• Tidak ada hasil yang ditemukan

Masalah-masalah Siswa SMP yang Orangtuanya Bercerai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

C. Masalah-masalah Siswa SMP yang Orangtuanya Bercerai

Masalah merupakan kesulitan yang dialami oleh siswa karena ada kebutuhan yang belum terpenuhi atau tugas perkembangan yang belum diselesaikan atau tujuan yang belum tercapai, seperti yang dimaksudkan dalam alat penelitian yang digunakan. Menurut Willis (1981) memahami masalah remaja berarti mengetahui latar belakang masalah yang bersangkutan secara mendalam termasuk kaitannya dengan kebutuhan atau motif-motifnya.

Penelitian ini terinspirasi dari berbagai sumber yaitu Sarbini & Kusuma Wulandari (2014), Meiriana (2016), Ningrum (2013). Berdasarkan sumber- sumber inilah peneliti membuat item-item yang memuat berbagai masalah

yang mungkin dialami oleh siswa SMP Negeri 31 Purworejo tahun ajaran 2016 / 2017 yang orang tuanya bercerai, dan mengelompokkan masalah-masalah remaja ke dalam tiga bidang, yaitu:

1. Bidang Pribadi – Sosial

Masalah-masalah pribadi-sosial yang dialami siswa-siswi SMP, yaitu: a. Masalah kesehatan

Permasalahan pada siswa-siswi yang orangtuanya bercerai bisa datang dari kebutuhan fisiologis yang belum terpenuhi secara optimal. Karena, kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan yang paling utama dan sangat dibutuhkan bagi setiap manusia.

b. Masalah pergulatan dalam diri

Remaja dapat mengalami pergulatan diri karena terjadi perubahan- perubahan di dalam seperti psikologisnya, dan di luar diri remaja seperti perubahan sikap orangtua, anggota keluarga lain, serta perubahan dalam hubungan dengan orang lain. Terutama bagi remaja yang orangtuanya bercerai seringkali terjadi pergulatan diri.

c. Masalah agama

Remaja kepercayaannya kepada Tuhan terkadang kuat dan terkadang lemah terlihat pada cara beribadah terkadang rajin dan terkadang malas. Dalam mengembangkan religiusnya remaja perlu mengembangkan moral yang sudah mereka kenal melalui berbagai pengalaman atau berinteraksi sosial dengan orang tua, guru, teman sebaya, atau orang dewasa lainnya. Pada masa ini muncul dorongan

30

untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang dinilai baik oleh orang lain, agar remaja merasa puas dengan adanya penerimaan dan penilaian positif dari orang lain tentang perbuatannya.

Bagi remaja yang orang tuanya bercerai bisa jadi mereka kurang bahkan tidak memperoleh nilai-nilai keagamaan yang diajarkan orangtuanya kepada mereka. Tempat tinggal yang terpisah oleh jarak dan waktu, sulitnya bertemu, kurangnya komunikasi, dan berbagai faktor lain yang memengaruhi anak tidak memperoleh penanaman nilai- nilai keagamaan dari orangtuanya sejak dini.

d. Masalah waktu luang

Kesulitan bagi remaja ialah mengisi waktu yang kosong dan mereka belum dapat mengatur diri sendiri dengan disiplin yang ketat. Peran orang tua dalam mengarahkan remaja untuk mengisi waktu luang memang diperlukan.

Namun, berbeda dengan kondisi remaja yang orang tuanya bercerai karena kurangnya intensitas pertemuan, jarangnya berkomunikasi, dan faktor-faktor lain yang memengaruhinya. Sehingga, orang tua tidak mengarahkan remaja untuk mengisi waktu luangnya dengan kegaiatan yang positif dan bermanfaat.

e. Masalah hubungan sosial

Dalam perkembangan sosial, kemampuan remaja untuk memahami orang lain sebagai individu yang unik, baik menyangkut sifat-sifat pribadi, minat, nilai-nilai maupun perasaannya sudah terlihat pada masa

remaja awal. Pemahaman ini, mendorong remaja untuk menjalin hubungan sosial yang lebih akrab dengan teman sebaya, baik dalam jalinan persahabatan maupun percintaan (pacaran).

Hetherington (Dagun, 1990) mengungkapkan bahwa jika perceraian dalam keluarga itu terjadi saat anak menginjak usia remaja, anak akan mencari ketenangan dengan membina hubungan dengan tetangga, sahabat, atau teman sekolah. Namun, hubungan yang terjalin menimbulkan dampak negatif bagi remaja tersebut, karena peran orangtua kurang optimal dalam membimbing dan mengarahkannya.

2. Bidang Belajar

Masalah-masalah belajar yang dialami siswa-siswi SMP, yaitu: a. Masalah pendidikan

Perkembangan kognitif adalah perkembangan kemampuan individu untuk menyelesaikan masalah atau memecahkan masalah dengan kemampuan kognitif yang diperoleh dari sekolah maupun lingkungan sekitar seperti keluarga, dan masyarakat sekitar. Perkembangan kognitif remaja cenderung mengikuti orang-orang dewasa, karena pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan berpikir remaja berdasarkan praktek-praktek pendidikan, pengajaran, dan bimbingan di sekolah. Jika remaja dalam tugas perkembangan kognitifnya tidak bekerja secara optimal karena kurangnya dukungan dari keluarga terutama orang tua, maka remaja akan mengalami gejala-gejala permasalahan dalam pendidikan.

32

Berbagai kesulitan yang dihadapi remaja sebagai siswa SMP yang berhubungan dengan belajar, seperti motivasi belajar kurang sesuai, orangtua kurang perhatian dengan pendidikan, cara belajar yang tidak jelas, hubungan dengan guru kurang baik, peraturan sekolah terlalu longgar atau terlalu ketat, bahan pelajaran terlalu sulit dan terlalu banyak.

3. Bidang Karier

Masalah-masalah karier yang dialami siswa-siswi SMP, yaitu: a. Masalah masa depan

Minat karier pada remaja banyak dipengaruhi oleh minat orang tua dan teman sebayanya. Jika remaja berada pada kondisi yang orang tuanya bercerai, maka remaja tersebut akan mengalami masalah peminatan karir di masa depan.

b. Masalah ekonomi

Remaja dalam permasalah ekonomi dan keuangan perlu diarahkan dan dibimbing oleh orangtua, serta dipersiapkan berbagai keterampilan. Alasannya, meskipun remaja tidak bersekolah remaja tetap mampu memperoleh pekerjaan dan memperbaiki perekonomian dirinya dan keluarga.

Namun, bagi remaja yang kondisi orangtuanya bercerai akan terasa sulit untuk memperbaiki ekonomi dan keuangan keluarganya. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Hetherington (Dagun, 1990)

bahwa remaja menyadari masalah-masalah yang bakal muncul akibat orangtuanya bercerai, seperti masalah ekonomi.

Dari penjabaran masalah-masalah siswa SMP dapat disimpulkan bahwa remaja membutuhkan pendampingan dari orang-orang yang ada di sekitarnya baik dari keluarga, teman sebayanya, lingkungan sekolah, bahkan lingkungan masyarakat. Pendampingan bagi remaja yang berasal dari keluarga bercerai perlu sangat diperhatikan perkembangannya dan permasalahannya, sehingga remaja mampu bertahan dalam menghadapi situasi keluarganya yang bercerai dan tetap berpedoman pada nilai-nilai dan norma yang positif dalam hidupnya.

Dokumen terkait