The Interview Results with the Ant Class Educator
6) Materi dan Kegiatan apa saja yang diharapkan dalam pengajaran bahasa ingris?
Lagu, permainan, terus ada juga program bersama Native yang pernah kita lakukan juga. Karenakan mengingat kemamapuan berbahasa Inggrisnya teman-teman mungkin ya tidak yang bagus sekali. Trus mungkin biar anak- anak juga terbiasa dengan sosok native. Sehingga kami bekerja sama dengan native speaker.
Efektif atau tidaknya tergantung metode yang digunakaan. Kami beberapa kali kelemahannya karena kita tidak punya native yang tetap. Tidak yang itu saja, tetapi yang berganti-ganti. Ada Native yang sebenarnya dulu kami cocok. Kepada anak-anak itu
lain-lain. Nah itu membuat anak-anak mungkin akan lebih mudah karena ketika di ulang-ulang, kelihatan menyenagkan. Nativenya juga kelihatan asik. Tp ya kendalanya, susah mencari native yang seperti itu, jadi kebanyakan mereka menganggap anak ceria sama kayak dia, paham dengan bahasa inggris yang bahasanya pun miss-missnya belum tentu paham. Panjang.
Program native itu, jika tidak ada halangan, progam untuk tk itu 2 minggu sekali, untuk yang play group itu 1 bulan sekali. Tetapi pada kenyataannya untuk saat ini kami belum ada kontrak dengan native karena masih mencari-cari yang cocok. Kemarin kan sempat trial ada yang dari jakarta juga, waktu itu sempat kita lihat. Tetapi masukan dari teman-teman,mugkin karena kita sudah pernah melihat yang bagus pada saat awal-awal dulu, mugkin pembandingan itu ya, yang simple yang paham bahwa anak itu masih kosa katanya sangat-sangat sederhana. Itu gak gampang untuk dicari.
Untuk Materi dan kegiatan yang di perlukan, untuk anak- anak, mungkin yang jelas adalah masalah game di permainan. Yang perlu adalah kurikulum bahasa inggris untuk anak. Biar tidak jempalitan apa yang di kenalkan ke anak- anak yang perlu apa dulu? warna dulu atau apa. Ada gak sih step-step yang jelas untuk pengenalan kepada anak- anak. Kita masih meraba- raba. Yang kita awali adalah misalnya sapaan-sapaan sederhana, betulkah itu dalam ilmu bahasa Inggris. Karena kita belum tahu itu, belum mengerti, hanya di raba-raba saja. Kayaknya sih yang kita pakai saat ini adalah sapaan, jadi minimal anak tahu membedakan
mana ‘good morning’, ‘mana good afternoon’. Berikutnya yang paling dekat dengan anak adalah warna, oh berarrti pengenalan warna. Itu sebenarnya hanya trial dan eror dari pengebalan yang ada. Karena kita tidak mempunyai basic tentang bagaimana sih cara mengajarkan bahasa Inggris ke anak-anak. Mugkin yang penting adalah kurikulum untuk itu. Tahapan nya apa. Untuk usia segini beiknya di kenalkan apa? Seperti itu.
Kedua adalah cara-cara yang selama ini kami lihat dari para native kan kebanyakan lewat lagu dan game. Apakah itu benar-benar effective atau tidak, kan kami juga tidak tahu. Karenakan kami tidak mempelajari hal itu, nah mungkin lebih kepada tekniknya lebih tepatnya dengan apa sih untuk anak-anak. Mungkin dengan audio visual atau mungkin harus beragam, kadang pakai audio, kadang pakai visual, kadang yang pakai kenestetik dengan gerakan ya mungkin seperti itu.
mempelajari Bahasa inggris dengan mudah. Kami sudah beberapa kali mengadakan kursus singkat untuk teman-teman. susahnya karena level bahasa inggris di ceria itu beda banget antara yang rendah sekali sampai yang tinggi sekali, itu levelnya gak sama. Karenakan dulunya di awal kami di ceria itu tidak ada kompetensi bahasa inggrisnya yang memang di berikan. Karena memang dari yayasan sendiri tidak mutlak untuk baisa berbahasa inggris itu sebenarnya tidak seperti itu.
Pengenalan metode pengajaran itu juga penting. Kalau dulu yang kami lakukan adalah bukan pengenalan metode mengajar bahasa inggris ke anak-anak tetapi pengenalan bahasa inggris untuk miss-missnya bisa berbahasa inggris. Jadi kursus untuk missnya untuk bisa berbahasa inggris. Jadi kita memang bekerja sama dengan English course tapi bukan kursus untuk membuat mereka bisa mengejarkan bahasa Inggris ke anak-anak karena itu kan berbeda. Feedback dari kursus yang kita lakukan kalau tidak salah dua tahap waktu itu sudah cukup lama kita lakukan. Itu feedbacknya ternyata malah untuk beberapa teman, itu menjadi bantuan yang dirasa sangat terbantu sekali. Bahasa inggrisnya terasah. Tp untuk sebagian teman yang lain malah merasa ketakutan. Jadi pada hari kursusnya itu, sudah demam. Karena itu tadi, kembali kepada level bahasa inggris yang berbeda-beda. Padahal meski di kelompok-kelompokan tetap dalam satu kelas yang sama. Jadi gurunya cukup tahu mana yang kemampuan bahasa inggrisnya kurang, yang sedang, yang tinggi, dan memfasilitasi sesuai dengan itu. Tetapi tetap
saja keliahatn ‘ngefair’. Yang di sini ngomongnya belum lancar, yang itu
ngomongnya sudah lancar. Itu yang membuat waktu itu menjadi kendala dan kurang effektif menurt saya. sementara kalau di bikin sesuai dengan kategori kemampuan mereka itu secara waktu juga susah untuk membedakan waktunya. Karena kesibukan ceria.
Terus, berkaitan dengan bagaimana sih cara mengajarkan bahasa inggris ke anak-anak itu menjadi kesulitan kami. Seperti yang telah saya sampaikan tadi. Kita sudah pernah
mengakali dengan cara membuatkan ‘guidance’ untuk miss-miss yang bahasa inggrisnya kurang. Seperti kata-kata sapaan ‘hi, long time no see’ ‘wow, you have new hair style’ Itu akan efektif ketika miss-missnya konsisten menggunakannya. Tp pada kenyataanya itu menjadi tidak effektif.
sederhana yang di perlukan untuk anak-anak. Bukan untuk cerita sih, hanya untuk menyapa
saja. Tetapi itu pun susah. Tetap ongomongnya ‘selamat pagi’ karena mungkin menurut
teman-teman itu lebih hangat dari pada ‘good morning’.