• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini digunakan referensi sebagai PPKn pelajaran mata pada multikultural penelitian sejenis melakukan yang pendidikan implementasi mengenai pengetahuan dan wawasan menambah untuk.

2. Praktis manfaat a. Murid bagi

Ini penelitian hasil adanya keberagaman yang ada diharapkan dapat mengembangkan sikap sosial pada murid yaitu di kelas menerima.

b. Pendidik bagi

Masukan dapat maupun dilingkungan bermanfaat yang bagi sesama tenaga pendidik dan kepada seluruh murid di kelas Sekolah.

c. Bagi peneliti

Melalui hasil peneliti diharapkan mendapat pengalaman nyata tentang keberagaman penelitian ini tenaga pendidik/guru dan dapat menerapkannya pada suatu saat nanti menjadi.

xix BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pendidikan Multikultural

Multikulturalisme proses pembudayaan “konsep pembudayaan, proses Pendidikan dan oleh karena adalah maka masyarakat Multikultural dapat diciptakan melalui proses pendidikan” Pendidikan Multikultural multikulturalisme dan warga negara adalah pendidikan yang berbasis pembentukan karakter bangsa .

Semadi (2014:3) mengemukakan Pertama, multikulturalisme pengertian

“multikulturalisme meliputi keragaman tersebut tiga hal. berkenaan dengan budaya;

yang ada; ketiga, berkenaan dengan tindakan spesifik pada respon terhadap kedua, merujuk pada keragaman”.

Kata “Pendidikan”, sikap dantingkah laku seseorang dalam pengembangan atau sekelompok beberapa referensi manusia melalui pelatihan diartikan sebagai

“proses orang dalam usaha mendewasakan, proses, cara-cara yang mendidik upaya pengajaran, yaitu “multi”dan “culture”perbuatan, dan”. “Multikultural” “multi”, aneka. budaya para murid (Aly, 2011 : 104-105) Sedangkan kata “culture” berarti banyak, Dengan demikian, secara etimologi ragam kesopanan, dan atau pemeliharaan. Pendidikan Multikultural yang memperhatikan didefinisikan sebagai Pendidikan keragaman.

9

xx

Sebagaimana telah terhadap generasi berikutnya pendidikan nasional juga harus mengakomodasi kemajemukan dan keragaman budaya tersebut. Menurut Zamroni (2011:43) oleh seberapa besar kepedulian Keberhasilan pendidikan ditentukan pendidikan terhadap dan multikulturalisme (keragaman budaya, agama dan kesederajatan) ini. Hal ini disebabkan karena pendidikan masalah pluralisme (kemajemukan)mampu hidup dalam dikemukakan bahwa bangsa Indonesia terdiri dari bangsa, ras, bahasa, adat istiadat, budaya, agama dan golongan. Oleh karena itu, sesuatu yang baik seseorang tertentu. Di sisi lain pendidikan juga mentasbihkan harus pembudayaan atau dapat mewariskan memiliki peran sebagai culture heritage, yaitu sebagai pewarisan kebudayaan kepada generasi muda. Oleh karena itu, generasi tua berbagai ragam suku sistem suatu budaya merupakan proses enkulturasi, suatu proses untuk.

Menurut Banks (Mahfud, 2011 : 175) perbedaan sebagai keniscayaan (anugerahTuhan/Sunatullah). Pendidikan bagaimana kita dengan Multikultural adalah Kemudian, penuh toleran mampu menyikapi tersebut dan semangat egaliter.

Asya’rie (2014:77) Pendidikan toleransi terhadap keragaman Multikultural bermakna sebagai proses menghormati, tulus, pendidikan cara hidup murid.

Pendidikan yang diaplikasikan konflik etnis, agama sosial pada semua jenis mata pelajaran, kelas sosial, ras perbedaan-perbedaan dengan cara menggunakan gender kultural yang ada pada murid efektif dan mudah seperti perbedaan, bahasa, kemampuan, dan umur agar proses belajar menjadi (Yaqin, 2015 : 25).

2. Tujuan Pendidikan Multikultural

xxi

Menjadi transformator Pendidikan Multikultural yang, humanisme dan mahamurid jurusan mampu menanamkan nilai-nilai pluralisme ilmu pendidikan dikalangan guru, dosen, ahli yang baik maka kelak mereka tidak pendidikan, pengambil kebijakan dalam maupun mahamurid murid muridnya. dan menguasai materi pelajaran yang murid akan mempunyai karakter yang kuat untuk bahwa selalu bersikap (2) Tujuan akhir Pendidikan Multikultural demokratis, pluralis, dan humanis adalah murid tidak hanya mampu memahami (Yaqin, 2015:43).

Multikultural adalah untuk demokratis mengakhiri perbedaan perdamaian bangsa Untuk itu pembelajaran memahami memberi peluang yang sama pada setiap anak. Jadi tidak ada yang dikorbankan demi persatuan. harus damai, saling, kelompok-kelompok tetapi tetap menekankan pada tujuan umum. Pendidikan Multikultural dimaksudkan untuk untuk mencapai persatuan (Ibrahim, 2013 : 146).

Jadi, tujuan simpati, dan, pluralis, humanis guna menanggulangi konflik dan menciptakan.

3. Multikultural Pendidikan Karakteristik

Aly (2011:109) mengemukakan, bahwa karakteristik Pendidikan Multikultural ada tiga Kedua menghargai mengakui, menerima keragaman budaya Ketiga, Pendidikan Multikultural mengembangkan yaitu: Pertama, Multikultural berorientasi pada kemanusiaan, kebersamaan, dan kedamaian;, dan Multikultural berprinsip pada demokrasi, kesetaraan, dan keadilan;sikap Pendidikan Pendidikan.

Kepada semua anak For All (EFA) yang memberikan peluang yang sama kepada semua anak untuk memperoleh pendidikan. Menurut Rosyada (2014 : 18), hal tersebut yang sama untuk perhatian yang sama tanpa membedakan memperoleh

xxii

pelajaran di kelas. Pendidikan latar belakang warna kulit, etnik, agama, tidak berprinsip kesempatan yang sama, melainkan juga semua murid harus akan menjadikan semua murid memperoleh malas memperoleh perlakuan bahasa, rajin, dan Multikultural budaya, pandai, bodoh.

Kebersamaan live together, yang berarti kemampuan untuk hidup bersama dipahami sebagai sikap (cooperation), UNESCO yaitu learning seseorang terhadap orang lain, atau seseorang terhadap sikap. Orientasi kelompok dan komunitas kebersamaan sejalan dengan, dan pilar keempat pendidikan budaya agama dengan orang lain yang berbeda suku, etnik, bahasa.

Mengakui, menerima mengembangkan sosial di masyarakat majemuk.

Penerimaan, pengakuan, dan penghargaan terhadap sikap menghargai keragaman merupakan sikap, dan diperlukan dalam kehidupan keragaman yang diperlukan dalam membangun sosial sosial menghargai keragaman. Sikap hubungan menerima, mengakui, dan di dalam masyarakat yang harmonis majemuk.

4. Dimensi dan Pendekatan Pendidikan Multikultural a. Dimensi Pendidikan Multikultural

Menurut Banks (Mahfud, 2011 : 177) dalam rangka, ataupun yaitu mengintegrasikan Pendidikan yaitu: Pertama, content integration Multikultural memiliki beberapa dimensi yang saling,. Ketiga, an equity pelajaran/disiplin ilmu.

Kedua, ke dalam sebuah mata pelajaran pedagogy, yaitu menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar murid berbagai budaya memfasilitasi prestasi

xxiii

akademik murid yang beragam baik dari segi ras, budaya (culture)dan kelompok untuk sosial (social).

b. Pendekatan Pendidikan Multikultural

Banks (Ibrahim, 2013:125) multikultural ke dalam kurikulum maupun dicermati relevan mengemukakan empat pendekatan mengintegrasikan materi pendidikan.

1. Kontribusi pendekatan.

kebangkitan etnis.

2. Aditif pendekatan.

Ini sering dilengkapi dengan buku, bahasan terhadap kurikulum tanpa mengubah ini modul, atau bidang melaksanakan dilakukan penambahan materi, konsep, tema, sebenarnya merupakan fase awal Multikultural, secara substansif.

Pendekatan sebab belum dalam perspektif terhadap menyentuh kurikulum utama kurikulum tanpa mengubah aditif Pendidikan .

3. Pendekatan Transformasi (the transformation approach).

Pendekatan Pendekatan transformasi mengubah asumsi dasar kurikulum dan menumbuhkan kompetensi dasar murid dalam., menyebut ini sebagai proses multiple acculturation. sehingga dan, yang membentuk budaya secara umum.

4. Pendekatan Aksi Sosial (the social action approach).

mempersyaratkan melakukan kritik sosial dan mengajarkan keterampilan transformasi, namun menambah komponen yang pendidikan politis. sekolah membantu murid etnis, ras murid semua elemen dari pendekatan menjadi kritikus

xxiv

sosial yang reflektif perubahan sosial dapat berpartisipasi penuh dalam masyarakat sehingga kelompok-kelompok berpartisispasi dalam dan menjadi korban dan golongan-golongan yang terabaikan dan partisipan yang terlatih dalam perubahan sosial. Murid memperoleh pengetahuan, nilai, dan keterampilan yang mereka butuhkan untuk.

5. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Menurut Tim Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah (2016:11), Pendidikan wahana utama di Indonesia yang dilaksanakan Kewarganegaraan merupakan serta esensi pendidikandemokrasi melalui:

1) Civic intellegence

Yaitu kecerdasan dan, mupun sosial daya nalar warga negara baik dalam dimensi spiritual, rasional, emosional sosial daya nalar .

2) Civic responsibility

Yaitu kan hak dan kewajiban yang bertanggung sebagaikesadaran warga negara jawab.

3) Civic particiption

Yaitu berpartisipasi warga, baik secara kemampuan individual, pemimpin hari depan.

Pada pembelajaran Pendidikan warga negara yang baik. Sehubungan dengan tujuan dalam pencapaian murid hakikatnya rasa kepribadian yang mantap dan mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan pendidikan nasional tersebut,dimensi tujuan pengembangan warga negara yang baik. Adapun, pancasila dan UUD 1945warga negara yang cerdas, terampil Kewarganegaraan sadar akan hak

xxv

ciri-cirinya antara lain religius, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleran dan terhadap peraturan, kewajiban, amanat dengan merefleksikan.

6. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Tujuan dari Pendidikan Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah pada kurikulum 2013. adalah agar murid memiliki kemampuan tujuannya sebagai berikut:

a. Berpikir secara kreatif dalam, dan menanggapi isu kritis, rasional kewarganegaraan.

b. Berpartisipasi secara aktif dan bermasyarakat, korupsi bertanggung jawab berbangsa danbernegara, serta anti-, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan.

c. Berkembang secara untuk membentuk diri berdasarkan bangsa-bangsa lain positif dan demokratis karakter-karakter.

d. Berinteraksi dengan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan dunia secara langsung atau komunikasi.

Dari pendapat diatas dan Undang-Undang Dasar 1945. Melalui pengetahuan yang diberikan di sekolah-sekolah mengembangkan warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter serta bertindak sesuai dengan Pancasila murid diharapkan akan lahir generasi muda yang berpikir kepada dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan.

7. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan

xxvi

Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan dalam kurikulum 2013. Ruang lingkup untuk pendidikan mata pelajaran PPKn dasar menengah secara umum dan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi, sumpah hidup rukun dalam perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsaIndonesia pemuda, keutuhan Negara Kesatuan positif terhadap Republik Indonesia, dan Negara pembelaan negara, sikap keterbukaan Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam.

b. Hak Asasi Manusia, instrumen perlindungan meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat HAM nasional dan internasional HAM, pemajuan penghormatan dan.

c. Kebutuhan warga negara, persamaan kedudukan meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi warga kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri negara.

d. Konstitusinegara konstitusi kemerdekaan dan konstitusi meliputi proklamasi pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar negara dengan yang pertama, konstitusi-konstitusi yang.

e. Kekuasaan dan politik, pemerintah, pemerintahan daerah dan otonomi politik, budaya politik, budaya demokrasi pusat, demokrasi dan sistem meliputi pemerintahan desa dan masyarakat kecamatan menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam demokrasi.

f. Pancasila, meliputi, sebagai dasar negara, pengamalan negara dan ideologi negara, proses perumusan pancasila pancasila dalam kehidupan Pancasila

xxvii

sebagai dasar sebagai sebagai ideologi terbuka sehari-hari, pancasila nilai-nilai kedudukan.

Berdasarkan ruang lingkup PPKn di atas, diketahui bahwa materi yang ada yang mengatur perilaku dalam PPKn terdiri dari diantaranya tentang materi nilai-nilai, norma dan peraturan hukum murid.

B. Kerangka Pikir

Keragaman maupun daerah agama etnis suatu melibatkan dapat iniini Indonesia di budaya Indonesia merupakan. Tak heran perasaan dengan diimbangi tanpa miliki meraeka yang budaya saling pada akhirnya menimbulkan menghargai budaya yang lainnya. Kurangnya rasa negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman budaya, suku, adat istiadat, dan status sosial toleransi atas golongan tidak masyarakat kadang memiliki kebanggaan terhadap jarang konflik sosial.

Konflik tertentu.

Konflik multicultural pendidikan mengimplementasikan. Pendidikan Multikultural sosial adalah dengan diimplementasikan bila efektif lebih akan juga

xxviii

dapat diterima

dengan baik oleh murid,

mengancam

persatuan dan sarana yang dapat digunakan untuk mengimplementasikannya melalui mata maka semacam ini apabila tidak sejak dini dibangku persekolahan sosial konflik mencegah untuk dilakukan dapat yang upaya satu salah Indonesia bangsa kesatuan.

Agar Pendidikan Multikultural ditangani dengan baik maka akan pelajaran PPKn.

Pendidikan yang pada Pancasila dan Undang-Undang pembentukan diri dari segi agama, budaya, beragam Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang menfokuskan bahasa, dan suku bangsa terimplementasikan dengan Dasar 1945 (UUD 1945) yang Multikultural pada mata pelajaran PPKn di sekolah sesuai akan. Maka diharapkan Pendidikan.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn)

Pendidikan Multikultural di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara

xxix Ga

mb

ar 2.1. Skema

Kerangka Pikir

Implementasi Pendidikan Multikultural dalam Mata Pelajaran PPKn

Pendidikan Multikultural Pada Mata Pelajaran PPKn di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba

Kabupaten Luwu Utara Berjalan Efektif

Kemanusiaan:

xxx

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian situasi responden yang terkait. merupakan jenis deskriptif.

Yaitu jenis manajemen mutu dan evaluasi, dan faktor yang bahwa dokumen terkait dan wawancara kepada mengemukakan metode ini di Pemilihan mempengaruhi Dalam hal ini Moleong (2018:29) yang sosial kata-kata data deskriptif “berupa atau lisan dari gejala tertulis Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang diamati menghasilkan orang-orang dan prilaku yang dapat”.

Bogdan dan Taylor (Moleong, 2018:4), penelitian proses penelitian yang menghasilkan data kelas V data deskriptif berupa kata-kata masalah dengan menggunakan teknik pengumpulan kualitatif adalah penelitian ini, maka peneliti mempunyai rencana kerja atau pedoman pelaksanaan penelitian yang terkait dengan penerapan Masamba mengungkapkan tanggapan, Rompu Kecamatan uraian dalam informasi, Pendidikan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sehingga menemukan Multikultural pada mata pelajaran PPKn konsep-konsep dan keterangan yang berbentuk kebenaran yang Kabupaten Luwu Utara. Dimana yang dikumpulkan berupa pendapat, di UPT SDN 107.

B. Penelitian Waktu dan Tempat

xxxi

Berbagai direncanakan dijadwalkan sekitar bulan Mei tahun 2021 yang lokasi sehingga mudah elum pernah dilakukan Masamba Kabupaten Luwu Utara terkhususdijangkau dan ekonomis, dan penelitian yang berjudul implementasi pendidikan penelitiannya di Penelitian ini UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara dengan alasan, diantaranya karena jarak dari tempat tinggal peneliti di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan lebih dekat multikultural pada mata pelajaran PPKn b di kelas V.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini Luwu Utara. Kelas V di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten SDN 107 Multikultural berfokus mata pelajaran PPKn di kelas V UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten bagaimana tenaga pendidik mengimplementasikan Pendidikan diteliti berjumlah 3 orang, dimana masing-masing UPT Masamba Kabupatenpada Luwu Utara. Pada penelitian ini jumlah responden yang akan Rompu Kecamatan Luwu Utara terbagi menjadi 2 kelas yaitu kelas VA guru kelas V yang ada di dan VB.

D. Sumber Data

Sumber data dalam sumber data primer penelitian ini dan sumber dikelompokkan data sekunder menjadi dua, yaitu.

Data primer dikumpulkan dan pengamatan (observasi). secara langsung dari informan menggunakan teknik informan wawancara (interview guide)Data primer dapat diperoleh dari yaitu:

xxxii

1. Informan primer adalah orang, di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba memberikan informasi kepada menurut Sugiyono (2013:213) “informan kunci adalah orang yang atau penyebar. Informan ini sangat dibutuhkan untuk membuka jalan gembira dan berhubungan dengan bercerita secara mudah, yang memiliki pengetahuan luas, kewenangan jabatan perantara. paham terhadap informasi yang dibutuhkan dan dengan adalah kepala Informan kunci dalam penelitian ini agar dapat data, Kabupaten Luwu Utara sekolah peneliti” responden sekaligus sebagai pemberi izin, pemberi posisi ide, dan.

2. Informan sekunder adalah seluk beluk tentang apa yang akan diteliti. Informan ahli dalam penelitian yang memiliki pengetahuan luas, seperti tokoh tertentu yang mengetahui murid ini adalah guru kelas dan orang.

E. Penelitian Instrumen

Instrument umumnya pada digunakan penelitian yang digunakan yang ukur alat sebagai dipahami dapat dalam penelitian ini penelitian data dalam proses penelitian. Adapun instrumen mengumpulkan meliputi:

1. Pedoman Wawancara

Wawancara pertanyaan yang digunakan sebagai acuan untuk menggali informasi dengan adalah dari tujuan penelitian.Pedoman ini daftar wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tujuan penelitian tetapi juga berdasarkan teori hanya berdasarkan pada dengan masalah yang yang berkaitan tidak menyimpang disusun tidak diteliti.

2. Observasi Pedoman

xxxiii

Berisi item-item yang digunakan dalam melaksanakan pengamatan kegiatan gejala yang diobservasi adalah selama proses penelitian. Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif yang: (1) place atau tempat sosial dan lain dimana interaksi dalam, laboratorium situasi sedang berlangsung misalnya di dalam ruangan kelas sebagainya; (2) actor atau seperti guru, kepala orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu sekolah, ; dan (3) activity yang sedang berlangsung, misalnya kegiatan belajar atau kegiatan yang situasi sosial mengajar dilakukan oleh actor dalam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi. Menurut Satori dan Komariah (2011:146) “Dokumen merupakan sumber merupakan.Dokumentasi adalah pelengkap dari tehnik observasi dan berkaitan dengan penelitian” Dalam manusia. tehnik pengambilan data yang secara tidak langsung pada subjek yang dapat menjadi referensi dalam penelitian hal ini peneliti melakukan pengambilan data melalui dokumen-dokumen penelitian wawancara informasi bukan tetapi melalui referensi atau dokumen-dokumen yang”.

F. Teknik Pengumpulan Data

Tahap dari penelitian adalah pengumpulan data. Menurut Satori dan Komariah (2011 : 103) terpenting pengumpulan untuk keperluan penelitian data tidak lain dari suatu proses pengadaan data.

Teknik ditetapkan. Adapun pengumpulan data permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini maka, karena tujuan maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penelitian teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

xxxiv

mengetahui teknik pengumpulan data yang strategis dalam ini sesuai dengan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa digunakan adalah:

a. Wawancara

Wawancara adalah yaitu pewawancara percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan terwawancara (interviewed) yang mengajukan pertanyaan dan itu memberikan jawaban atas pertanyaan oleh dua pihak (interviewer) yang.

b. Observasi

Observasi yang diteliti. Observasi salah satu teknik pengumpulan data apabila sesuai dengan tujuan penelitian menjadi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala, direncanakan kesasihannya dan dicatat secara sistematis, serta dapat dikontrol keandalan (reliabilitas) dan (validitasnya).

c. Dokumentasi

Dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa lampau. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku adalah, surat kabar, sebagainya atau atau transkip majalah, prasasti, notulen rapat, leger, pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara monumental dari seseorang. Studi dokumen dalam penelitian agenda, dan karya-karya merupakan kualitatif.

G. Teknik Analisis Data

Teknik data yang diperlukan terkumpul. Analisis data dapat dideskripsikan atau analisis data dilakukan setelah digambarkan sesuai dengan menyatakan bahwa teknik masalah dan tujuan penelitian. Satori dan Komariah (2011:104) analisis data yang digunakan adalah:

xxxv

1. Pengumpulan data (data collection), mengumpulkan narasumber, dan sumber melalui observasi, dokumentasi data dari berbagai wawancara terhadap.

2. Reduksi data (data reduction), setelah pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, sehingga data yang telah direduksi akan memberi data terkumpul maka data tersebut dapat dirangkum, memilih mengumpulkan data selanjutnya hal-hal yang gambaran yang lebih jelas dan memudahkan peneliti untuk.

3. Penyajian data (data display), setelah menyajikannya kedalam matriks-matriks yang sesuai dengan keadaan proese reduksi data selanjutnya data diolah lagi dengan menyusun atau data.

4. Conclusion Drawing/verivication. Penarikan kesimpulan untuk penelitian dan kesimpulan yang berdasarkan diinterpretasi diambil. Langkah-langkah menjawab rumusan masalah dan memberikan dengan hasil observasi saran-saran penarikan kesimpulan; masalah yang sesuai dengan kajian (2) kesimpulan sementara direlevansikan lapangan, sehingga pemahaman terhadap teoritis; dan (3) melakukan mendeskrifsikan sebagai hasil penyimpulan akhir dan penelitian.

xxxvi BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Lokasi Penelitian

1. Misi dan Visi UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara

Adapun visi dan Misi UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara adalah sebagai berikut:

1) Visi Sekolah:

“Terciptanya Murid yang Berkualitas”

“Kepribadian dan Berakhlak Mulia”

2) Misi Sekolah:

(1) Menyelenggarakan pendidikan bebas pungutan.

(2) Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan potensi murid melalui sistem pembelajaran tuntas berkelanjutan (SKTB)

(3) Menyelenggarakan pendidikan untuk mengembangkan kepribadian, nilai-nilai agama dan budaya murid.

(4) Mengoptimalkan proses pembelajaran dan bimbingan melalui (SKTB).

B. Penelitian Informan Deskripsi

Informan pertama inisial NS usia 52 tahun, beliau adalah Kepala Sekolah di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara. Beliau memberikan informasi.

xxxvii

Informan kedua inisial NB usia 34 tahun, merupakan guru kelas VA. Dia memberikan informasi seperti toleransi.

Informan ketiga inisial AS usia 42 tahun, merupakan guru kelas VB.

Memberikan informasi seperti tolong menolong dan saling menghargai.

Wawancara dengan informan pertama, kedua, dan ketiga dilaksanakan secara langsung bertatap muka. Informan pertama, kedua, dan ketiga diwawancarai tanggal 4 Agustus dan 6 Agustus 2021 mulai pukul 09.13 WITA sampai pukul 09.20 WITA.

C. Penelitian Hasil

a. Perencanaan implementasi

UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara tidak terlepas dari visi, misi, dan tujuan UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara yang diintegrasikan dengan nilai-nilai karakter. Dari standar Kurikulum K-13 yang memuat nilai-nilai karakter murid terimplementasi dalam visi, misi, dan tujuan sekolah. Visi, misi dan tujuan sekolah tersebut memuat murid yang berkualitas, berkepribadian dan berakhlak mulia. Seperti yang diungkapkan oleh kepala sekolah Naisah, S.Pd.SD (52 tahun) saat di wawancarai bahwa:

Ya di dalam visi, misi, dan tujuan di UPT SDN 107 Rompu Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu Utara ini sudah memuat pendidikan multikultural itu terlihat dari visinya yaitu murid yang berkualitas, berkepribadian dan berakhlak mulia. Pendidikan multikultural juga terintegrasi pada beberapa mata pelajaran yang ada salah satunya yaitu mata pelajaran PPKn.

Pembelajaran dimulai dari membuat perencanaan pembelajaran oleh guru (wawancara 06 Agustus 2021).

xxxviii

Pendidikan multikultural terintegrasi pada beberapa mata pelajaran salah satunya mata pelajaran PPKn kemudian sebelum pembelajaran dimulai seorang guru harus membuat perencanaan. Hal ini juga diungkapkan oleh guru kelas VANursaidah Bastian, S.Pd (34 tahun) bahwa : membuat perencanaan (wawancara 04 Agustus 2021).

Lebih lanjut informan lain yaitu guru kelas VB Astia, S.Pd (42 tahun), mengatakan bahwa :

Kebanyakan toh proses pembelajaran yang kami lakukan tidak seperti yang tertulis dalam silabus dan RPP. Pembelajaran dilakukan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang dihadapi, ini kadang diakibatkan dari kondisi saat ini yang terjadi yaitu adanya Covid-19 yang mengakibatkan

Kebanyakan toh proses pembelajaran yang kami lakukan tidak seperti yang tertulis dalam silabus dan RPP. Pembelajaran dilakukan dengan menyesuaikan situasi dan kondisi yang dihadapi, ini kadang diakibatkan dari kondisi saat ini yang terjadi yaitu adanya Covid-19 yang mengakibatkan