• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen sumber daya manusia berkisar pada upaya mengelola unsur manusia dengan segala potensi yang dimilikinya seefektif mungkin sehingga, dapat diperoleh sumber daya manusia yang puas (statisfied) dan memuaskan (statisfactory) bagi

47

organisasi (Cardoso, 2003). Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia dalam sebuah organisasi. Selama ini peran dari manajemen sumber daya manusia lebih dikenal hanya sebagai bagian personalia yang mengurusi masalah karyawan dan masalah administrasi. Ketika zaman dan lingkungan serta teknologi yang semakin hari semakin maju dan berubah maka didapati bahwa peran manajemen sumber daya manusia yang ada ikut berubah sesuai dengan perubahan yang ada. Manajemen sumber daya manusia bukan lagi sebagai bagian yang hanya mengurusi administrasi organisasi saja namun mulai bergerak serta berubah bersama seiring dengan perubahan dan perkembangan zaman dalam mencapai tujuan organisasi.

Menurut Kiggundu (1989), “human resource management...is the development and utilization of

48

personnel for the effective achievement of individual, organizational, community, national, and international

goals and objectives, (manajemen sumber daya

manusia adalah pengembangan dan pemanfaatan personil (pegawai) bagi pencapaian yang efektif mengenani sasaran-sasaran dan tujuan-tujuan individu, organisasi, masyarakat, nasional dan internasional). Menurut Handoko (1994), manajemen sumber daya manusia adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan dan pelepasan sumber daya manusia, agar tercapai berbagai tujuan individu, organisasi dan masyarakat.

Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya karena itu, organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya agar program maupun

49

rencana-rencana dapat dijalankan. Pada kenyataannya sistem dan mekanisme yang diterapkan sering menghadapi kendala-kendala, karenanya diperlukan pengendalian yang tepat. Seorang pemimpin (manajerial) memiliki fungsi untuk melihat, mengamati dan menilai tindakan atau pekerjaan pegawai, apakah mereka benar-benar melaksanakan hasil yang dicapai pegawai dengan hasil atau target yang direncanakan (Patricia, 2011). Apabila terjadi penyimpangan dari rencana semula perlu diperbaiki dengan memberi arahan-arahan kepada pegawai. Dalam pengendalian sangat diperlukan pengelolaan yang efektif, agar mendukung strategi organisasi untuk memberikan kontribusi dalam menciptakan keunggulan kompetitif. Hal ini akan berhasil jika organisasi mampu mengelola dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

50

Iswanto (2010) dalam modulnya yang berjudul tantangan manajemen sumber daya manusia kini dan masa mendatang mengatakan bahwa manajemen sumber daya manusia telah berubah dan berkembang menjadi luas, bermula dari administrasi aktivitas-aktivitas pekerjaan, hubungan buruh, kompensasi dan kesejahteraan yang bersifat tradisional maka, saat ini manajemen sumber daya manusia lebih banyak berintegrasi baik ke dalam manajemen maupun ke dalam proses perencanaan strategis organisasi.

Proses manajemen adalah pertama-tama manajemen menetapkan rencana atau melakukan perencanaan. Perencanaan sebagai bagian dari proses manajemen adalah penting bagi keberhasilan suatu organisasi. Perencanaan itu sendiri merupakan suatu aktivitas manajerial yang mencakup menganalisis lingkungan, menetapkan tujuan, menentukan tindakan yang khas yang

51

diperlukan untuk mencapai tujuan dan untuk juga memberikan hasil umpan balik atas hasil yang dicapai.

Nawawi (2005) organisasi yang memiliki prospek maju ke masa depan, tidak boleh mengabaikan kegiatan perencanaan sumber daya manusia. Suatu hasil perencanaan yang baik tidak akan berjalan dengan sendirinya bila tidak diikuti oleh pengorganisasian dari semua sumber daya yang dimiliki. Setelah ada rencana dan pengorganisasian, juga tidak akan berjalan dengan baik bila sumber daya manusia yang ada tidak diberikan pengarahan. Demikian pula setelah ada rencana, pengorganisasian dan pengarahan juga tidak akan berjalan dengan baik bila tidak diikuti oleh pengorganisasian.

Melakukan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan selalu diikuti oleh pengendalian dimana setiap proses

52

dinilai dan dikoreksi agar rencana untuk pekerjaan awal sesuai dengan harapan. Dengan adanya manajemen yang baik dari organisasi maka dapat dipastikan, upaya untuk mengolah aset-aset yang dimiliki pasti berhasil karena untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan dengan baik maka perencanaan, pengawasan, pengontrolan dan pengorganisasian itu sangat penting.

Perencanaan adalah suatu proses terus-menerus yang mendahului dan mengikuti fungsi-fungsi lainnya, dimana rencana-rencana dibuat dan dilaksanakan, dan hasilnya digunakan untuk membuat rencana-rencana baru (Migliore, 2010). Rencana-rencana yang strategis meliputi suatu periode waktu yang panjang atau rencana jangka panjang, rencana jangka menengah merupakan tahapan menuju sasaran akhir dan periode waktu yang pendek disebut rencana jangka pendek atau rencana operasional sehingga bisa langsung

53

dilaksanakan dilapangan (Prodjowijono, 2008). Dalam tahap perencanaan aset-aset ada yang dikelola membutuhkan jangka waktu yang panjang seperti kelapa, jambu mete, dan ternak. Membutuhkan dua sampai lima tahun, sedangkan aset yang bisa dikelola dalam jangka waktu menengah dan pendek adalah tanaman umur pendek seperti, kacang tanah, jagung, sayur-sayuran dan lain sebagainya.

Rencana harus dibuat sedemikian rupa sehingga tersusun rencana yang harmonis antara jangka panjang dengan jangka menengah dan jangka pendek. Disamping itu, masing-masing harus selaras dengan tujuan, misi, visi, sasaran, dan rencana strategis yang telah ditetapkan, dengan demikian dalam menyusun rencana diperlukan pengkoordinasian. Pengkoordinasian sangat diperlukan dalam pengelolaan aset artinya sumber daya manusia perlu saling menciptakan

hubungan-54

hubungan yang baik antara pihak-pihak yang lain dalam pengeloaan aset sehingga rencana atau program yang telah ditetapkan bersama dalam mengelola dan memanfaatkan aset itu akan berjalan dengan baik, sesuai sasaran dan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.

Pendampingan dilakukan terus-menerus oleh pemimpin dalam melihat para karyawan mengerjakan pekerjaan mengolah aset sehingga dapat diketahui sejauhmana proses yang terjadi, perkembangannya sudah ada pada tahap seperti apa dan hasil yang akan terima sesuai harapan atau masih jauh dari yang diharapkan. Para pendamping adalah mereka yang menduduki jabatan struktural dalam organisasi yang tugasnya khusus untuk mendampingi karyawan dalam melihat cara kerja mereka dalam mengelola aset organisasi.

Fungsi terakhir dalam manajemen sumber daya manusia dalam mengelola aset adalah controling.

55

Dimana mulai dari tahap perencanaan sampai pendampingan, fungsi kontrol sangat penting pula dalam memanajemeni segala aktivitas yang dilakukan oleh karyawan dalam organisasi sehingga dapat menghasilkan hasil yang baik sesuai dengan penetapan rencana dalam mengerjakan pekerjaan. Pada akhirnya ketika evaluasi terjadi antara pemimpin dan karyawan mereka dapat mengukur pencapain hasil akhir.

Penelitian mengenai peran manajemen sumber daya manusia dalam mengelola aset-aset organisasi, fokusnya pada organisasi nirlaba yaitu gereja. Dimana ingin mengetahui sejauhmana peran manajemen sumber daya manusia dalam perkembangan organisasi dalam memanfaatkan aset-aset yang dimiliki oleh organisasi dalam mencapai visi,misi dan tujuannya. Senada dengan Cardoso (2003), yaitu bahwa manajemen sumber daya manusia merupakan suatu gerakan pengakuan

56

terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial, yang perlu dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu memberikan kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan pengembangan dirinya.

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari ilmu manajemen yang memfokuskan perhatiannya pada pengaturan peranan sumber daya manusia, dalam kegiatan mengelola aset suatu organisasi. Dalam mencapai tujuannya, tentu suatu organisasi memerlukan sumber daya manusia sebagai pengelola sistem agar sistem ini berjalan. Tentu dalam pengelolaannya harus memperhatikan beberapa aspek penting seperti pelatihan, pengembangan, motivasi dan aspek-aspek lainnya. Hal ini akan menjadikan manajemen sumber daya manusia sebagai salah satu indikator penting pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

57

Dalam pengelolaan aset organisasi nirlaba dalam hal ini gereja, manajemen sumber daya manusia sangat mendukung keberhasilan organisasi gereja. Sumber daya manusia yang terdidik, terampil, cakap, kreatif, mau bekerja keras, setia kepada cita-cita dan tujuan organisasi, akan sangat berpengaruh positif terhadap keberhasilan dan kemajuan organisasi. Dalam sumber daya yang tersedia, sumber daya manusia memegang peranan sentral dan paling menentukan.

Tanpa manajemen sumber daya manusia yang handal, pengolahan, penggunaan dan pemanfaatan sumber daya alam akan menjadi tidak efektif, efisien dan produktif. Dalam keadaan yang demikian tidak mengherankan bahwa cita-cita dan tujuan serta program organisasi yang telah dirumuskan dengan baik, hanya akan tetap menjadi impian tidak akan pernah terwujud. Disinilah letak relevansi dan pentingnya manajemen sumber daya manusia dalam

58

mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam. Perencanaan kegiatan dalam gereja sangat tergantung pada kemampuan pembuat perencana, kemampuan yang dimaksud menyangkut kepiawaian dalam memperkirakan dan memproyeksikan kebutuhan dan permasalahan menurut asumsi sebagai faktor yang mempengaruhinya. Kemampuan lain yaitu, untuk memperkirakan berbagai sumber daya yang dibutuhkan untuk dapat merealisasikannya. Semua hal ini sangat menentukan tingkat keberhasilan gereja dalam mencapai berbagai sasaran yang diharapkan.

Gereja berperan sebagai alat yang berusaha melayani dengan cara menjembatani kebutuhan umat dan masyarakat dengan keberadaan hidup sehingga merasa terlayani (self interest), gereja juga bukan saja sebagai alat tetapi juga tempat untuk melayani dengan cara memberdayakan sejumlah keahlian dan keterampilan yang dimiliki. Meyakininya sebagai talenta yang diberikan Tuhan

59

(technical interest), kini gereja mulai melangkah menjadi sarana untuk mencapai tujuan dalam pelayanan dengan cara melayani kebutuhan umat dan masyarakat (practical interest) dengan memanfaatkan potensi alam yang ada untuk kesejateraan dan upaya memelihara keselamatan umat. Ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan mandat dari Tuhan (Kejadian 1:26).

Dokumen terkait