• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI DAKWAH

Dalam dokumen 177309854 metode dakwah id. docx (Halaman 45-48)

Pada dasarnya materi dakwah Islam itu kembali apa tujuan dakwah, karena pada dasarnya apa yang terdapat dalam materi dakwah bergantung pada tujuan dakwah yang yang ingin dicapai. Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Quran, bahwa: “Tujuan umum dakwah adalah mengajak ummat manusia (meliputi orang mukmin maupun kafir atau musyrik) kepada jalan yang benar yang diridhai Allah SWT, agar dapat hidup bahagia dan sejahtera didunia maupun diakhirat”.[15]

Apa yang disampaikan seorang da’i dalam proses dakwah (nilai-nilai dan ajaran-ajaran islam) untuk mengajak ummat manusia kepada jalan yang diridhai Allah, serta mengubah perilaku mad’u agar mau menerima ajaran-ajaran islam serta memanifestasikannya, agar mendapat kebaikan dunia akhirat, itulah yang disebut materi dakwah. Allah SWT telah memberi petunjuk tentang materi dakwah yang harus disampaikan , untuk lebih jelasnya perlu mencermati firman Allah SWT dalam Q.S. Ali-Imran : 104.[16]

` ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôŠtŠ Šn<Î) Î öŽ �sŠø:$# tbrã�ãBù’tŠur Å$rã�÷èpRùQ$$Î/

tböqyg÷ZtŠur Ç`tã Ì�s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9′ré&ur ãNèd ŠcqßsÎ=øÿßJø9$#

Artinya:

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung. Ma’ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya.”

äí÷Š$# 4Šn<Î) È@ŠÎ6yŠ y7În/uŠ ÏpyJõ3Ïtø:$$Î/ ÏpsàÏãöqyJø9$#ur ÏpuZ|¡ptø:$# ( Oßgø9ϊ»y_ur ÓÉL©9$$Î/ }ŠÏd ß`|¡ômr& 4 ¨bÎ) y7/uŠ uqèd ÞOn=ôãr& `yJÎ/ ¨@|Ê `tã ¾Ï&Î#ŠÎ6yŠ ( uqèdur ÞOn=ôãr& tûïϊtGôgßJø9$$Î /

Artinya:

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil.” [ Q.S. As-Nahl: 125][17]

Dalam ayat tersebut yang dimaksud al-Khair adalah nilai-nilai universal yang diajarkan oleh Al- Qur’an dan Sunnah, Al-Khair menurut Rasulullah Saw sebagaimana yang dikemukakan oleh Ibn Katsir dalam Tafsirnya adalah mengikuti Al-Qur’an dan Sunnah Nbi Muhammad Saw,

sedangkan Al-Ma’ruf adalah sesuatu yang baik menurut pandangan umum suatu masyarakat selama sejalan dengan Al-Khair.[18] Yang dimaksud dengan Sabili Rabbika adalah jalan yang ditunjukkan Tuhanmu yaitu; Ajaran Islam.

Dari dua ayat tersebut dapat difahami bahwa materi dakwah pada garis besarnya dapat dibagi dua :

1. Al-Qur’an dan Hadits

2. Pokok-pokok ajaran Islam yaitu ; aqidah, ibadah, akhlaq, dan mu’amalah mencakup pendidikan, ekonomi, social, politik, budaya dll.

Namun secara global, materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi tiga hal, yang pada dasarnya ketiganya bersumber dari Al-Quran dan Hadits. Tiga hal itu adalah[19] :

a. Masalah keimanan (aqidah)

Aqidah dalam Islam adalah bathni bersifat i’tiqad bathiniyah yang mencangkup masalah- masalah yang erat hubungannya dengan rukun iman. Masalah aqidah ini secara garis besar ditunjukkan oleh Rasulallah SAW. Dalam sabdanya:

.

لاملسم هاور هرشو هريخردقلاب نمؤتو رخلا مويلاو هلسرو هبتكو هتكئلمو هللاب نمؤت نا نامي Artinya: “Iman ialah engkau percaya pada Allah, Malaikat- malikatnya, kitab- KitabNya, Rasul- rasulNya, Hari akhir dan percaya adanya ketentuan Allah yang baik maupun yang buruk ”. Hadist riwayat Imam Muslim.

Dalam islam, permasalahan aqidah yaitu masalah-masalah yang mencakup keyakinan yang erat hubungannya dengan rukun iman. Dalam pembahasanya, bukan saja tertuju pada hal-hal yang wajib diimani, akan tetapi materi dakwahnya juga menyangkut masalah-masalah yang menjadi lawannya. Seperti syirik, ingkar terhadap keberadaan Tuhan, dan sebagainya.

b. Masalah keislaman (syar’iyah)

Dalam islam, permasalahan syar’iyah erat kaitannya dengan perbuatan nyata dalam mentaati semua peraturan/hukum Allah untuk mengatur hubungan antara manusia dengan tuhannya serta mengatur pergaulan hidup antar sesama manusia. Hal ini dijelaskan dalam sabda Nabi SAW:

اناضمر موصتو ةضورفملا ةاكزلا نمؤتو ةلصلا ميقتوائيش هب كرشتلو هللادبعت نا ملسلا. ناخيشلا هاور Artinya:

“Dalam Islam bahwasannya engkau yang menyembah kepada Allah SWT. Dan janganlah engkau mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun yang melakukan sembahyang , membayar zakat- zakat yang wajib, berpuasa pada bulan Ramadhan dan menunaikan ibadah haji di Mekah (Baitullah). ” Hadis Riwayat Bukhari Muslim.[20]

Permasalahan yang berhubungan dengan masalah syar’iyah bukan saja terbatas pada masaalah ibadah kepada Allah, namun permasalahannya juga mencakup pada masalah yang berkenaan dengan pergaulan hidup antar sesama manusia seperti masalah hukum jual-beli, berumah tangga, warisan, dan lainnya, begitu juga dengan segala bentuk larangan Allah, seperti mabuk, mencuri, berzina, dan sebagainya. Hal itu juga termasuk masalah yang menjadi materi dakwah.

c. Masalah budi pekerti (akhlaqul karimah)

Sebagai materi dakwah, akhlak lebih tepat dikatakan pelengkap bagi keimanan dan keislaman seseorang. Namun bukan berarti masalah akhlak tidak penting, karena bagaimana pun juga, iman dan islam seseorang tidak akan sempurna tanpa dibarengi dengan perwujudan akhlakul karimah. Rasullulah pun pernah bersabda :“Aku diutus oleh Allah SWT didunia ini hanyalah untuk menyempurnakan Akhlak”.(Hadis sahih)[21]

Dalam buku yang berjudul Dakwah Aktual, mengatakan: Sirah Nabawiyah mengajarkan kepada kita, bahwa materi pertama yang menjadi landasan utama ajaran islam, yang disampaikan Rasullulah SAW kepada ummat manusia adalah masalah yang berkaitan dengan pembinaan akidah salimah, keimanan yang benar, masalah al-insan, tujuan program, status, dan tugas hidup manusia didunia, dan tujuan akhir yang dicapainya, al-musawah, persamaan manusia dihadapan Allah SWT, dan al-adalah, keadilan yang harus ditegakan oleh seluruh manusia dalam menata kehidupanya.

Salah satu nasihat spiritual Ikhwan al- Safa’ bagi perjalanan kehidupan manusia di dunia adalah anjuran untuk mengambil suri tauladan perjalanan kehidupan para Nabi, wali, dan orang- orang salih. Nabi dan orang- orang salih menjalin kehidupan dunianya dengan akhlak terpuji dan perjalanan hidup seimbang. Mereka adalah sosok yang mencapai kesempurnaan hidup. Karakter ini dapat berada pada manuasia pada manusia apa pun posisinya. Baik sebagai iman- iman penunjuk jalan, para dai’i pemberi petunjuk dengan hikmah dan nasihat yang baik, dan pembela- pembela kebenaran Allah di atas dunia.[22]

Hal penting yang harus disadari yaitu, semua ajaran yang disampaikan itu (materi dakwah), bukanlah semata-mata berkaitan dengan eksistensi dan wujud Allah SWT, akan tetapi bagaimana menumbuhkan kesadaran mendalam, agar mampu mewujudkan atau memanifestasikan aqidah, syar’iyah, dan akhlak dalam ucapan, pikiran, dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari.

Materi dakwah yang telah dirinci sebelumnya, pada dasarnya bersumber kepada: 1) Al-Quran dan Hadits

Al-Quran dan Hadits merupakan pedoman dan sumber hukum serta sumber utama ajaran-ajaran islam bagi ummat islam. Oleh karena, materi dakwah yang pada intinya menyampaikan ajaran- ajaran islam tidak mungkin terlepas dari dua sumber tersebut, jika seluruh aktivitas dakwah tidak berpegang teguh pada Al-Quran dan Hadits, maka hal itu akan menjadi sia-sia dan bahkan dilarang oleh islam.

2) Ra’yu Ulama (opini ulama)

Islam menganjurkan umamatnya untuk berfikir- fikir, berijtihad menemukan hukum- hukum yang sangat operasional sebagai tafsiran dan akwil Al- Qur’an dan hadis. Maka dari hasil pemikiran dan penelitian para ulama ini dapat pula dijadikan sumber kedua setelah Al- Qur’an dan Al- Hadis. Dengan kata lain penemuan baru yang tidak bertentangan dengan Al- Qur’an dan Al- Hadis dapat pula dijadikan sebagai sumber materi dakwah.[23]

C. Metode Dakwah

Dalam dokumen 177309854 metode dakwah id. docx (Halaman 45-48)

Dokumen terkait