• Tidak ada hasil yang ditemukan

187.285.36931 Maret 2021/ March 31, 2021

EUR 802.370 13.692.435.842

Tabel berikut adalah sensitivitas Grup terhadap kenaikan atau penurunan kurs Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat, China Yuan, Yen Jepang dan Euro pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian yang menggunakan 10% tingkat sensitivitas untuk tujuan pelaporan risiko kurs mata uang asing secara internal kepada personel manajemen kunci dan pengungkapan berikut merupakan hasil penelaahan manajemen atas kemungkinan perubahan kurs mata uang asing yang wajar.

The following tables describe the Group‟s sensitivity to increase and decrease in Rupiah against United States Dollar, Chinese Yuan, Japanese Yen and Euro translated at the consolidated statement of financial position date. 10% is the sensitivity rate used when reporting internally the foreign exchange risk to key management personnel and this represents management‟s assessment of a reasonable possible change in foreign exchange rates.

9.263.401.275

USD 478.823 6.753.793.200 7.297.605.464

(1.965.795.811)

USD 239.978 3.384.884.206 EUR 30.093 521.514.239

Ekuivalen/

Foreign Currency Mata Uang Asing/

USD 12.852 187.285.369 31 Maret 2021/ March 31, 2021

IDR

Risiko Pasar (lanjutan) b. Market Risk (continued)

USD 667.251 9.723.178.876 23.415.614.718

Mata Uang Asing/ Ekuivalen/

Foreign Currency Equivalent

IDR

USD 240.426 3.391.207.019 (15.902.705.413)

USD 177.923 2.509.608.075

b.

31 Maret 2021/ March 31, 2021

31 Desember 2021/ December 31, 2021

Aset Keuangan Financial assets

Effect on Income Before Income Tax Pengaruh Pada Laba

Sebelum Pajak Penghasilan/

Kenaikan (Penurunan) Mata Uang Asing/ Increase (Decrease) in

Foreign Exchange

Risiko Tingkat Suku Bunga Interest Rate Risk

- 131.541.016.351

Risiko tingkat suku bunga adalah risiko dimana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan berfluktuasi karena perubahan suku bunga pasar. Pengaruh dari risiko perubahan suku bunga pasar berhubungan dengan pinjaman jangka pendek dan panjang dari Grup yang dikenakan suku bunga mengambang.

Interest rate risk is the risk that the fair value or future cash flows of a financial instrument will fluctuate because of changes in market interest rates. The Group‟s exposure to the risk of changes in market interest rates relates primarily to the Group‟s short-term and long-term debt obligations with floating interest rates. 31 Maret 2021/ March 31, 2021

Fixed Rate Tingkat Suku Bunga Tetap/

24.448.925.910

(12.162.439.001) (811.880.982) (147.669.503.114)

Months Months Months Months Months Months Total

< 3 Bulan/ 3 - 12 Bulan/ > 12 Bulan/ < 3 Bulan/ 3 - 12 Bulan/ > 12 Bulan/ Total/

-36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

Risiko Pasar (lanjutan) b. Market Risk (continued)

Floating Rate

b.

Pinjaman bank jangka pendek Short-term bank loans

Utang lain-lain Other receivables

Pinjaman bank jangka panjang Long-term bank loans

pembiayaan konsumen Consumer finance payables

Liabilitas sewa Lease liabilities

Kenaikan suku bunga 1% Increase in interest rate by 1%

(100 basis poin) (100 basis point)

Penurunan suku bunga 1% Decrease in interest rate by 1%

(100 basis poin) (100 basis point)

c.

31 Desember 2020/ December 31, 2020

Tingkat Suku Bunga Mengambang/ Tingkat Suku Bunga Tetap/

Floating Rate Fixed Rate

< 3 Bulan/ 3 - 12 Bulan/ > 12 Bulan/ < 3 Bulan/ 3 - 12 Bulan/ > 12 Bulan/ Total/

Months Months Months Months Months Months Total

52.947.544.591

Tabel berikut menjelaskan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap:

The following table illustrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant:

31 Maret, 2021/

Risiko Likuiditas c. Liquidity Risk

Risiko likuiditas merupakan risiko yang muncul dalam situasi dimana posisi arus kas Grup mengindikasikan bahwa arus kas masuk dari pendapatan jangka pendek tidak cukup untuk memenuhi arus kas keluar untuk pengeluaran jangka pendek.

Liquidity risk is defined as a risk that arises in situations where the cash inflows from short-term revenue are not enough to cover the cash outflows for short-term expenditures.

Risiko Pasar (lanjutan) b. Market Risk (continued)

Risiko Tingkat Suku Bunga (lanjutan) Interest Rate Risk (continued)

Rincian kisaran suku bunga efektif atas masing-masing instrumen keuangan adalah sebagai berikut:

The details of the range of the effective interest rates on each of the financial instrument are as follows:

31 Maret, 2021/

c.

-Memonitor dan menjaga level kas dan bank yang diperkirakan cukup untuk mendanai kegiatan operasional Grup dan mengurangi pengaruh fluktuasi dalam arus kas.

Monitors its level of cash and banks and maintain these at a level deemed adequate to finance the Group's operational activities and to mitigate the effect of fluctuations in cash flows.

Untuk mengatur risiko likuiditas, Grup menerapkan manajemen risiko sebagai berikut:

To manage its liquidity risk, the Group applies the following risk management:

Months Total

Secara rutin melakukan monitor atas perkiraan arus kas dan arus kas aktual.

Regularly monitors projected and actual cash flows.

Melakukan monitor atas profil jatuh tempo pinjaman. Regularly monitors loan maturity profiles.

Secara terus-menerus menilai kondisi pasar keuangan untuk kesempatan memperoleh dana.

Continuously assesses the financial markets for opportunities to raise funds.

Sebagai tambahan, Grup juga mengatur untuk memiliki fasilitas stand-by loan yang dapat ditarik sesuai dengan permintaan untuk mendanai kegiatan operasi pada saat diperlukan.

In addition, the Group has a stand-by loan facility, which can be withdrawn upon request to fund its operations when needed.

Tabel di bawah ini menggambarkan liabilitas keuangan Grup berdasarkan jatuh temponya. Jumlah yang terdapat di tabel ini adalah nilai kontraktual yang tidak terdiskonto:

The tables below describe the Group‟s financial liabilities based on their maturities. The amounts disclosed in the table are the contractual undiscounted cash flows:

31 Maret 2021/ March 31, 2021

31 Desember 2020/ December 31, 2020 484.306.981

Months Months Months Months Total

483.537.526

Risiko Likuiditas (lanjutan) c. Liquidity Risk (continued) 36. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO

KEUANGAN (lanjutan)

36. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES (continued)

d.

Total liabilitas Total Liabilities

Dikurangi kas dan bank Less cash and banks

Utang Neto Net Debt

Total Ekuitas Total Equity

Rasio liabilitas terhadap ekuitas Debt-to-equity ratio

a. Aktivitas Investasi Non kas yang signifikan a. Significant Non-cash Investing Activities

Perolehan aset tetap Acquisition of property, plant and

melalui: equipment through:

Uang muka Advances

Utang pembiayaan konsumen Consumer finance payables

53.141.350.062

251.099.773.942

244.567.227.088 259.941.051.951

256.527.353.965 Sebagaimana praktik yang berlaku umum, Grup

mengevaluasi struktur permodalan melalui rasio pinjaman terhadap modal (gearing ratio) yang dihitung melalui pembagian antara pinjaman neto dengan modal.

Pinjaman neto adalah jumlah liabilitas sebagaimana disajikan di dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dikurangi dengan jumlah kas dan bank.

Sedangkan modal meliputi seluruh komponen ekuitas yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian. Pada tanggal 31 Maret 2021 dan 31 Desember 2020, perhitungan rasio tersebut adalah sebagai berikut:

As generally accepted practices, the Group evaluates its capital structure through debt-to-equity ratio (gearing ratio), which is calculated by dividing between net debt to equity. Net debt represents the sum of liabilities as presented in the consolidated statement of financial position which being reduced by the amount of cash and banks. While the equity represents all components of equity as presented in the consolidated statement of financial position. As of March 31, 2021 and December 31, 2020, the calculations of this ratio are as follows:

Tujuan Grup mengatur modal adalah untuk menjaga kemampuan Grup untuk melanjutkan usaha yang terus menerus supaxa memberikan keuntungan kepada pemengang saham dan pemangku kepentingan lainnya dan untuk mempertahankan struktur modal yang optimal untuk mengurangi Biaya modal.

The Group‟s objectives when managing capital are to safeguard the Group‟s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.

Grup secara aktif dan rutin menelaah dan mengelola struktur permodalan untuk memastikan struktur modal dan hasil pengembalian ke pemegang saham yang optimal, dengan mempertimbangkan kebutuhan modal masa depan dan efisiensi modal Grup, profitabilitas masa sekarang dan yang akan datang, proyeksi arus kas operasi, proyeksi belanja modal dan proyeksi peluang investasi yang strategis.

The Group actively and regularly reviews and manages its capital structure to ensure optimal capital structure and shareholder return, taking into consideration the future capital requirements and capital efficiency of the Group, prevailing and projected profitability, projected operating cash flows, projected capital expenditures and projected strategic investment opportunities.

37. INFORMASI TAMBAHAN ATAS ARUS KAS 37. SUPPLEMENTAL DISCLOSURES FOR CASH FLOWS

31 Maret, 2021/ 31 Desember 2020/

March 31, 2021 December 31, 2020

570.900.000

5.102.387.200

-Risiko Permodalan d. Capital Risk

31 Maret, 2021/ 31 Desember 2020/

March 31, 2021 December 31, 2020 276.657.577.016

297.708.577.150 25.557.803.074

0,97

0,95

b. Rekonsiliasi Liabilitas Neto b. Net Liabilities Recognition

1 Januari 2021 January 1, 2021

Penambahan bunga Accretion of interest

Arus Kas Neto Net Cash Flows

Saldo akhir Ending Balance

31 Desember 2019 December 31, 2019

Penerapan PSAK 73 Adoption of PSAK 73

1 Januari 2020 January 1, 2020

Penambahan bunga Accretion of interest

Arus Kas Neto Net Cash Flows

Saldo akhir Ending Balance

38. PERISTIWA SETELAH TANGGAL PELAPORAN 38. EVENT AFTER THE REPORTING PERIOD

Pada tanggal 2 Februari 2021, Pemerintah mengumumkan dan memberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021 (PP 35/2021) untuk melaksanakan ketentuan Pasal 81 dan Pasal 185 (b) UU No. 11/2020 tentang Cipta Kerja, yang bertujuan untuk menciptakan kesempatan kerja seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia secara merata, guna memenuhi kehidupan yang layak. PP 35/2021 mengatur perjanjian kerja untuk waktu tertentu (pegawai tidak tetap), outsourcing, waktu kerja, waktu istirahat, dan pemutusan hubungan kerja, yang dapat mempengaruhi tunjangan minimum yang harus dibayar.

On February 2, 2021, the Government promulgated and enforced Government Regulation Number 35 Year 2021 (PP 35/2021) to implement the provisions of Article 81 and Article 185 (b) of Law No. 11/2020 concerning Job Creation (Cipta Kerja), which aims to create the widest possible employment opportunities for the Indonesian people evenly, in order to fulfill a decent living. PP 35/2021 regulates the work agreement for a certain time (non-permanent employees), outsourcing, working time, rest time and termination of employment, which can affect the minimum benefits that must be paid to employees.

Grup masih menilai dampak penerapan PP 35/2021 terhadap laporan keuangan konsolidasian Grup.

The Group is still assessing the impact of the implementation of PP 35/2021 on the Group‟s consolidated financial statements.

Pengumuman dan Penerapan Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021

Promulgated and Enforced Government Regulation Number 35 Year 2021

31 Maret 2021/ March 31, 2021

31 Desember 2020/ December 31, 2020

Pinjaman Bank Jangka

37. INFORMASI TAMBAHAN ATAS ARUS KAS (lanjutan) 37. SUPPLEMENTAL DISCLOSURES FOR CASH FLOWS (continued)

28.321.378.469

Sebagai akibat dari pandemi COVID-19, konsesi sewa telah diberikan kepada penyewa. Konsesi tersebut dapat diberikan dalam berbagai bentuk, termasuk pengampunan pembayaran dan penangguhan pembayaran sewa. Dewan standar membuat amandemen terhadap PSAK 73 yang memberi penyewa pilihan untuk memperlakukan konsesi sewa yang memenuhi syarat dengan cara yang sama seperti jika mereka bukan modifikasi sewa. Dalam banyak kasus, hal ini akan menghasilkan perlakuan akuntansi untuk konsesi sebagai pembayaran sewa variabel selama periode pemberiannya.

As a result of the COVID-19 pandemic, rental concessions have been granted to lessees. Such concessions might take a variety of forms, including payment holidays and deferral of lease payments. The standard board made an amendment to PSAK 73 which provides lessees with an option to treat qualifying rent concessions in the same way as they would if they were not lease modifications. In many cases, this will result in accounting for the concessions as variable lease payments in the period in which they are granted.

Entitas yang menerapkan kebijakan praktis harus mengungkapkan fakta ini, apakah kebijakan telah diterapkan pada semua konsesi sewa yang memenuhi syarat atau, jika tidak, informasi tentang sifat kontrak yang telah diterapkan, serta jumlah yang diakui dalam laba rugi, yang timbul dari konsesi sewa.

Entities applying the practical expedients must disclose this fact, whether the expedient has been applied to all qualifying rental concessions or, if not, information about the nature of the contracts to which it has been applied, as well as the amount recognised in profit or loss arising from the rental concessions.

Amandemen PSAK 73, "Sewa: Konsesi Sewa terkait COVID-19" akan berlaku efektif untuk periode pelaporan tahunan yang dimulai pada atau setelah 1 Juni 2020 dengan penerapan dini diperkenankan.

The amendments to PSAK 73, “Leases: Rental Concessions related to COVID-19” will become effective for the annual reporting period starting on or after June 1, 2020 and earlier application is permitted.

Efektif pada atau setelah tanggal 1 Januari 2021 Effective on or after January 1, 2021 Amandemen PSAK 22, “Kombinasi Bisnis: Definisi

Bisnis”

Amendments to PSAK 22, “Business Combinations:

Definition of Business”

Amandemen ini dikeluarkan untuk membantu entitas menentukan apakah serangkaian kegiatan dan aset yang diperoleh adalah bisnis atau tidak. Mereka mengklarifikasi persayaratan minimum untuk bisnis, menghapus penilaian apakah pelaku pasar mampu mengganti elemen yang hilang, menambah panduan untuk membantu entitas menilai apakah proses yang diperoleh adalah substantif, mempersempit definisi bisnis dan output, dan memperkenalkan uji konsentrasi nilai wajar opsional. Contoh ilustratif baru diberikan bersama dengan amandemen.

These amendments were issued to help entities determine whether an acquired set of activities and assets is a business or not. They clarify the minimum requirements for a business, remove the assessment of whether market participants are capable of replacing any missing elements, add guidance to help entities assess whether an acquired process is substantive, narrow the definitions of a business and of outputs, and introduce an optional fair value concentration test. New illustrative examples were provided along with the amendments.

Standar akuntansi baru, amandemen, penyesuaian tahunan dan interpretasi yang telah diterbitkan, namun belum berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2021 yang mungkin berdampak pada laporan keuangan konsolidasian dan belum diterapkan secara dini oleh Grup adalah sebagai berikut:

New accounting standards, amendments, improvements and interpretations issued but not yet effective for the financial year beginning January 1, 2020 that may have certain impact on the consolidated financial statements and have not been early adopted by the Group are as follows:

Efektif pada atau setelah tanggal 1 Juni 2020 Effective on or after June 1, 2020

BELUM DITERAPKAN YET ADOPTED

Amandemen PSAK 73, “Sewa: Konsesi Sewa terkait COVID-19”

Amendments to PSAK 73, “Leases: Rental Concessions related to COVID-19”

a.

b.

c.

d.

-

--

-Reformasi Acuan Suku Bunga - Tahap 2 membahas isu yang mungkin mempengaruhi pelaporan keuangan selama reformasi acuan suku bunga, termasuk dampak perubahan arus kas kontraktual atau hubungan lindung nilai yang timbul dari penggantian acuan suku bunga dengan acuan alternatif yang baru. Amandemen ini mengubah persyaratan dalam PSAK 71, “Instrumen Keuangan”, PSAK 55, “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”, PSAK 60, “Instrumen Keuangan:

Pengungkapan”, PSAK 62, “Kontrak Asuransi” dan PSAK 73, “Sewa” yang terkait dengan:

Interest Rate Benchmark Reform - Stage 2 addresses issues that may affect financial reporting during the interest rate benchmark reform, including the effects of changes in contractual cash flows or hedging relationships that arise from replacing the interest rate benchmark with a new alternative reference. These amendments amend the requirements in PSAK 71,

“Financial Instruments”, PSAK 55, “Financial Instruments: Recognition and Measurement”, PSAK 60,

“Financial Instruments: Disclosures”, PSAK 62,

“Insurance Contracts” and PSAK 73, “Leases” related to:

hedge accounting; and Amandemen ini mengklarifikasi definisi bisnis dengan

tujuan untuk membantu entitas dalam menentukan apakah suatu transaksi seharusnya dicatat sebagai kombinasi bisnis atau akuisisi aset. Secara umum, amandemen PSAK 22 tersebut:

These amendments clarify the definition of business for the purpose of assisting the entity in determining whether a transaction should be accounted for as a business combination or an asset acquisition. In general, the amendments to PSAK 22:

mengamandemen definisi bisnis; a. amended the definition of business;

menambahkan pengujian konsentrasi opsional yang mengizinkan penilaian yang disederhanakan apakah rangkaian aktivitas dan aset yang diakuisisi bukan merupakan suatu bisnis;

mengklarifikasi unsur bisnis bahwa untuk dipertimbangkan sebagai suatu bisnis, suatu rangkaian terintegrasi dari aktivitas dan aset yang diakuisi mencakup, minimum, input dan proses substantif yang bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhadap kemampuan untuk menghasilkan output; dan

menambahkan pedoman dan contoh ilustratif untuk membantu entitas enilai pakah proses substantif telah diakuisisi.

b. added an optional concentration test that allows a simplified assessment of whether the acquired set of activities and assets is not a business;

c. clarified the business element that to be considered as a business, an integrated set of activities and assets acquired includes, as a minimum, substantive inputs and processes that together contribute significantly to the ability to produce outputs; and

d. added illustrative guidance and examples to help the entity assess whether substantive processes have been acquired.

Amandemen PSAK 22, “Kombinasi Bisnis: Definisi Bisnis” akan berlaku efektif pada tanggal 1 Januari 2021 dan penerapan dini diperkenankan.

The amendments to PSAK 22, “Business Combinations:

Definition of Business” will become effective on January 1, 2021 and earlier application is permitted.

Amandemen PSAK 71, “Instrumen Keuangan”, Amandemen PSAK 55, “Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran”, Amandemen PSAK 60,

“Instrumen Keuangan: Pengungkapan”, Amandemen PSAK 62, “Kontrak Asuransi” dan Amandemen PSAK 73, “Sewa” tentang Reformasi Acuan Suku Bunga -Tahap 2”

Amendments to PSAK 71, "Financial Instruments", Amendments to PSAK 55, "Financial Instruments:

Recognition and Measurement", Amendments to PSAK 60, "Financial Instruments: Disclosures", Amendments to PSAK 62, "Insurance Contracts" and Amendments to PSAK 73, "Leases" about Interest Rate Benchmark Reform - Phase 2”

perubahan dasar untuk menentukan arus kas kontraktual dari aset keuangan, liabilitas keuangan dan liabilitas sewa;

changes in the basis for determining the contractual cash flows from financial assets, financial liabilities and lease liabilities;

akuntansi lindung nilai; dan

STANDARDS, AMENDMENTS/ IMPROVEMENTS AND