• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai informasi mengenai Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial (Judi Online) Melalui Metode

7 b. Menambah wawasan bagi guru sebagai bahan alternatif pembelajaran untuk meningkatkan nilai dan potensi belajar siswa dalam pelajaran sosiologi.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan pembelajaran di kelas.

b. Bagi siswa, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, meningkatkan keaktifan siswa, mengembangkan jiwa kerja sama saling menguntungkan, menghargai satu sama lain, membangun kepercayaan diri dalam menyelesaikan masalah-masalah sosiologi serta sebagai metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

c. Bagi peneliti, penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman.

31 A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Menurut Kemmis dan MC Taggert dalam Masnur, Muslic ( 2010 ), penelitian tindakan kelas (PTK) adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri dan dilaksanakan secara sistematis, terencana dan dengan sikap mawas diri.

Pelaksanaannya dibagi atas dua siklus dan setiap siklus terdiri atas empat tahapan,yaitu: 1). Persiapan/perencanaan, 2). Pelaksanaan tindakan. 3). Observasi atau evaluasi, 4). Refleksi.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone.

C. Subjek Penelitian

Adapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 30 orang yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.

D. Prosedur Penelitian

Rancangan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri atas dua siklus, yakni siklus pertama, siklus kedua. Gambaran umum yang dilakukan pada setiap siklus adalah : Perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

32 Siklus II

Bagan 3.1 Prosedur penelitian model Kemmis dan Mc. Taggar

Penelitian tindakan kelas (Classroom Actions Research) ini dibagi kedalam dua siklus yaitu:

1. Siklus I selama 4 pekan (4 kali pertemuan). 2. Siklus II selama 4 pekan (4 kali pertemuan).

Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk dapat melihat hasil belajar sosiologi siswa maka diberikan tesk pada

Pengamatan Alternatif Pemecahan

(Rencana Tindakan) Pelaksanaan Tindakan I Observasi I Analisis Data I Refleksi I Belum

Terselesaikan Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan) Pelaksanaan Tindakan II Observasi II Analisis Data II Refleksi II Tersele saikan Belum

Terselesaikan Siklus berikutnya

33 a. Siklus I

Silkus I berlangsung selama 4 kali pertemuan. Sesuai dengan tahapan I siklus, maka prosedur kegiatan kegiatan siklus pertama adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan

a. Menelaah kurikulum SMA/MA kelas X untuk menyesuaikan sedemikian rupa sehingga dapat diajarkan selama 4 kali pertemuan.

b. Membuat rancangan pelaksana pembelajaran (RPP) sesuai kurikulum untuk setiap pertemuan.

c. Membuat lembar observasi untuk mengamati proses pembelajaran di kelas.

d. Merancang dan membuat tes hasil belajar yang akan diberikan pada akhir pelaksanaan siklus I sebagai bahan evaluasi berdasarkan materi yang diajarkan.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Secara umum, tindakan yang dilaksanakan secara operasional dijabarkan sebagai berikut:

a) Mengidentifikasi kesiapan siswa untuk mengikuti mata pelajaran dan memberikan materi prasyarat yang berhubungan dengan materi ajar yang akan disajikan.

34 d) Pada setiap akhir pertemuan siswa diberikan tugas.

3. Tahap Observasi dan evaluasi

Pada prinsipnya tahap observasi dilakukan selama penelitian berlangsung. Melakukan pengamatan terhadap proses pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat yaitu dengan cara mengidentifikasi dan mencatat tingkat perkembangan siswa tentang konsep-konsep sosiologi selama proses belajar-mengajar untuk melihat sejauh mana perubahan yang terjadi, serta memberikan tes disetiap akhir siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Teams Games Tournament (TGT). 4. Tahap Refleksi

Pada tahap ini hasil yang diperoleh pada setiap observasi dikumpulkan dan dianalisis. Dari hasil tersebut dilakukan refleksi terhadap tindakan yang dilakukan. Refleksi yang dimaksud adalah pengkajian terhadap keberhasilan atau kegagalan. Pencapaian tujuan sementara untuk merumuskan rencana perbaikan siklus berikutnya.

a. Siklus II

Siklus II berlangsung selama 4 kali pertemuan. Kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua ini adalah mengulang kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan pada siklus pertama.

35 perencanaan siklus pertama.

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Melanjutkan langkah-langkah pada siklus pertama yang sesuai sejumlah perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus pertama. Adapun perbaikannya adalah jika ada siklus pertama hanya sebagian siswa yang mampu menjawab maka pada siklus ini lebih dikembangkan.

3. Tahap observasi dan evaluasi

Secara umum tahap observasi yang dilaksanakan pada siklus kedua sama dengan observasi yang dilaksanakan sebelumnya. Perbedaannya hanya pada komunikasi dengan siswa lebih ditingkatkan dan siswa lebih banyak dibimbing langsung oleh guru dalam menyelesaikan soal-soal

4. Tahap refleksi

Data hasil observasi dalam siklus ini dikaji dan dianalisis untuk menentukan keberhasilan dan kegagalan pencapaian tujuan akhir dari penelitian tindakan ini.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data dalam penelitian ini terdiri dari tes, lembar observasi dan angket.

36 2. Lembar observasi yang digunakan untuk melihat bagaimana kondisi belajar

mengajar dikelas ketika metode observasi ini diaplikasaikan.

3. Angket diberikan kepada siswa yang berisi pertanyaan untuk mengetahui tanggapan siswa tentang pembelajaran sosiologi yang telah di laksanakan. F. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data di dasarkan pada suatu metode atau prosedur agar data yang diinginkan dapat terkumpul secara lengkap. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi (pengamatan langsung)

Metode pengamatan adalah suatu cara pengumpulan data melalui pengamatan inderawi, dengan melakukan pencatatan-pencatatan terhadap gejala-gejala yang terjadi pada objek penelitian secara langsung. Penelitian ini di laksanakan di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone kelas X yang terdiri dari 30 siswa. Dengan kata lain pengamatan ini dilakukan pada saat siswa sedang melaksanakan proses belajar mengajar.

2. Tes Formatif

Formatif juga diartikan sebagai evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh manakah suatu proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang direncanakan.

37 secara kualitatif dan kuantitatif. Data yang dianalisis secara kualitatif berupadata tentang hasil penelitian yang berupa tanggapan-tanggapan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, sedangkan data yang dianalisis secara kuantitatif berupa data tentang hasil tes belajar sosiologi yang dilaksanakan setiap akhir siklus dengan menggunakan statistik deskriptif. Analisis statistik deskripti digunakan untuk mengetahui gambaran tentang kemampuan siswa dalam materi masalah sosial.

Kriteria presentase pada surat edaran Direktorat Pendidikan Menengah Umum No. 288/C3/MN/1999 adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui nilai (N) yang diproleh siswa dipergunakan rumusam

berikut ini:

= × 100

H. Indikator Keberhasilan

Yang menjadi indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila terjadi peningkatan keberanian dan keaktifan berbicara siswa

No Nilai Kategori 1 00-34 Sangat rendah 2 35-54 Rendah 3 55-69 Sedang 4 70-84 Tinggi 5 85-100 Sangat tinggi

38 Siswa dikatakan tuntas belajar apabila memperoleh skor minimal 70 dari skor ideal dan tuntas secara klasikal apabila 85 % dari jumlah siswa yang telah belajar tuntas.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasi lPenelitian

Pada bab ini akan dibahas tentang hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar sosiologi melalui penerapan Meningkatkan Hasil Belajar Sosiologi Pada Pokok Bahasan Masalah Sosial (Judi Online) Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone dari siklus I kesiklus II dengan menggunakan analisis kualitatif yaitu data tentang hasil pengamatan sedangkan data tentanghasil belajar siswa di analisis secara kuantitatif dengan menggunakan statistic deskriptif.

1. Siklus 1

a. Tahap Perencanaan

Pada saat pembelajaran siklus 1 peneliti menelaah kurikulum SMA Negeri 1 Kahu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kemudian peneliti menyiapkan Silabus yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran untuk memberitahukan materi yang akan dijelaskan untuk mengembangkan rencana pembelajaran. Kemudian peneliti akan mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kelompok-kelompok kecil pada materi yang akan diajarkan. Lalu peneliti akan Menjabarkan tujuan pembelajaran pada siswa memberi dan memberikan

penjelasan materi tentang masalah sosial. Peneliti juga akan mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun sikap dan perilaku siswa selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti juga akan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian mengijinkan kelompok lain memberikan tanggapan tenteng isi presentase tersebut. Kemdian peneliti akan memberikan pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah dibahas sebelumnya agar siswa termotivasi untuk belajar dan Memberikan kesimpulan hasil diskusi dan kesimpulan materi pelajaran kemudian yang terakhir peneliti akan memberikan tugas kelompok pada siswa yang dikumpul oleh masing-masing siswa.

b. Tahap Pelaksanaan

Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran yang telah disusun seperti kegiatan awal, inti, dan akhir, setiap pertemuan. Hal ini tampak berikut ini:

Kegiatan awal a). Guru menelaah kurikulum tingkat satuan KTSP) b). Guru menyiapkan silabus yang akan di terapkan dalam proses pembelajaran. c). Guru menyiapkan rancangan pembelajaran yang akan di ajarkan. d). Guru menjabarkan tujuan pembelajaran kepada siswa.

Kegiatan inti a). Guru Memberikan penjelasan materi tentang masalah sosial b). Guru mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik memahami materi maupun sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. c). Guru memberikan kesempatan

terhadap siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian mengijinkan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan tentang isi presentase tersebut. d).guru memberikan pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah di bahas sebelumnya agar siswa termotivasi untuk belajar.

Kegiatan akhir a).guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan kesimpulan materi pelajaran. b). Guru memberikan tugas keompok yang akan dikumpulkan oleh masing-masing siswa.

c. Observasi/pengamatan

Pengamatan yang dilakukan dengan mengamat aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Bonedengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran pada siklus I dapat disimpulkan bahwa siklus I belum tampak adanya keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini terlihat pada indikator yang tidak relevan dalam kegiatan pembelajaran masih ada siswa yang tidak terlibat di dalam indikator tersebut. Adapun deskriptif tentang sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran pada siklus I ditujukan dalam tabel berikut:

Tabel 4.1 : Hasil Observasi Aktifitas Siswa Selama Siklus I No AKTIFITAS SISWASELAMA PBM

PERTEMUAN

Rata-rata (%)

I II III IV

1 Jumlah siswa yang hadirpada saat kegiatan

pembelajaran 15 15 17 T E S S IK L U S I 15.67 87.06 2 Jumlah siswa yang tidakmemperhatikan apersepsi 3 2 2 2,33 6,48

3

Siswa yang melakukana ktifitas negative sealma proses pembelajaran (main-main, ribut, dll)

3 2 2 2,33 6,48

4 Jumlahsiswa yang tidakmemperhatikan penjelasan

materidari guru 2 2 1 1,66 4,62

5 Jumlah siswa yang tidakaktif diskusi 2 1 1 1,33 3,70 6 Jumlah siswa yang bertanyapada saat diskusi kelompok 4 3 4 3,66 10,18 7 Jumlah siswa yangmenjawab pada saat diskusi

kelompok 4 5 5 4,66 12,96

8 Jumlah siswa yang Pasif(diamterus) 2 2 1 1,66 4,62 9 Jumlah siswa yangmengajukan tanggapan 6 5 6 5,66 15,74 10 Jumlah siswa yang bertanyarelevan dengan siswa 4 3 4 3,66 10,18 11 Jumlah siswa yang

membutuhkan bimbingan 4 3 2 3 8,33

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa siklus I dari 17 siswa. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran pembelajaran sebanyak 87,06%, yang tidak memperhatikan apersepsi 6,48%, yang melakukan aktifitas negatif mencapai 6,48%, siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi 4,62%, siswa yang tidak aktif diskusi 3,70%, siswa yang bertanya pada saat diskusi

10,18%, siswa yang menjawab pada saat diskusi 12,96%, siswa yang pasif (diam) dalam pembelajaran mencapai 4,62%, siswa yang mengajukan tanggapan mencapai 15,74%, siswa yang bertanya relevan 10,18%, dan siswa yang masih membutuhkan bimbingan mencapai 8,33%. Hasil observasi mengenai aktifitas siswa pada siklus I ini akan menjadi bahan refleksi pada siklus II.

d. Evaluasi

Penelitian yang bertujuan menggambarkan peningkatan hasil belajar sosiologi. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone, siklus I dilaksanakan selama 4 kali pertemuan. Pada akhir pertemuan dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk ulangan harian setelah penyajian pokok bahasan masalahsosial

Hasil evaluasi siswa setelah menggunakan penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada siklus I tampak pada tabel berikut:

Tabel 4.2 : Statistik Skor Hasil Belajar Siswa pada Akhir Siklus I

Statistik Nilai Statistik

Subyek Skor Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Deviasi 17 100 80 60 20 67.49 5.88

Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Sosiologi siswa setelah pelaksanaan tindakan melalui proses pembelajaran dengan menggunakan penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) adalah 67,49 dari skor ideal 100 dengan skor tertinggi 80 dan skor terendah 60 dengan rentang skor 20. Standar deviasi adalah 5,88. Apabila skor kemampuan siswa pada siklus I dikelompokkan ke dalam empat kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang ditunjukkan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Siswa Siklus I Kelas XMA Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

NO Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 0-50 Rendah 0 0

2 51-69 Sedang 9 52,94

3 70-89 Tinggi 8 47,06

4 90-100 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 17 100

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat dikemukakan bahwa dari 17 siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone bahwa siswa yang memperoleh nilai pada kategori rendah 0 orang dengan persentase 0%, siswa yang berada pada kategori sedang 9 orang dengan persentase 52,94%, siswa yang berada pada kategori tinggi 8 orang dengan persentase 47,06%, sedangkan siswa yang berada pada kategori sangat tinggi tidak ada.

Selanjutnya untuk persentase ketuntasan belajar sosiologi siswa dapat dikelompokkan kedalam kategori tuntas dan tidak tuntas. Maka berdasarkan standar KKM mata pelajaran sosiologi di Kelas X SMA Negeri 1 Kahu

Kabupaten Bone yaitu 70 diperoleh distribusi frekuensi dan presentase ketuntasan belajar sosiologi pada siklus I sebagai berikut:

Tabel 4.4 : Deskriptif Ketuntasan Hasil belajar Sosiologi siswa pada siklus I

No Nilai Kategori Frekuensi Persentase (%)

1 0-69 Tidak Tuntas 9 52,94

2 70-100 Tuntas 8 47,06

Jumlah 17 100

Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa dari 17 siswa, setelah pemberian tindakan ternyata sebanyak 9 siswa (52,94%) yang masuk kategori tidak tuntas dan 8 siswa (47,06%) yang masuk pada kategori tuntas. Maka penelitian ini perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II.

e. Refleksi

Refleksi perencanaan pada siklus I merupakan hasil pengamatan terhadap persiapan guru terhadap bahan pembelajaran pembentukan kepribadian dikelas, meliputi RPP, dansumberpelajaran lain.

Guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran pada siklus I tidak ada alokasi waktu setiap komponen pembelajaran, sehingga guru tidak dapat mengunakan waktu secara efektif. Oleh kerena itu, pada siklus II perlu adanya alokasi waktu setiap langkah kegiatan pembelajaran agar guru dapat mengelolah waktu secara efektif.

Dalam rangkah peningkatan perencanaan pembelajaran pembentukan kepribadian maka hal-hal yang harus diperhatikan adalah (1).model tulisan sesuai dengan tujuan pembelajaran menulis yang akan dilakukan agar

siswadapat memahami faktor-faktor pembentukan kepribadian, (2.Dalam kegiatan pembelajaran guru harus berperan sebagai inisiator artinya, gurulah yang terlebih dahulu mengambil inisiatif untuk mebangkitkan gairah belajar siswa, karena siswa belum mengerti materi apa yang harus dipelajari, serta mengapa materi harus dipelajari.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Pada saat pembelajaran siklus 1 peneliti menelaah kurikulum SMA Negeri 1 Kahu yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kemudian peneliti menyiapkan Silabus yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran untuk memberitahukan materi yang akan dijelaskan untuk mengembangkan rencana pembelajaran. Kemudian peneliti akan mempersiapkan rancangan pembelajaran yang sesuai dengan kelompok-kelompok kecil pada materi yang akan diajarkan. Lalu peneliti akan Menjabarkan tujuan pembelajaran pada siswa memberi dan memberikan penjelasan materi tentang masalah sosial. Peneliti juga akan mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik dalam memahami materi maupun sikap dan perilaku siswa selama kegiatan proses belajar mengajar berlangsung. Peneliti juga akan memberi kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian mengijinkan kelompok lain memberikan tanggapan tenteng isi presentase tersebut. Kemdian peneliti akan memberikan pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah dibahas sebelumnya agar siswa termotivasi

untuk belajar dan Memberikan kesimpulan hasil diskusi dan kesimpulan materi pelajaran kemudian yang terakhir peneliti akan memberikan tugas kelompok pada siswa yang dikumpul oleh masing-masing siswa.

f. Tahap Pelaksanaan

Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan pembelajaran disesuaikan dengan pembelajaran yang telah disusun seperti kegiatan awal, inti, dan akhir, setiap pertemuan. Hal ini tampak berikut ini:

Kegiatan awal a). Guru menelaah kurikulum tingkat satuan KTSP) b). Guru menyiapkan silabus yang akan di terapkan dalam proses pembelajaran. c). Guru menyiapkan rancangan pembelajaran yang akan di ajarkan. d). Guru menjabarkan tujuan pembelajaran kepada siswa.

Kegiatan inti a). Guru Memberikan penjelasan materi tentang masalah sosial b). Guru mengarahkan dan membimbing siswa, baik secara individual maupun kelompok, baik memahami materi maupun sikap dan perilaku siswa dalam proses pembelajaran berlangsung. c). Guru memberikan kesempatan terhadap siswa untuk mempresentasikan hasil kerjanya, kemudian mengijinkan kepada kelompok lain untuk memberikan tanggapan tentang isi presentase tersebut. d).guru memberikan pertanyaan kepada siswa seputar materi yang telah di bahas sebelumnya agar siswa termotivasi untuk belajar.

Kegiatan akhir a).guru memberikan kesimpulan dari hasil diskusi dan kesimpulan materi pelajaran. b). Guru memberikan tugas keompok yang akan dikumpulkan oleh masing-masing siswa.

b. Observasi/Pengamatan

Pengamatan aktivitas siswa digunakan pada lembar observasi untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran, dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya untuk mencatat kejadian-kejadian yang terjadi selama proses pembelajaran. Pengamatan dilakukan oleh peneliti maupun dibantu oleh guru yang lain untuk mencatat hal-hal yang berkaitan dengan perilaku siswa selama proses pembelajaran dengan menerapkan. Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone Aktivitas siswa pada siklus II sudah terlihat dengan jelas adanya keseriusan dan keantusiasan siswa dalam mengikuti pelajaran. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Siklus II

No Komponen yang Diamati

PERTEMUAN

X (%)

I II III IV

1

Jumlah siswa yang hadir pada saat kegiatan

pembelajaran 17 17 17 T E S S IK L U S II 17 100

2 Jumlah siswa yang tidakmemperhatikan apersepsi 3 2 - 1,33 3,70 3

Siswa yang melakukan aktifitas negative selama proses pembelajaran (main- main, ribut, dll)

2 2 - 1,33 3,70

4 Jumlahsiswa yang tidakmemperhatikan penjelasan

materi dari guru 2 2 - 1,33 3,70

5 Jumlah siswa yang tidakaktif diskusi 3 2 1 2 5,55 6 Jumlah siswa yangbertanya pada saat diskusi

kelompok 4 6 10 6,66 18,51

7 Jumlah siswa yangmenjawab pada saat

diskusi kelompok 5 5 6 5,33 14,81

8 Jumlah siswa yang Pasif(diamterus) 3 2 - 1,66 4,62 9 Jumlah siswa yangmengajukan tanggapan 5 5 8 3 8,33 10 Jumlah siswa yangbertanya relevan dengan

siswa 5 8 7 6,66 18,51

11 Jumlah siswa yangmembutuhkan bimbingan 3 2 - 1,33 3,70 Dari tabel 4.5 di atas diperoleh data bahwa siklus II dari 17 siswa, Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran pembelajaran sebanyak 100%, yang tidak memperhatikan apersepsi 3,70%, yang melakukan aktifitas negatif

mencapai 3,70%, siswa yang tidak memperhatikan penjelasan materi 3,70%, siswa yang tidak aktif diskusi 2%, siswa yang bertanya pada saat diskusi 6,66%, siswa yang menjawab pada saat diskusi 5,33%, siswa yang pasif (diam) dalam pembelajaran mencapai 1,66%, siswa yang mengajukan tanggapan mencapai 3%, siswa yang bertanya relevan 6,66%, dan siswa yang masih membutuhkan bimbingan mencapai 1,33%. Hasil observasi mengenai aktifitas siswa menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II menjadi lebih baik.

c. Evaluasi

Penelitian yang bertujuan menggambarkan peningkatan hasil belajar Sosiologi siswa kelas X SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone melalui penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) siklus II dilaksanakan selama empat kali pertemuan sama dengan siklus I. Pada akhir pertemuan dilaksanakan tes hasil belajar yang berbentuk ulangan harian setelah selesai penyajian pokok bahasan masalahsosial. Hasil belajar Sosiologi pokok bahasan Masalah sosialtampak pada tabel berikut ini:

Tabel 4.6 : Statistik Skor Hasil Belajar Siswa Pada Tes Akhir Siklus II

Statistik Nilai Statistik

Subyek Skor Ideal Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rentang Skor Skor Rata-rata Standar Deviasi 17 100 85 70 15 75,88 5,37

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil belajar Sosiologi siswa pada akhir siklus II adalah 75,88 dari skor ideal 100 skor tertinggi 85 dan skor terendah adalah 70 dengan standar deviasi 5,37 dan dengan rentang skor 15 yang berarti hasil belajar sosiologi yang dicapai siswa kelas XMA Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng tersebar dari skor 70 sampai 100. Jika skor hasil belajar siswa dikelompokkan kedalam empat kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi skor yang ditunjukkan pada tabel 4.7 berikut ini:

Tabel 4.7 : Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Kemampuan Siswa Siklus II Kelas X.7 MA Muhammadiyah Ereng-Ereng Kabupaten Bantaeng.

NO Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase(%)

1 0-50 Rendah 0 0

2 51-69 Sedang 0 0

3 70-89 Tinggi 17 100

4 90-100 Sangat Tinggi 0 0

Jumlah 17 100

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat dikemukakan bahwa dari 17 siswa Kelas X SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten Bone tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori sangat rendah, tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah, tidak siswa yang masuk dalam kategori sedang, kemudian siswa yang berada pada kategori tinggi 17 orang dengan persentase 100%, dansiswa yang berada pada kategori sangat tinggi tidak ada.

Selanjutnya untuk persentase ketuntasan belajar sosiologi siswa dapat dikelompokkan kedalam kategori tuntas dan tidak tuntas. Maka berdasarkan standar KKM mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 1 Kahu Kabupaten

Bone yaitu 70 diperoleh distribusi frekuensi dan presentase ketuntasan belajar sosiologi pada siklus I sebagai berikut:

Dokumen terkait