• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI

C. Masjid

1. Pengertian Masjid

Kata Masjid terulang sebanyak dua puluh enam kali di dalam al-Quran. Dari segi bahasa, kata tersebut terambil dari akar kata sajada-yasjudu-sujudan, yang berarti patuh, taat, serta tunduk dengan penuh hormat dan takzim. Meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi, yang kemudian dinamai sujud oleh syariat, adalah bentuk lahiriah yang paling nyata dari makna-makna diatas. "Sujud adalah pengakuan ibadah yaitu pernyataan pengabdian lahir yang dalam sekali setelah iman di miliki jiwa, maka lidah mengucapkan ikrar keyakinan dengan sujud dalam sembahyang."24 M. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan AL-Qur`an menyatakan : "Masjid berasal dari kata Sajada, sujud salah satu maknanya mengikuti maupun menyesuaikan diri dengan ketetapan Allah, yang berkaitan dengan alam raya (sunnatullah)."25

Dengan semikian secara etimo;ogi masjid adalah tempat sujud, bukan hanya berarti sebuah gedung atau tempat ibadah, tiap potong permukaan bumi baik beratap atau beratap langit bagi orang Islam tempat itu dapat dijadikan masjid atau tempat sujud

24

Muhammad E. Ayyub, et. Al, Manajemen Masjid, ( Jakarta: Gema Insani Press, 1997 ) Cet. Ke-3 h.1.

25

menyembah kepada Allah SWT. Itulah sebabnya mengapa bangunan yang dikhususkan untuk melaksanakan shalat dinamakan Masjid, yang artinya tempat bersujud.

Dalam pengertian sehari-hari, Masjid merupakan bangunan tempat shalat kaum Muslim. Tetapi, karena akar katanya mengandung makna tunduk dan patuh, hakikat dalam perkembangannya, kata-kata masjid sudah mempunyai pengertian khusus yakni suatu bangunan yang dipergunakan sebagai tempat mengerjakan salat, baik untuk salat lima waktu maupun untuk salat Jum`at atau Hari raya, kata-kata masjid di Indonesia sudah menjadi istilah baku sehingga jikadisebut kata-kata masjid maka yang dimaksudkan ialah masjid tempat salat Jum`at. Tempat-tempat salat yang tidak dipergunakan untuk salat Jum`at, di Indonesia tidak disebut masjid. Adapun istilah yang sangat umum digunakan diseluruh wilayah Indonesia untuk tempat salat yang tidak digunakan untuk salat Jum`at yakni Musholla.

Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan masjid adalah bangunan khusus sebagai tempat salat baik salat lima waktu maupun salat Jum`at dan salat Hari Raya dan sebagai pusat pengembangan kebudayaan Islam yang meliputi berbagai Aspek Kehidupan.

2. Fungsi Masjid

Masjid sebagai tempat sujud kepada Allah SWT, tempat salat, dan tempat beribadah kepadaNya. Lima waktu dalam sehari semalam umat islam dianjurkan mengunjungi masjid guna melaksanakan salat berjamaah. Masjid juga merupakan tempat yang paling banyak dikumandangkan nama Allah SWT melalui azan, iqamat, tasbih, tahmid, tahlil, istighfar dan ucapan lain yang dianjurkan dibaca di masjid sebagai bagian dari lafaz yang berkaitan dengan pengagungan asma Allah SWT.

Dalam perkembangan dewasa ini, fungsi dan peranan masjid sangat meningkat. Masjid pada saat ini bukan saja sebagai tempat ibadah semata, tetapi peran masjid sangat kompleks dalam pemberdayaan umat untuk lebih meningkatkan keimanan, ketakwaan dan muamalah sesama makhluk Allah SWT, agar mendapatkan rahmat dari Allah SWT. Fungsi masjid semacam ini perlu terus dikembangkan dengan pengelolaan yang baik dan teratur, sehingga dari masjid lahir insan-insan muslim yang berkualitas dan masyarakat yang sejahtera. Dari masjid diharapkan pula tumbuh kehidupan khaira ummatin, predikat yang diberikan Allah SWT kepada umat Islam. Allah SWT berfirman: Q.S. Ali Imran : 110

Artinya:"Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik".

Mengfungsikan masjid secara maksimal, harus terus menerus dilakukan. kondisi lingkungan masjid harus mendapatkan perhatian dalam rangka menyusun program kegiatan. masjid di desa mun gkin akan berbeda di pondok pesantren, masjid di kampus, masjid di lingkungan pemukiman, masjid di lingkungan pabrik ataupun kawasan industri. kegiatan-kegiatan tersebut antara lain sebagai berikut:

a. Menyelenggarakan kajian-kajian keislaman yang teratur dan terarah ke arah pembentukan pribadi muslim, keluarga muslim, dan masyarakat muslim. di samping materi Al- Qur'an, hadist, fiqih ibadah, akhlak, perlu juga disampaikan materi sirah Nabawiyah (sejarah kenabian).

b. Memaksimalkan pelaksanaan khutbah jum'at , baik yang bersangkutan dengan materinya maupun dengan khatibnya. Khutbah jum'at sesungguhnya merupakan media pembinaan jama'ah yang cukup efektif.

c. Melaksanakan diskusi, seminar, ataupun lokakarya tentang masalah-masalah aktual.

d. Membuat data jama'ah, dilihat dari segi usia, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan lain-lain.

e. Mengefektifkan pelaksanaan zakat, infak, sedekah, baik dalam cara memungutnya maupun cara membagikannya.

f. Melaksanakan training-training keislaman, terutama untuk generasi muda. g. Di samping dakwah bil-lisan, dakwah bil-hal perlu mendapatkan perhatian,

seperti memberikan santunan bagi yang membutuhkan (misalnya jam'ah menderita sakit, kekurangan pangan, ataupun musibah yang lainnya).

h. Demikian juga dakwah dengan buku, brosur, dan majalah yang baik perlu mendapatkan perhatian, misalnya dengan mendirikan taman bacaan ataupun perpustakaan masjid.26

Selain itu fungsi masjid adalah:

a. Masjid adalah tempat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan-persoalan yang timbul dalam masyarakat.

b. Masjid adalah tempat kaum muslimin berkonsultasi, mengajukan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan.

c. Masjid adalah tempat membina keutuhan ikatan jam'ah dan kegotongroyongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

d. Masjid dan majlis ta'li merupakan wahana meningkagtkan kecerdasan dan pengetahuan muslimin.

e. Masjid adalah tempat pembinaan dan pengembangan kader-kader pimpinan umat.

f. Masjid adalah tempat pengumpulan dana, menyimpan dan membagikannya. g. Masjid adalah tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.27

Dengan demikian semua fungsi masjid itu, masjid bisa kembali kepada peran yang pernah dijalanlan sebagai jami' tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan lembaga

26

Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. ke-1, h. 173-174. 27

Moh. E. Ayub, Manajemen Masjid, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996), Cet. ke-1, h.7-8.

pendidikan, tempat diadakannya halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasi-orientasi keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi organisasi masyarakat.

3. Peranan Masjid

Dalam sejarah perkembangan dakwah rasulullah saw. terutama dalam periode Madinah, eksistensi masjid tidak hanya dimanfaatkan sebagai pusat ibadah yang bersifat mukhdhah/khusus, seperti shalat, tapi juga mempunyai peran sebagai berikut:

a. Dalam keadaan darurat, setelah mencapai tujuan hijrah di Madinah, beliau bukannya mendirikan benteng pertahanan untuk berjaga-jaga dari kemungkinan serangan musuh tetapi terlebih dahulu membangun masjid; b. Kalender Islam yaitu tahun Hijriah dimulai dengan pendirian masjid yang

pertama, yaitu pada tanggal 12 Rabiul Awal, permulaan tahun Hijriah selanjutnya jatuh pada tanggal 1 Muharram;

c. Di Mekkah agama Islam tumbuh dan di Madinah agama Islam berkembang. Pada kurun pertama atau periode Makkiyah Nabi Muhammad saw mengajarkan dasar-dasar agama. Memasuki kurun kedua atau periode Madaniyah, Rasulullah saw menandai tapal batas itu dengan mendirikan masjid;

d. Masjid menghubungkan ikatan yang terdiri dari kelompok orang Muhajirin dan Anshar dengan satu landasan keimanan kepada Allah SWT; dan

e. Masjid didirikan oleh orang-orang takwa secara bergotong royong untuk kemaslahatan bersama.28

Dalam masyarakat yang selalu berpacu dengan kemajuan zaman dinamika masjid-masjid sekarang ini banyak menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Artinya, masjid tidak hanya berperan sebagai tempat ibadah shalat, tetapi juga sebagai wadah beraneka kegiatan jamaah/umat Islam. Sebab, masjid merupakan integritas dan identitas umat Islam yang mencerminkan tata nilai keislamannya. Dengan demikian, peranan masjid tidak hanya menitikberatkan pada pola aktivitas yang bersifat akhirat, tetapi memperpadukan antara aktivitas ukhrawi dan aktivitas duniawi.

28

Memasuki zaman keemasan Islam, masjid mengalami penyesuaian dan penyempurnaan. Coral penyesuaian dengan tuntutan zaman dan yang terjadi itu

tidak kalah fungsionalnya dibanding optimalisasi nilai dan makna masjid di zaman Rasullah saw. dalam perkembangannya yang terakhir, masjid mulai memperhatikan kiprah operasional menuju keragaman dan kesempurnaan kegiatan. pada garis besarnya, operasionalisasi masjid menyangkut:

a. Aspek Hissiyah (Bangunan)

Belakangan ini bermunculan masjid yang menampakan gaya dan bentuk arsitektur yang beraneka ragam. dalam maslah bangunan fisik masjid, Islam tidak menentukan dan mengaturnya. artinya, umat Islam diberikan kebebasan, sepanjang bangunan masjid itu berperan sebagai rumah ibadah dan pusat kegiatan jamaah/umat. Menyadari sepenuhnya peran masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kegiatan umat, tujuan pendiriannya pun harus ditetapkan secara jelas dan benar-benar disadari sejak awal. karena itu, keberadan sebuah masjid tidak mubazir.

b. Aspek Maknawiyah (tujuan)

Pada masa Rasulullah saw, pembangunan masjid mempunyai tujuan, yakni masjid dibangun atas dasar takwa dengan melibatkan masjid sebagai pusat ibadah dan pusat pembinaan jamaah/umat Islam (at-Taubah:108);

c. Aspek Ijtimaiyah

Aspek kegiatan masjid sebenarnya dapat dilihat berdasarkan ruang lingkup kelembagaan masjid itu sendiri. di antara lembaga masjid yang mengejawantahkan aspek kegiatan masjid itu adalah:

1) Lembaga Dakwah dan Bakti Sosial

kegiatan dalam bidang dakwah dan bakti sosial dimiliki oleh hampir semua masjid. Kegiatan dakwah bisa dilihat dalam bentuk pengajian/tablig, diskusi, silaturrahmi, dan lain-lain. Adapun kegiatan bakti sosial terwujud dalam bentuk penyantunan anak yatim, khigtanan massal, zakat fitrah, pemotongan hewan kurban dan lain-lain. biasanya, kegiatan berdimensi sosial ini berjalan pada saat tertentu, misalnya bulan Ramadhan, bulan Haji, bulan Maulid, tahun baru Hijriyah

2) Lembaga Manajemen dan Dana

tanpa perlu menutup-nutupui, pola manajemen masjid kita pada umumnya bercorak tradisional. hanya di beberapa masjid tertentu manejemen masjid dapat dilaksanakan secara profesional. hal ini erat kaitannya dengan kualitas sumber daya manusia pengelola/pengurus khususnya visi, kreativitas, dan wawasan sosioreligius mereka dalam "menghidupkan" potensi masjid.

3) Lembaga Pengelola dan Jamaah

Antara pengelola dan jamaah terjalin ikatan yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan masjid. kedua komponen ini merupakan pilar utama yang memungkinkan berlangusngnya beraneka kegiatan masjid. bedanya hanya pada bentuk keikutsertaan masing-masing pihak. Jika pengelola terjun dalam pelaksanaan tertib administrasi, maka jamaah tak terkecuali pengelola sebagai pribadi urun rembuk dalam bidang pendanaan.29

Dengan demikian penulis mengambil kesimpulan, fungsi masjid adalah sebagai tempat ibadah kolektif, tempat belajar dan lembaga pendidikan, tempat diadakannya halaqah-halaqah, tempat-tempat disampaikan orientasi-orientasi keislaman, tempat permusyawarahan umat, tempat aktivitas, dan organisasi reformasi organisasi masyarakat.

29

BAB III

GAMBARAN UMUM

MASJID RAYA PONDOK INDAH DAN USM

A. Masjid Raya Pondok Indah 1. Sejarah Berdirinya

Pada tanggal 5 oktober 1982 Direksi PT.Metropolitan Kencana Jakarta / Grup Pondok Indah yang muslim mendirikan Yayasan Pondok Mulya yang bertujuan untuk mengembangkan syiar Islam. Latar belakang didirikannya Yayasan Pondok Mulya atas dasar adanya gagasan atau pemikiran dan keinginan yang mulia dari para pendiri yayasan untuk memajukan harkat hidup Umat Islam dalam segala bidang. Dengan dasar yang begitu kuat, Yayasan diharapkan dapat menampung, mewadahi dan menyalurkan aspirasi Umat Islam dalam berbagai kegiatan peribadatan,pendidikan dan pengelolaan usaha. Pada tanggal 2 Juli 1992 Para pendiri Yayasan ini mendirikan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah.30

Masjid Raya Pondok Indah diresmikan pada tahun 1992. Masjid ini dibangun atas prakarsa Yayasan Masjid Raya Pondok Indah yang diketuai oleh Bapak H. Sudwikatmono dan didukung oleh Yayasan Pondok Indah dab PT Metropolitan Kencana Jakarta. Perencanaan pembangunannya dipimpin langsung oleh Bapak Ir. H. Ismail Sofyan. Pembangunannya dimulai pada tahun 1990 selesai tahun 1992 dengan biaya kurang lebih 12 milyar (nilai bangunan dan tanah).

30

Peletakan batu pertama dilaksanakan pada tanggal 11 Januari 1991 pukul 11.00 WIB oleh Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Bapak Wiyogo Atmodarminto. Peresmian dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 4 Desember 1992 pukul 11.00 WIB oleh Bapak H. Sudharmono,SH (Wakil Presiden Ri) dilanjutkan dengan kegiatan salat jumat pertama kali. Pada tanggal 2 Desember 1992 dilaksanakan serah terima Tanah dan Bangunan Masjid Raya Pondok Indah dari PT. Metropolitan Kencana/ Yayasan Pondok Indah kepada Pemerintah DKI Jakarta dengan berita acara nomor : 1828 Tahun 1992 dan juga serah terima pengurusan dab pengelolaan Masjid Raya Pondok Indah dari Pemerintah DKI Jakarta kepada Yayasan Masjid Raya Pondok Indah dengan berita acara nomor : 1829 Tahun 1992.

Perjalanan waktu hampir tujuh tahun memang cukup lama, tapi untuk sebuah perjuangan kurun waktu itu terhitung pagi. Karena itu masih bisa dianggap wajar bila kemajuan-kemajuan yang dihasilkan oleh Masjid Raya Pondok Indah dinilai masih kurang banyak. Evaluasi terhadap program-program yang belum bisa terlaksana atau belum optimal perlu dilakukan agar Masjid Raya Pondok Indah semakin meningkat, baik dari segi pelayanan peribadatan, pendidikan dan perpustakaan maupun usaha, fungsi sosial, maupun aspek lainnya. Dalam perkembangannya sesuai dengan hasil keputusan Rapat para Badan pendiri Yayasan Pondok Mulya, Yayasan Masjid Raya Pondok Indah, Yayasan Masjid Puri Indah, Yayasan Muslim Bumi Serpong Damai, tentang hubungan Yayasan Pondok Mulya dan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah diputuskan bahwa Yayasan Pondok Mulya adalah Yayasan Induk yang menangani manajemen pengelolaan, sedangkan Yayasan Masjid Raya Pondok Indah adalah Yayasan lokal untuk pemeliharaan aset di bawah koordinasi Yayasan Pondok Mulya.

Konsep perencanaan arsitektur Masjid Raya Pondok Indah mengacu pada arsitektur masjid tradisional. Salah satu ciri masjid tradisional yang banyak tersebar di seluruh nusantara beratap susun dan kebanyakan bersusun tiga lapis. Bertolak dari konsep tersebut maka perencanaan Masjid raya Pondok Indah dirancang sedemikian rupa sehingga tercipta bentuk baru, namun tetap mengekspresikan bentuk masjid beratap susun tiga, serasi dan menyatu dengan lingkungan. Menara masjid yang tingginya 50 meter, berbentuk runcing ke atas yang berakhir pada bulan bintang, yang melambangkan bahwa islam merupakan cahaya penerang bagi bumi beserta seluruh alam. Lantai atas merupakan ruang salat terdapat dinding kiblat, tanpa ruang mihrab karakter ini merujuk pada Masjid Quba yang dibangun oleh Rasulullah. Pada dinding mimbar dipahat kaligrafi dua kalimat syahadat sebagai rukun islam pertama yang merupakan ikrar kesaksian atas kebenaran Allah SWT dan nabi Muhammad SAW sebagai Rasulnya. Untuk menambah keagungan rumah Allah ini, di sekeliling bagian atas ruang salat dipahat kaligrafi Asmaulhusna (nama-nama Allah SWT).

Masjid ini terdiri dari dua lantai, lantai atas dipergunakan untuk ruang salat utama sedangkan lantai bawah untuk Ruang serbaguna. Secara kesuluruhan masjid ini dapat menampung sekitar 2600 jemaah di lantai atas dan bawah. Struktur bangunan masjid ini dibuat dari beton bertulang dan rangka atap baja, semua material struktur dan finishingnya diusahakan menggunakan bahan alam dengan maksud supaya umat yang menggunakan masjid ini akan lebih dekat dengan alam dan dapat menghayati kebesaran Sang Penciptanya. Masjid ini juga dilengkapi dengan ruang wudhu, perpustakaan, ruang kantor, gedung dan ruang jaga. Dalam pengolahan tapak, ruang-ruang tersebut sengaja ditempatkan di bawah permukaan tanah, dengan maksud agar

bangunan masjid tidak terhalang oleh bangunan-bangunan lain, sehingga penampilannya akan menjadi lebih anggun. 31

2. Letak Geografis

Masjid Raya Pondok indah ini terletak di jalan Sultan iskandar Muda no.1 Jakarta (denah terlampir dalam).

3. Visi dan Misi

Visi Masjid Raya Pondok Indah yaitu menjadikan masjid sebagai pusat unggulan dalam bidang peribadatan, dakwah dan sosial keagamaan dengan sistem pengelolaan yang modern

Misi Masjid Raya Pondok Indah :

1. Melaksanakan, membina, mengembangkan, menanamkan dan menerapkan ajaran islam yang berwawasan luas, toleran dan penuh persaudaraan dalam semangat ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah

2. Membina dan mengelola masjid dan pendidikan sebagai wahana pembinaan watak dan kepribadian, dengan menerapkan manajemen modern yang terencana, terarah, terpadu, profesional, efektif dan efisien.32

3. Membangun, membina dan mengembnagkan usaha-usaha yang bersifat bisnis yang relevan yang hasilnya untuk pengembangan dan menunjang kegiatan kemasjidan dan pendidikan. 31 Ahmad Sukardja , h.2 32 Ahmad Sukardja, h.6-9

4. STRUKTUR ORGANISASI MASJID RAYA PONDOK INDAH

Berikut adalah nama-nama pengelola Yayasan Pondok Mulya dan Masjid Raya Pondok Indah beserta bagannya:

Direktorat Nama

Direktur Eksekutif Prof.DR.H.Ahmad

Sukardja,SH.,MA

Wakil Direktur H.Yusuf

Sudono

General Manager H.Faisal Qosim,Lc

Kabid Usaha Pjs. H.Faisal

Qosim,Lc

Sekretaris/Kepala Sekretariat H.Purwoto,SH Staf Administrasi & Typist H.Rusmono,A.Ma Staf Keuangan & Pembukuan Delmika

Kasir

H.Mukhlis

Sopir Umum Aan Amarudin

Sopir Mobil Jenazah Muhammad Haris

Sahban

MASJID RAYA PONDOK INDAH

Staf Adminidtrasi Pjs. H.Tamrinuddin,S.Ag

Kasir Yulyanah,SE

Bag.Peribadatan & Dakwah H.Abdul Fattah Muttabik,S.Ag Staf Bag. Pendidikan & Perpustakaan Ramil HM.Nur,S.Ag

Ka.Bag.Usaha,Pemeliharaan & Kebr. H.Tamrinuddin,S.Ag Staf Bagian Usaha/Public Relation Ismasari,A.Md

Teknisi & Operator Jaka Zulkarnain

Operator Genset & Teknisi Listrik Jaka Satria

Pramubakti H.Nur Ali33

33

Yayasan Pondok Mulya

Dewan Pakar Imam Besar

Keuangan

Direktur Eksekutif/Wakil Direktur

- Sekretaris/Kepala Sekretariat

- Staf

Administrasi dan Typist

- Kabag

Keuangan

Sekretariat

-Sekretaris/KepalaSekretariat -Staf Administrasi dan Typist - Kabag Keuangan

- Staf Keuangan/Pembukuan - Kasir

- Internal Audit - Kabag. Umum/Personalia &

Materiil

-Staf Teknik/ Mecanical Electrical/ Pemeliharaan dan Kebersihan

Bidang Kemasjidan Bidang Usaha Bidang Pendidikan

USM IMP KBIH BMT Sekolah Kejuruan PT Msjd Tipe Msjd Msjd Tipe Tipe Yayasan Pondok Mulya

Direktur Eksekutif / Wakil Direktur Kepala Bidang Kemasjidan Dewan Pembina - Staf Adm - Kasir - Teknisi & Operator - Satpam Pramubakti Kepala Kantor Imam / Kyai Masjid & Pengurus Masjid Msjd Tipe

garis komando garis koordinasi 34

B. Unit Sejahtera Mulia ( USM )

1. Sejarah Berdirinya Unit Sejahtera Mulia

Unit Sejahtera Mulia ( USM ) berdiri sejak tahun 1999. USM adalah sebagai salah satu unit usaha pendukung Masjid Raya Pondok Indah. USM diawali dengan berdirinya usaha kantin. Karena jamaah di Masjid Raya Pondok Indah tersebut banyak dari perkantoran dan setelah beribadah agar tidak jauh untuk mencari

34

Ahmad Sukardja, h. 10

Bagian Peribadatan dan Dakwah

______________________ _____

Remaja Masjid Bagian Pendidikan dan

Perpustakaan

_______________________ ______

- Kepala Bag. Pnddkn &

Perpus. Bagian Usaha, Pemeliharaan dan Kebersihan ______________________ _______

- Kepala Bag. Usaha,

tempat makan siang maka didirikanlah kantin tersebut. Selain kantin, dalam bidang usaha Unit Sejahtera Mulia (USM) ini juga memiliki subunit, yaitu :

a. Kantin

b. Penyewaan Ruangan (untuk Resepsi, Seminar, dan lain-lain) c. Pedagang kecil

d. Wartel e. Klinik

Usaha Sejahtera Mulya Pengelolaan kantin/Rumah Makan Pengelolaan pedagang kaki lima, yang sehari-hari dibina oleh masjid Raya Pondok Indah sebanyak 20 pedagang kaki lima.Penyewaan tenda dan panggung pelaminan Penyewaan Ruangan (Resepsi, Seminar dan lain-lain) Pelayanan akad nikah, Klinik Herbal sehat Mulya yang Pengobatan dengan tanaman obat rekomendasi dokter , Pijat refleksi, Hijamah (Bekam), Totok wajah, Akupuntur Penyakit dan kecantikan,

General Chekup, Laboratorium II. Berdirinya USM dilatarbelakangi untuk menopang pemasukan Masjid Raya Pondok Indah,agar tidak mengandalkan uang infak. Maka dari laba ini lah nantinya untuk menggaji karyawan.35

2. Visi dan Misi Unit Sejahtera Mulia 1. Visi

Visi Unit Sejahtera Mulia (USM) adalah memberikan pelayanan jasa yang terbaik kepada jamaah Masjid Raya Pondok Indah Jakarta Selatan dengan meningkatkan fasilitas yang ada.

35

2. Misi

Misi Unit Sejahtera Mulia adalah:

a. Memudahkan jamaah dalam beribadah dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang telah tersedia

b. Mendorong jamaah agar lebih nyaman beribadah dan menarik jamaah lebih banyak untuk beribadah di Masjid Raya Pondok Indah

c. Memenuhi kebutuhan para jamaah dengan fasilitas yang ada

3. Tujuan Berdirinya Unit Sejahtera Mulia

Memenuhi kebuutuhan para jamaah masjid, memberikan pelayanan kapada Jammaah Masjid Raya Pondok Indah, serta memberikan kemudahan akses kepada jamaah untuk saling bersosialisasi dengan sesama jamaah lainnya

4. Struktur Organisasi Unit Sejahtera Mulia

STRUKTUR ORGANISASI USAHA SEJAHTERA MULIA - YAYASAN PONDOK MULYA

PENGURUS YAYASAN

Dir. Eksekutif/Wakil Dir. Prof. Dr. H. Ahmad Soekarjo,

General Manager / Kepala Bd. Usaha

H. Faisal Qosim, Lc Wakil Dir. H. Yusuf Sudono

Keterangan : garis komando

--- garis koordinasi 36

5. Program Kegiatan Unit Sejahtera Mulia

Program Kegiatan yang terdapat dalam bidang Usaha USM ini diantaranya :

1. Kantin

Kantin ini berdiri pada tahun 1999 bernama Kantin Pondok Bambu, merupakan sebuah rumah makan yang berada di kawasan Pondok Indah Jakarta Selatan tepatnya di area Masjid Raya Pondok Indah. Letaknya yang strategis di antar kawasan perkantoran dan perumahan menjadikan kantin ini selalu menjadi pilihan bagi orang yang memiliki selera tinggi.

36

Data Struktur Organisasi USM

Kepala Usaha Sejahtera Mulia

Keuangan : Tjaswati Kasir : Rosmawati Pramubakti : - Abdul Rojak

- Sahuri - Nanang - Taswadi

Bagian Simpan Pinjam Bagian Kafetaria

Pilihan menu masakan yang ditawarkan sudah tidak perlu diragukan lagi, mulai dari ikan bakar, masakan padang sampai aneka soup yang nikmat. Semua masakan yang yang tersedia dijamin halal dan memiliki aroma dan rasa yang

Dokumen terkait