• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III : PEMBAHASAN

3.7 Manfaat Kecerdasan Emosional Dalam Aktivitas Kerja

Manfaat dari kecerdasan emosional sangat banyak sekali, karena ketika sekretaris merasa bahagia dan merasa bahwa hidup sekretaris sudah sukses, kecerdasan emosional yang membantu sekretaris dalam melaksanakan pekerjaan, karena kecerdasan emosional ini memiliki peran penting dalam kehidupan sekretaris yaitu untuk memberikan motivasi, kesadaran diri, kebahagian, rasa, empati, simpati dan yang lainnya. Sekretaris yang cerdas emosinya akan mampu mengenali keadaan emosional sendiri dan keadaan emosional orang lain.

Oleh karena itu, jika sekretaris memiliki kecerdasan emosional yang baik, sekretaris bisa memiliki kemampuan berkomunikasi lebih baik, membentuk hubungan yang lebih kuat dengan orang disekitar, bisa lebih mudah mencapai sukses, saat kerja sekretaris akan mampu untuk mengatasi persoalan dengan baik, tanggap dalam segala sesuatu, dan tentunya dalam menjalani aktivitas kerja sekretaris akan merasa lebih baik dan semakin baik lagi.

Kecerdasan emosional sangat penting bagi kehidupan sekretaris karena itu adalah salah satu kunci sukses dalam hidupnya. Cara terbaik untuk mengembangkan keterampilan emosional sekretaris adalah melalui praktek dalam kehidupan sehari-hari sehingga sekretaris kemudian dapat menjadi lebih efisien dalam mengenali dan mengelola emosi sekretaris serta emosi orang lain.

Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah keseluruhan kegiatan kerja yang dilaksanakan pada kantor tersebut. Kepala kantor wilayah (Kakanwil) dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh seorang Sekretaris dan seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama provini sumatera utara seperti Sub Bagian Perencanaa Dan Keuangan, Subbag Organisasi, Tata Laksana (Ortala) dan Kepegawaian, Sub Bagian Hukum dan

Kerukunan Umat Beragama (KUB), Sub Bagian Informai dan Humas, dan Sub Bagian Umum.

Walaupun setiap bagian tidak berkaitan secara tertulis dalam menjalankan aktivitas kerja, namun harus tetap berkomunikasi satu dengan lainnya. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dapat dijelaskan menurut aktivitas kerja, yaitu :

1. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang. Setiap aktivitas kerja yang disusun dalam rencana kegiatan pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara terdapat pendelegasian tugas dari kepala bidang kepada Sekretaris dan kepada setiap kepala seksi, dan dari kepala seksi kepada para pegawai di masing-masing seksi. Dalam pendelegasian tugas tersebut terkait dengan individu-individu yang berbeda karakter yang memiliki pemikirannya sendiri, untuk itu agar tidak menimbulkan kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas sekretaris harus memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, dan motivasi. Kecerdasan emosional kesadaran diri bermanfaat untuk mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam menerima tugas yang diberikan, kecerdasan emosional pengaturan diri bermanfaat dalam mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam pelaksanaan tugas, serta kecerdasan emosional motivasi bermanfaat untuk menggerakkan dan menuntun diri sekretaris menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan semangat ingin maju. Sekretaris Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri,

kecerdasan emosional pengaturan diri, ataupun kecerdasan emosional motivasi yang tercermin.

2. Aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim.

Dalam pelaksanaan rencana kegiatan sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara tidak boleh ditangani oleh satu orang saja, melainkan harus dilakukan secara bersama- sama atau dengan kata lain bekerja secara tim. Tim tersebut memang dibentuk berdasarkan rencana kegiatan dimasing-masing bidang, namun dalam pelaksanaannya sekretaris yang terkait langsung dalam rencana kegiatan juga tetap melibatkan para pegawai lain dari seksi yang berbeda ataupun bidang yang berbeda. Hubungan yang baik tersebut dapat terjalin apabila komunikasi lancar, untuk mencapai sebuah komunikasi lancar tersebut dibutuhkan kecerdasan emosional dan keterampilan sosial. Dengan adanya keterampilan sosial, sekretaris dapat menangani emosi dengan baik ketika berhubungan dengan orang lain dan dapat dengan cermat membaca situasi, berinteraksi dengan lancar, bermusyawarah dan menyelesaikan perselisihan, dan untuk bekerja sama. Kecerdasan emosional keterampilan sosial dapat menjadikan jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, dan jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan sekretaris Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial.

3. Aktivitas kerja sekretaris yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum.

pembinaan kepada masyarakat umum selalu berkaitan dengan perwakilan masyarakat dari setiap kabupaten/kota se- Sumatera Utara. Setiap perwakilan masyarakat dari setiap kabupaten/kota tersebut tentunya mempunyai karakter yang berbeda-beda dan mempunyai masalahnya masing-masing, untuk itu sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara membutuhkan kecerdasan emosional empati. Dimana Empati maksudnya adalah kemampuan untuk menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional empati ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri. Sekretaris peka dan mengerti atas masalah individu ataupun para perwakilan tersebut.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah dilakukan penelitian pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara, maka ditarik kesimpulan dan saran terhadap penerapan komunikasi sebagai berikut:

4.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh yaitu:

1. Aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara adalah aktivitas kerja yang berkaitan dengan pendelegasian tugas dari kepala bidang, aktivitas kerja yang berkaitan dengan kerja sama tim, serta aktivitas kerja yang berkaitan dengan pelayanan, bimbingan, dan pembinaan kepada masyarakat umum yang membutuhkan kecerdasan emosional seperti kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, keterampilan sosial, dan empati.

2. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara memiliki kecerdasan emosional kesadaran diri, pengaturan diri, serta motivasi. Sekretaris juga memiliki kecerdasan emosional empati yang tercermin ketika pelaksanaan rencana kegiatan yang melibatkan perwakilan dari setiap kabupaten/kota ataupun individu yang datang dengan keperluannya sendiri.

Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara telah memiliki kecerdasan emosional keterampilan sosial karena jika dilihat dari kesuksesan setiap acara sesuai dengan rencana kegiatan, maka dapat dikatakan telah terdapat jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi yang berjalan dengan baik.

3. Manfaat kecerdasan emosional dalam aktivitas kerja sekretaris pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah untuk memperkecil kesalahpahaman atau konflik dalam pendelegasian tugas, untuk mengetahui kemampuan diri sekretaris dalam menerima tugas yang diberikan, untuk mengelola diri dan mengekspresikan emosi sekretaris dalam pelaksanaan tugas, untuk menggerakan dan menuntun diri sekretaris menuju sasaran dengan adanya sikap optimis dan ingin maju, untuk dapat menjalin jalinan kerjasama dan jalinan komunikasi dapat berjalan dengan baik, mampu menyelaraskan diri dengan bermacam-macam orang, peka terhadap orang lain, dan pengertian atas masalah orang lain.

4.2. Saran

Berdasarkan uraian dan kesimpulan diatas, dibuat saran-saran sebagai berikut:

1. Setiap pelaksanaan aktivitas kerja Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus memiliki kecerdasaan emosional karena kecerdasan emosional memiliki manfaat dalam setiap aktivitas kerja. Untuk meningkatan kecerdasan emosional sekretaris yaitu dengan mengenali emosi diri, melepaskan emosi negatif, mengelola emosi, kesadaran diri, motivasi, empati dan simpati. Adanya kecerdasan emosional

dan fungsinya sebagai bagian dari instansi pemerintah.

2. Sekretaris pada Kantor Wilayah Kementeriaan Agama Provinsi Sumatera Utara harus meningkatkan lagi kecerdasan emosional, keterampilan sosial, kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi dan empati dalam melaksanakan aktivitas kerja dengan mengikuti pelatihan-pelatihan yang difasilitasi institusi maupun berdasarkan inisiatif diri sendiri.

3. Sekretaris Pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara sebaiknya mengelola dan mengembangkan kecerdasan emosional pegawai dengan memberikan apresiasi/penghargaan terhadap pegawai yang dinilai mampu menerapkan kecerdasan emosionalnya di lingkungan kerjanya agar dapat menjadi tauladan bagi pegawai-pegawai lainnya.

BAB II

PROFIL INSTANSI

2.1 Ruang Lingkup Perusahaan

2.1.1 Sejarah Kantor Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara

Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara bertempat di Jln. Gatot Subroto nomor 261, kecamatan Medan Sunggal, Medan. Pada saat berdirinya Kementerian Agama tahun 1946, Sumatera masih merupakan satu provinsi dengan gubernurnya waktu itu Mr. Tengku Moch. Hasan. Jawatan Agama Sumatera oleh pemerintah dipercayakan kepada H. Muchtar Yahya, yang kedudukannya masih berada dibawah gubernur.

Pada tahun 1946 Sumatera dibagi menjadi 3 provinsi, yakni Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Tengah dan Sumatera Selatan, H. Muchtar Yahya ditunjuk menjadi koordinator Jawatan-jawatan agama tersebut, bertempat di Bukit Tinggi. Kepala-kepala Jawatan Agama di ketiga wilayah Sumatera waktu itu, Tengku Moch, Daud Beureuh Provinsi Sumatera Utara, Nazaruddin Thoha Sumatera Tengah dan K. Azhari Sumatera Selatan. Mereka diangkat oleh Gubernur Sumatera Utara yang mewakili Presiden untuk mengurus Pemerintahan di wilayahnya. Sesudah kantor-kantor Jawatan Agama Provinsi Sumatera ada hubungan dengan Kementrian Agama yang berkedudukan di Yogyakarta, H. Muchtar Yahya dipindahkan ke pusat bertindak sebagai Kepala Urusan Keagamaan Wilayah Sumatera.

Sementara itu pada tahun 1953, Provinsi Sumatera Utara merupakan gabungan dari daerah Aceh, Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh Tengku Abdul Wahab Silimeun, sedang koordinator untuk Keresidenan Sumatera Utara dipimpin oleh H.M. Bustami Ibrahim.

Pada tahun 1956 struktur Pemerintahan berubah lagi, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, sebagai gabungan dari Keresidenan Sumatera Timur dan Tapanuli berkedudukan di Medan dan daerah Aceh dijadikan Daerah Istimewa Aceh berkedudukan di Kotaraja (Banda Aceh). Untuk memimpin Jawatan Agama Provinsi Sumatera Utara ditunjuk K.H. Muslich dan Pimpinan Jawatan Agama daerah istimewa Aceh tetap ditangan Tengku Wahab Silimeun. Sejak saat itulah Jawatan Agama kedua Provinsi tersebut berdiri sendiri-sendiri dan untuk perkembangan selanjutnya diatur berdasarkan peraturan-peraturan yang ditetapkan Kementerian Pusat.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia nomor 1 tahun 2010 (disempurnakan) tanggal 28 Januari 2010, penyebutan departemen agama berubah menjadi kementerian agama. Sejak Provinsi Sumatera Utara berdiri sendiri, sudah 12 orang yang pernah menjabat kepala (dengan beberapa kali mengalami perubahan struktur) yang terakhir sekarang Drs. Abd. Rahim, MA. Visi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah Terwujudnya masyarakat agamais yang berakhlak mulia, rukun dan damai. Adapun Misi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragama.

2. Meningkatkatkan pemehaman, penghayatan, pengamalan dan pengembangan nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan madrasah.

6. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan haji.

Tugas dan fungsi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai berikut:

1. Perumusan visi, misi dan kebijakan teknis di bidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat di provinsi.

2. Pembinaan, pelayanan dan bimbingan masyarakat islam, pelayanan haji dan umrah, pengembangan zakat dan wakaf, pendidikan agama dan keagamaan, pondok pesantren, pendidikan agama islam, pada masyarakat dan pemberdayaan masjid serta urusan agama, pendidikan agama, bimbingan masyarakat Kristen, Katolik, Hindu serta Budha sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan administrasi dan informasi.

5. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program, daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di provinsi

6. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian agama di provinsi.

2.1.2 Visi, Misi, dan Makna Logo Perusahaan Visi

“Terwujudnya Masyarakat Agamais Yang Berakhlak Mulia Rukun Dan Damai”

Misi

1. Meningkatkan bimbingan dan pelayanan kehidupan beragaman.

2. Meningkatkan pemahaman, penghayatan pengamalan dan pengemangan nilai-nilai agama.

3. Memperkokoh kerukunan umat beragama.

4. Mengembangkan lembaga social keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.

5. Meningkatkan kualitas pendidikan agama pada sekolah umum dan madrasah.

Makna Logo

Pada umumnya setiap perusahaan memiliki logo atau lambang yang memiliki makna tersendiri yang biasanya menunjukkan cita-cita pendirian, visi dan misi dari perusahaan tersebut, demikian halnya dengan Kantor Wilayah Kementrian Agama mempunyai logo, yang mempunyai makna antara lain:

Sumber : http://sumut.kemenag.go.id (2015) Gambar 2.1 Logo Kantor Wilayah Kementrian Agama

1. Bintang bersudut lima yang melambangkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila, bermakna bahwa karyawan Departemen Agama selalu menaati dan menjunjung tinggi norma-norma agama dalam melaksanakan tugas Pemerintahan dalam Negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.

2. 17 kuntum bunga kapas, 8 baris tulisan dalam Kitab Suci dan 45 butir padi bermakna Proklamasi Kemerdekaan republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, menunjukkan kebulatan tekad para Karyawan Departemen Agama untuk membela Kemerdekaan Negara Kesatuan republic Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945.

3. Butiran Padi dan Kapas yang melingkar berbentuk bulatan bermakna bahwa Karyawan Departemen mengemban tugas untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur dan merata.

4. Kitab Suci bermakna sebagai pedoman hidup dan kehidupan yang serasi antara kebahagiaan duniawi danukhrawi, materil dan spirituil dengan ridha Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa.

5. Alas Kitab Suci bermakna bahwa pedoman hidup dan kehidupan harus ditempatkan pada proporsi yang sebenarnya sesuai dengan potensi dinamis dari Kitab Suci.

6. Kalimat Ikhlas Beramal bermakna bahwa Karyawan Departemen Agama dalam mengabdi kepada masyarakat dan Negara berlandaskan niat beribadah dengan tulus dan ikhlas.

7. Perisai yang berbentuk segi lima sama sisi dimaksudkan bahwa kerukunan hidup antar umat beragama RI yang berdasarkan Pancasila dilindungi sepenuhnya sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

Kelengkapan makna lambang Departemen Agama melukiskan motto: Dengan Iman yang teguh dan hati yang suci serta menghayati dan mengamalkan Pancasila yang merupakan tuntutan dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, karyawan Departemen Agama bertekad bahwa mengabdi kepada Negara adalah ibadah.

2.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Sumber : http://sumut.kemenag.go.id 2015

2.3 Job Description

Secara struktural, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Kepala kantor wilayah ( Kakanwil). Dalam menjalankan tugasnya Pemimpin Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dibantu oleh seorang Kepala Bagian Tata Usaha yang mengkoordinir bagian-bagian yang ada pada kantor Wilayah Kementerian Agama provini sumatera utara seperti bagian, yaitu:

a. Sekretaris

Sekretaris merupakan seseorang yang bertugas membantu pekerjaan kepala Kantor Wilayah Kementrian Agama Provinsi Sumatera Utara. Adapaun tugas sekretaris adalah membantu pimpinan dalam mengerjakan tugas – tugasnya agar dapat terlaksana secara efektif dan efisien.

b. Sub Bagian Perencanaan & Keuangan

Sub Bagian Perencanaan & Keuangan mempunyai tugas : 1. Melakukan penyiapan bahan koordinasi.

2. Penyusunan rencana, program dan anggaran, evaluasi dan laporan serta pelaksanaan urusan keuangan.

3. Tempat pembayaran gaji.

4. Tempat mengambil pinjaman bagi karyawan yang membutuhkan uang. c. Subbag Organisasi, Tata Laksana (Ortala) dan Kepegawaian

Subbag Ortala dan Kepegawaian mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan penyusunan organisasi dan tata laksana. 2. Pengelolaan urusan kepegawaian.

d. Subbag Hukum dan Kerukunan Umat Beragama (KUB) Sub Bagian Hukum dan KUB mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan penyususnan peraturan perundang-undangan bantuan hukum.

2. Pelaksanaan urusan kerukunan umat beragama. 3. Pelayanan masyarakat khonghucu.

e. Subbag Informai dan Humas

Subbag Informasi dan Humas mempunyai tugas :

1. Melakukan penyiapan bahan pelaksanaan urusan pengelolaan informasi.

2. dan Hubungan masyarakat. f. Subbag Umum

Subbag Umum mempunyai tugas :

1.Urusan ketatausahaan, rumah tangga, dan pemeliharaan. 2.Urusan pengelolaan barang milik/kekayaan Negara. 3.Untuk memberi nomor surat.

4.dan Untuk mengurus urusan kantor. g. Seksi Urusan Agama

Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas :

1. Melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang kepenghuluan. 2. Keluarga sakinah.

3. Pangan halal, ibadah sosial serta pengembangan kemintriaan umat islam.

h. Seksi Penyelenggara Haji dan umrah

Seksi Penyelengara Haji dan Umrah mempunyai tugas :

1. Pelanyanan dan pembinaan dibidang penyuluhan haji dan umrah serta Bimbingan jama’ah dan petugas.

2. Dokumen, perbekalan dan akomodasi perjalanan haji. i. Seksi Madrasah dan Pendidikan Agama Islam

Seksi Mapenda ( Madrasah dan Pendidikan Agama Islam ) pada sekolah umum mempunyai tugas :

1. Pelanyanan dibidang kurikulum dan supervise. 2. Sasaran ketenagaan dan kesiswaan.

3. Kelembagaan dan ketatalaksanaan. 4. Pendidikan islam pada sekolah umum.

j. Seksi Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren

Seksi Pekapotren (Pendidikan Keagamaan dan Pondok Pasantren) mempunyai tugas:

1. Pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan keagamaan dan pendidikan diniah.

2. Pendidikan salafiah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan pondok pasantren.

3. Pengembangan santri dan pelayanan pondok pasantren pada masyarakat.

k. Seksi Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Mesjid

Seksi Penamas (Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan Pemberdayaan Mesjid) mempunyai tugas :

1. Pelayan dan bimbingan dibidang pendidikan Al-Quran dan MTQ. 2. Penyuluhan dan lembaga dakwah.

3. Siaran dan tamadun.

4. Publikasi dakwah dan hari besar islam serta pemberdayaan mesjid. l. Penyelenggaraan Zakat dan Wakaf

Penyelanggara zakat dan wakaf mempunyai tugas menyelanggarakan pemberian pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat dibidang lembaga dan pengembangan zakat dan wakaf.

m. Koperasi

Koperasi ini bertugas untuk menyediakan dan melayani kebutuhan kantor seperti :

1. Menyediakan jasa foto copy. 2. Menyediakan alat-alat tulis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Posisi sekretaris sudah semakin strategis, tidak hanya sebagai penerima telefon, menulis surat, ataupun menjadwalkan pertemuan pimpinan, tetapi seringkali seorang sekretaris sebagai ujung tombak organisasi atau perusahaan, sehingga dituntut untuk mampu mengambil sikap dan keputusan ketika pimpinan tidak sedang berada di kantor. Pimpinan menuntut sekretaris untuk dapat membantu melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik. Beragamnya tuntutan pimpinan, diharapkan sekretaris dapat bertindak dan berpikir kreatif, inovatif, cepat tanggap, dan mampu mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya sehari-hari. Meskipun tuntutan pimpinan terlihat berat, seorang sekretaris profesional memiliki kesanggupan dan kesiapan dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi. Sebagai ujung tombak pimpinan, sekretaris harus siap menghadapi setiap permasalahan, sebelum masalah itu benar-benar harus dihadapi dan diselesaikan pimpinan.

Dengan berkembangnya tugas-tugas seorang sekretaris, dari tugas rutin sesuai dengan penjabaran pekerjaannya menjadi tugas yang kreatif, dituntut adanya kemauan yang keras dari sekretaris dalam mengembangkan wawasan, keterampilan yang khusus, interaksi, dan perubahan sikap sesuai dengan tuntutan dan perkembangan organisasi tempatnya bekerja. Dalam hal ini, termasuk kecerdasan emosional sebagai dasar yang penting dalam aktivitas kerja sekretaris.

Instansi pemerintah adalah suatu unit organisasi pemerintahan yang menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Setiap instansi pemerintah memiliki aktivitas kerja dimana pengertian aktivitas kerja merupakan suatu rangkaian kegiatan dan tindakan yang sengaja dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut diperlukannya peran sumber daya, salah satunya adalah Sumber Daya Manusia.

Pegawai Negeri Sipil atau adalah sumber daya manusia yang bekerja pada instansi pemerintah di Indonesia dan merupakan penghasil kerja bagi instansi pemerintah. Setiap Pegawai Negeri Sipil terlibat dalam suatu aktivitas kerja pada instansi pemerintah diharuskan ikut serta mendukung aktivitas kerja yang terbaik agar tujuan di masing- masing instansi pemerintah dapat terlaksana dengan baik.

Keikutsertaan Pegawai Negeri Sipil untuk mendukung aktivitas kerja dapat dilakukan dengan melaksanakan tugas kerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan dalam mencapai tujuan instansi pemerintah. Untuk mencapai pelaksanaan tugas yang berhasil, Pegawai Negeri Sipil harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan pekerjaan yang ditekuninya. Maka Sekretaris Pegawai Negeri Sipil diberikan tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diberi tugas negara lainnya yang masih berhubungan dengan tugas pelayanan publik, tugas pemerintahan, dan tugas pembangunan tertentu.

Dalam menjalankan tugas tersebut, Sekretaris Pegawai Negeri Sipil selain harus memiliki kemampuan dan keterampilan juga harus memiliki kecerdasan emosional, oleh karena selalu berhubungan dengan orang lain. Kecerdasan emosional atau yang biasa dikenal dengan EQ ( emotional quotient) adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menilai, mengelola, serta mengontrol

emosi dirinya dan orang lain di sekitarnya. Dalam hal ini, emosi mengacu pada perasaan terhadap informasi akan suatu hubungan. (Maliki.2009:15).

Pada Kecerdasan emosional juga diperlukan ketika seorang Sekretaris Pegawai Negeri Sipil terlibat aktivitas kerja berhubungan dengan atasan atau dengan sesama Pegawai Negeri Sipil lainnya. Terkadang ketika aktivitas kerja sedang berlangsung terjadi konflik karena adanya emosi yang diakibatkan Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih tinggi terbiasa dengan tindakan seperti marah berlebihan, sering menghardik, termasuk memberikan hukuman pada bawahannya. Pegawai Negeri Sipil yang berada pada tingkat lebih rendah terbiasa untuk takut, dendam dan salah paham terhadap atasannya.

Kecerdasan emosional bermanfaat dalam aktivitas kerja Sekretaris Pegawai Negeri Sipil karena ketika seorang Sekretaris Pegawai Negeri Sipil memiliki kecerdasan emosional tinggi dapat dilihat dari sikapnya yang tidak cepat

Dokumen terkait