• Tidak ada hasil yang ditemukan

URAIAN TEORITIS

2.4 PNPM Mandiri – KP

2.4.1 Sejarah PNPM Mandiri – KP

Pengembangan masyarakat pesisir secara terfokus baru belum lama dilaksanakan di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan meskipun baru di bentuk pada bulan Oktober 1999, namun telah berusaha memberikan sumbangsihnya bagi peningkataan kesejahteraan masyarakat pesisir yang sebagian besar adalah keluarga petani ikan – nelayan miskin. Salah satu sumbangsih yang dilaksanakan oleh

Departemen Kelautan dan Perikanan c.q. Direktorat Jenderal Pesisir dan pulau – pulau kecil adalah pelaksanaan kegiatan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri - KP).

Mengawali tahun 2009 yang masih didera dengan persoalan krisis global, pemerintah melalui Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) membuat suatu gebrakan untuk mengatasi kejatuhan lebih dalam lagi dari masyarakat miskin kejurang kemiskinan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri - Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri - KP). Program ini merupakan awal proses integrasi program-program pemberdayaan di lingkup Departemen Kelautan dan Perikanan.

Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, sebelumnya telah banyak melaksanakan program-program serupa yang merupakan program yang diperuntukkan bagi pengurangan kemiskinan masyarakat kelautan dan perikanan diantaranya adalah Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir (PEMP), Dana Penguatan Modal (DPM), Optimalisasi Usaha, Klasterisasi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan dan bantuan-bantuan lainnya.

kegiatan-kegiatan pokok PNPM Mandiri Kelautan dan Perikanan sebagai berikut :

1). perencanaan pembangunan wilayah dan sumberdaya kelautan dan perikanan berbasis desa

2). pembangunan infrastruktur desa dan lingkungan

3). peguatan kapasitas sumberdaya manusia, kelembagaan dan aparat. 4). pemberdayaan masyarakat.

2.4.2 Pelaksanaan PNPM Mandiri - KP

Kegiatan dalam PNPM Mandiri - KP akan dilaksanakan melalui mekanisme Tugas Pembantuan (TP) mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 2008. Lokasi penerima harus memenuhi kriteria dengan prioritas sasaran desa miskin. PNPM Mandiri - KP diarahkan untuk memanfaatkan secara optimal kelembagaan masyarakat yang terbentuk melalui beberapa program sebelumnya, antara lain Kelompok Pembudidaya Ikan (Pokdakan), Kelompok Usaha Bersama (KUB) Nelayan, Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3), kelompok pengolah dan pemasar, kelompok pengolahan hasil perikanan, serta Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP).

Kegiatan dalam PNPM Mandiri-KP dilaksanakan melalui mekanisme Tugas Pembantuan (TP) , yang bertumpu pada pemerintah daerah kabupaten/kota. Tugas ini tidaklah ringan, dan kesuksesan program PNPM Mandiri-KP sangat-sangat banyak akan di pengaruhi oleh kesiapan dan kesigapan pemerintah daerah (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten/Kota).

Perlu diperhatikan, jika program ini diarahkan untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat nelayan/petani ikan, maka sebaiknya sasaran dari PNPM Mandiri - KP diarahkan kepada masyarakat nelayan/petani ikan miskin yang belum pernah tersentuh oleh bantuan. Jika tidak, maka yang terjadi adalah amal (charity), atau proyek (program yang diobyekkan), yang tidak mampu memberdayakan, tetapi justru dapat memperdayai masyarakat nelayan/petani ikan.

2.4.3 Dana Bergulir PNPM Mandiri – KP

Dana Bergulir yang diberikan oleh PNPM Mandiri – KP adalah dana yang dialokasikan PNPM Mandiri – KP untuk kegiatan perkuatan modal usaha bagi

koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya yang berdasar pada sumber kelautan dan perikanan yang berada di bawah pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Dana Bergulir bertujuan untuk membantu perkuatan modal usaha guna pengembangan koperasi, usaha mikro, kecil, menengah, dan usaha lainnya dalam upaya penanggulangan kemiskinan, pengangguran, dan pengembangan ekonomi nasional.

Suatu dana dikategorikan sebagai Dana Bergulir PNPM Mandiri - KP jika memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a. merupakan bagian dari keuangan negara dan daerah;

b. dicantumkan dalam APBN, APBD dan/atau laporan keuangan; c. dimiliki, dikuasai, dan/atau dikendalikan oleh PA/KPA;

d. disalurkan/dipinjamkan kepada masyarakat/kelompok masyarakat, ditagih kembali dengan atau tanpa nilai tambah, dan digulirkan kembali kepada masyarakat/kelompok masyarakat (revolving fund);

e. ditujukan untuk perkuatan modal koperasi, usaha mikro, kecil, menengah dan usaha lainnya; dan

f. dapat ditarik kembali pada suatu saat. Dana Bergulir dapat bersumber dari: a. rupiah murni;

b. hibah;

c. penarikan kembali pokok Dana Bergulir; d. pendapatan dari Dana Bergulir;

f. sumber lainnya. 2.4.4 Visi

PNPM Mandiri - KP menjadi program unggulan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dengan meberdayakan masyarakat melalui pendayagunaan sumber daya lokal dan berbasis masyarakat.

2.4.5 Misi

1. Meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat pesisir melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), partisipasi masyarakat, pengembangan kegiatan ekonomi, penguatan modal daan penguatan kelembagaan social ekonomi masyarakat pesisir.

2. Mengelola dan memanfaatkan sumber daya pesisir dan laut secara optimal, lestari dan berkelanjutan.

2.4.5 Tujuan Umum PNPM Mandiri - KP

Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan dan Perikanan (PNPM Mandiri - KP) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui pengembangan kegiatan ekonomi, peningkatan kwalitas sumberdaya manusia, penguatan kelembagaan sosial ekonomi dan penggalangan partisipasi masyarakat dengan mendayagunakan sumberdaya pesisir dan laut secara optimal dan berkelanjutan.

2.4.6 Tujuan Khusus PNPM Mandiri - KP

1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam perencaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengembangan kegiatan ekonomi masyarakat.

2. Menciptakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat pesisir yang terkait dengan sumberdaya pesisir dan laut.

3. Memperkuat kelembagaan ekonomi masyarakat dalam mendukung pengembangan wilayahnya.

4. Memicu bergeraknya usaha ekonomi produktif masyarakat di wilayah pesisir. 5. Mendorong bergeraknya mekanisme manajemen pembangunan masyarakat

yang partisipatif dan transparan.

6. Mereduksi pengaruh kenaikan harga BBM terhadap kondisi social ekonomi masyarakat pesisir melalui peningkatan dan penciptaan usaha produktif secara berkesinambungan.

2.4.7 Pendekatan Program

Dalam rangka mewujudkan tujuan PNPM Mandiri - KP, pendekatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pengembangan dan pelestarian pembangunan.

2. Kemitraan antara masyarakat, aparat pemerintah dan swasta dalam mengembangkan kegiatan.

3. Keswadayaan (kemandirian) masyarakat dalam pembangunan masyarakat dan wilayahnya.

2.4.8 Prinsip Pengelolaan dan Pengembangan

Prinsip-prinsip pengelolaan dan pengembangan PNPM Mandiri - KP adalah sebagai berikut:

1. Bertumpu pada pembangunan manusia

Pelaksanaan PNPM Mandiri senantiasa bertumpu pada peningkatan harkat dan martabat manusia seutuhnya.

2. Otonomi

Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri, masyarakat memiliki kewenangan secara mandiri dan partisipatif untuk menentukan dan mengelola kegiatan pembangunan.

3. Desentralisasi

Kewenangan pengelolaan kegiatan pembangunan sektoral dan kewilayahan dilimpahkan kepada pemerintah daerah dan masyarakat sesuai dengan kapasitasnya 4. Berorientasi pada masyarakat miskin

Semua kegiatan yang dilaksanakan mengutamakan kepentingan dan kebutuhan masyarakat miskin dan kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

5. Partisipasi

Masyarakat terlibat secara aktif pada setiap proses pengambilan keputusan pembangnan dan secara gotong royong menjalankan pembangunan.

6. Kesetaraan dan keadilan gender

Laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang adil dan setara dalam setiap tahap pembangunan serta dalam menikmati hasil-hasil pembangunan.

7. Demokratis

Setiap pengambilan keputusan pembangunan dilakukan secara musyawarah dan mufakat dengan tetap berorientasi pada kepentingan masyarakat miskin.

8. Transparansi dan Akuntabel

Masyarakat harus diberikan akses yang memadai terhadap segala informasi dan proses pengambilan keputusan.

9. Prioritas

Pemerintah dan masyarakat harus memprioritaskan pemenuhan kebutuhan untuk pengentasan kemiskinan dengan mendayagunakan berbagai sumberdaya yang terbatas secara optimal.

10. Kolaborasi

Semua pihak yang berkepentingan dalam penanggulangan kemiskinan, didorong untuk mewujudkan kerjasama kemitraan antar pemangku kepentingan dalam mengentaskan kemiskinan.

11. Keberlanjutan

Setiap pengambilan keputusan harus mempertimbangkan kepentingan peningkatan kesejahteraan masyarakat saat ini dan juga dimasa depan serta dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan.

12. Sederhana

Semua aturan, mekanisme dan prosedur dalam pelaksanaan PNPM Mandiri harus sederhana, fleksibel, mudah dipahami, dan mudah dikelola oleh masyarakat.

2.4.9 Kelompok Sasaran

Pemanfaatan Dana Ekonomi Produktif Masyarakat adalah kelompok masyarakat pesisir dan anggota masyarakat lainnya yang memiliki keterkaitan dengan sumberdaya pesisir dan laut dengan prioritas utama dari keluarga nelyan miskin.

2.4.10 Lokasi Sasaran

1. Desa/ kelurahan pesisir berpenduduk miskin relative lebih banyak. 2. Potensi sumberdaya pesisir dan laut untuk dikembangkan.

3. Kebijakan daerah yang memprioritaskan pengembangan sumberdaya pesisir dan laut.

2.4.11 Indikator Keberhasilan

Bantuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri – Kelautan Perikanan (PNPM Mandiri - KP) bisa dikatakan berhasil dengan indicator sebagai berikut:

1. Pembentukan Lembaga Ekonomi Pengembangan Pesisir Mikro Mitra Mina (LEPP-M3)

2. Pengelompokan masyarakat pesisir sebagai cikal bakal unit usaha yang disebut Kelompok Masyarakat Pemanfaat (KMP)

3. Pengembangan Dana Ekonomi Produktif (DEP) 4. Kesejahteraan meningkat.

2.5 Modal

2.5.1 Pengertian Modal

Sejalan dengan perkembangan tekhnologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan, serta makin banyaknya perusahaan-perusahaan yang menjadi besar, maka modal mempunyai arti yang menonjol. Masalah modal dalam perusahaan merupakan masalah yang tidak akan pernah berakhir karena masalah modal mencakup berbagai macam aspek. Hingga saat ini di antara para ahli ekonomi belum memiliki kesamaan opini tentang pengertian modal. Menurut sejarahnya, pengertian modal pada mulanya adalah physical oriented. Artinya, modal sebagai hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya ternyata pengertian modal mulai bersifat non-physical oriented, artinya modal tersebut lebih

ditekankan pada nilai dan daya beli pemakai yang terkandung dalam barang-barang modal.

Berikut adalah pengertian modal dari beberapa pandangan:

1. Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-sama factor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang dan jasa baru.

2. A. Amonn J.von Komorzynsky memandang modal senagai kekuasaan menggunakan barang-barang modal yang belum digunakan, untuk memenuhi harapan yang akan dicapainya.

3. Meij mengartikan modal sebagai kolektivitas dari barang-barang modal yang terdapat dineraca sebelah debit, sedangkan yang dimaksud dengan barang-barang modal ialah semua barang yang ada dalam rumah tangga perusahaan dalamfungsi produktifnya untuk membentuk pendapatan.

2.5.2 Jenis-Jenis Modal

Jenis-jenis modal dapat digolongkan berdasarkan sumbernya, bentuknya, berdasarkan kepemilikan, serta berdasarkan sifatnya:

a. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi menjadi dua yakni modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara, modal asing adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan, misalnya modal yang berasal dari pnijaman bank.

b. Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi modal konkrit dan modal abstrak. Modal konkret adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya, mesin, gedung, mobil dan peralatan. Modal abstrak adalah

modal yang tidak memiliki bentuk nyata, tetapi mempunyai nilai bagi perusahaan. Misalnya, hah paten, nama baik, dan hak merek.

c. Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank. Modal masyarakat adalah modal yang dimiliki pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum dalam proses produksi. Contonya adalah rumah sakit umum milik pemerintah, jalan, jembatan, atau pelabuhan.

d. Berdasarkan sifatnya modal terbagi atas modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah modal yang memberikan jasa untuk proses produksi dalam jangka waktu yang relative lama dan tidak terpengaruh oleh besar kecilnya jumlah produksi. Jenis modal ini dapat digunakan secara berulang-ulang, misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik. Modal lancar adalah modal yang hanya memberikan jasa sekali dalam proses produksi (baik dalam bentuk bahan-bahan baku dan kebuthan lain) sebagai penunjang usaha tersebut.

2.5.3 Peranan Modal dalam Perekonomian

Dalam setiap perekonomian kegiatan memproduksi memerlukan barang modal. Dalam perekonomian yang sagat premitif sekalipun, barang modal diperlukan. Modernisasi perekonomian tidak akan berlaku tanpa barang modal yang kompleks dan sangat tinggi produktifitasnya. Dalam perekonomian modern perusahaan-perusahaan harus terus berusaha memperbaiki tekhnik memproduksinya supaya tetap dapat mempertahankan daya persaingannya dan menjamin kelangsungan hidup usahanya ( Sukirno, 2005:376).

Untuk menjamin agar tekhnik memproduksinya tetap mengalami kemajuan dan tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain, investasi atau penanaman modal haus selalu dilakukan oleh perusahan. Untuk melakukan penanaman modal para pengusaha memerlukan dana. Adakalanya dana tersebut bersumber dari tabungan perusahaan, yaitu dana yang diperoleh dari keuntungan yang tidak dibagikan. Disamping itu banyak pula perusahaan memperoleh dana tersebut dari meminjam dari pihak lain.

2.5.4 Pembentukan Modal

Pembentukan modal diartikan bahwa masyarakat tidak mempergunakan seluruh aktifitas produktifnya saat ini untuk kebutuhan-kebutuhan dan keinginan konsumsi, tetapi menggunakan sebagian saja untuk pembuatan barang modal: perkakas dan alat-alat, mesin dan fasilitas angkutan, pabrik dan perlengkapannya, segala bentuk modal nyata yang dapat dengan cepat meningkatkan manfaat upaya produktif. Inti proses itu kemudian ialah pengalihan sebagian sumberdaya yang sekarang ada pada masyarakat ke tujuan untuk meningkatkan persediaan barang modal begitu rupa sehingga memungkinkan perluasan output yang dapat dikonsumsi pada masa depan (Jhingan, 2008:337 ).

Pembentukan atau pengumpulan modal dipandang sebagai salah satu faktor dan sekaligus faktor utama didalam pembangunan ekonomi. Menurut Nurkse, lingkaran setan kemiskinan dinegara terbelakang dapat digunting melalui pembentukan modal.

Lebih jauh, pembentukan modal membuat pembangunan menjadi mungkin, kendati dengan penduduk yang meningkat. Pembentukan modal juga mempengaruhi kesejahteraan ekonomi suatu bangsa. Ia membantu memenuhi segala sesuatu yang diperlukan oleh penduduk yang makin meningkat. Kalau pembentukan modal menggunakan sumberdaya alam secara tepat dan pendirian berbagai jenis industri, maka tingkat pendapatan bertambah

dan berbagai macam kebutuhan rakyat terpenuhi. Mereka menikmati berbagai macam komoditi, standar hidup meningkat, juga kesejahteraan ekonomi.

Dokumen terkait