Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa manfaat di antaranya :
1. Manfaat Teoritis,
a) Penelitian ini sebagai bahan diskusi tentang pengaruh pembelajaran CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) berbantuan media flashcard terhadap keterampilan menulis narasi dalam perkuliahan
PGSD.
b) Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai kajian relevan tentang keterampilan menulis narasi.
2. Manfaat Secara Praktis a. Manfaat bagi Siswa
1) Pembelajaran menggunakan CIRC (Cooperative Integrated Reading Composition) berbantuan media flashcard dapat melatih keterampilan
menulis narasi.
2) Siswa mengalami dan berpusat pada siswa sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar.
b. Bagi Guru
1) Penelitian ini diharapkan menjadi alternatif pembelajaran untuk mengetahui pengaruh pembelajaran CIRC berbantuan media flashcard terhadap peningkatan keterampilan menulis narasi pada
Kelas V SD Negeri Salamkanci 2.
2) Menemukan solusi untuk meningkatkan Pemahaman dan keterampilan berbicara terkait dengan siswa.
c. Bagi Sekolah,
1) Penelitian ini diharapkan sebagai bahan kajian untuk mengembangkan proses pembelajaran di sekolah
2) Meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
8 1. Keterampilan Menulis
a. Pengertian Menulis
Pembelajaran Bahasa Indonesia penting untuk dilakukan dalam rangka mengembangkan potensi siswa, baik pada aspek intelektual, sosial, dan emosional. Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan.
Menurut (Tarigan, 2008: 3) menjelaskan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung yait u tanpa harus bertata muka dengan orang lain. Menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Menurut (Sunendar I. D., 2013: 109) aktivitas menulis merupakan suatu bentuk manifestasi kemampuan dan keterampilan berbahasa yang terakhir dikuasai oleh siswa setelah kemampuan mendengarkan, berbicara, dan membaca.
Menurut (Rosidi, 2009: 98), menulis merupakan kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk tulisan yang diharapkan dapat dipahami oleh pembaca dan berfungsi sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Menulis merupakan kegiatan untuk menuangkan pikiran, gagasan, perasaan dalam bentuk tulisan yang dapat dipahami
oleh pembaca serta memudahkan dalam berkomunikasi dengan bentuk tulisan.
Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut (Tarigan, 2008: 22). Keterampilan-keterampilan tersebut, siswa dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, dan perasaan melalui bahasa tulis Menulis merupakan salah satu kegiatan yang dipikirkan, serta menuangkan isi hati melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain (Susanto, 2013: 247).
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan, bahwa menulis merupakan kegiatan mengekspresikan pikiran, ide, dan gagasan dengan menggunakan bahasa sebagai alat yang diungkapkan dalam bentuk lambang-lambang bahasa tulis yang melibatkan penggunaan tanda baca, ejaan, kosa kata, serta pengelilaan gagasan sehingga dapat dikomunikasikan kepada orang lain. menulis merupakan salah satu dari empat aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, keterampilan menulis harus terus ditingkatkan dan dikembangkan dengan melalui pelatihan secara rutin dan praktik yang teratur agar keterampilan menulis dapat dicapai dengan baik.
b. Tujuan Menulis
Tujuan dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung.
Menurut (Tarigan, 2008: 22), menulis sangat penting bagi dunia pendidikan karena memudahkan siswa dalam berpikir kritis, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memudahkan dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi serta menyusun urutan bagi pengalaman. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa tujuan dari menulis adlah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat memudahkan siswa dalam berpikir kritis, memperdalam daya tanggap, memudahkan dalam memecahkan masalah, serta menciptakan pengalaman yang bermakna.
Menulis bertujuan untuk menghibur, memberikan informasi, menyatakan pendapat atau mengekspresikan perasaan. Menurut (Tarigan, 2008: 24), mengemukakan tujuan menulis adalah sebuah responsi atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperoleh dari pembaca.
Berdasarkan batasan diatas tujuan menulis, sebagai berikut:
1) Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar disebut wacana informatif.
2) Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut wacana persuatif,
3) Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer,
4) Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat atau disebut wacana ekspresif.
Menurut (Dalman, 2016:25), menyebutkan beberapat tujuan dalam penulisan, sebagai berikut :
1) Assigment Purpose (tujuan penugasan) merupakan tulisan yang dibuat oleh penulis karena ditugaskan, tidak berdasarkan kemauan sendiri.
2) Altruistic Purpose (tujuan altuistik) bertujuan menyenangkan para pembaca, mengibati kesedihan pembaca, menolong para pembaca memahami, menghargai perasaan, dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenagkan dengan karya yang telah dibuat. Tujuan ini erupan kunci keterbacaan suatu tulisan.
3) Persuasive Purpose (tujuan persuasif) merupakan tulisan yang bertujuan meyakinkan pembaca mengenai kebenaran gagasan yang diutarakan oleh penulis.
4) Informational Purpose (tujuan informasional), tujuan penerangan) merupakan tulisan bertujuan memberi atau keterangan penerangan kepada para pembaca.
5) Self Expressive Purpose (tujuan pernyataan diri) merupakan tulisan yang bertujuan memperkenalkan pengarang kepada para pembaca.
6) Creative Purpose (tujuan kreatif) merupakan tujuan yang berhubungan dengan tujuan pernyataan diri serta melibatkan diri dengan keinginan mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian.
7) Problem Solving (tujuan pemecahan masalah) merupakan keinginan penulis untuk meneliti pikiran dan gagasan secara cermat agar dapat dimengerti dan dierima oleh para pembaca sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan beberapa tujuan menulis, yaitu menulis bertujuan untuk menghibur, menginformasikan sesuatu, menyatakan pendapat dan mengekspresikan perasaan.
Sedangkan fungsi utama menulis adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung yang dapat memudahkan siswa dalam berpikir kritis, memperdalam daya tanggap, memudahkan dalam memecahkan masalah, serta menciptakan pengalaman yang bermakna. Tulisan dikatakan berhasil apabila isi atau pesan yang terkandung di dalam tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Pada penelitian ini, penulis ingin meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas V sekolah dasar, sehingga tujuan menulis karangan narasi adalah untuk menghibur dan mengekspresikan perasaan.
c. Manfaat Menulis
Menulis sebagai salah satu media komunikasi memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Banyak manfaat yang kita peroleh dari menulis. Menurut (Susanto, 2013: 255) menulis mempunyai manfaat sebagai berikut :
1) Menulis membuat kita lebih mengenali kemampuan dan potensi dalam diri, serta mengetahui sejauh mana pengetahuan kita tentang suatu topik 2) Melalui kegiatan menulis kita dapat mengembangkan gagasan-gagasan
yang kita miliki.
3) Kegiatan menulis membuat kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis.
4) Menulis sebagai media komunikasi yang mengomunikasikan gagasan secara sistematik dan mengungkapkannya secara tersurat.
5) Melalui tulisan kita dapat menilai gagasan kita sendiri secara objektif.
6) Menulis dapat membantu kita memecahkan permasalahan yaitu dengan menganalisis secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret.
7) Menulis mendorong kita lebih aktif, sehingga kita bisa menemukan sekaligus dapat memecahkan masalah sendiri.
8) Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir secara teratur.
Menurut (Tarigan, 2008:22), menjelaskan bahwa menulis meupakan suatu kegiatan yang mempunyai banyak manfaat yang dapat diterapkan oleh penulis itu sendiri. Menulis dapat memudahkan untuk merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi, memecahkan masalah yang dihadapi, serta menyusun urutan bagi pengalaman.
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa manfaat menulis diantaranya untuk mengenali kemampuan dan potensi pribadi,
mengembangkan gagasan, mempelluas wawasan, memecahkan maasalah, membiasakan diri berpikir dan berbahasa secara teratur, serta menumbuhkan keberanian dan sikap percaya diri dalam menuangkan ide maupun perasaan dalam bentuk tulisan agar pesan dapat tersamaikan dan mudah dipahami orang lain.
Manfaat menulis yang ditekankan pada penelitian ini yaitu melalui kegiatan menulis dapat mengembangkan berbagai gagasan ke dalam benuk tulisan karangan narasi, dan membiasakan diri untuk berpikir serta berbahasa secara teratur.
d. Tahapan Menulis
Kegiatan menulis merupakan suatu proses yang dilaksanakan dalam beberapa tahap. Menurut (Rahim, 2011: 52) menyebutkan tahapan-tahapan dalam menulis yaitu sebagai berikut:
1) Tahapan Prapenulisan, tahapan ini meliputi sejumlah kegiatan, yaitu : a) Memilih topik
b) Menentukan tujuan menulis
c) Mengumpulkan dan mengorganisir ide-ide
2) Tahapan Penyusunan Draf, tahapan ini penulis menuangkan gagasan dan menekankan ide ke dalam tulisan berupa draft kasar.
3) Tahapan Revisi, tahapan ini terdiri dari tiga kegiatan, yaitu :
a) Membaca ulang draft, setelah membaca ulang draft kasar, siswa merevisi tulisan dengan menambahkan, mengganti, dan menghapus.
b) Berbagi konsep dalam kelompok menulis, siswa dalam kelompok menulis menanggapi draft yang telah ditulis dan memberikan saran untuk revisi.
4) Merevisi tulisan, siswa merevisi tulisan dengan menambahkan kata-kata, kalimat pengganti, emnghapus paragraf, dan memindahkan frase.
5) Tahapan Editing, editing adalah menempatkan sebuah tulisan ke dalam bentuk akhir. Fokus utama dalam tahapan ini, yaitu pada isi tulisan dan teknik penulisan. Siswa mengubah tulisan mereka dengan memperbaiki kesalahan ejaan dan kesalahan mekanis lainnya. Tahap editing ada dua kegiatan yang dilakukan, yaitu menemukan kesalahan.
Siswa mengoreksi tulisan membaca kata demi kata secara cermat, untuk mencari dan menandai kemungkinan kesalahan.
6) Memperbaiki kesalahan, setelah siswa mengoreksi tulisan dan menemukan banyak kesalahan, mereka memperbaiki kesalahan secara mendiri atau dengan bantuan seorang editor.
7) Tahapan Publikasi/Penerbitan, tahap ini penulis mempublikasikan tulisannya melalui penerbit membuat buku, atau dengan berbagi tulisan.
Menurut (Charida, 2009: 78) juga menyatakan ada lima tahapan dalam proses penulisan, yaitu sebagai berikut:
1) Prapenulis, prapenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan, menentukan judul karangan, menentukan tujuan,
memilih bentuk atau tujuan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan.
2) Menulis, tahap menulis dimulai dengan menjabarkan ide-ide ke dalam bentuk tulisan. Ide-ide tersebut dituangkan ke dalam bentuk kalimat dan paragraf. Selanjutnya paragraf-paragraf dirangkai menjadi sebuah karangan yang utuh. Pada tahap ini diperlukan berbagai pengetahuan kebahasan dan teknik penulisan.
3) Merevisi, tahap revisi dilakukan koresksi terhadap keseluruhan karangan. Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan dan kebebasan.
4) Mengedit, tahap ini penulis menuliskan kembali tulisannya setelah direvisi. Pengeditan ini diperlukan format baku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan, dan pengaturan spasi.
5) Mempublikas, mempublikasi mempunyai dua pengertian. Yang pertama, menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk cetakan, sedangkan pengertian yang kedua, menyampaikan dalam bentuk noncetakan. Penyampaian noncetakan dapat dilakukan dengan pementasan, bercerita, peragaan, dan sebagainya. Secara sederhana, karangan anak-anak dapat dipublikasikan lewat papan tempel atau dibacakan di depan kelas.
e. Indikator Keterampilan Menulis
Keberhasilan merupakan prestasi siswa yang dicapai dalam proses belajar mengajar. Untuk mengetahui keberhasilan tersebut ada
beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai tanda bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil atau tidak. Indikator merupakan acuan untuk menentukan apakah siswa telah berhasil menguasai kompetensi.
Indikator keberhasilan belajar dapat dilihat dari berbagai jenis perbuatan atau pembentukan tingkah laku siswa. Salah satunya yaitu dilihat dari keterampilan menulisnya. Keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dihargai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.
Siswa dapat dikatakan berhasil dalam pembelajaran keterampilan menulis apabila memenuhi indikator yang telah ditetapkan.
Adapun indikator yang dapat diterapkan dalam suatu karangan menurut (Keraf, 2010: 36) antara lain:
1) Rangkaian Peristiwa, rangkaian peristiwa disebut juga plot. Plot merupakan apa yang dilakukan oleh tokoh dan peristiwa apa yang terjadi dan di awali oleh tokoh.
2) Kesesuaian isi dengan judul, judul adalah nama karangan. Judul karangan yang baik hendaknya memenuhi beberapa persyaratan, yaitu mencerminkan isi karangan, merangsang pembaca untuk mengetahui isi karangan, disajikan secara singkat dalam bentuk frasa.
3) Tokoh, tokoh adalah peranan yang dibuat pengarang dalam suatu cerita. Penokohan adalah proses yang dipergunakan oleh seorang pengarang ntuk menciptakan tokoh fiksinya.
4) Diksi atau pemilihan kata, diksi adalah pilihan kata dan kejelasan untuk memperoleh efek tertentu dalam menulis atau berbicara.
Penggunaan kata dalam tulisan harus mempertimbangkan pemilihan diksi. Ketepatan diksi dapat menimbulkan gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca. Sedangkan kesesuaian diksi digunakan agar pemilihan kata dan gaya bahasa tidak merusak suasana yang dibangun dalam tulisan.
5) Ejaan dan tanda baca, tanda baca digunakan untuk menyampaikan maksud lebih jelas, sehingga pembaca pun dapat pula menangkap maksud kalimat dengan lebih mudah. Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana hubungan antar lambang-lambang itu.
2. Karangan Narasi
a. Pengertian Karangan Narasi
Karangan yang baik memiliki ciri-ciri telah memuat ketepatan tujuan menulis, faktor kejelasan karangan, kepadatan isi, pengembangan karangan, penggunaan bahasa, dan kekuatan karangan tersebut. Dari penelitian ini, anak kelas V SD mampu membuat karangan narasi yang padat isi (kreatif dalam pengembangan cerita, padat informasi, menciptakan kesan pembaca), pengorganisasian isi karangan jelas
(informasi latar, pelaku dan rangkaian cerita disajikan dengan jelas), penggunaan dan penulisan kata, kalimat, serta tanda baca sesuai dengan kaidah yang ditentukan. Narasi sering disebut dengan cerita.
Menurut (Keraf, 2010: 45) narasi merupakan sebuah cerita yang berdasarkan pada suatu rangkaian kejadian atau peristiwa. Pada peristiwa itu terdapat beberapa, tokoh ini mengalami suatu serangkaian konfil.
Kejadian konflik ini merupakan unsur pokok sebuah narasi yang disebut alur atau plot. Narasi bisa berisi fiksi, fakta atau rekaan atau khayalan oleh penggarang. Suatu karangan yang menceritakan peristiwa dengan tujuan agar pembeca seolah-olah mengalami kejadian diceritakan itu. Terdapat beberapa jenis karangan narasi, yaitu fiksi dan non fiksi. Narasi seringkali ditulia dalam bentuk novel, cerpen, dongeng, dan sebagainya. Narasi tidak selamanya bersifat fiktif, ada juga narasi yang bersifat faktual, seperti rangkaian sejarah, hasil wawancara naratif, transkrip interogasi, dan sebagainya (Ismail, 2011: 37).
Selanjutnya menurut (Keraf, 2010: 136), narasi adalah suatu bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi. Karangan narasi adalah karangan yang menyajikan serangkaian peristiwa yang berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya atau kronologis agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Sebuah karangan narasi dikembangkan dengan memperhatikan prinsip dasar
narasi yaitu alur (plot), penokohan, latar, titik pandang, pemilihan detil peristiwa.
Menurut (Abigail, 2017: 18) narasi ditulis berdasarkan rekaan atau imajinasi. Namun, narasi bisa ditulis berdasarkan pengalaman pribadi, pengamatan, atau wawancara. Tulisan narasi selalu ada tokoh-tokoh yang terlibat dalam peristiwa. Narasi dikelompokkan menjadi narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
1) Narasi Ekspositoris
Narasi ekspositoris bertujuan memberi informasi kepada pembaca agar pengetahuannya bertambah luas. Narasi ini berusaha agar pembaca mengetahui apa yang dikisahkan. Narasi ekspositoris dapat berupa kisah perjalanan atau autobiografi.
2) Narasi Sugestif
Narasi sugestif berkaitan dengan tindakan atau perbuatan yang dirangkaikan dalam suatu kejadian. Seluruh rangkaian peristiwa berlangsung dalam satu kesauan waktu. Narasi sugestif bertujuan menyampaikan makna kepada pembaca melalui daya penulis. Narasi ini hanya mengisahkan hasil rekaan, khayalan, atau imajinasi pengarang.
Tulisan narasi bermaksud menyajikan peristiwa yang terjadi dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Ciri-ciri dari narasi sugestif adalah bersumber dari fakta atau sekedar fiksi, berupa rangkaian peristiwa, bersifat menceritakan.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa karangan narasi adalah karangan yang menggambarkan dengan jelas serangkaian peristiwa atau kejadian dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi agar pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Narasi dikelompokkan menjadi 2 yaitu narasi ekspositoris dan narasi sugestif.
b. Tujuan Menulis Narasi
Menurut (Dalman, 2016: 89) tujuan karangan narasi memiliki tujuan, sebagai berikut:
1) Agar pembaca seolah-olah sudah menyaksikan atau mengalami kejadian yang diceritakan.
2) Berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi, serta menyampaikan amanat terselubung pada pembaca atau pendengar.
3) Untuk menggerakkan aspek emosi.
4) Membentuk citra/imajinasi para pembaca.
5) Menyampaikan amanat terselubung kepada pembaca atau pendengar.
6) Memberi informasi kepada pembeca dan memperluas pengetahuan . 7) Menyampaikan sebuah makna kepada pembaca melalui daya khayal
yang dimilikinya.
c. Komponen-komponen Narasi
Komponen–komponen Narasi Sebuah karangan memiliki struktur yang berbeda, yang membedakan jenis karangan yang satu dengan yang lainnya. Struktur dapat dilihat dari bermacammacam segi penglihatan.
Menurut (Keraf, 2010:145) menyatakan bahwa struktur narasi dapat dilihat dari komponen-komponen yang membentuknya:
1) Alur (plot), mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain. Alur merupakan rangkaian pola tindak-tanduk yang berusaha memecahkan konflik yang terdapat dalam narasi itu, yang berusaha memulihkan situasi narasi ke dalam suatu situasi yang seimbang dan harmonis. Alur dengan jalan cerita memang tak terpisahkan, harus dibedakan. Jalan cerita memuat kejadian, tetapi suatu kejadian ada karena sebabnya, dan alasan. Suatu kejadian baru dapat disebut narasi kalau didalamnya ada perkembangan kejadian.
Yang menyebabkan terjadinya perkembangan yaitu konflik. Suatu konflik dalam narasi tidak bisa dipaparkan begitu saja, harus adanya dasar, yaitu: 1) pengenalan, 2) timbulnya konflik, 3) konflik memuncak, 4) klimaks, dan 5) pemecahan masalah. (Dalman, 2016:
107)
2) Penokohan, salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian peristiwa dan kejadian. Tindakan, peristiwa, kejadian, itu disusun bersama-sama sehingga mendapatkan mendapatkan kesan atau efek tunggal.
3) Latar, adalah tempat dan waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. Karangan narasi tidak disebutkan secara jelas tempat tokoh berbuat atau mengalami peristiwa tertentu (Dalman, 2016: 107). (Kusumaningsih, 2010: 134), mengemukakan
bahwa latar terdapat tiga jenis, yaitu latar waktu berhubungan dengan penempatan waktu, latar tempat berkaitan dengan tempat terjadinya peristiwa dalam cerita, dan latar sosial berkaitan dengan kehidupan kemasyarakatan dalam cerita.
4) Sudut Pandang, sebelum mengarang narasi sudut pandang paling efektif untuk cerita kita harus tentukan terlebih dahulu. Sudut pandang dalam narasi menjawab pertanyaan siapakah yang menceritakan kisah ini. Apapun sudut pandang yang dipilih pengarang akan menentukan sekali gaya dan corak cerita. Watak dan pribadi dari pencerita akan banyak memnentukan cerita yang dituturkan pada pembaca. Menurut (Kusumaningsih, 2010: 134) Beberapa posisi penulis yaitu penulis sebagai pelaku utama, pelaku sebagai pelaku tetapi bukan pelaku utama, penulis serba hadir, dan penulis sebagai peninjau.
B. Model Pembelajaran CIRC Berbantuan Flashcard 1. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Menurut (Slavin, 2008:34), CIRC adalah teknik pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam pembelajaran bahasa, yakni keterampilan menulis tingkat tinggi. Model CIRC, siswa dituntut untuk menguasai pikiran utama dari suatu wacana dan keterampilan menulis lainnya secara bersama-sama. CIRC adalah singkatan dari Cooperative Integrated Reading and Composition atau pengajaran kooperatif terpadu
membaca dan menulis. Pembelajaran ini termasuk salah satu tipe model pembelajaran kooperatif. Cooperative Integrated Reading and
Composition (CIRC) adalah program komprehensif dalam pengajaran
membaca dan menulis untuk kelas tinggi sekolah dasar.
Menurut (Sutarno dkk, 2010:61), pembelajaran kooperatif tipe CIRC adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting.
Menurut (Uno, 2011: 45), CIRC (Cooperative Integrated Reading And Composition) merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang merupakan komposisi terpadu membaca dan menulis secara kooperatif (kelompok), yaitu membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan yang dilakukan secara kooperatif. Model ini dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk membaca dan menulis dari kegiatan membaca yang telah dilakukan.
Berdasarkan pengertian menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran CIRC adalah membaca dan menulis secara kooperatif melalui membaca materi yang diajarkan dari berbagai sumber dan selanjutnya menuliskannya ke dalam bentuk tulisan.
Pada dasarnya menulis dan membaca adalah suatu kegiatan yang bermanfaat bagi siswa dalam rangka menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat membantu siswa dalam memahami materi yang ada pada suatu pembelajaran.
Kegiatan CIRC adalah membuat penggunaan waktu menjadi lebih efektif. Siswa dikondisikan dalam tim-tim kooperatif yang kemudian dikoordinasikan dengan pengajaran kelompok membaca, supaya memenuhi tujuan lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan ejaan. Tujuan utama CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas (Fathurrohman, 2015: 56).
2. Prinsip Model CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Composition)
Menurut (Slavin, 2008: 34), model pembelajaran ini termasuk dalam pembelajaran kooperatif, model CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Composition) ini memiliki prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif, yaitu belajar siswa aktif, belajar kerjasama, pembelajaran partisipatorik, reactive teaching, pembelajaran yang menyenangkan.
Pembelajaran kooperatif dikembangkan kerjasama dalam belajar dengan tujuan agar siswa dapat belajar secara mandiri dan aktif dengan cara saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain. Penerapan pembelajaran ini memberikan kesempatan yang seluas luasnya kepada siswa untuk berpartisipasi dan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Pada metode pembelajaran CIRC, siswa terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu
Pada metode pembelajaran CIRC, siswa terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, termasuk saling membacakan satu