• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 ‒ TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Manajemen Risiko

Menurut (AS/NZS ISO 31000:2009, 2009) merupakan suatu upaya atau kegiatan yang terkoordinasi untuk mengarahkan dan mengendalikan kegiatan perusahaan terhadap berbagai kemungkinan risiko yang ada. Dengan kata lain, manajemen risiko merupakan seperangkat arsitektur (yang terdiri atas prinsip, kerangka kerja, dan proses) untuk mengelola risiko secara efektif. Manajemen risiko juga merupakan pendekatan ilmiah untuk menangani risiko dengan melakukan langkah antisipasi kemungkinan terjadinya kerugian, serta mendesain dan mengimplementasikan prosedur-prosedur yang dapat meminimalkan terjadinya kerugian finansial (Vaughan, 2008).

Tujuan dari manajemen risiko adalah sebagai alat bantu bagi perusahaan dalam mencapai tujuannya melalui alokasi sumber daya untuk menyusun perencanaan, mengambil keputusan, dan melaksanakan aktivitas yang produktif.

Adapun langkah-langkah dalam memanajemen risiko menurut ISO 31000 dalam (Hery, 2015) adalah sebagai berikut.

17 Assesment Risiko Identifikasi Risiko Analisis Risiko Evaluasi Risiko Menentukan Konteks Penanganan Risiko P e m a n ta u an d an K aj i U la n g K o n su lt a si d a n K o m u n ik a si

Gambar 2. 2 Proses Manajemen Risiko (Sumber: Manajemen Risiko Bisnis, 2015)

Berikut penjelasan dari setiap bagian proses manajemen risiko yang terdapat pada Gambar 2.2.

1. Konsultasi dan Komunikasi

Proses komunikasi dan konsultasi melibatkan stakeholder internal maupun eksternal sehingga proses manajemen risiko dapat berlangsung dengan baik, mengurangi terjadinya proses miskomunikasi, dan memperhatikan keseluruhan sistem kerja perusahaan.

2. Menentukan Konteks

Konteks yang dimaksudkan adalah penetapan ruang lingkup organisasi, hubungan organisasi dengan lingkungan internal maupun eksternal, serta tujuan dan strategi. Adapun penetapan ruang lingkup objek manajemen risiko meliputi tujuan, target, strategi, dan parameter aktivitas organisasi. Penetapan ruang lingkup ini berguna agar proses manajemen risiko dapat berjalan secara fokus dan terarah. Output dari penentuan konteks ini berisi deskripsi dari perusahaan amatan, produk yang dihasilkan, proses produksi, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan.

18 3. Identifikasi Risiko

Tahap ini akan mengidentifikasi risiko-risiko apa saja yang terdapat pada perusahaan dan apa penyebabnya. Metode yang digunakan untuk meng identifikasi risiko dapat berupa wawancara dengan objek yang berinteraksi langsung, expert judgement pada bidangnya, dokumen-dokumen historis, observasi, serta berdasarkan pengalaman kejadian risiko sebelumnya atau di objek yang sejenis.

Proses identifikasi risiko dapat dilakukan dengan menggunakan pertanyaan what, where, when, why, dan how dari event yang dapat menghambat atau mempengaruhi pencapaian tujuan. Secara umum, risiko dapat berasal dari beberapa hal yakni human behavior, technology and technicalissues, occupational health and safety, legal, political, property andequipment, environmental, financial/market, dan natural event. Teknik yang dapat digunakan dalam pengidentifikasian risiko antara lain melalui penggunaan checklist, penilaian berdasarkan pengalaman, dokumen dan data-data historis, observasi, serta wawancara dan interaksi langsung dengan objek terkait.

4. Analisis Risiko

Pada tahap ini, dilakukan pengategorian risiko-risiko yang ada. Tujuan dari analisis risiko adalah untuk memisahkan risiko mayor dan risiko minor, mempersiapkan data dan tahap selanjutnya yakni tahap evaluasi dan penanganan risiko. Dalam menganalisis risiko, akan dilakukan analisis sumber risiko, identifikasi dan evaluasi risiko yang dapat dikendalikan, penetapan dampak dari risiko (consequences) dan peluang terjadinya (likelihood), serta level-level risiko.

Tahapan analisis risiko dapat dilakukan secara kualitatif, kuantitatif, dan semi kuantitatif. Penggunaan metode yang akan dipilih bergantung pada kondisi sistem, informasi mengenai risiko, serta ketersediaan data. Berikut ini penjelasan dari metode-metode tersebut. a. Analisis kualitatif

Untuk indikasi level risiko secara umum, dapat dilakukan analisis kualitatif. Oleh karena itu, metode kuantitatif akan diperlukan untuk

19

memberikan hasil analisis yang lebih spesifik. Analisis risiko secara kualitatif menggunakan kata-kata yang secara deskriptif menggunakan skala tertentu untuk menggambarkan nilai kemungkinan munculnya risiko beserta konsekuensi potensialnya. Analisis kualitatif dapat digunakan dalam kondisi-kondisi sebagai berikut.

 Ketika data numerik tidak tersedia

 Ketika tingkat risiko tidak mencakup usaha dan waktu yang dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut

 Sebagai awal pengidentifikasian risiko secara lebih menyeluruh b. Analisis kuantitatif

Dalam metode ini, dibutuhkan nilai-nilai numerik sehingga kelengkapan dan keakuratan data sangat dibutuhkan. Nilai consequences dapat diperkirakan dengan melakukan pemodelan terhadap output dari setiap event atau pengalaman dari data historis. Sedangkan nilai likelihood biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai probabilitas atau frekuensi.

c. Analisis semi kuantitatif

Analisis ini memberikan angka tertentu terhadap jenis risiko yang ditemukan. Besaran nilai likelihood dan consequences yang dihasilkan dari penilaian ini tidak memiliki hubungan yang selalu akurat. Supaya mampu menghasilkan nilai yang lebih detail, nilai tersebut kemudian dikombinasikan dengan formula yang sesuai dengan objek amatan. Namun, tentunya nilai tersebut tidak mampu memberikan nilai yang sebenarnya seperti pada analisis kuantitatif. Kelebihan dari analisis semi kuantitatif yakni lebih cepat dalam menghasilkan hasil dan dapat digunakan pada kondisi objek yang tidak memiliki cukup data kuantitatif.

Analisis risiko dimulai dengan mengukur peluang terjadinya risiko dan konsekuensi risiko, selanjutnya dilakukan evaluasi dengan memprioritaskan risiko yang kritis melalui berbagai metode pemilihan

20

prioritas, untuk dievaluasi terlebih dahulu. Berdasarkan (AS/NZS 4360:2004, 2004), berikut ini merupakan skala penilaian (kriteria) untuk probabilitas (likelihood) dan dampak (consequence).

Tabel 2. 1 Tabel Skala Penilaian Likelihood

Likelihood Possibility of occurrence

Rare <5%

Unlikely 5% - 25%

Possible 25% - 50%

Likely 50% - 75%

Almost certain >75%

Tabel 2. 2 Tabel Skala Penilaian Consequences

Consequences Description

Insignificant No injuries, low financial loss Minor First aid treatment, medium financial loss Moderate Medical treatment required, high financial loss

Major Extensive injuries, loss of production capability, major financial loss

Catastropic Death, huge financial loss

5. Evaluasi Risiko

Tujuan dari evaluasi risiko adalah untuk membuat keputusan risiko mana yang termasuk dalam kategori kritis dan perlu untuk ditangani. Dengan kata lain, tahap evaluasi risiko adalah tahap menentukan prioritas risiko. Evaluasi risiko dilakukan dengan melihat nilai risiko yang telah didapatkan pada tahap sebelumnya.

6. Penanganan Risiko

Tahap selanjutnya setelah menentukan risiko mana yang perlu ditangani adalah melakukan langkah penanganan terhadap risiko tersebut. Tahap penanganan risiko melibatkan proses yang bersifat cyclical yang berarti proses tersebut akan berjalan terus menerus. Proses yang dilakukan dalam tahap penanganan risiko adalah sebagai berikut.

 Pengukuran penanganan risiko

 Memutuskan apakah nilai risiko yang tersisa dapat ditoleransi

 Jika risiko tidak dapat ditoleransi maka harus dirumuskan penanganan risiko yang baru