• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Strategis dan

Tata Kelola Organisasi IV

4.1 MANAJEMEN STRATEGI DAN

KINERJA OJK

4.1.1 Pelaksanaan Siklus Manajemen

Strategi dan Kinerja

Manajemen strategi merupakan proses memformulasikan strategi, melaksanakan dan menyelaraskan alokasi sumber daya untuk mencapai sasaran dan monitoring atas keberhasilan pencapaian strategi. Untuk mendukung implementasi manajemen strategi, OJK memiliki Sistem Manajemen Strategi, Anggaran dan Kinerja (MSAK) yang mengintegrasikan penyusunan dan penetapan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) serta penilaian kinerja OJK. Siklus MSAK OJK terdiri dari empat tahap. Pada periode laporan, siklus MSAK berada pada tahap keempat yaitu evaluasi kinerja pelaksanaan Peta Strategi 2016 dan tahap pertama yaitu penyusunan Peta Strategi serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) 2017. Pelaksanaan monitoring kinerja pada periode laporan dilakukan melalui evaluasi kinerja triwulan II-2016 baik untuk level OJK maupun level Deputi Komisioner dan Kepala

Departemen. Untuk mendukung proses monitoring kinerja, OJK mengintegrasikan Sistem Pengelolaan Kinerja (SIMPEL) dengan Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMARIO). Selain itu, OJK juga selesai mengembangkan SIMPEL yang terintegrasi secara penuh dari Indikator Kinerja Utama (IKU) sampai Indikator Kinerja Individu (IKI). Untuk menyempurnakan proses penilaian kinerja organisasi, OJK menerbitkan Surat Edaran Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor 4/SEDK.01/2016 tentang Perubahan Atas Surat Edaran Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor 1/SEDK.01/2015 tentang Pedoman Manajemen Kinerja Otoritas Jasa Keuangan. Surat Edaran tersebut mengatur (1) keterlibatan penilaian kinerja Satuan Kerja (Satker) oleh Anggota Dewan Komisioner yang membawahi Satker, (2) Nilai kinerja akhir Satker mempertimbangkan nilai pencapaian Inisiatif Strategis dan prestasi lainnya, (3) Pembobotan pada masing-masing perspektif, (4) Perhitungan Nilai Kinerja Organisasi. OJK juga melakukan capacity building kepada Manajer IKU dan Anggaran OJK (MIA OJK) yang merupakan partner dalam proses penyusunan peta strategi dan proses penilaian kinerja di masing masing Satuan Kerja.

Grafik IV - 1 Siklus Manajemen Strategi, Anggaran dan Kinerja (MSAK)

[sesuai PDK No.1/PDK.01/2013]

2 OPERASIONALISASI STRATEGI OJK, PENYUSUNAN

DAN PENETAPAN RKA, SERTA PENANDATANGANAN KESEPAKATAN KINERJA 4 EVALUASI PELAKSANAAN STRATEGY MAP, SCORECARD, REALISASI

RKA, DAN PENILAIAN

KINERJA 3

MONITORING STRATEGY MAP, SCORECARD DAN RKA

1 PENYUSUNAN STRATEGI OJK DAN

PAGU INDIKATIF

Selama periode laporan OJK melaksanakan Board Retreat dan selesai menyusun arahan strategi 2017 dari Anggota Dewan Komisioner (ADK). Pertimbangan utama dalam menetapkan arah strategi OJK 2017 didasarkan pada proses pemetaan lingkungan strategis berdasarkan PESTEL & SWOT Analysis, survei kinerja OJK dengan stakeholders, evaluasi program Flagship dan kontribusi kebijakan OJK dalam sektor prioritas pemerintah.

Sebagai bentuk akuntabilitas lembaga, OJK menerbitkan Laporan Tahunan OJK 2015 yang berisikan Laporan Keuangan OJK 2015 serta Laporan Triwulan II-2016 sebagai suatu bentuk pertanggungjawaban kegiatan OJK selama periode laporan.

4.1.2 Pelaksanaan Sasaran Strategis

OJK

Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, OJK memiliki Strategy Map 2016 yang di dalamnya terdapat tujuh Sasaran Strategis OJK yang dijabarkan sebagai berikut:

1. Terwujudnya Sektor Jasa Keuangan (SJK) yang Tangguh, Kontributif dan Inklusif Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur melalui indeks penetrasi SJK seperti target peningkatan kredit (Perbankan), pertumbuhan Emiten dan perusahaan

publik (Pasar Modal) serta pertumbuhan premi asuransi, piutang pembiayaan, aset penjaminan dan aset dana pensiun (IKNB) serta melalui pengukuran indeks kesehatan SJK seperti rasio Capital Adequacy Ratio (Perbankan), Perusahaan Efek yang memenuhi persyaratan Modal Kerja Bersih Disesuaikan/MKBD (Pasar Modal), serta rasio tingkat kesehatan IKNB. Selain itu, Sasaran Strategis juga diukur melalui kenaikan Indeks Inklusi keuangan dan tingkat kepuasan Stakeholder terhadap kinerja OJK.

2. Meningkatkan Pengaturan SJK yang Selaras dan Terintegrasi

Keberhasilan pencapaian Sasaran Strategis ini diukur melalui persentase ketentuan SJK yang diselaraskan dan persentase peraturan OJK yang berstandar internasional.

3. Mengembangkan SJK yang Kontributif, Stabil dan Berdaya Saing Global

Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur melalui peningkatan pendalaman pasar keuangan melalui pengawasan terhadap pencapaian Kredit sesuai RBB dengan target 100% (Perbankan), persentase pertambahan jumlah Agen Penjual Efek Reksa Dana (APERD) yang melakukan pemasaran produk pengelola investasi (Pasar Modal), persentase peningkatan cakupan program asuransi mikro (IKNB). Sasaran Strategis ini juga diukur melalui Kontribusi OJK dalam program prioritas pemerintah melalui persentase Bank Umum yang mencapai target kredit di sektor produktif, penambahan produk Reksadana Penyertaan Terbatas, dan persentase kenaikan lahan pertanian yang dilindungi asuransi pertanian. Selain itu, Sasaran Strategis ini juga diukur melalui peran KR/ KOJK terhadap peningkatan perekonomian dan pembangunan daerah serta ketahanan dan daya saing global sektor jasa keuangan. 4. Mengoptimalkan Pengawasan SJK yang

Terintegrasi

melalui persentase pelaksanaan pengawasan SJK yang terintegrasi, penanganan kasus dugaan tindak pidana SJK serta penerapan pelayanan perizinan prima dan terintegrasi. 5. Mengoptimalkan Edukasi dan

Perlindungan Konsumen

Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur melalui penerapan tiga pilar SNLKI sesuai dengan rencana, pelaksanaan thematic surveillance terhadap produk dan layanan SJK sesuai rencana serta persentase tingkat penyelesaian pengaduan konsumen.

6. Meningkatkan Surveillance Sistem Keuangan

Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur melalui tingkat kualitas pelaksanaan surveillance dan manajemen krisis OJK untuk mendukung Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) serta persentase tindak lanjut hasil koordinasi dengan BI dan Kemenkeu.

7. Mendorong Terwujudnya SJK Syariah yang Sehat dan Bertumbuh

Pencapaian Sasaran Strategis ini diukur melalui tingkat pelaksanaan program akselerasi pertumbuhan syariah dan tingkat kualitas pelaksanaan Outreach SJK yang terintegrasi.

4.1.3 Pelaksanaan Inisiatif Strategis

OJK

Sampai dengan akhir triwulan III-2016, persentase pencapaian pelaksanaan Inisiatif Strategis (IS) telah sesuai dengan target yang ditetapkan dan pelaksanaannya berjalan lancar. Untuk meningkatkan efektifitas dan governance pengelolaan IS, penilaian kinerja IS telah menggunakan Sistem Penilaian Kinerja (SIMPEL). Hasil pencapaian IS telah menjadi salah satu komponen penilaian kinerja Satker.

Berikut merupakan capaian IS triwulan III-2016:

1. IS-1: Membangun reputasi dan kredibilitas

institusi melalui Implementasi Program Recycling

IS-1 memiliki beberapa kegiatan utama yaitu (1) Peraturan Internal mengenai Program Manfaat Balik; (2) Bantuan Operasionalisasi LAPS; (3) Pelaksanaan Capacity Building kepada sektor jasa keuangan; (4) Strategi Nasional Perlindungan Konsumen Keuangan Indonesia (SNPKKI); (5) Implementasi bertahap pengawasan market conduct; (6) ISO 9001 – 2015 peningkatan kualitas standar pelayanan konsumen FCC OJK; (7) penyediaan gerai Pusat Edukasi, Layanan Konsumen dan Akses Keuangan UMKM (PELAKU) di KR/KOJK serta sistem dan database pendukung PELAKU.

Sampai akhir periode laporan, telah diselesaikan quickwins IS-1, yakni 26 Batch Capacity Building untuk pengembangan SJK dengan detail sebagai berikut : (1) Workshop Risk Based Bank Rating & peningkatan kompetensi BPR (2 Batch), (2) Pelatihan Manajemen Resiko Perusahaan Efek (2 Batch), (3) Workshop Dana Pensiun (5 Batch), (4) Workshop Sustainable Finance (9 Batch), (5) Coaching Clinic  SIPP (1 Batch), (6) Sertifikasi Mediasi (1 Batch) dan ToT Industri Jasa keuangan (6 Batch)

2. IS-2: Memperkuat Organisasi dalam

rangka mewujudkan Integrasi Pengaturan Sektor Jasa Keuangan

IS-2 memiliki beberapa kegiatan utama yaitu (1) Konsep Pengaturan Terintegrasi; (2) Pembentukan Komite Pengaturan Terintegrasi dan (3) Pembentukan Satker Pengaturan Terintegrasi. Sampai dengan akhir periode laporan, telah diselesaikan inventarisasi ketentuan yang berlaku untuk seluruh sektor jasa keuangan yang dilakukan oleh masing-masing industri jasa keuangan dan Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen serta peluncuran informasi

terpadu ketentuan/ peraturan yang ditujukan kepada pihak eksternal dalam dua versi, yakni versi Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

3. IS-3: Menyusun dan menyelaraskan

Rancangan Undang Undang Terkait OJK dan aturan pelaksanaannya

IS-3 memiliki beberapa deliverables yaitu penyusunan masukan terhadap RUU OJK, RUU BI, RUU LPS, RUU Perbankan dengan memperhatikan UU No.9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK); dan pokok-pokok pengaturan dalam peraturan pelaksanaan dari UU PPKSK. Sampai dengan akhir periode laporan, telah diselesaikan penyusunan masukan terhadap RUU OJK dan RUU BI dengan memperhatikan UU No.9 Tahun 2016 tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan (UU PPKSK) serta tersedianya pokok-pokok pengaturan dalam peraturan pelaksanaan dari UU PPKSK dan pemantauan tindak lanjut penyusunan peraturan pelaksanaan dimaksud.

4. IS-4: Mewujudkan Kantor Regional dan

OJK sebagai Mitra Strategis Stakeholders dalam Pengembangan Ekonomi Daerah IS-4 memiliki beberapa kegiatan utama yaitu (1) Penyusunan organisasi dan perangkat struktur organisasi KR dan KOJK; (2) Pemenuhan formasi efektif KR/KOJK; (3) Roadmap pemenuhan gedung KOJK di daerah; (4) Program Pengembangan Leadership Pemimpin KR dan KOJK; (5) Sistem informasi (Portal) untuk mendukung KR/ KOJK sebagai Mitra Strategis Stakeholders; (6) Penguatan KR dan KOJK dalam pengawasan Lembaga Keuangan Mikro (7) Penguatan fungsi komunikasi KR dan KOJK di daerah; dan (8) Evaluasi pelaksanaan tugas KR yang terkait dengan pengembangan ekonomi daerah. Sampai akhir periode laporan, beberapa kegiatan utama dalam proses penyelesaian antara lain penyediaan sarana/

prasarana fisik untuk mendukung tugas dan fungsi Kantor Regional dan Kantor OJK,  penguatan Kantor Regional dan Kantor OJK dalam pengawasan LJK (LKM), dan peluncuran Program Komunikasi Terpadu di KR/KOJK.

5. IS-5: Mewujudkan Pelayanan Prima dalam

Fungsi Perizinan Terintegrasi Sektor Jasa Keuangan

IS-5 memiliki beberapa kegiatan utama yaitu (1) Roadmap Implementasi Perizinan Terintegrasi; (2) Go Live Perizinan Terintegrasi untuk Bancassurance; (3) Go Live Perizinan Terintegrasi untuk Pemasaran Reksadana oleh Bank selaku APERD; (4) Go Live Perizinan Terintegrasi untuk Pendaftaran Akuntan Publik; (5) Go Live Perizinan Terintegrasi untuk Penerbitan Obligasi LJK (6) Go Live Perizinan Terintegrasi - Go Public dan Go Private LJK. Sampai akhir periode laporan, telah diselesaikan penyusunan Roadmap Implementasi Perizinan Terintegrasi dan Go Live Perizinan terintegrasi – Bancassurance.

6. IS-6: Mendorong Akselerasi Pertumbuhan

Industri Jasa Keuangan Syariah di Indonesia

IS-6 memiliki beberapa kegiatan utama yaitu (1) POJK Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah; (2) Kajian akademis RUU keuangan syariah; (3) Implementasi program nasional untuk mendorong penggunaan produk IJK syariah; dan (4) Desain organisasi OJK terkait pengaturan, pengembangan, perizinan, dan pengawasan sektor jasa keuangan syariah. Sampai akhir periode laporan, telah diselesaikan POJK No.33/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Program Pensiun Berdasarkan Prinsip Syariah.

7. IS-7: Mendorong Efisiensi dan Akselerasi

Penerapan Sistem Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting) IS-7 memiliki beberapa kegiatan utama yaitu (1) Pelaksanaan Roadmap Manajemen Keberlangsungan Keuangan OJK; (2)

Penyusunan revisi PDK MSAK; dan (3) Penerapan Sistem Anggaran Berbasis Kinerja (Performance Based Budgeting). Sampai akhir periode laporan, beberapa kegiatan utama dalam proses penyelesaian antara lain Roadmap  Manajemen Keberlangsungan Keuangan OJK dan Sistem Aplikasi Keuangan Terintegrasi OJK.

8. IS-8: Mengembangkan Fungsi Penelitian

dalam rangka Mewujudkan Research Based Policy

IS-8 memiliki beberapa deliverables yaitu (1) Konsep pengelolaan penelitian yang terkoordinasi dan terintegrasi; (2) Program kerja penelitian untuk meningkatkan kontribusi dan kualitas penelitian sektoral dan lintas sektoral terhadap pengaturan, pengawasan, perizinan, literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen SJK yang terintegrasi; dan (3) Penyusunan sumber referensi penelitian dan sistem informasi database hasil penelitian.

Sampai akhir periode laporan, beberapa kegiatan utama dalam proses penyelesaian menyusun program kerja penelitian untuk meningkatkan kontribusi dan kualitas penelitian sektoral dan lintas sektoral terhadap pengaturan, pengawasan, perizinan, literasi dan inklusi keuangan serta perlindungan konsumen SJK yang terintegrasi serta konferensi pers untuk mengkomunikasikan rencana kerjasama antara OJK dengan lembaga penelitian baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

4.2 AUDIT INTERNAL,

MANAJEMEN RISIKO, DAN

Dokumen terkait