dan manajemen portofolio. Kebijakan tersebut disempurnakan secara berkala sesuai dengan perkembangan usaha, dengan tetap didasarkan pada prinsip pengelolaan risiko yang independen sesuai dengan peraturan otoritas atau regulator.
PBI No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009 concerning Amendment to Bank Indonesia Regulation No. 5/8/PBI/2003 on the Application of Risk Management for Commercial Banks defines credit risk is the risk of debtors and/or counterparties failure to fulfil their obligations to the Bank. In managing credit risk, the Bank has credit policies and standard operating procedures encompassing credit proposal and approval criteria, exposure monitoring, remedial management and portfolio management. Those policies and procedures are enhanced periodically in line with business developments and independent risk management principles based authory bodies or regulator.
Dalam rangka pengendalian risiko kredit secara
komprehensif, Bank terus meninjau dan
menyempurnakan pelaksanaan fungsi pengendalian risiko kredit yang dijalankan oleh risk taking unit,
diantaranya dengan pembentukan fungsi credit reviewer yang independen dari fungsi bisnis.
In the comprehensive credit risk control, the Bank continuously reviews and improves the credit risk control function which is conducted by the risk taking unit, among others, by establishing independent credit reviewer of business purposes.
Risiko kredit (lanjutan) Credit risk (continued) Pengelolaan risiko kredit yang lebih khusus
dilakukan atas portofolio kredit yang bermasalah. Upaya yang dilakukan diantaranya adalah restrukturisasi fasilitas kredit yang bermasalah, pembentukan pencadangan untuk menutup potensi kerugian, hingga pelaksanaan hapus buku. Proses pengelolaan kredit bermasalah telah diatur secara tersendiri, termasuk pembentukan unit kerja khusus untuk mengelola kredit bermasalah.
Specific credit risk management is performed on the non-performing loans portfolio. Such efforts, amongst others, are restructuring of non- performing loans, providing allowances to cover potential losses, and write-offs. Specific policy on non-performing loans management process has been implemented, including establishing special working units to handle such loans.
Bank telah menjalankan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko yang mencakup profil risiko kredit secara terintegrasi dalam suatu proses manajemen risiko yang komprehensif.
The Bank identifies, measures, monitors, and controls risks which include credit risk profiles integrated in a comprehensive risk management process.
a. Risiko kredit maksimum a. Maximum credit risk
Analisa eksposur maksimum terhadap risiko kredit setelah memperhitungkan dampak agunan dan mitigasi risiko kredit lainnya:
Analysis on maximum exposures against credit risks considering the impact of collateral and other credit risks mitigation:
Nilai tercatat dari aset keuangan Bank selain kredit yang diberikan menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit.
The carrying value of the Bank’s financial
assets other than loans represents its maximum exposure to credit risk.
Pemberian kredit yang dilaksanakan oleh Bank diatur dalam kebijakan dan prosedur perkreditan dimana untuk setiap pengajuan kredit telah ditentukan agunan minimal yang harus dipenuhi. Jenis dari agunan yang diterima oleh Bank terdiri dari:
The loan granting conducted by the Bank is stipulated in the loan policy and procedure in which every loan type or scheme has minimum determinable collaterals that should be fulfilled. The types of collateral that allowed by the Bank are as follows:
a) Physical collateral, berupa tanah, bangunan, kendaraan bermotor, persediaan, mesin, dan lain-lain.
b) Physical collateral, such as land, buildings, vehicle, inventory, machine, and others.
b) Financial collateral, berupa deposito dan cash margin.
b) Financial collateral, such as time deposits and cash margin.
c) Lainnya berupa garansi. c) Others, such as guarantees.
Untuk seluruh agunan khususnya physical collateral akan dilakukan retaksasi dimana nilai Bank atas agunan tersebut yang akan dipergunakan dalam menentukan kecukupan nilai agunan (coverage ratio).
All collaterals particularly for physical collateral will be assessed in which the
Bank’s collateral measurement value will be
use in determining the coverage ratio.
Selain aspek agunan untuk meminimalkan risiko kredit, pemberian kredit oleh Bank selalu dilakukan berdasarkan evaluasi dan analisa kelayakan untuk mengetahui kemampuan pengembalian kredit (first way out).
In addition collateral aspect to minimize credit risk, loan granting is conducted based on evaluation and feasibility analysis so that the loan repayment ability (first way out).