• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

31 Maret/ 31 Desember/

26. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) RISK MANAGEMENT (continued)

a. Risiko pasar (lanjutan) a. Market risk (continued)

(i) Risiko nilai tukar mata uang asing (lanjutan) (i) Foreign exchange risk (continued)

Pada tanggal 31 Maret 2017, jika Rupiah menguat/melemah sebesar 1% terhadap Dolar AS dengan semua variabel lainnya konstan, laba setelah pajak tahun berjalan akan menjadi lebih tinggi atau lebih rendah

AS$34.057 (31 Desember 2016:

AS$275.306 lebih tinggi atau lebih rendah)

terutama diakibatkan penjabaran

keuntungan/ kerugian translasi kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lainnya, pajak yang dapat dikembalikan, aset tidak lancar lainnya, utang usaha, utang lainnya, utang pajak, beban akrual dan liabilitas imbalan karyawan dalam mata uang Rupiah.

As at 31 March 2017, if Rupiah had strengthened/weakened by 1% against the US Dollar with all other variables held constant, the post-tax profit for the year would have been US$34,057 higher or lower (31 December 2016: US$275,306 higher or lower) mainly as a result of foreign exchange gains/losses on the translation of Rupiah-denominated cash and cash equivalents, trade receivables, other receivables, refundable taxes, other non-current assets, trade payables, other payables, other taxes, accrued expenses and employee benefit liabilities.

(ii) Risiko suku bunga (ii) Interest rate risk

Risiko suku bunga Grup berasal dari pinjaman bank dan fasilitas kredit yang didasarkan pada suku bunga mengambang. Oleh karena itu, Grup terekspos dengan fluktuasi arus kas yang disebabkan oleh perubahan suku bunga.

The interest rate risk of the Group is resulted from bank loans and credit facilities which are based on floating interest rates. Accordingly, the Group is exposed to fluctuation in cash flows due to changes in interest rates.

Kebijakan Grup adalah untuk mendapatkan

suku bunga tersedia yang paling

menguntungkan tanpa meningkatkan risiko mata uang.

The Group’s policy is to obtain the most

favourable interest rates available without increasing its foreign currency exposure.

Pada tanggal 31 Desember 2016, jika tingkat suku bunga atas pinjaman bank adalah 25 basis poin lebih tinggi/lebih rendah, dengan asumsi semua variabel lain konstan, laba setelah pajak untuk tahun berjalan akan menjadi lebih rendah/lebih

tinggi sebesar AS$66.776. Hal ini

diakibatkan beban bunga yang lebih tinggi/lebih rendah atas pinjaman dengan tingkat suku bunga mengambang.

As at 31 December 2016, if interest rates on bank loans had been 25 basis points higher/lower with all other variables held constant, the post-tax profit for the year would have been US$66,776 lower/higher, mainly as a result of higher/lower interest expenses on floating rate borrowings.

26. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 26. RISK MANAGEMENT (continued)

b. Risiko kredit b. Credit risk

Risiko kredit Grup timbul terutama dari risiko kerugian jika pelanggan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Pendapatan Grup berasal dari pihak berelasi yang memiliki kondisi keuangan yang kuat dan reputasi yang baik yang sudah ada lebih dari 12 bulan dan tidak memiliki sejarah wanprestasi. Oleh karena itu, risiko kredit Grup minim.

The Group’s credit risk mainly arises from risk

of loss if customers fail to discharge their

contractual obligations. The Group’s revenues

come from a related party which has a strong financial condition and good reputation and which has existed for more than 12 months and does not have any default history. Therefore,

the Group’s credit risk is minimised. Untuk menghindari konsentrasi risiko, kas

disimpan di beberapa lembaga keuangan swasta dan Pemerintah Indonesia yang memiliki reputasi yang baik. Sebagian besar kas disimpan pada bank yang memiliki peringkat kredit idAAA dari Pefindo dan AAA(idn) dari Fitch National.

To avoid concentration of risk, cash is deposited at several financial institutions, both private and Government of Indonesia with good standing. Most cash is deposited in the banks with credit ratings of idAAA from Pefindo and AAA(idn) from Fitch National.

Nilai tercatat aset keuangan mencerminkan

eksposur kredit maksimum. Eksposur

maksimum terhadap risiko kredit pada tanggal pelaporan adalah:

The carrying amount of financial assets represents the maximum credit exposure. The maximum exposure to credit risk of the reporting dates was as follows:

Nilai tercatat/Carrying amount

31 Maret/ 31 Maret/

March March

2017 2016

Kas di bank dan deposito Cash in banks and

berjangka 42,973,034 39,742,348 time deposits

Piutang usaha 14,535,429 13,125,357 Trade receivables

Piutang lainnya 226,682 137,381 Other receivables

Aset tidak lancar lainnya 2,133,316 3,488,474 Other non-current assets

59,868,461 56,493,560

c. Risiko likuiditas c. Liquidity risk

Risiko likuiditas adalah risiko dimana Grup akan

mengalami kesulitan untuk memenuhi

kewajiban yang terkait dengan liabilitas keuangan yang diselesaikan dengan kas atau aset keuangan lainnya. Grup mengelola risiko likuiditas ini melalui pengawasan proyeksi dan arus kas aktual secara berkesinambungan, serta menjaga kecukupan kas dan fasilitas pinjaman yang tersedia. Risiko ini juga diminimalisir dengan mengelola berbagai

sumber pembiayaan dari para pemberi

pinjaman yang dapat diandalkan.

Liquidity risk is the risk that the Group will encounter difficulty in meeting the obligations associated with its financial liabilities that are settled by delivering cash or another financial assets. The Group manages this liquidity risk by on-going monitoring of the projected and actual cash flows, as well as the adequacy of cash and available credit facilities. This risk is also minimised by managing diversified funding resources from reliable high quality lenders.

Pada tanggal 31 Maret 2017, tidak ada fasilitas pinjaman yang belum digunakan.

As at 31 March 2017, there are no unused credit facilities.

26. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 26. RISK MANAGEMENT (continued)

c. Risiko likuiditas (lanjutan) c. Liquidity risk (continued)

Berikut adalah jatuh tempo kontraktual dari

liabilitas keuangan, termasuk estimasi

pembayaran bunga:

The following are the contractual maturities of financial liabilities, including estimated interest payments:

Arus kas kontraktual/Contractual cash flows

Nilai tercatat/ Kurang dari

Carrying Jumlah/ 1 tahun/Less >1 – 2 tahun/ >2 – 5 tahun/

Amount Total than 1 year >1 2 years >2 5 years

31 Maret 2017 31 March 2016

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Utang bank 20,000,000 20,000,000 2,000,000 18,000,000 Bank loans

Utang usaha 12,377,410 12,377,410 12,377,410 - - Trade payables

Utang lainnya 880,544 880,544 880,544 - - Other payables

Liabilitas imbalan Short-term

karyawan jangka employee benefit

pendek dan beban liabilities and

akrual 1,143,932 1,143,932 1,143,932 - - accrued expenses

34,401,886 34,401,886 34,401,886 18,000,000

31 Desember 2016 31 December 2016

Liabilitas keuangan Financial liabilities

Utang bank 20,000,000 20,790,050 2,432,348 18,357,702 - Bank loans

Utang usaha 14,368,649 14,368,649 14,368,649 - - Trade payables

Utang lainnya 537,571 537,571 537,571 - - Other payables

Liabilitas imbalan Short-term

karyawan jangka employee benefit

pendek dan beban liabilities and

akrual 1,508,760 1,508,760 1,508,760 - - accrued expenses

36,414,980 37,205,030 18,847,328 18,357,702 -

d. Nilai wajar d. Fair value

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

Fair value is the price that would be received to sell an asset or paid to transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.

Jumlah tercatat aset dan liabilitas keuangan kurang lebih sama dengan nilai wajarnya, kecuali investasi pada saham.

The carrying amount of the financial assets and liabilities approximates their fair values, except for investment in shares.

e. Manajemen risiko permodalan e. Capital risk management

Tujuan Grup dalam mengelola permodalan

adalah untuk melindungi kemampuannya

mempertahankan kelangsungan usaha agar

dapat memaksimalkan imbal hasil bagi

pemegang saham dan manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya.

The objectives of the Group in managing capital are to safeguard its ability to continue as a going concern so that they can maximise the return for shareholders and benefits for other stakeholders.

26. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 26. RISK MANAGEMENT (continued)

e. Manajemen risiko permodalan (lanjutan) e. Capital risk management (continued)

Grup mengelola struktur permodalan dan imbal hasil bagi pemegang saham secara optimal dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal. Dalam rangka mempertahankan atau menyesuaikan struktur permodalan. Grup dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayar kepada pemegang saham atau menjual aset untuk mengurangi utang.

The Group manages optimal capital structure and returns for shareholders by taking into consideration future capital needs and capital efficiency. In order to maintain or adjust the capital structure, the Group may adjust the amount of dividends paid to shareholders or sells assets to reduce debts.

Grup memonitor modal dengan dasar rasio utang terhadap modal. Rasio ini dihitung dengan membagi total utang bank dengan total ekuitas. Pada tanggal 31 Maret 2017 dan 31 Desember 2016, rasio utang terhadap modal adalah masing-masing 17,91% dan 18,61%.

The Group monitors capital on the basis of the debt to equity ratio. This ratio is calculated as total bank loans divided by total equity. As at 31 March 2017 and 31 December 2016, the debts to equity ratios were 17.91% and 18.61%, respectively.

27. ASET ATAU LIABILITAS MONETER NETO

Dokumen terkait