• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukan penelitian ini yakni :

1. Bagi penulis, sebagai bahan masukan dan menambah pengetahuan penulis dalam melakukan penelitian terhadap profitabilitas perusahaan. 2. Bagi perusahaan penelitian, penelitian ini bermanfaat sebagai

pelangkap penelitian yang sebelumnya sudah dilakukan.

3. Bagi pihak lain, sebagai bahan masukan bagi penelitian sejenis dan bacaan bermanfaat untuk menambah pengetahuan khususnya mengenai pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan tingkat likuiditas terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Pengertian dan Fungsi Kredit

Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), “ kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuaan atau kesepakatan pinjam - meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Sebagai perantara keuangan, bank akan melakukan penghimpunan dana dari masyarakat yang surplus dana dalam berbagai bentuk simpanan. Kemudian bank akan membayar bunga kepada nasabahnya dan menyalurkannya dalam bentuk kredit.

Dari manfaat nyata dan manfaat yang diharapkan, keberadaan kredit di dalam kehidupan perekonomian memiliki beberapa fungsi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2002 : 97) :

a. Meningkatkan daya guna uang.

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang. c. Meningkatkan daya guna barang.

d. Meningkatkan peredaran barang. e. Salah satu alat stabilitas ekonomi. f. Meningkatkan kegairahan berusaha. g. Meningkatkan pemerataan pendapatan.

h. Meningkatkan hubungan internasional. 2. Jenis – Jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis. Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasmir (2002 : 99) :

a) Dilihat dari segi kegunaan

1. Kredit Investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,

2. Kredit Modal Kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b) Dilihat dari tujuan kredit

1. Kredit Produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa,

2. Kredit Konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha,

3. Kredit Perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

c) Dilihat dari segi jangka waktu

1. Kredit Jangka Pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja,

2. Kredit Jangka Menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun,

3. Kredit Jangka Panjang, kredit yang masa pengembaliannya paling panjang. Kredit jangka panjang memiliki masa pengembalian antara tiga sampai lima tahun.

d) Dilihat Dari Segi Jaminan

1. Kredit Dengan Jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud,

2. Kredit Tanpa Jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini.

3. Risiko Kredit

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Dahlan Siamat (2005 : 358), Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko yang dikaitkan dengan kemungkinan kegagalan klien membayar kewajibannya atau risiko dimana debitur tidak dapat melunasi hutangnya.

Menurut Dahlan Siamat (2005 : 359), Risiko kredit dapat timbul karena beberapa hal :

a. Adanya kemungkinan pinjaman yang diberikan oleh bank atau obligasi (surat hutang) yang dibeli oleh bank tidak terbayar,

b. Tidak dipenuhinya kewajiban dimana bank terlibat didalamnya bisa melalui pihak lain, misalnya kegagalan memenuhi kewajiban pada kontrak derivatif.

c. Penyelesaian (settlement) dengan nilai tukar, suku bunga, dan produk derivatif.

Bentuk risiko kedit yang lain adalah settlement risk yang timbul ketika dua pembayaran dengan valuta asing dilakukan pada hari yang sama, risiko ini terjadi ketika counter party pihak lain mungkin mengalami default setelah institusi melakukan pembayaran. Pada hari penyelesaian (settlement), besarnya kerugian default counter party (pihak lain) sama dengan nilai penuh yang harus dibayar. Sedangkan besarnya exposure

sebelum settlement hanya sebesar nilai netto dari kedua pembayaran tersebut.

Dalam penelitian ini tingkat risiko kredit dihitung dengan NPL (Non Peforming Loan) dikarenakan NPL dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana kredit yang bermasalah yang ada dapat dipenuhi dengan aktiva produktif yang dimiliki oleh suatu bank.

Rumus yang digunakan untuk mengukur NPL adalah sebagai berikut :

Non Performing Loan =

ayaan TotalPembi

Nonlancar Pembiayaan

x 100%

NPL berpengaruh negatif terhadap kinerja perbankan. Semakin tinggi NPL maka semakin menurun kinerja atau profitabilitas perbankan. Hal ini sejalan dengan adanya kredit bermasalah yang semakin besar dibandingkan dengan aktiva produktifnya dapat mengakibatkan kesempatan untuk memperoleh pendapatan (income) dari kredit yang diberikan, sehingga mengurangi laba dan berpengaruh buruk pada rentabilitas (profitabilitas) bank. Agar kinerja berapor biru, maka setiap bank harus menjaga NPL-nya di bawah 5%. Hal ini sejalan dengan ketentuan bank Indonesia.

4. Likuiditas

4.a. Pengertian Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya, sebagaimana dikemukakan oleh Sofyan Syafri Harahap (1997 : 301). Menurut Kasmir (2002 : 48), suatu bank dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang memang layak untuk dibiayai.

4.b. Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2008 : 129), “ rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek ”. Artinya apabila perusahaan ditagih, perusahaan akan mampu untuk memenuhi utang tersebut terutama utang yang sudah jatuh tempo.

Rasio likuiditas ini berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban kepada hubungan dengan perusahaan seperti kreditor dan distributor atau supplier.

Menurut Kasmir (2008: 132), tujuan dan manfaat hasil rasio likuiditas adalah :

1. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan.

2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar memperhitungkan persediaan atau piutang.

3. Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.

4. Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.

5. Sebagai alat perencanaan kedepan, terutama yang berkaitan dengan perencanaan kas dan utang.

6. Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

7. Untuk melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing – masing komponen yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.

8. Menjadi alat pemicu bagi pihak manajemen untuk memperbaiki kinerjanya, dengan melihat rasio likuiditas yang ada pada saat ini.

Berikut ini diuraikan beberapa jenis – jenis rasio likuiditas, yaitu : a. Rasio Lancar ( Current Ratio )

Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini berarti semakin besar pula kemampuan perusahaan menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang mana adalah jika berada di atas 1 atau di atas 100%. Ini juga berarti bahwa perusahaan mampu melunasi semua hutang jangka pendek tanpa harus mengganggu operasi perusahaan. Tapi perlu diperhatikan bahwa tingkat rasio yang tinggi bukanlah merupakan jaminan bahwa perusahaan mampu melunasi hutang lancarnya tepat waktu.

Current Ratio = bilities CurrentLia ts CurrenAsse x 100% 14

b. Rasio Kas ( Cash Ratio )

Rasio kas ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas dan surat – surat berharga yang dapat diuangkan.

Cash Ratio = ies ntLiabilit TotalCurre ities tableSecur TotalMarke TotalCash+ x 100 %

c. Loan to Deposit Ratio

Pada dasarnya Loan to Deposit Ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada deposannya dengan menarik kembali kredit – kredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Rasio ini dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

Loan to Deposit Ratio =

it TotalDepos

TotalLoans

x 100 %

5. Profitabilitas

5.a. Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan kemampuan dari setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Performa manajerial dari setiap perusahaan akan dapat dikatakan baik apabila tingkat profitabilitas perusahaan yang dikelolanya tinggi ataupun dengan kata lain maksimal, dimana profitabilitas ini umumnya selalu diukur dengan membandingkan laba yang diperoleh perusahaan dengan sejumlah

perkiraan yang menjadi tolak ukur keberhasilan perusahaan seperti jumlah aktiva perusahaan maupun penjualan dan investasi, sehingga dapat diketahui efektivitas pengelolaan keuangan dan aktiva oleh perusahaan.

5.b. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2008 : 196), “ rasio profitabilitas adalah rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva dan hutang terhadap hasil operasi untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan ”. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.

Menurut Kasmir (2008 : 197), tujuan hasil rasio profitabilitas adalah :

1. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam suatu periode tertentu.

2. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Menurut Kasmir (2008 : 198), manfaat hasil rasio profitabilitas adalah :

1. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode.

2. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

4. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

5. Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

Berikut ini diuraikan beberapa jenis – jenis rasio Profitabilitas, yaitu :

a. Return On Assets ( ROA )

Rasio ini menunjukkan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bersih. Dengan kata lain, berapa laba yang diperoleh atas setiap rupiah yang tertanam dalam aktiva.

ReturnOnAssets =

s TotalAsset

NetIncome

x 100% b. Return On Equity ( ROE )

Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan berapa persen laba bersih setelah pajak terhadap ekuitas atau modal. Besarnya nilai Return On Equity ini dapat dihitung dengan rumus :

Return On Equity=

y TotalEquit

NetIncome

x 100%

ROE merupakan indikator penting bagi para pemilik bank, karena menunjukkan tingkat pengembalian modal atau investasi yang ditanamkan dalam industri perbankan. Angka ROE yang semakin tinggi memberikan indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi pada sektor perbankan tinggi. c. Net Interest Margin ( NIM )

Menurut Mandala dan Prathama (2004 : 157), “ Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menunjukkan berapa persen pendapatan bunga bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap bank terhadap total aktiva ”. Besarnya nilai dari Net Interest Margin

perusahaan perbankan dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :

Net Interest Margin =

s TotalAsset penses InterestEx come InterestIn − x 100%

Angka NIM yang makin tinggi menunjukkan bahwa profitabilitas pada suatu bank makin baik, karena selisih antara pendapatan bunga dengan biaya bunga semakin besar.

Dokumen terkait