• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.5 Manfaat Penelitian

1. Memberikan pengetahuan baru tentang unjuk kerja kincir angin tipe Giromill dengan profil sudu NACA 0021 satu tingkat dengan dua tingkat.

2. Hasil penelitian ini dapat dipakai oleh kalangan masyarakat untuk menutupi kekurangan yang berkaitan dengan sistem penerangan terutama di bidang kelistrikan untuk penerangan di rumah – rumah warga masyarakat yang belum terjangkau listrik.

BAB II DASAR TEORI

2.1 Definisi Kincir Angin

Kincir angin adalah sebuah alat yang mampu memanfaatkan kekuatan angin untuk diubah menjadi kekuatan mekanik. Kincir angin ini pada awalnya dibuat untuk mengakomodasi kebutuhan para petani dalam melakukan penggilingan padi, keperluan irigasi, dan lain sebagainya. Kincir angin terdahulu banyak dibangun di Denmark, Belanda, dan negara-negara Eropa lainnya dan lebih dikenal dengan Windmill.

Kini kincir angin lebih banyak digunakan untuk mengakomodasi kebutuhan listrik masyarakat, dengan menggunakan prinsip konversi energi dan menggunakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui yaitu angin.

Pembangunan kincir angin sekarang ini masih belum dapat menyaingi pembangkit listrik konvensional (contoh: PLTD,PLTU, dan lain sebagainya).

Kincir angin masih dikembangkan oleh para ilmuwan karena dalam waktu dekat manusia akan dihadapkan dengan masalah kekurangan sumber daya alam tak terbaharui (contoh : batubara, minyak bumi) sebagai bahan dasar untuk membangkitkan listrik.

2.2 Klasifikasi Kincir Angin

Secara umum kincir angin terdiri dari dua macam yaitu kincir angin horisontal dan kincir angin vertikal. Kincir angin horisontal biasa disebut dengan Horizontal Axis Win Turbine (HAWT). Sedangkan kincir angin vertikal biasa disebut dengan Vertical Axis Win Turbine (VAWT). Kincir angin sumbu horisontal sistem sirkuit kelistrikannya pada bagian atas menara, sedangkan pada kincir angin sumbu vertikal juga kurang lebih sama untuk sistem sirkuit listriknya sama pada kincir angin tipe Giromill dan Darius. Kincir angin vertikal savonius sistem kelistrikanya berada pada permukaan tanah atau berada pada dasar kincir angin.

5

2.2.1 Kincir Angin Sumbu Horisontal

Kincir angin sumbu horisontal atau biasa di sebut dengan Horizontal Axis Win Turbine (HAWT) adalah turbin yang rotornya menghadap langsung ke sumber arah angin yang berada di depan menara sebuah turbin. Kincir angin sumbu horisontal ini sendiri terdiri dari berbagai macam model, yaitu :

1) Tipe Ducth Four Arm

Kincir angin tipe dutch four arm merupakan kincir angin yang dibangun di negeri Belanda dan mempunyai fungsi yang berbeda dengan tipe atau model kincir angin pada umumnya. Seperti pada Gambar 2.1, kincir angin ini berfungsi untuk memompa air yang terdapat pada struktur tanah yang kemudian dialih fungsikan, karena permukaan air laut lebih tinggi dari pada permukaan tanah.

Selain memompa air kincir angin tipe ini juga dapat berfungsi untuk menggiling atau menghancurkan gandum.

Gambar 2.1 Tipe Ducth Four Arm

Sumber : https://satujam.com/bagaimana-cara-kerja-kincir-angin/

7

2) Tipe American Multi Blade

Kincir angin tipe American multi blade seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2 mempuyai sudu yang paling banyak daripada tipe kincir angin lainnya. Pada prinsipnya sistem kerja kincir angin ini berfungsi untuk memompa air untuk kegiatan pertanian. Kincir angin tipe ini mempunyai fungsi yang lebih fleksibel seperti menggiling biji gandum dan yang lainya. Semakin berkembangnya teknologi kincir angin American multi blade dapat di kembangkan untuk menghasilkan energi listrik rumah walaupun mempunyai hasil yang tidak sebanding dengan tipe kincir angin yang lainya seperti tipe kincir angin propeler dan Darius.

Gambar 2.2 Tipe American multi blade Sumber : http://renewegy.com/category/blog/

3) Tipe Propeler

Kincir angin propeler, merupakan tipe kincir angin yang digunakan untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik. Desain yang seperti pada Gambar 2.3 merupakan tipe kincir angin yang sering digunakan saat ini untuk mengubah energi kinetik angin menjadi energi listrik. Kincir angin tipe propeler

seperi pada gambar adalah kincir angin yang paling modern saat ini bila dibandingkan dengan kincir angin yang lainya.

Gambar 2.3 Tipe propeler

Sumber : https://icare-indonesia.org/indonesia-lirik-energi-listrik-tenaga-angin- ini-tantangan-solusinya/

4) Up – wind turbine

Up – wind turbine seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 adalah model kincir angin yang rotornya menghadap ke arah atau sumber arah angin yang berada di depan menara.

Gambar 2.4 Up Wind Turbine

Sumber : http://www.power-talk.net/upwind-turbine.html

9

5) Down – wind turbine

Down- wind turbine seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 adalah kincir angin yang rotornya berada di belakang menara menurut arah angin, namun hanya tersedia komersial dan berukuran kecil.

Gambar 2.5 Down wind turbine

Sumber : http://www.power-talk.net/upwind-turbine.html

Dalam suatu kincir angin tentunya ada pitch control. Pitch control yang dimaksudkan adalah agar turbin angin tidak mengalami over speed dan agar terhindar dari kerusakan ketika kecepatan angin terlalu besar.

Kincir angin yang dikembangkan sekarang ada yang menggunakan acctive pitch control. Acctive pitch cotrol banyak digunakan turbin besar saat ini mempunyai pitch control aktif yang akan membelokan sudu ke arah stall bila kecepatan angin terlalu besar.

2.2.2 Kincir Angin Sumbu Vertikal

Kincir angin sumbu vertikal yang biasa di sebut dengan Vertical Axis Wind Turbine (VAWT) mempunyai rotor yang dirancang vertikal. Kelebihan utama susunan ini adalah mempuyai gerakan arah angin yang fleksibel dan

generator dan gear box-nya di letakan dekat dengan tanah, kincir angin sumbu vertikal terdiri dari tiga model yaitu:

1) Kincir Angin Tipe Darius

Kincir angin tipe darius kebanyakan yang digunakan adalah berupa lengkungan 90 ° pada suatu profil kincir anginnya, seperti yang ada pada Gambar 2.6 di bawah ini.

Gambar 2.6 Kincir Angin Darius

Sumber : http://canadiandesignresource.ca/miscellaneous/darrius-vertical-axis- wind-turbine/

2) Kincir Angin Tipe Savonius

Kincir angin tipe savonius yang ditunjukkan seperti Gambar 2.7 merupakan bentuk kincir yang hampir sama dengan giromil karena menggunakan airfoil yang sangat pipih pada profil kincir anginnya, pada kincir angin tipe savonius ini membutuhkan gerakan awal untuk memutarkan kincir.

11

Gambar 2.7 Kincir Angin Tipe Savonius

Sumber: http://www.researchgate.net/figure/A-Savonius-rotor-and-its- geometric-parameters_fig2_281034536

3) Kincir Angin Tipe Giromill

Kincir angin giromill yang ditunjukkan seperti Gambar 2.8 merupakan tipe kincir angin vertikal yang menggunakan airfoil yang digunakan oleh sayap pesawat, pada turbin angin tipe girmoil menggunakan airfoil yang symmetrical airfoil.

Gambar 2.8 Kincir Angin Giromill.

Sumber : https://www.green-mechanical.com/2013/04/advantages-and- disadvantages-of.html?m=1

2.3 Metode Aoerodinamika

Dalam perancangan suatu kincir angin tentunya membutuhkan yang dinamakan aerodinamis yang dapat kincir angin lebih mudah beroperasi atau lebih efisien tentunya dapat ditopang dengan desain yang begitu baik pula, perancangan yang baik itu merupakan suatu hal yang paling penting dalam suatu rancangan.

2.4 Airfoil NACA

Airfoil NACA (National Advisory Committee for Aeronautics) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.9 adalah salah satu bentuk bodi aerodinamika sederhana yang berguna untuk dapat memberikan gaya angkat tertentu terhadap suatu bodi lainnya dan dengan bantuan penyelesaian matematis sangat memungkinkan untuk memprediksi berapa besarnya gaya angkat yang dihasilkan oleh suatu bodi airfoil.

Gambar 2.9 Penampang Airfoil

Sumber : https://aero-dyne.net/why-does-airfoil-design-make-for-a-better-turning- vane/

• Leading edge

Leading edge merupakan bagian paling depan yang merupakan sebagai gaya angkat pada airfoil pesawat .

• Upper camber

Bagian lengkungan pada bagian atas pada airfoil disebut sebagai upper camber.

13

• Mean camber

Mean camber merupakan lengkungan bagian tengah pada airfoil.

• Lower camber

Lower camber merupakan lengkungan bagian bawah pada airfoil

• Chord”C”

Garis tengah atau titik pada airfoil disebut sebagai chord “C”

• Trailing edge

Bagian yang paling belakang pada airfoil disebut sebagai trailing edge.

Pada NACA terdapat seri angka, dalam penelitian ini peneliti mengambil NACA dengan seri empat digit angka. Pada airfoil NACA seri empat,digit pertama menyatakan persen maksimum camber terhadap chord. Digit kedua menyatakan persepuluh posisi maksimum camber pada chord dari leading edge, sedangkan dua digit terakhir menyatakan persen ketebalan airfoil terhadap chord.

2.4.1 Energi yang terdapat pada angin adalah energi kinetik dapat dirumuskan sebagai berikut :

(1)

dengan :

EK : energi kinetik (joule) m : massa (Kg)

v : kecepatan (m/s)

𝐸𝐾 =1 2𝑚. 𝑣2

maka persamaannya dapat ditulis :

Pa =1

2𝑚. 𝑣2 (2)

dengan :

Pa : daya yang dihasilkan (J/s Watt)

m : massa aliran udara persatuan waktu (kg/s) v : kecepatan angin (m/s)

kemudian menggunakan rumus sebagai berikut:

m = 𝜌. 𝐴. 𝑣 (3)

dengan :

 : massa jenis udara (1,18 kg/m3) A : luas kincir (m2)

Dengan mensubstitusi persamaan 1 dan 2, daya angin (Pa) dapat di rumuskan : Pa =1

2(𝜌. 𝐴. 𝑣). 𝑣2 Dapat disederhanakan :

Pa=1

2𝜌. 𝐴. 𝑣3 (4)

Luas tangkap angin (swept area ):

𝐴 = 𝐻 ∗ 𝐷

dengan :

H : tinggi kincir angin (m) D : diameter kincir angin (m)

Luas lingkaran yang dibuat rotor saat berputar ( m² ).

15

2.4.2 Torsi kincir angin

Torsi adalah gaya yang bekerja pada poros yang dihasilkan oleh gaya dorong pada kincir, dimana gaya dorong ini memilki jarak terhadap sumbu poros yang berputar. Torsi dapat dihitung :

𝑇 = 𝐹. 𝑙 (5)

dimana :

T : adalah torsi yang dihasilkan dari putaran poros ( Nm )

F : adalah gaya penyeimbang gaya pada poros akibat dari puntiran ( N ) l : adalah jarak lengan torsi ke poros kincir angin ( m ).

2.4.3 Daya kincir angin

Daya kincir angin adalah daya yang di hasilkan oleh poros kincir akibat energi angin yang melintasi sudu – sudu berdasarkan penemuan ilmuwan Jerman berdasarkan efisiensi maksimum kincir angin sebesar 59.3% ini merupakan bezt limit. Rumus daya kincir angin yang dihasilkan gerak melingkar pada poros kincir angin adalah:

Pout = T. (6)

Dengsn p out adalah daya yang dihasilkan kincir angin (watt), T adalah torsi dinamis (Nm), dan kecepatan sudu (rad/s).

𝜔 = 𝑛putaran

menit = 𝑛2𝜋 rad

60 s = 𝑛. 𝜋

30 detik rad/s

Dengan demikian daya yang dihasilkan oleh kincir angin dinyatakan dengan : Pout=T.𝜔

Pout =T 𝑛.𝜋

30 watt (7)

dengan :

Pout : daya yang dihasilkan kincir angin n : putaran poros (rpm)

2.4.4 Tip Speed Ratio (𝝀)

Merupakan perbandingan antara kecepatan ujung sudu kincir yang berputar dengan kecepatan angin arus bebas yang melewati kincir angin.

Rumus kecepatan ujung sudu (vt) adalah : vt = 𝜔. l

dengan :

vt : kecepatan ujung sudu

 : kecepatan sudu (rad/s)

l : jarak lengan torsi ke poros (m)

Dengan demikian tip speed ratio (𝜆 ) dapat dirumuskan dengan:

𝜆 = 2.𝜋.𝑟.𝑛

60.𝑣

Dapat disederhanakan dengan:

𝜆 = 𝜋.𝑙.𝑛

30.𝑣 (8)

keterangan :

l : jarak lengan torsi ke poros

17

n : putaran poros (rpm) v : kecepatan angin (m/s) 2.4.5 Koefisien Daya

Koefisien daya atau power cofisien (Cp) perbandingan antara daya yang dihasilkan oleh kincir angin (Pout) dengan daya yang dihasilkan oleh angin (Pin).

Sehingga dapat dirumuskan:

Cp = 𝑃𝑃𝑜𝑢𝑡

𝑖𝑛 𝑥100% (9)

dengan :

Pout : daya yang dihasilkan kincir (watt) Pin : daya yang dihasilkan angin (watt)

Lift force dan drag force Lift force

Lift force adalah gaya yang tegak lurus terhadap arah gerakan untuk HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) gaya ini diharapakan besar.

Drag force

Drag force adalah daya yang sejajar dengan arah gerakan untuk HAWT (Horizontal Axis Wind Turbine) gaya ini diharapkan kecil.

2.4.6 Betz Limit

Daya angin tidak dapat seluruhnya di tangkap oleh rotor. Udara tetap masih ada di belakang rotor sehingga memungkinkan lebih banyak angin yang melintasinya. Betz Limit ditemukan oleh fisikawan Jerman, Albert Betz pada tahun 1919. Betz mengatakan bahwa tidak ada kincir angin dapat menangkap kincir angin lebih dari (59%) menyerap energi secara total.

Gambar 2.10 Grafik koefisien daya pada berbagai macam tipe kincir angin Sumber: https://www.quora.com/what-is-the-most-efficient-design-for-a-wind- turbine-blade

Mulai

Merancang Air Foil NACA0018 untuk pembuatan blade kincir angin

perancangan dan pembuatan kincir angin

pengujian atau pengambilan data kincir angin

pengolahan data kincir angin

selesai BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Penelitian

Berikut ini merupakan langkah kerja dalam melakukan penelitian yang dimulai dengan melakukan perancangan, menganalisis data sesuai dengan bagan-bagan berikut :

Gambar 3.1 Diagram pembuatan kincir angin

19

Untuk melakukan penelitian tentunya dibutuhkan bahan dan alat berikut ini adalah beberapa alat dan bahan yang digunakan.

3.1.1.1 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan adalah : 1. Kayu

Kayu ini berfungsi untuk membuat NACA 0021 untuk pembuatan blade kincir angin.

2. Kayu penyambung blade

Fungsi kayu ini adalah untuk menyambungkan NACA 0021 model seperti sayap pesawat.

3. Pipa galvanis

Pipa galvanis berfungsi sebagai poros kincir angin.

4. Seng plat

Seng plat berfungsi untuk menyelimuti NACA 0021 yang sudah dirangkai, yang kemudian nanitnya akan menjadi blade kincir angin.

3.1.1.2 Alat 1. Blower

Blower berfungsi sebagai sumber angin buatan yang menggunakan tenaga listrik.

Gambar. 3.2 Blower

21

2. Anemometer

Alat ini berfungsi untuk mengukur kecepatan angin.

Gambar. 3.3 Anemometer 3. Alat pengereman

Berfungsi untuk mengukur torsi mekanis yang dihasilkan kincir angin yang diuji. Alat ini dilengkapi dengan piringan cakram untuk sistem pengereman.

Gambar. 3.4 Pengereman kincir angin 4. Neraca pegas

Berfungsi untuk menghitung beban yang diberikan pada sistem pengereman yang diberikan pada piring cakram.

Gambar. 3.5 Neraca pegas 5. Tachometer .

Berfungsi untuk mengukur atau menghitung rpm poros kincir angin.

Gambar. 3.6 Tachometer

3.2 Desain Kincir Angin

Penampang sudu kincir angin yang digunakan sama – sama menggunakan NACA 0021 dan mempunyai empat model variasi penggunaan yaitu, satu tingkat dengan menggunakan dua blade, satu tingkat menggunakan tiga blade, dua tingkat menggunakan tiga blade, dua tingkat menggunakan dua blade.

1. Satu tingkat dengan menggunakan tiga sudu airfoil dengan nomor NACA 0021.

Kincir angin tipe Giromill dengan diameter 80 cm dan panjang blade 1 m.

23

Gambar. 3.7 Kincir angin satu tingkat tiga sudu

2. Satu tingkat dengan dua sudu airfoil NACA 0021.

Kincir angin tipe Giromill dengan diameter 80 cm dan panjang blade 1 m.

Gambar. 3.8 Kincir angin satu tingkat dau sudu 3. Dua tingkat menggunakan tiga sudu airfoil NACA0021.

Kincir angin tipe Giromill dengan diameter 80 cm dan panjang blade 50 cm.

Gambar. 3.9 Kincir angin dua tingkat tiga sudu.

4. Dua tingkat menggunakan dua sudu airfoil NACA 0021.

Kincir angin tipe Giromill dengan diameter 80 cm dan panjang blade 50 cm.

Gambar. 3.10 Kincir angin dua tingkat dua sudu.

3.3 Proses Pembuatan Kincir Angin

Berikut ini adalah beberapa proses pembuatan sudu kincir angin untuk empat variasi penggunaan sudu dengan menggunakan NACA 0021 serta variasinya.

25

3.3.1 Memotong NACA 0021.

Memotong NACA 0021 menggunakan gergaji besi yang berfungsi untuk menyambungkan NACA 0021 dengan kayu penyambung, kemudian setelah dipotong melakukan pengukuran sesuai dengan kayu penyambungnya. Seperti yang ada pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.11. Profil sudu NACA 0021 yang sudah dibentuk.

3.3.2 Kayu penyambung NACA 0021

Kayu ini berfungsi untuk menyambungkan NACA 0021. Seperti pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.12. Kayu penyambung NACA 0021.

dengan menggunakan kayu penyambungan seperti yang ada pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.13. Penyambungan profil model sudu NACA 0021

3.3.4 Menyatukan dengan menggunakan seng plat galvanis. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.14. Proses pembuatan blade NACA 0021

27

3.3.5 Pembuatan hub

Hub merupakan bagian yang disambungkan dengan blade pada kincir angin.

Gambar. 3.15. Hub penghubung blade kincir angin 3.3.6 Sudu NACA 0021 satu meter dan lima puluh centi meter.

Berikut ini adalah proses pembuatan NACA 0021 menggunakan bahan kayu.

a) Membuat skets untuk NACA 0021 menggunakan komputer yang kemudian dicetak.

b) Tempelkan NACA 0021 yang sudah jadi kemudian skets manual,

kemudian melakukan pemotongan dengan menggunakan pemotong kayu.

Gambar. 3.16. Blade kincir angin berbentuk airfoil

Sistem pengereman pada kincir angin merupakan bagian yang paling utama untuk proses pengambilan data kincir angin, pengereman pada kincir angin bekerja apabila semua sistem kincir angin sudah lengkap. Kemudian dilakukan pengujian atau pengambilan data pada kincir angin dan pada saat itulah sistem pengereman pada kincir angin bekerja dengan maksimal. Pengujiannya yang dilakukan pada pengereman kincir angin ini adalah dengan cara memberikan pembebanan pada sistem pengereman untuk mengetahui bahwa kincir angin sudah bekerja maksimal. Pada sistem pengereman itu sendiri katakan maksimal apabila kincir angin yang diberikan sistem pengereman tidak berputar lagi yang artinya bahwa pada pembebanan tertentu kincir angin akan berhenti dengan beban yang telah diberikan pada sistem pengereman. Penghitungan beban yang kemudian akan menjadikan torsi pada rancangan kincir angin yang sudah dibuat.

3.5 Rangkain Keseluruhan

Setelah semua peralatan kincir angin disiapkan kemudian kincir angin disiapkan dengan merangkai semua yang sudah disiapkan kemudian dilakukan pengambilan data serta di lakukan beberapa perbandingan data dengan empat model atau variasi kincir angin yang sudah dirangkai.

3.6 Langkah Pengambilan Data

Proses pengambilan data pada kincir angin dilakukan di Laboratorium Konfersi Energi, pengambilan data menggunakan angin yang dibantu oleh blower yang mengeluarkan angin buatan yang dapat melakukan pengambilan data secara langsung dengan cara menguji kincir angin apakah berfungsi atau tidak. Dalam melakukan pengambilan data tentunya dibutuhkan peralatan yang berupa tachometer, anemometer, manometer. Beberapa alat sangat dibutuhkan dalam pengambilan data karena dari peralatan ini dapat mengetahui susunan – susunan angka atau hasil pengambilan data, contohnya tachometer. Tachometer berfungsi untuk mengukur kecepatan putaran poros kincir ( rpm ). Manometer merupakan hasil pembebanan dari pengereman yang kemudian dapat menunjukan angka yang

30

sesuai dengan pembebananya yang telah diberikan, setiap ada pembebanan, pastinya akan diukur pula kecepaatan kincir putaran poros kincir angin.

anemometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin yang dihasilkan oleh blower.

Pengambilan data yang pertama dilakukan adalah data kincir angin tipe giromill dengan dua tingkat dua sudu. Pengambilan data ini sesuai dengan standar yang sudah ada, pada proses pengambilan data dimana kincir angin sampai tidak berputar lagi dan itu merupkan hasil data yang sesuai yang diinginkan oleh peneliti. Berikutnya dilakukan pengambilan data yang sama yaitu dua tingkat tiga sudu. Pada pengambilan data jenis ini sama dengan pengambilan data kincir angin yang lainnya. Ada beberapa perbedaan antara ke empatnya yaitu jumlah sudu, tingkatnya, dan panjang blade kincir angin yang digunakan dalam pengambilan data.

3.7 Pengolahan Data

Setelah mempunyai data hasil penelitian kemudian dilakukan pengolahan data yang bertujuan untuk mencari data yang paling baik untuk digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan tingkat efisiensi yang baik, dari hasil pengolahan data yang telah diuji pada ke empat model atau variasi kincir angin yang telah dibuat.

Pengolahan data tentunya yang harus mengacu pada standar pengolahan perhitungan data, pastinya sesuai dengan standar yang telah didapatkan dari materi perkuliahan tentang rekayasa tenaga angin tentunya. Pengolahan data yang dibutuhkan tentunya penghitungan – penghitungan angka akan menjadi acuan juga. Hasil penghitungan angka penelitian inilah yang menjadikan bagian yang paling penting karena dari angka hasil penghitungan dapat mengetahui hasil kinerja kincir atau efisiensi. Tujuan dari peneilitian ini tentunya berbicara mengenai angka – angka yang menjadikan acuan untuk penelitan selanjutnya yang mungkin akan melakukan penelitian yang sama dan lebih efisien.

HASIL DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Penelitian.

Data merupakan bagian terpenting dalam melakukan penelitian, berikut ini adalah empat hasil pengambilan data kincir angin profil sudu NACA 0021 tipe Giromill, dua tingkat dua sudu, dua tingkat tiga sudu, satu tingkat dua sudu, satu sudu tiga tingkat. Tabel di bawah ini merupakan hasil pengambilan data kincir angin yang sudah dilakukan pengujian sesuai dengan standar yang sudah ditentukan.

Berikut ini adalah empat variasi data hasil penelitian kincir angin VAWT ( vertical axis win turbine ) tipe giromill dengan profil sudu NACA 0021. Data hasil penelitian ini dapat dilihat pada tabel – tabel berikut.

Tabel 4.1. Data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat dua sudu untuk kecepatan angin 8 m/s.

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

0 0 747,1

0 0 983,4

0 0 749,4

0 0 746,8

300 2,94 661,7

300 2,94 679,6

300 2,94 663,5

300 2,94 604,4

350 3,43 523,6

30

31

Tabel 4.1. Data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat dua sudu untuk kecepatan angin 8 m/s (lanjutan).

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

Tabel 4.2. Data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat tiga sudu untuk kecepatan angin 8 m/s

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

33

Tabel 4.2. Data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat tiga sudu untuk kecepatan angin 8 m/s (lanjutan).

Gaya penyeimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

Tabel 4.3. Data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat dua sudu untuk kecepatan angin 8 m/s

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

Tabel 4.3. Data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat dua sudu untuk kecepatan angin 8 m/s (lanjutan).

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

170 1,67 551,7

170 1,67 500

170 1,67 549,3

170 1,67 531,3

200 1,96 467,2

200 1,96 468,3

200 1,96 428,2

200 1,96 454,9

270 2,65 376,4

270 2,65 394,3

270 2,65 372,2

270 2,65 345,2

400 3,92 210,5

400 3,92 273,5

400 3,92 227,8

400 3,92 206,5

490 4,81 191,5

490 4,81 128,2

490 4,81 176,3

490 4,81 181,2

500 4,91 0

35

Tabel 4.4. Data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat tiga sudu untuk kecepatan angin 8 m/s.

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

Tabel 4.4. Data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat tiga sudu untuk kecepatan angin 8 m/s (lanjutan).

Gaya pengimbang, F Putaran kincir

(gram) (N) (rpm)

4.2 Hasil Perhitungan dan Pengolahan Data

Kecepatan sudut kincir angin , torsi kincir angin ( T ),daya masukan ( Pin ), daya yang dihasilkan ( Pout ), tip speed ratio ( TSR ), koefisien daya ( Cp

). Contoh data yang di ambil pada tabel 4.1

4.2.1 penghitungan torsi

T = F. l

= 2,94 N . 0,2 m

= 0.59 Nm 4.2.2 Penghitungan daya kincir angin

Pout = T.ω

= 0,59 Nm . 69,29 rad/s

= 40,79 watt 4.2.3 Penghitungan tip speed ratio

𝜆 = 𝑟. 𝜔 𝑣

= 69,29 𝑟𝑎𝑑 𝑠⁄ . 0,4 𝑚 8 𝑚/𝑠

= 3,46

37

4.2.4 penghitungan koefisien daya Cp = 𝑝 𝑜𝑢𝑡

𝑝 𝑖𝑛 𝑥 100%

= 40,79 𝑤𝑎𝑡𝑡

241,66 𝑤𝑎𝑡𝑡 x 100

= 16,88 %

4.3 Hasil Perhitungan

Tabel 4.5. Data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat dua sudu dengan kecepatan angin 8 m/s.

Gaya

Tabel 4.5. Data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat dua sudu dengan kecepatan angin 8 m/s (lanjutan).

Gaya

Tabel 4.6 data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat tiga sudu dengan kecepatan angin 8 m/s.

Gaya

39 Tabel 4.6 data hasil penelitian pada kincir angin dua tingkat tiga sudu dengan kecepatan angin 8 m/s (lanjutan).

Gaya

Tabel 4.7 data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat dua sudu dengan kecepatan angin 8 m/s.

Gaya

41

Tabel 4.8 data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat tiga sudu dengan kecepatan

Tabel 4.8 data hasil penelitian pada kincir angin satu tingkat tiga sudu dengan kecepatan

Dokumen terkait