• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini diupayakan mampu memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.

1. Secara teoritis, penelitian ini merupakan sumbangan terhadap pengembangan keilmuan perspektif pendidikan karakter, khususnya karakter religius. Sumbangan keilmuan tersebut bisa berupa penguatan terhadap beberapa model internalisasi karakter religius yang sudah dicentuskan oleh para ahli, atau bahkan bisa memunculkan suatu model baru mengenai internalisasi karakter religius.

2. Sedangkan secara praktis, bagi lembaga yang diteliti, dapat menjadikan pijakan dan acuan dalam memperbaiki dan mengembangkan karakter religius yang dilaksanakan dalam melihat dimensi kemanfaatan siswa bagi orang lain, seperti toleran, tolong-menolong, kasih sayang, sikap adil dan lainnya. Bagi peneliti lain, dapat menjadi titik tolak dan rujukan untuk melaksanakan penelitian yang lebih luas dan mendalam tentang internalisasi karakter religius di sekolah.

13 E. Orisinalitas Penelitian

Demi menghindari adanya pengulangan kajian dan juga mencari posisi dari penelitian ini, berikut akan dipaparkan tiga penelitian terdahulu sejauh yang dapat dilacak oleh peneliti.

Pertama, penelitian yang dilakukan Asmaun Sahlan, “Pengembangan

Pendidikan Agama Islam Dalam Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Studi Multi Kasus di SMAN 1 SMAN 3 dan SMA Salahuddin Kota Malang)”, yang

merupakan disertasi di Program Doktoral Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2009. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan PAI melalui budaya sekolah. Proses perwujudan budaya religius dilakukan dengan dua strategi, yaitu:

instructive seguential strategy, dan constructive sequential stratefy. Pada strategi

pertama, upaya perwujudan budaya religius menekankan pada aspek structural yang bersifat instruktif, sementara strategi kedua lebih menekankan pada pentingnya membangun kesadaran diri (self awareness), sehingga diharapkan akan tercipta sikap, perilaku dan kebiasaan religius berupa; komitmen pimpinan dan guru agama, komitmen siswa, komitmen orang tua, dan komitmen guru-guru yang lainnya serta komitmen kerjasama dengan sinergi diantara warga sekolah dan dukungan orang tua menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan karakter religius.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Jiddi Masyfu’, “Upaya Guru PAI

14

merupakan tesis di Program Magister Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2012. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Fokus penelitian ini yaitu mengenai strategi guru PAI dalam mengembangkan budaya religius di SMAN 1 Malang, serta faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya religius tersebut. Sedangkan hasil dari penelitian ini yaitu ada 7 strategi yang digunakan oleh guru PAI di SMAN 1 Malang, dan ada beberapa faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi oleh guru PAI dalam menciptakan budaya religius tersebut diantaranya faktor guru, lingkungan, dan sarana-prasarana.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Johan yang berjudul

“Implementasi Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren (Studi Kasus di Tarbiyatul Mu’allimien al-Islamiyah [TMI] Pondok Pesantren al-Amin Prenduan Sumenep)”, merupakan tesis di program Magister Pendidikan Agama Islam, UIN

Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2012. Fokus penelitian ini yaitu mengenai implementasi pendidikan karakter dalam kegiatan intrakurikuler, ekstrakurikuler, dan kegiatan sehari-hari yang ada di Pondok Pesantren al-Amin. Adapun hasil dari penelitian ini yaitu implementasi pendidikan karakter melalui mata pelajaran kepesantrenan, diintegrasikan kedalam setiap mata pelajaran, diintegrasikan ke dalam setiap peraturan, diadakan kegiatan ekstrakurikuler, dan sunah-sunah kepesantrenan di Pondok Pesantren al-Amin.

Untuk lebih jelasnya persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, dapat dilihat pada tabel berikut:

15 Tabel 1.1 Orisinalitas Penelitian

No Nama Peneliti, Judul

dan Tahun Persamaan Perbedaan

Orisinalitas Penelitian 1 Asmaun Sahlan,

“Pengembangan

Pendidikan Agama Islam Dalam Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah (Studi Multi Kasus di SMAN 1 SMAN 3 dan SMA Salahuddin Kota Malang)”, yang

merupakan disertasi di Program Doktoral

Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya Tahun 2009. Sama-sama penelitian kualitatif dan berkaitan dengan religius atau keagamaan Penelitian terdahulu hanya melihat relegius sebagai suatu budaya dan ritual semata tidak sampai menekankan pada aspek karakter jadi lebih bersifat umum dan fokus pada upaya guru PAI saja dalam mengembangk an budaya religius.

Penelitian saat ini memfokuskan pada religius sebagai suatu karakter yang harus di internalisasikan pada setiap siswa. Selain itu, dalam penelitian ini, peneliti akan berusaha mencari model internalisasi nilai karakter relegius di sekolah umum, apakah sama dengan model-model yang ditawarkan oleh para pakar, atau akan muncul yang baru dan berbeda.

2 Jiddi Masyfu’, “Upaya

Guru PAI dalam

Mengembangkan Budaya Relegius (Studi Kasus di SMAN 1 Malang)”, yang

merupakan tesis di Program Magister

Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2012 Sama-sama penelitian kualitatif dan berkaitan dengan religius atau keagamaan Penelitian terdahulu hanya melihat relegius sebagai suatu budaya dan ritual semata tidak sampai menekankan pada aspek karakter jadi lebih bersifat umum dan fokus pada upaya guru PAI saja dalam mengembangk

Penelitian saat ini memfokuskan pada religius sebagai suatu karakter yang harus di internalisasikan pada setiap siswa. Selain, peneliti akan berusaha mencari model

internalisasi nilai karakter relegius di sekolah Madrasah, apakah sama dengan model-model yang ditawarkan oleh para pakar atau berbeda, dan penelitian ini lebih komprehensif

16

an budaya religius.

karena tidak hanya satu kasus melainkan multi kasus.

3 Mohammad Johan yang berjudul “Implementasi

Pendidikan Karakter di Pondok Pesantren (Studi Kasus di Tarbiyatul Mu’allimien al-Islamiyah [TMI] Pondok Pesantren al-Amin Prenduan Sumenep)”, merupakan

tesis di program Magister Pendidikan Agama Islam, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2012. Sama-sama membahas pendidikan karakter, dalam hal pembentuka n karakter manusia melalui pendidikan Penelitian terdahulu tidak membahas nilai karakter secara spesifik dan fokus pada pengembangan manajemen pendidikan karakter yang diterapkan oleh pondok pesantren.

Penelitian saat ini lebih memfokuskan pada karakter religius. Dalam penelitian ini, peneliti akan berusaha mencari model

internalisasi nilai karakter religius di Madrasah Aliyah, apakah sama dengan model-model karakter yang ditawarkan para pakar atau justru memunculkan model yang berbeda.

Paparan tentang penelitian terdahulu di atas selanjutnya diikuti dengan tabel tentang posisi peneliti dibandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu baik dari segi masalah yang diteliti, metode, jenis dan rancangan penelitian, fokus serta temuan yang diharapkan. Masalah yang diteliti adalah Model Internalisasi Karakter Religius Siswa di Madrasah dengan menggunakan paradigma, metode kualitatif, jenis penelitian studi kasus dengan rancangan multisitus di MAN 1 Malang dan MA Bilingual Batu.

17 Tabel 1.2 Posisi Penelitian Nama peneliti, Judul Penelitian Metode, Jenis Penelitian yang digunakan & Subyek

Penelitian

Fokus Temuan yang

diharapkan Hamim Tohari, Model Internalisasi Karakter Religius Siswa di Madrasah (Studi Multisitus di MAN 1 Malang dan MA Bilingual Batu  Metode: Kualitatif  Jenis Penelitian: Studi kasus dengan rancangan multisitus  Subyek: MAN 1 Malang dan MA Bilingual Batu 1. Nilai-nilai karakter religius apa saja yang ditanamkan pada siswa di MAN 1 Malang dan MA Bilingual Batu? 2. Bagaimana proses penanaman nilai-nilai karakter religius bagi siswa di MAN 1 Malang dan MA Bilingual Batu? Model ideal internalisasi karakter religius di madrasah dalam mewujudkan lulusan yang bermutu dan islami.

Dari penelitian di atas dapat diketahui bahwa fokus penelitian pada penelitian pertama adalah berfokus pada upaya guru PAI dan penelitian dilakukan di sekolah umum, kedua berfokus pada manajemen pendidikan karakter di pesantren, sedangkan penelitian ketiga terfokus pada penerapan metode pembiasaan dalam penerapan karakter kepada siswa madrasah tsanawiyah. Sementara penelitian yang akan diteliti oleh peneliti saat ini akan dilakukan di Madrasah Aliyah dan terfokus pada internalisasi nilai karakter yang lebih spesifik, yaitu karakter religius. Perbedaan substantif penelitian ini dengan penelitian di atas yaitu penelitian ini lebih bersifat komprehensif karena tidak hanya satu situs melainkan multi situs. Selain dari itu, penelitian terdahulu tidak ada upaya memodelkan internalisasi karakter religius pada siswa, sementara pada penelitian

18

yang akan peneliti laksanakan ini berusaha untuk memaparkan model internalisasi karakter religius bagi siswa.