Adapun ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak. Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan teori manajemen pendidikan dan manajemen pengembangan pendidikan. Dengan aplikasi teori manajemen pendidikan ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pengambil keputusan untuk menentukan langkah selanjutnya bagi berjalannya suatu program dengan pertimbangan unsur-unsur dalam suatu program secara menyeluruh, khususnya dalam program pendidikan kelas full day school.
b. Temuan penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pijakan bagi para peneliti selanjutnya yang tertarik untuk melakukan penelitian lanjut tentang program kelas full day school.
2. Manfaat Secara Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan pembuat kebijakan program kelas full day school di MTs Negeri Ngemplak Boyolali
dalam merancang kebijakan menyangkut program kelas full day school.
b. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan mengenai usaha pemerintah dan sekolah dalam meningkatkan potensi sumber daya manusia dalam melalui program kelas full day school agar program tersebut berjalan lebih efektif dan efisien. c. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait yang
terkait seperti kepala sekolah, guru, serta jajaranya tentang strategi tentang program kelas full day school.
d. Memberikan motivasi kepada kepala sekolah, guru, serta jajaranya tentang program kelas full day school agar lebih semangat dan lebih baik dalam mengajar.
13 A. Kajian Teori
1. Tinjauan Umum Pengembangan Pendidikan Full Day School a. Pengertian Pengembangan Pendidikan
Definisi Pengembangan menurut Megginson dkk (1993: 98), mengemukakan bahwa proses jangka panjang untuk menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki organisasi dan meningkatkan efektivitas kinerjanya. Menurut French (dalam Mohyi, 1999: 225-226), menjelaskan bahwa pengembangan adalah suatu usaha jangka panjang untuk memperbaiki proses-proses pemecahan masalah dan pembaharuan lembaga, terutama melalui manajemen budaya yang lebih efektif dan kolaboratif dengan tekanan khusus pada budaya tim-tim kerja formal dengan bantuan pengantar perubahan, katalisator, dan penggunaan teori serta teknologi ilmiah terapan yang mencangkup riset kegiatan. Sedangkan menurut Rohmat (2015: 93) mengemukakan bahwa manajemen pengembangan perlu mendapatkan perhatian serius oleh pembelajar. Sesuai tata organisasi baik mencakup organisasi kelembagaan, SDM, maupun organisasi lainnya termasuk tata organisasi proses belajar mengajar. Pendidik sangat perlu memiliki wawasan yang menjadi pengetahuan bertumpu pada keilmuan yang berintergrasi dengan keilmuan lain.
Jadi yang dimaksud dengan pengembangan adalah proses atau cara untuk menunjukan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, dimana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan tehadap alat atau cara tersebut terus dilakukan.
Definisi Pendidikan menurut Usman Abu Bakar (2015:15), mengemukakan bahwa proses pembudayaan dan pemberdayaan manusia yang sedang berkembang menuju kepribadian mandiri untuk mendapat membangun diri sendiri dan masyarakat. Proses pembudayaan dan pemberdayaan berlangsung sepanjang hayat, dimana dalam proses tersebut harus ada pendidik yang memberikan keteladanan dan mampu membangun kemauan, serta membangun potensi dan kreativitas peserta didik.
Dari segi etimologis, pendidikan berasal dari bahasa Yunani yakni “Paedagogike”, dari kata majemuk yang terdiri dari kata “Pais” yang berarti anak dan kata “Ago” yang berarti “Aku membimbing”. Jadi paedagogike berarti Aku membimbing anak. Orang yang pekerjaannya membimbing anak dengan maksud membawanya ke tempat belajar, dalam bahasa Yunani disebut “Paedagogos”. Jika kata ini diartikan secara simbolis, maka perbuatan membimbing seperti dikatakan di atas, merupakan inti perbuatan mendidik yang tugasnya hanya untuk membimbing saja
dan kemudian pada suatu saat ia harus melepaskan anak itu kembali (kedalam masyarakat). (Soedomo Hadi, 200:17)
Usman Abu Bakar (2014:71) mengemukakan Pendidikan adalah sesuatu untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia, jasmaniah dan rohaniah yang berlangsung seumur hidup, baik di dalam maupun di luar sekolah untuk pembangunan persatuan dan masyarakat adil dan makmur yang selalu ada dalam keseimbangan. Sedangkan menurut Agus Nuryatno (2008:1), dalam mazhab pendidikan yang meyakini adanya muatan politik dalam semua aktifitas pendidikan.
Menurut Sugihartono dkk (2007: 3), pendidikan adalah suatu usaha yang dilakukan secara sadar untuk mengubah tingkah laku manusia lebih baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan sehingga mempunyai kemampuan untuk bertanggung jawab terhadap segala perbuatannya. Senada dengan Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati (2001: 70) bahwa pendidikan pada hakekatnya yairtu suatu kegiatan yang secara sadar dan sengaja, serta penuh tanggungjawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang disita-citakan yang berlangsung terus menerus.
Pendidikan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Mudyaharjo dalam Ara Hidayat dan Imam Machali (2012: 27) bahwa pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan hidup. Pendidikan berlangsung dalam beraneka ragam bentuk, pola dan lembaga.
Jadi yang dimaksud dengan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan keterampilan. Proses pembelajaran dapat terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, maupun di luar sekolah
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan pendidikan yaitu ruang lingkup yang lebih luas untuk menumbuhkan potensi-potensi yang dimiliki organisasi dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan yang sedang berkembang untuk menuju kepribadian mandiri dalam muatan semua pendidikan. Usaha sadar yang dilakukan oleh manusia dewasa untuk menuntun pertumbuhan dan perkembangan manusia dan sebagai proses memanusiakan manusia, membudayakan anak dan pelaksanaan nilai-nilai yang berlangsung seumur hidup.
b. Pengertian Full Day School
Full Day School menurut Wiwik Sulistyaningsih (2008:59), mengemukakan bahwa program kegiatan belajar yang diselenggarakan meliputi pengembangan sepuluh bidang yakni: moral pancasila, agama, disiplin, kemampuan bahasa, daya pikir, daya cipta, perasaan/emosi kemampuan bermasyarakat, keterampilan dan jasmani.
Jenis yang pertama berlangsung hampir sehari penuh lamanya, yakni dari pukul 08.00WIB pagi hingga pukul 15.00WIB sore. Sedangkan jenis kedua diselenggarakan sekitar 2 jam sehari, dari pukul 07.30-10.00 WIB atau dari pukul 10.00-12.00 WIB. Full Day dirancang terutama untuk anak yang ibunya bekerja, sehingga selain memperoleh pengalaman pendidikan anak juga memperoleh pengasuh selama ditinggal ibunya bekerja. Lebih banyaknya waktu yang tersedia di Full Day memungkinkan para staf guru untuk merancang kurikulum yang dikembangkan.
Dengan demikian selain materi yang wajib diajarkan sesuai peraturan dari pemerintah, terbuka kesempatan untuk menambahkan materi lain yang dipandang perlu sesuai dengan tujuan pendidikan di lembaga tersebut. Kurikulum yang dipergunakan di Full Day dirancang berdasarkan pengalaman dan masukan dari beberapa tempat yang telah dikembangkan dengan tetap mengacu pada kurikulum program kegiatan belajar yang
ditetapkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Adapun kegiatan harian yang diselenggarakan di Full Day dari hari Senin sampai Jum’at sebagai berikut:
1. Pukul 08.00-09.00: Pelajaran Agama 2. Pukul 09.00-09.30: Istirahat/bermain 3. Pukul 09.30-10.00: Makan kecil pagi
4. Pukul 10.00-11.30: Program kegiatan belajar 5. Pukul 11.30-12.00: Makan siang
6. Pukul 12.00-12.30: Sholat
7. Pukul 12.30-13.00: Istirahat/tidur 8. Pukul 13.00-14.00: Makan kecil sore 9. Pukul 14.00-15.00: Pelajaran agama
Full Day School menurut (Dokumen, Sekolah Menengah Al Firdaus) merupakan sistem pendidikan yang inklusif dan no diskriminatif. Konsep inklusif Al Firdaus memandang bahwa setiap anak memiliki keunikan dan potensi yang beragam dan masing-masing yang berhak untuk dioptimalkan tanpa diskriminasi. Sistem pendidikan ini diharapkan dapat menumbuhkan empati dan respek anak didik pada sesamanya. Pendidikan diselenggarakan non diskriminatif, kesetaraan, inklusif dan keadilan. Sebagai sekolah inklusif, penerimaan peserta didik dilakukan tanpa seleksi dan dilaksanakan tahap assesment untuk pemetaan kebutuhan layanan individual peserta didik dan dimana
SM Al Fridaus dalam proses pembelajarannya menerapkan 5 (lima) efektif belajar yaitu hari Senin sampai Jum’at, dengan waktu 07.00-15.30 WIB dan pada hari Sabtu dimanfaatkan untuk kegiatan pengembangan diri, remidial dan pengayaan materi atau istilah lainnya yaitu belajar dirumah. (Dokumen Al-Firdaus, 2016:2)
Anak berkebutuhan khusus (AKB) merupakan anak-anak yang dalam proses pertumbuhan dan perkembanganya secara signifikan memilki perbedaan dengan anak-anak lain yang seusianya. Sebagai sekolah dengan sistem pendidikan inklusif, SM Al Fridaus memberikan pelayanan pendidikan kepada AKB secara optimal melalui Tim Pendidikan Inklusif SM Al Fridaus diisi oleh tenaga-tenaga ahli yang kompetendi bidangnya. Secara rutin dan terpogram, guru pendamping khusus (GPK) melakukan pendampingan belajar dan terapi kepada AKB yang memerlukan pendampingan secara individual baik dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian diharapkan anak-anak dapat tumbuh dan berkembang sesuai bakat dan potensinya.
SM Al Firdaus merupakan unit pendidikan menengah setingkat SMP dan SMA dibawah Yayasan Lembaga Pendidikan Al Firdaus yang menjadi pioneer sekolah Islam modern di Kota Solo dan Sukoharjo sejak berdiri pada tahun 2005. Dalam prinsip pembelajaran di SM Al Firdaus diantaranya yaitu Continuty of Learning dan Islamic Integrated. Continuty of Learning,
pembelajaran berkelanjutan dari mulai kelas 7 hingga kelas 12 dengan tetap mengikuti Ujian Nasional di kelas 9. Target pembelajaran disusun menjadi kesatuan materi dengan menempuh waktu empat tahun pembelajaran. Sedangkan Islamic Integrated yaitu pembelajaran berbasis pada Islamic Core yang terpadu dalam seluruh kegiatan pembelajaran dan pembiasaan dengan prinsip “Not teaching about Islam, but teaching about being Moslem”.
Dalam kurikulum intergrasi merupakan pembelajaran terpadu yang memberi keluasan pada siswa untuk menggali pengetahuan dalam berbagai materi yang terkait dengan aspek-aspek yang ditemui di lingkungan sekitar dan pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan tema-tema untuk pengalaman beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran ini menggabungkan beberapa kompetensi dasar dan indikator serta isi materi pelajaran.
Konsep moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat ada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan pembelajaran yang dipelajarinya. Konsep kelas pembelajaran dengan enam sentra utama yakni Sentra Agama, Bahasa, Ilmu Sosial, Sains, Matematika dan Seni, dengan sistem moving class. Selain itu adapun magang penulisan tugas akhir yang dilaksanakan oleh seluruh siswa didik di kelas XI baik
kelas IPA maupun IPS. Program magang menguatkan penanaman jiwa kemandirian anak melalui pengasahan life skill di dunia usaha dan dunia industri. Program magang di ikuti dengan penulisan Tugas Akhir. Tugas Akhir tersebut berbentuk mini skripsi yang di ujikan dihadapan guru dan ahli bidang kerja yang di ikuti.
Program Full Day School di Amerika Serikat diperuntunkan untuk pendidikan Pra-Taman Kanak-Kanak (Pra-TK) dan Taman Kanak-Kanak ((Pra-TK). Sedangkan di Indonesia program ini tidak hanya untuk Pra-TK dan TK tetapi juga untuk SD/MI dan SMP/MTs (Maksudin, 2012: 44). Program Full Day School di Indonesia identik dengan sekolah Islam terpadu yakni sekolah yang mengintergrasikan nilai-nilai agama dalam pendidikan umum.
Dengan banyaknya program pendidikan yang diselenggarakan secara full day membuktikan bahwa masyarakat mempunyai ekspetasi yang tinggi akan pendidikan alternatif yang bisa menyiapkan anak-anak mereka dalam menghadapi masa depan. Secara intelektual, tantangan persaingan global yang ditandai dengan pasar bebas (free trade) meniscayakan daya saing yang harus kuat dan pribadi yang berintergrasi tinggi. Pembentukan pribadi mandiri yang berakhlakul karimah dan penguasaan sains, teknologi informasi (IT) dan bahasa asing menjadi kebutuhan pokok. Di samping itu, orang tua yang sibuk
dan mempunyai waktu untuk mengawasi dan membimbing anak-anaknya dalam belajar dan bergaul diluar sekolah memilih sekolah yang menyelenggarakan program full day, mereka percaya bahwa pendidikan program full day memberikan pendidikan yang lebih, baik di bidang pendidikan agama maupun umum dan mereka juga percaya bahwa pendidikan program full day mengurangi resiko anak-anak mereka terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang negetif.
Full Day School menurut (Dokumen MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang), merupakan Inovasi yang dilakukan oleh MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang di antaranya dengan program “full day school”, terobosan ini dilakukan karena pertimbangan optimalisasi waktu. Full day school sendiri sesuai artinya “pendidikan sepanjang hari”, dengan rentang waktu yang panjang. Bentuk program ini tidak hanya memakai media kelas, tetapi bentuk pengajarannya di integrasikan dengan aktivitas keseharian peserta didik seperti bermain, beribadah, makan serta aktivitas lainnya.
Bentuk inovasi ini didasarkan pada konsep “integrated curriculum and integrated activity”, dengan menggunakan metode pengajaran yang menarik dan kreatif. Program ini juga didasarkan pada pertimbangan peserta didik dimana dijumpai kualifikasi terhadap siswa yang berprestasi dan remedial bagi siswa dengan
daya tangkap lemah. Program pembelajaran full day school merupakan program pendidikan di tingkat lembaga. Setiap lembaga pendidikan memiliki pendidikan tersendiri yang disebut dengan tujuan instruksional (tujuan lembaga), disamping juga harus mensukseskan pendidikan nasional sebagaimana termaktub dalam PP RI No. 19 Tahun 2005 tentang tujuan pendidikan nasional. Jadi yang dimaksud dengan efektivitas pembelajaran full day school disini adalah hasil akhir yang diharapkan oleh lembaga pendidikan tertentu atas usaha intensifikasi faktor pendidikan dalam proses belajar mengajar di sekolah.
Berdasarkan pengertian di atas, maka tujuan dikembangkannya pembelajaran full day school ini tidak semata-mata untuk meningkatnya prestasi belajar anak didik. MTs Muhammadiyah Kebonan Kecamatan Batang merupakan Madrasah Tsanawiyah yang sudah mengaktualisasikan diri kembali, dan mengembalikan dirinya sebagai lembaga yang favorit, alternatif dan teladan yang dapat memberikan wahana pembaharuan dan pencerahan bagi lembaga pendidikan Islam masa depan.
Peserta didik yang berada dalam program full day school berhak mendapatkan pelayanan yang lebih baik dari pendidik. Dalam menyelenggarakan full day school, pemimpin sekolah bertanggung jawab dalam menyidiakan tenaga pendidik yang
mampu mengajar dan mendidik peserta didik dalam baik. Untuk menikmati fasilitas tersebut, maka niaya yang dikeluarkan jauh lebih banyak dari pada program reguler, sehingga tiak semua orang tua dapat memasukan anaknya kedalam program full day school.
Dalam penyelenggaraan full day school, pemerintah memberikan acuan atau dasar dalam UU No. 20 Tahun 2003 yang mencantumkan sebagai berikut:
Pasal 5 ayat (4) “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa, berhak memperoleh pendidikan khusus”
Pasal 12 ayat (1) “setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak: b) mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Selain berpijak pada ketentuan pemerintah dalam penyelenggaraan program full day school sekolah dapat merujuk pada tuntunan agama yang menganjurkan mencari ilmu. Bahkan ayat pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW dalam surat al-‘Alaq ayat 1, yang berbunyi:
ۡأَﺮۡﻗٱ
ِﺑ
ِﻢۡﺳﭑ
ﱢﺑَر
َﻚ
يِﺬﱠﻟٱ
َﻖَﻠَﺧ
Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan”. (QS. Al-Alaq: 1)
Disamping itu didalam hadits Nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada kita untuk belajar tanpa batas dimanapun dan kapanpun. Berikut dari hadits Nabi tersebut: