• Tidak ada hasil yang ditemukan

Maret 2014 30 Juni 2014 Pertumbuhan Posisi Porsi Posisi Porsi Rp %

Dalam dokumen PT BANK PANIN SYARIAH Tbk (Halaman 55-62)

Kol. 1 2,807,973 92.82% 4,061,719 96.84% 1,253,746 44.65% Kol. 2 185,895 6.15% 100,717 2.40% -85,178 -45.82% Kol. 3 13,648 0.45% 22,264 0.53% 8,616 63.13% Kol. 4 10,034 0.33% 2,317 0.06% -7,717 -76.91% Kol. 5 7,589 0.25% 7,396 0.18% -193 -2.54% Total 3,025,139 100.00% 4,194,413 100.00% 1,169,274 38.65%

Prosentase pembiayaan bermasalah NPF (Kol. 3 s/d 5) per 30 Juni 2014 tergolong rendah sebesar 0,76%, peningkatan kualitas terutama terjadi pada kolektibilitas 4 (Diragukan) yang posisinya menurun cukup signifikan dari Rp 10,03 Milyar menjadi Rp 2,32 Milyar atau sebesar 76,91%. Untuk pembiayaan kualitas rendah (Kol.2) juga mengalami peningkatan kualitas yang signifikan yaitu dari Rp 185,90 Milyar menjadi Rp 100,72 Milyar atau menurun sebesar 45,82%. Penurunan tersebut berasal dari pembiayaan skema channeling selain karena penurunan portofolio skema channeling juga adanya pembayaran end user serta pencatatan pembayaran end user oleh cabang-cabang agen penjualan Multifinance semakin tepat waktu juga.

Tabel dibawah ini menyajikan kualitas pembiayaan berdasarkan jangka waktu / tenor dari sejak perjanjian pembiayaan sampai jatuh temponya.

(dlm Juta) L DPK KL D M Total Pembiayaan 3,245,494 5,121 13,933 - 384 3,264,933

> 1 - 2 tahun 269,542 653 9,350 - - 279,545 > 2 - 5 tahun 1,217,974 2,521 2,708 - - 1,223,203 > 5 tahun 558,289 - - - - 558,289 Piutang Murabahah 816,225 95,596 8,331 2,317 7,011 929,481 Hub istimewa 5,655 - - - - 5,655 ≤ 1 tahun - - - - > 1 - 2 tahun 108 - - - - 108 > 2 - 5 tahun 2,761 - - - - 2,761 > 5 tahun 2,785 - - - - 2,785 Pihak ketiga 810,570 95,596 8,331 2,317 7,011 923,826 ≤ 1 tahun 560,016 91,873 7,193 2,317 7,011 668,411 > 1 - 2 tahun 84,170 - - - - 84,170 > 2 - 5 tahun 160,755 3,134 1,138 - - - > 5 tahun 5,630 588 - - - 6,218 TOTAL 4,061,719 100,717 22,264 2,317 7,396 4,194,413 iv. Agunan

Bank telah mengimplementasikan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, termasuk meminta agunan sebagai jaminan pelunasan piutang dan menjadikannya sebagai pilihan kedua jika kewajiban kontraktual tidak terpenuhi. Jenis agunan yang dapat diterima untuk piutang Murabahah dalam rangka memitigasi risiko kredit diantaranya adalah kas, tanah dan/atau bangunan, mesin, kendaraan bermotor, piutang dagang dan bahan baku/bahan dagangan (persediaan). Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh Bank didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.

Persyaratan agunan bukanlah merupakan pengganti faktor kemampuan debitur dalam hal pembayaran kembali piutang, dimana hal ini menjadi pertimbangan utama dalam setiap keputusan pemberian piutang Murabahah. Dalam menentukan dampak keuangan agunan terhadap piutang yang belum jatuh tempo dan belum mengalami penurunan nilai, Bank menilai signifikasi agunan terkait dengan jenis fasilitas piutang yang diberikan.

Untuk menghindarkan Bank dari kerugian maka dalam penilaian agunan, harus selalu diperhitungkan Margin of Safety karena agunan bukan hanya untuk menutup jumlah pokok piutang saja tetapi juga harus dapat menutup biaya-biaya lainnya jika usaha debitur mengalami kesulitan. Hal tersebut dilakukan untuk mengcover risiko kerugian yang mungkin timbul antara lain berkaitan dengan marketable atau tidaknya agunan yang diberikan, waktu yang dibutuhkan untuk melikuidasi agunan dan biaya-biaya yang harus dibayar sehubungan dengan proses likuidasi.

Risiko Operasional

Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank.

Sumber-sumber risiko tersebut di atas dapat menyebabkan kejadian-kejadian yang berdampak negatif pada operasional Bank sehingga kemunculan dari jenis-jenis kejadian

risiko operasional merupakan salah satu ukuran keberhasilan atau kegagalan manajemen risiko untuk risiko operasional.

Manajemen risiko operasional ditujukan untuk mencegah dan meminimalkan dampak kerugian risiko operasional secara finansial dan non finansial melalui mitigasi risiko operasional pada aktivitas operasional Bank antara lain:

a) Meningkatkan pemahaman operational risk management SDM Cabang melalui sosialisasi dan program pelatihan yang diselenggarakan secara internal oleh Bank. b) Mengembangkan metode pengelolaan risiko operasional melalui penggunaan

Operational Risk Tools dalam mendukung proses identifikasi, pengukuran,

pemantauan dan pengendalian potensi risiko.

c) Melakukan proses analisa dan identifikasi risiko serta pengukuran dan pemantauan risiko yang melekat pada produk atau aktivitas baru dan pengembangan serta melanjutkan pemantauan risiko terhadap produk atau aktivitas baru.

d) Menyusun laporan profil risiko operasional dan risiko lainnya Triwulan II 2013 berdasarkan parameter dan indikator risiko sehingga diperoleh gambaran mengenai tingkat potensi risiko bagi Bank secara keseluruhan.

e) Menginventarisasi kejadian fraud dan pemantauan tindak lanjut kejadian fraud di seluruh unit kerja Bank serta melaporkannya secara berkala ke Bank Indonesia sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

Bank telah menetapkan langkah-langkah untuk mencegah dan mengurangi peristiwa yang berdampak pada risiko operasional, termasuk pencegahan terjadinya fraud dan respon terhadap tindakan korektifnya.

Karakteristik dan kompleksitas bisnis tidak berpotensi berisiko tinggi, demikian halnya aspek sumber daya insani dan IT beserta infrastruktur pendukungnya, tergolong berjalan normal dan tidak terdapat hal-hal signifikan yang dapat mengganggu proses dan sistem operasional Bank. Peristiwa terkait fraud dan kejadian eksternal tidak terjadi.

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Tujuan utama manajemen risiko hukum adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari kelemahan aspek yuridis, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan dan proses litigasi.

Risiko hukum timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan, kelemahan aspek yuridis yang disebabkan oleh lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan Bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga. Risiko hukum juga dipengaruhi oleh faktor-faktor kurangnya pemahaman atas produk yang dijual kepada nasabah, pengikatan dokumen legal yang lemah, konflik dengan pihak nasabah atau pihak lain yang tidak diselesaikan dengan baik dan keluhan nasabah yang tidak diselesaikan dengan memuaskan. Bank memastikan bahwa pengikatan akad-akad piutang dan pembiayaan telah dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dengan mengacu pada prinsip kehati-hatian dalam upaya melindungi kepentingan Bank.

Tidak terdapat outstanding permasalahan hukum (litigasi), baik terkait piutang dan pembiayaan maupun non piutang dan pembiayaan. Tidak terdapat kasus hukum terkait Bank sebagai institusi maupun terkait karyawan Bank.

Risiko Stratejik

Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko stratejik adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan keputusan stratejik dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Risiko ini timbul antara lain karena penetapan strategi yang kurang sejalan dengan visi dan misi Bank, melakukan analisis lingkungan stratejik yang tidak komprehensif dan/atau terdapat ketidaksesuaian rencana stratejik (strategic plan) antar level stratejik.

Selain itu risiko stratejik juga timbul karena kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis mencakup kegagalan dalam mengantisipasi perubahan teknologi, perubahan kondisi ekonomi makro, dinamika kompetisi di pasar dan perubahan kebijakan otoritas terkait.

Bank telah merumuskan, menyusun dan memantau serta mengevaluasi implementasi strategi bisnis melalui business plan. Seluruh indikator utama pada laporan keuangan pencapaiannya melampaui Rencana Bisnis Bank (RBB).

Bank tumbuh dan menunjukkan kinerja yang baik, posisi bisnis (rata-rata aset + piutang dan pembiayaan) Bank dalam peer group perbankan syariah semakin baik posisinya. Hal ini menjadi motivasi bagi Bank untuk terus tumbuh dan berkembang meningkatkan posisi pada peer group menjadi lebih baik lagi.

Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan pemangku kepentingan (stakeholder) yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank.

Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko reputasi adalah untuk mengantisipasi dan meminimalkan dampak kerugian dari risiko reputasi Bank.

Risiko ini timbul antara lain karena adanya pemberitaan media dan/atau rumor mengenai Bank yang bersifat negatif, serta adanya strategi komunikasi Bank yang kurang efektif. Risiko reputasi antara lain juga dipengaruhi oleh faktor-faktor: image Bank, menyelesaian pengaduan nasabah yang tidak diselesaikan (buruk), pelayanan buruk terhadap nasabah atau pihak lain, konflik internal Bank dan lain-lain.

Pengelolaan risiko reputasi juga dilakukan dengan memantau publikasi negatif dan keluhan nasabah yang dimuat di media cetak baik surat pembaca maupun artikel (bad

media report) dan keluhan nasabah yang disampaikan melalui call center.

Tidak terdapat pengaduan ataupun publikasi yang bersifat negatif mengenai Bank, baik oleh media massa berskala lokal maupun nasional. Jumlah pengaduan nasabah tergolong tidak signifikan dan apabila ada, pengaduan tersebut dapat terselesaikan.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan adalah risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku, serta Prinsip Syariah.

Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko kepatuhan adalah untuk memastikan bahwa proses manajemen risiko dapat meminimalkan kemungkinan dampak negatif dari perilaku Bank yang menyimpang atau melanggar standar yang berlaku secara umum, ketentuan dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta Prinsip Syariah. Pengelolaan manajemen risiko kepatuhan, utamanya melalui peningkatan budaya kepatuhan yang dilakukan secara terus menerus dilakukan melalui program kepatuhan yaitu:

 Memastikan kesesuaian antara rancangan kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur produk/aktivitas baru dengan ketentuan yang berlaku.

Sosialisasi/pelatihan melalui regulation update dan in-class training terkait penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/APPT).

 Memantau kesesuaian pelaksanaan pelaporan kepatuhan terhadap ketentuan

yang berlaku.

 Pemantauan terhadap denda atau sanksi yang diterima dari regulator/pihak eksternal.

 Pemantauan terkait prinsip syariah diakomodasi melalui mekanisme

permintaan

opini dan konsultasi intensif dengan DPS oleh Unit Kerja Kepatuhan dan atau bersama unit kerja terkait yang membutuhkan opini DPS.

Risiko Pasar

Risiko pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan. Risiko pasar meliputi antara lain, risiko nilai tukar, risiko komoditas dan risiko ekuitas.

Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.

Risiko nilai tukar adalah risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar valuta asing atau perubahan harga emas. Risiko komoditas adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan harga komoditas. Risiko ekuitas adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi

trading book yang disebabkan oleh perubahan harga saham.

Bank relatif tidak terkena risiko pasar, namun terkait dengan risiko pasar terdapat Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk), yaitu risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana dan atau akibat perubahan tingkat imbal hasil atau pricing di pasar, sehingga mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank. Penerapan strategi pricing (imbal hasil) Bank selain memperhitungkan struktur pricing internal Bank, juga mempertimbangkan faktor pesaing dan trend tingkat pricing di pasar. Berdasarkan perolehan bagi hasil bersih (net rate of return), mengindikasikan Bank

mampu mengimplementasikan strategi ’pricing’ atas struktur portofolio

’asset-liabilities’nya dengan cukup efektif.

Struktur portofolio aset Bank hingga saat ini tergolong cukup optimal untuk menghasilkan tingkat return yang memadai dan mampu mengantisipasi bilamana terjadi perubahan tingkat pricing di pasar sampai dengan level tertentu. Hasil simulasi terhadap kenaikan

BI rate atau tingkat pricing di pasar bilamana terjadi perubahan tingkat pricing hingga ± 2%, maka potensi kerugiannya dibandingkan dengan permodalan Bank tergolong kecil.

Risiko Imbal Hasil

Risiko Imbal Hasil (Rate of Return Risk) adalah Risiko akibat perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan Bank kepada nasabah, karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima Bank dari penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi perilaku nasabah dana pihak ketiga Bank.

Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Imbal Hasil, mencakup komposisi dana pihak ketiga, strategi dan kinerja bank dalam menghasilkan laba/ pendapatan dan perilaku nasabah dana pihak ketiga.

Risiko Investasi

Risiko Investasi (Equity Investment Risk) adalah Risiko akibat Bank ikut menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan berbasis bagi hasil baik yang menggunakan metode net revenue sharing maupun yang menggunakan metode profit and loss sharing.

Dalam menilai Risiko inheren atas Risiko Investasi, mencakup komposisi dan tingkat konsentrasi pembiayaan berbasis bagi hasil, kualitas pembiayaan berbasis bagi hasil, faktor eksternal.

Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

Tujuan utama manajemen risiko untuk risiko likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas. Bank mengelola risiko likuiditas secara hati-hati (prudent) dengan memastikan kecukupan dana secara harian maupun di masa datang baik pada saat kondisi normal maupun kondisi “ketat”, dalam pemenuhan liabilitas secara tepat waktu dari berbagai sumber dana yang tersedia, termasuk memastikan ketersediaan aset likuid berkualitas tinggi.

Contingency funding plan (rencana pendanaan darurat) telah disusun untuk

mempersiapkan Bank jika terjadi krisis. Bank mengukur dan memantau risiko likuiditas melalui analisis perbedaan jatuh tempo likuiditas dan rasio-rasio likuiditas.

Salah satu indikator profil risiko likuiditas adalah rasio FDR (Financing to Deposit Ratio), secara umum perbankan syariah memiliki FDR yang lebih tinggi dibandingkan dengan perbankan konvesional. Bagi Bank FDR yang cukup tinggi sesungguhnya tidak mengindikasikan ketatnya kondisi likuiditas Bank, karena permodalan Bank cukup besar sehingga pembiayaan Bank terlebih dahulu dibiayai dari sumber dana dari permodalan yang terindikasi dari KPMM Bank yang tergolong cukup tinggi dan adanya sumber pendanaan dari non DPK antara lain adanya deposito antar bank.

Struktur pendanaan nasabah bilamana diteliti dari karakteristik nasabah (customer

behaviour) ternyata mayoritas pengendapan dana nasabah adalah berjangka waktu

menengah (lebih dari 12 bulan), hal ini mengindikasikan struktur pendanaan atau likuiditas bank yang baik.

Analisa jatuh tempo asset, liabilitas dan dana syirkah temporer menurut kelompok jatuh temponya berdasarkan periode yang tersisa terhitung sejak tanggal 30 Juni 2014 sampai dnegan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut

(dlm Juta) Lainnya Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan sampai dengan 3 bulan > 3 bulan sampai dengan 6 bulan > 6 bulan sampai dengan 12 bulan > 12 bulan Total Aset Kas 6,279 - - - - 6,279 Penempatan Pada BI - 328,882 - - 15,000 - 343,882 Giro pada Bank Indonesia 129,082 - - - - 129,082 Sertifikat Wadya Bank Indonesia

(SWBI)

199,800

- - 15,000 - 214,800 Antar Bank Aktiva 234 38 50 113 11,026 11,461

Giro Pada Bank Lain 221 221

Penempatan Pada Bank Lain 13 38 50 113 11,026 11,240 Investasi Pada SUKUK - - - - 137,045 137,045 Piutang Murabahah (net) 633,242 6,129 3,356 11,615 260,545 914,887 Piutang Qardh 12,172 - - 2,369 53 14,594 Pembiayaan Mudharabah 24,157 16,710 63,985 23,417 762,620 890,889 Pembiayaan Musyarakah 58,646 35,481 295,657 611,515 1,361,505 2,362,804 Cad. Penyisihan Penyusutan

Aktiva Produktif

(40,951)

(1,770) (3,195) (1,158) (3,815) (50,889)

Aset Tetap 28,145 28,145

Asset Tak Berwujud 1,992 1,992

Aset Pajak Tangguhan 3,210 3,210

Biaya Dibayar Dimuka 4,841 4,841

Aktiva Lainnya 22,881 22,881

Jumlah Aset 61,068 1,022,661 56,588 359,853 662,871 2,528,979 4,692,020 Kewajiban

Kewajiban Segera 6,561 6,561

Bagi Hasil & Bonus yang Belum Dibagikan 12,719 12,719 Simpanan Giro Wadiah 296,839 - - - - 296,839 Tabungan Wadiah 215,286 - - - - 215,286 Utang Pajak 4,283 4,283

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 9,632 9,632

Kewajiban Lain 10,180 10,180

Total Kewajiban 19,812 535,688 - - - - 555,500 Dana Syirkah Temporer

Tabungan Mudharabah 93,815 - - - - 93,815

Deposito Mudharabah 1,520,723 777,978 53,745 8,115 1,018 2,361,579

SIMA Antar Bank 667,003 - 291 297 - 667,591

Total Dana Syirkah Temporer - 2,281,541 777,978 54,036 8,412 1,018 3,122,985 Selisih Aset dengan Libilitas dan

34. OPINI DEWAN PENGAWAS SYARIAH

Dalam rangka perwujudan pelaksanaan Good Corporate Governance, Dewan Pengawas Syariah dan manajemen Bank selalu melakukan kerjasama dan koordinasi dalam menjaga dan memastikan penerapan Prinsip Syariah di berbagai aktivitas operasional dan transaksi perbankan yang meliputi kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank.

Sebagai bagian dari pertumbuhan Bank, Dewan Pengawas Syariah menjalankan peran sesuai dengan tugas dan kewenangan yang telah ditetapkan yaitu melakukan pengawasan secara aktif terhadap seluruh aspek kegiatan Bank dan memastikan bahwa seluruh produk, kegiatan dan pelayanan Bank telah memenuhi Prinsip Syariah. Berdasarkan hasil pengawasan yang telah dilakukan, seluruh produk maupun aktivitas Bank Panin Syariah telah memenuhi ketentuan sebagaimana yang terdapat dalam fatwa-fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI).

Selain melakukan pengawasan aktif, seiring dengan pertumbuhan Bank yang semakin meningkat, Dewan Pengawas Syariah juga mendorong Bank untuk dapat berinovasi menciptakan produk dan layanan syariah yang memuaskan dan mencakup segala golongan masyarakat dengan tetap memperhatikan fatwa dan ketentuan lainnya serta kemaslahatan umat.

Selama tahun 2013, segala bentuk pengeluaran produk, aktivitas dan perkembangan usaha Bank telah sesuai dengan Prinsip Syariah yang diberlakukan, kerjasama dan koordinasi yang telah terjalin dengan sangat baik dan intens antara Dewan Pengawas Syariah dan manajemen Bank, akan dapat menciptakan pertumbuhan Bank yang sehat dan prudent serta dapat memberikan kontribusi yang baik terhadap pertumbuhan industri perbankan syariah di tanah air dengan menjadi Bank Syariah kepercayaan masyarakat. Secara berkesinambungan, Dewan Pengawas Syariah akan terus meningkatkan fungsi pengawasannya agar dalam pelaksanaan kegiatan operasional dan implementasi produk Bank selalu berpijak dan tunduk pada ketentuan yang berlaku.

35. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN PERSETUJUAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan merupakan tanggung jawab manajemen, dan telah disetujui oleh Direktur untuk diterbitkan pada tanggal 25 Juli 2014.

Dalam dokumen PT BANK PANIN SYARIAH Tbk (Halaman 55-62)

Dokumen terkait