• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANIFESTASI KLINIK

INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL EVALUASI

3. MANIFESTASI KLINIK

Keluhan pertama biasanya Nyeri kepala. Rasa nyeri ini dapat menyebar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi, kesadaran menurun. Tanda Kernig&Brudzinsky positif. (Arief Mansjoer : 2000)

Terjadi secara akut dengan panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernapasan, kejang, nafsu makan berkurang, minum sangat berkurang, konstipasi diare, biasanya disertai septicemia dan pneumonitis. Kejang terjadi pada lebih kurang 44% anak dengan penyebab hemofilus influenza, 25% streptokok pneumonia, 78% oleh streptokok dan 10% oleh infeksi meningokok.

Gangguan kesadaran berupa apati, letargi, renjatan, koma. Selain itu dapat terjadi koagulasi intravaskularis diseminata.

Tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig brudzinski dan fontanela menonjol untuk sementara waktu belum timbul. Pada anak yang lebih besar dan orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi akut dengan panas, nyeri kepala yang bisa hebat sekali, malaise umum, kelemahan, nyeri otot dan nyeri punggung.

Biasa dimulai dengan gangguan saluran pernapasan bagian atas. Selanjutnya terjadi kaku kuduk, opistotonus, dapat terjadi renjatan, hipotensi dan taki kardi karena septicemia. Gangguan kesadaran berupa letargi sampai koma yang dalam dapat dijumpai pada penderita. Nyeri kepala dapat hebat sekali, rasanya seperti mau pecah dan bertambah hebat bila kepala digerakkan. Nyeri

kepala dapat disebabkan oleh proses radang pembuluh darah. Meningeal, tetapi juga dapat disebabkan oleh peningkatan tekanan intracranial yang disertai fotofobi dan hiperestesi, suhu badan makin meningkat, tetapi jarang disertai gemetar (chills). (Harsono : 1996)

☼ TANDA DAN GEJALA ☼

1. Perubahan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan edema serebral / penyumbatan aliran darah

2. Nyeri akut berhubungan dengan proses infeksi

3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan neuromuskular

4. Risiko tinggi terhadap trauma / injuri berhubungan dengan aktifitas kejang umum. 5. Risiko infeksi berhubungan dengan peningkatan paparan, daya tahan tubuh yang

lemah.

Ditandai dengan gejala menolak untuk makan, refleks menghisap kurang, muntah, diare, tonus otot kurang, menangis lemah. Pada anak dan remaja biasanya terdapat tanda dan gejala demam tinggi, sakit kepala, muntah, perubahan sensori, kejang, mudah terstimulasi, foto fobia, delirium, halusinasi, maniak, stupor, koma, kaku kuduk, tanda kernig dan brudzinski positif, ptechial (menunjukkan infeksi meningococal).

☼ PENYEBAB ☼

Penyebab meningitis adalah bakteri ; pneumococus; meningococus; stapilococus; streptococus; salmonella; virus; hemofilus influenza; herpes simplek; atau oleh karena luka / pembedahan atau injuri pada sistem persarafan. (Arief Mansjoer : 2000)

(Marilym E. Donges : 1999)

4. KLASIFIKASI

Meningitis dibagi menjadi dua golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu meningitis Tuberkulosis Generalisata dan meningitis purulenta.

Meningitis Tuberkulosis Generalisata adalah radang selaput otak

araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terjadinya adalah Mycobacterium Tuberculosa, Penyebab lain seperti Lues, Virus,

Toxoplasma gondhii, Ricketsia.

Meningitis Purulenta adalah radang bernanah araknoid dan piameter yang

meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus

pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitidis (meningokok), Streptococcus haemolyticus, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia Coli, Klebsiella pneumoniae, Pseudomonas aeruginosa.

☼ Meningitis Tuberkulosis Generalisata ☼ ♥ Manifestasi Klinis ♥

Penyakit ini dimulai akut, subakut atau kronis dengan gejala demam, mudah kesal, marah-marah, obstipasi, muntah-muntah.

Dapat ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk. Pada pemeriksaan terdapat kaku kuduk dan tanda-tanda perangsangan meningen lainnya. Suhu badan naik turun, kadang-kadang suhu malah merendah, nadi sangat stabil, lebih sering dijumpai nadi yang lambat, abdomen nampak mencekung.

Gangguan saraf otak yang terjadi disebabkan tekanan eksudat pada saraf-saraf ini. Yang sering terkena nervus III & VII. Terjadi afasia motoris atau sensoris, kejang fokal, monoparesis, hemiparesis, dan gangguan sensibilitas.

Tanda-tanda khas penyakit ini adalah Apatis, refleks pupil yang lambat dan refleks-refleks tendo yang lemah.

♥ Pemeriksaan Penunjang ♥

1. Pemeriksaan Darah

Dilakukan pemeriksaan kadar hb, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar glukosa puasa, kadar ureum, elektrolit.

Pada meningitis serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu pada meningitis tuberculosis didapatkan juga peningkatan LED.

2. Cairan Otak

Periksa lengkap termasuk pemeriksaan mikrobiologis. Pada meningitis serosa diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang jernih meskipun mengandung sel dan jumlah protein yang meninggi.

3. Pemeriksaan Radiologis

- Foto data - Foto kepala

- Bila mungkin CT – Scan. ♥ Penatalaksanaan ♥

a. Medis

1. Rejimen terapi : 2 HRZE – 7RH.

2 Bulan Pertama :

♦ Rifampisin : 1 x 600 mg / hari, oral ♦ Pirazinamid : 15-30 mg / kg / hari, oral ♦ Streptomisin a/ : 15 mg / kg / hari, oral ♦ Etambutol : 15-20 mg / kg / hari, oral.

2. Steroid diberikan untuk

- Menghambat reaksi inflamasi - Mencegah komplikasi infeksi - Menurunkan edema serebri - Mencegah perlekatan

- Mencegah arteritis / infark otak.

3. Indikasi

♠ Kesadaran menurun ♠ Defisit neurologis fokal.

4. Dosis

Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 x 5 mg intravena selama 2-3 minggu, selanjutnya turunkan perlahan selama 1 bulan.

Disamping tuberkulostatik dapat diberikan rangkaian pengobatan dengan deksametason untuk menghambat edema serebri dan timbulnya perlekatan-perlekatan antara araknoid dan otak.

☼ Meningitis Purulenta ☼ ♥ Manifestasi Klinis ♥

Gejala dan tanda penting adalah demam tinggi, nyeri kepala, kaku kuduk, dan kesadaran menurun.

1. Pemeriksaan Darah

Dilakukan pemeriksaan kadar Hb, jumlah dan hitung jenis leukosit, laju endap darah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit, kultur. Pada meningitis purulenta di dapatkan peningkatan leukosit dengan pergeseran ke kiri pada hitung jenis.

2. Cairan Serebrospinal : lengkap & kultur

Pada meningitis purulenta, diperoleh hasil pemeriksaan cairan serebrospinal yang keruh karena mengandung pus, nanah yang merupakan campuran leukosit yang hidup dan mati, jaringan yang mati dan bakteri.

3. Pemeriksaan Radiologis

- Foto kepala : periksa mastoid, sinus paranasal, gigi geligi - Foto dada.

♥ Penatalaksanaan ♥

Terapi bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif, suportif untuk membantu pasien melalui masa kritis. Sementara menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa diberikan obat sebagai berikut : ♦ Kombinasi Ampisilin 12-18 gr, Kloramfenikol 4 gr, Intravena dalam dosis terbagi

4 x / hari.

♦ Dapat ditambahkan campuran Trimetoprim 80 mg, Sulfametoksazol 400 mg Intravena.

♦ Dapat pula ditambahkan Seftriakson 4-6 gr Intravena. (Arief Mansjoer : 2000)

Dokumen terkait