• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Metabolisme Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi dan Laboratorium Riset Mikrobiologi, Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

6

mudah pada medium nutrien sederhana (Pelczar dan Chan 1988). Escherichia coli bersifat motil atau non-motil dengan kisaran suhu pertumbuhannya adalah 10-40 oC, dengan suhu pertumbuhan optimum adalah 37 oC (Reapina 2007). Tempat yang paling sering terkena infeksi Escherichia coli adalah saluran kemih, saluran empedu, dan tempat-tempat lain di rongga perut. Bakteri ini juga menghasilkan enterotoksin yang tahan panas dapat menyebabkan diare yang ringan, sedangkan enterotoksin yang tidak tahan panas dapat menyebabkan sekresi air dan klorida ke dalam lumen usus, dan menghambat reabsorbsi natrium (Jawetz et al. 2005).

Pseudomonas fluorescence

Pseudomonas fluorescens merupakan bakteri aerob yang bersifat Gram negatif, berbentuk batang dengan ukuran 0,5 – 1 x 1,5 – 4 µm serta mampu membentuk siderofor (pigmen kuning kehijauan) pada media yang kekurangan

ion Fe seperti King’s B. Koloni bakteri ini berbentuk bulat, rata dan fluidal.

Tumbuh baik pada kisaran suhu 20 – 41 oC, dengan pH optimum pada kisaran 6 –

7 dan suhu optimum pada 30 oC. Bakteri P. fluorescens juga tidak bersifat patogen terhadap tumbuhan sehingga dapat digunakan sebagai pemacu pertumbuhan tanaman atau plant growth promoting rhizobacteria (PGPR) dan sebagai agen antagonis terhadap patogen tanaman (Arwiyanto et al. 2007).

Bacillus cereus

Bacillus cereus merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang besar

(>0,9 μm) dengan ukuran panjang sel 3 – 5 mikron dan lebarnya 1 mikron. Bakteri ini menghasilkan spora yang berbentuk elips dan terletak di tengah-tengah sel. Spora hanya terbentuk bila terdapat oksigen di lingkungan sekitar (aerob fakultatif). Bacillus cereus termasuk salah satu organisme mesofilik yaitu dapat tumbuh pada suhu optimal 30 –35◦C (Blackburn dan McClure 2002).

Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae)

Enterobacter cloacae merupakan bakteri Gram negatif, tidak membentuk spora, anaerob fakultatif, dan motil dengan flagela peritrikus (Buchanan 2006).

Enterobacter cloacae dapat diisolasi dari buah-buahan, usus hewan, tanah, dan perairan (Pelczar dan Chan 1999). Liu et al. (2009) menyatakan bahwa bakteri ini

mampu menghasilkan β-galaktosidase dengan suhu optimum 35°C dan aktif pada kisaran pH 6.5 – 10.5. Enzim β-galaktosidase yang dihasilkan dari bakteri ini mampu mengkatalisis reaksi hidrolisis dan transglikosilasi.

MATERI DAN METODE

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014 di Laboratorium Metabolisme Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi dan Laboratorium Riset Mikrobiologi, Bagian Mikrobiologi Medik, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor.

7

Materi

Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah imago betina ulat sutera liar A. atlas sebanyak empat ekor yang berasal dari perkebunan teh PTPN VIII Purwakarta, Jawa Barat. Alat-alat yang digunakan pinset, gunting bedah, tabung sampel steril, mikroskop cahaya, ose, gelas objek, tabung reaksi, cawan Petri, pipet, rak tabung reaksi, pembakar Bunsen, spidol, label nama, inkubator, lemari es, dan camera digital. Bahan-bahan yang digunakan adalah sampel penggantung telur A. atlas, aquades steril sebagai bahan pengencer sampel, media untuk mengisolasi seperti agar darah, MacConkey Agar (MCA), dan trypticasein soy agar (TSA), media untuk mengidentifikasi bakteri seperti Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Simmon’s citrate agar, urea, kaldu gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltosa), zat warna Gram (kristal violet, lugol, aseton alkohol, safranin), alkohol 70%, reagent Erhlich, H2O2 3% dan KOH 3%.

Prosedur Penelitian Pengambilan dan Pemeliharaan Kokon

Kokon ulat sutera A. atlas diambil dari perkebunan teh PTPN VIII Purwakarta, Jawa Barat. Kokon selanjutnya dipelihara dalam kandang kasa berukuran 50 cm x 50 cm x 50 cm. Kokon dipisahkan antara kokon betina dan jantan dengan sedikit menggunting kulit kokon untuk melihat bakal imago betina dan jantan ulat sutera A. atlas. Pupa dengan antena kecil akan menjadi imago betina, pupa dengan antena besar akan menjadi imago jantan.

Pengambilan Sampel

Imago betina A. atlas terlebih dahulu dimatikan dengan cara memasukkan hewan ke dalam freezer selama 1 jam. Pengambilan sampel dilakukan pada empat ekor imago betina ulat sutera liar A. atlas dengan melakukan pembedahan bagian medial abdomen menggunakan pinset dan gunting bedah steril. Sampel saluran telur kemudian dimasukkan ke dalam tabung sampel steril dan ditambahkan aquades sebagai pengencer sebanyak 2-3 ml. Sampel ditanam pada media agar darah dan MCA, lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam.

Isolasi Bakteri

Sampel dibiakkan ke dalam agar darah dan MCA dengan teknik goresan T, lalu diinkubasi selama 24 jam dalam inkubator dengan suhu 37 oC. Setelah 24 jam, koloni bakteri terpisah yang tumbuh pada agar darah dan MCA dicatat ciri koloninya. Koloni yang berbeda kemudian dipindahkan ke dalam agar miring TSA dan dilakukan pelabelan sistematis untuk masing-masing koloni.

Identifikasi Bakteri

Koloni yang tumbuh pada media TSA diwarnai dengan pewarnaan Gram untuk dilihat morfologi, sifat Gram, dan kemurniannya. Menurut Lay (1994), cara melakukan pewarnaan Gram diawali dengan pembuatan preparat ulas, kemudian difiksasi di atas pembakar Bunsen. Preparat ulas ditetesi larutan kristal violet ke seluruh bagian ulasan bakteri dan didiamkan selama satu menit lalu dicuci dengan aquades. Selanjutnya, preparat diberi larutan lugol dan didiamkan selama satu menit lalu dicuci dengan aquades hingga bersih. Berikutnya, preparat diberi

8

larutan pemucat (aseton alkohol) kurang lebih 10 detik dan dicuci kembali dengan aquades hingga bersih. Terakhir, preparat ditetesi larutan safranin selama 15-20 detik lalu dicuci dengan aquades hingga bersih kemudian dikeringkan dengan kertas saring. Lalu diamati di bawah mikroskop menggunakan perbesaran objektif 100x dengan bantuan minyak emersi. Hasil pewarnaan Gram, bakteri Gram positif berwarna ungu sedangkan bakteri Gram negatif berwarna merah. Apabila terdapat koloni bakteri yang belum murni, maka dilakukan kembali iisolasi pada agar darah maupun MCA dengan teknik goresan T. Apabila hasil dari pewarnaan Gram kurang meyakinkan, maka dilakukan uji KOH 3% untuk menentukan sifat Gram bakteri. Bakteri Gram negatif akan memberikan hasil adanya masa gelatin yang membentuk benang-benang halus saat diangkat menggunakan ose.

Analisis Data

Analisis data disajikan secara deskriptif.

Secara ringkas alur identifikasi bakteri Gram positif dan negatif dapat dilihat

pada Gambar 2 dan 3. Identifikasi akhir mengacu pada Jang et al. (1976), Barrow dan

9

Gambar 2 Diagram alir identifikasi bakteri Gram positif (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994)

10

Gambar 3 Diagram alir identifikasi bakteri Gram negatif (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994)

11

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan isolasi dan identifikasi bakteri pada saluran reproduksi A. atlas didapatkan hasil seperti tersaji pada Tabel 2 sampai Tabel 7 berikut ini.

Dari sampel yang diisolasi pada agar darah (Tabel 2) didapatkan dua jenis koloni bakteri berbeda. Koloni A yang berukuran sedang, berbentuk bulat, permukaan halus, aspek tidak mengkilat, tepi rata, elevasi cembung, berwarna krem, dan tanpa adanya hemolisis pada agar darah. Koloni B yang berukuran sedang, berbentuk bulat, permukaan halus, aspek tidak mengkilat, tepi tidak rata, elevasi cembung, berwarna krem, dan menghasilkan beta-hemolisis. Hal ini menunjukkan bahwa koloni B mampu melisiskan butir darah merah yang terlihat sebagai wilayah jernih di sekitar koloni. Bila proses lisis sempurna akan terlihat wilayah yang benar-benar jernih dan jenis hemolisisnya disebut beta-hemolisis

(Lay 1994).

Dari media MCA (Tabel 3) didapatkan satu jenis koloni yang berukuran kecil, berbentuk bulat, permukaan halus, aspek mengkilat, tepi rata, elevasi cembung, berwarna krem. Warna koloni yang sama dengan warna media atau tidak memperlihatkan perubahan pada media menunjukkan bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa. Bakteri yang tidak memfermentasikan laktosa biasanya bersifat patogen (Lay 1994).

Tabel 2 Hasil isolasi bakteri saluran reproduksi imago betina A. atlas dengan media agar darah

Sampel Agar Darah

1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B

Ukuran Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Bentuk Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat Bulat

Permukaan Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus Halus

Aspek Tidak mengkilat Tidak mengkilat Tidak mengkilat Tidak mengkilat Tidak mengkilat Tidak mengkilat Tidak mengkilat Tidak mengkilat

Tepi Rata Tidak rata Rata Tidak rata Rata Tidak rata Rata Tidak rata

Elevasi Cembung Cembung Cembung Cembung Cembung Cembung Cembung Cembung

Sifat tembus

- - - - - - - -

Warna Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem Krem

Hemolisis - β - β - β - β

Tabel 3 Hasil isolasi bakteri saluran reproduksi imago betina A. atlas dengan media Mac Conkey Agar

Sampel Mac Conkey Agar

1 2 3 4

Ukuran Kecil Kecil Kecil Kecil

Bentuk Bulat Bulat Bulat Bulat

Permukaan Halus Halus Halus Halus

Aspek Mengkilat Mengkilat Mengkilat Mengkilat

Tepi Rata Rata Rata Rata

Elevasi Cembung Cembung Cembung Cembung

Sifat tembus - - - -

12

Gambar 4 Koloni bakteri yang tumbuh pada media agar darah dan MCA. (A) koloni bakteri pada agar darah non-hemolitik, (B) koloni bakteri pada agar darah β -hemolitik, (C) koloni bakteri pada MCA.

Koloni bakteri terpisah yang didapatkan selanjutnya dibiakkan ke dalam media agar miring trypticasesoy agar (TSA) yang merupakan media agar yang digunakan untuk kegiatan pengisolasian berbagai macam mikroorganisme yang bersifat aerobik. Biakan murni yang tumbuh pada media agar darah (Tabel 4) dan MacConkey Agar (Tabel 5) diuji dengan pewarnaan Gram untuk melihat bakteri tersebut merupakan bakteri Gram positif atau negatif. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi satu jenis bakteri (Pelczar dan Chan 1988). Koloni A yang berasal dari media agar darah berbentuk batang halus, susunan tunggal, dan berwarna merah yang menunjukkan bakteri Gram negatif. Koloni B yang berasal dari media agar darah berbentuk batang, susunan berantai, berwarna ungu dan memiliki spora yang menunjukkan bakteri Gram positif. Koloni yang berasal dari media MCA berbentuk batang, susunan tunggal, berwarna merah yang menunjukkan bakteri Gram negatif.

Tabel 4 Hasil pewarnaan Gram bakteri pada saluran reproduksi imago betina A. atlas dari media agar darah

Sampel Pewarnaan Gram

1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B

Morfologi Batang halus Batang Batang halus Batang Batang halus Batang Batang halus Batang

Susunan Tunggal Berantai Tunggal Berantai Tunggal Berantai Tunggal Berantai

Warna Merah Ungu Merah Ungu Merah Ungu Merah Ungu

Spora - Ada - Ada - Ada - Ada

Gram Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif Negatif Positif

Tabel 5 Hasil pewarnaan Gram bakteri pada saluran reproduksi imago betina A. atlas dari media Mac Conkey Agar

Sampel Pewarnaan Gram

1 2 3 4

Morfologi Batang Batang Batang Batang

Susunan Tunggal Tunggal Tunggal Tunggal

Warna Merah Merah Merah Merah

Gram Negatif Negatif Negatif Negatif

13

Gambar 5 Hasil pewarnaan Gram bakteri pada media agar darah dan MCA. (A) koloni bakteri pada agar darah non-hemolitik, (B) koloni bakteri pada agar darah β -hemolitik, (C) koloni bakteri pada MCA.

Tabel 6 Hasil pengujian biokimia bakteri pada saluran reproduksi reproduksi imago betina A. atlas dari media agar darah

Sampel Pengujian Biokimia

1A 1B 2A 2B 3A 3B 4A 4B

Oksidase + + + +

TSIA Slant Basa Basa Basa Basa

Butt Asam Asam Basa Basa

Gas + + + + H2S - - - - Indol + + - - Urea - - + + Sitrat + + + + Voges Proskauer + + - -

Glukosa +/Gas (+) +/Gas (+) -/Gas (-) -/Gas (-)

Sukrosa +/Gas (+) +/Gas (+) -/Gas (-) -/Gas (-)

Laktosa +/Gas (+) +/Gas (+) -/Gas (-) -/Gas (-)

Manitol +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+)

Maltosa +/Gas (+) +/Gas (+) -/Gas (-) -/Gas (-)

Hasil identifikasi Aeromonas sp. Bacillus sp. Aeromonas sp. Bacillus sp. Pseudomonas sp. Bacillus sp. Pseudomonas sp Bacillus sp.

Tabel 7 Hasil pengujian biokimia bakteri pada saluran reproduksi imago betina A. atlas dari media MacConkey Agar

Sampel Pengujian Biokimia

1 2 3 4

Oksidase + + + +

TSIA Slant Basa Basa Basa Basa

Butt Asam Asam Asam Asam

Gas + + + + H2S - - - - Indol + + - - Motilitas - - - - Urea - - - - - Sitrat + + + + Voges Proskauer + + + +

Glukosa +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+)

Sukrosa +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+)

Laktosa +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+)

Manitol +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+)

Maltosa +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+) +/Gas (+)

Hasil identifikasi Aeromonas sp. Aeromonas sp. Aeromonas schubertii Aeromonas schubertii A B C A B C

14

Gambar 6 Hasil uji oksidase. (A) kontrol negatif oksidase menggunakan Escherichia coli dan Salmonella sp., (B) hasil positif dari koloni bakteri gram negatif pada agar darah, (C) hasil positif dari koloni bakteri Gram negatif pada MCA.

Isolat bakteri yang berasal dari media agar darah (Tabel 6) dan MacConkey Agar (Tabel 7) selanjutnya dilakukan pengujian biokimia dengan menggunakan media Triple Sugar Iron Agar (TSIA), Indol, Simmon’s citrate agar, Voges-Proskauer (VP), urea, dan kaldu gula-gula (glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltosa).

Hasil uji menggunakan media TSIA pada bagian slant dan butt bersifat basa-asam (merah-kuning) dengan gas, serta tidak memproduksi H2S mengarah pada genus Morganella, Providencia, Salmonella, Plesiomonas, Hafnia, Serratia, Shigella, Yersinia, Aeromonas, Escherichia dan Enterobacter. Pada bagian slant

dan butt bersifat basa-basa (merah) mengarah pada Pseudomonas (Mahon et al. 2007). Hasil positif didapatkan pada uji oksidase terhadap semua isolat bakteri, hal ini menunjukkan bahwa bakteri tersebut merupakan famili non-Enterobacteriaceae yang terdiri dari genus Campylobacter sp., Helicobacter sp.,

Aeromonas sp., Pseudomonas sp., Vibrio sp., Neisseria sp., dan Alcaligenes sp..

(Bergey dan Breed 1994). Tidak ditemukannya bakteri famili Enterobacteriaceae

disebabkan imago A. atlas yang sebelumnya sudah tidak melakukan aktivitas makan setelah menjadi pupa.

Hasil positif pada uji indol mengarah pada Aeromonas sp., Edwardsiella

sp., Escherichia coli, Flavobacterium sp., Haemophilus influenza, Klebsiella

oxytoca, Proteus sp., Plesiomonas shigelloides, Pasteurella multocida,

Pasteurella pneumotropica dan Vibrio sp.. Hasil negatif mengarah pada

Actinobacillus sp., Aeromonas schubertii, Alcaligenes sp., Bordetella sp.,

Enterobacter sp., Haemophillus sp., Klebsiella sp., Neisseria sp., Pasteurella haemolytica, Pasteurella ureae, Proteus mirabilis, Proteus penneri, Pseudomonas

sp., Salmonella sp., Serratia sp., dan Yersinia sp. (MacFaddin 1980). Hasil uji indol positif yang didapatkan sesuai pernyataan Abbot et al. (2003) yang menyatakan sembilan spesies anggota Aeromonas (A. hydrophila, A. bestiarum, A. salmonicida, A. caviae, A. media, A. eucrenophila, A. sobria, A. veronii, dan A. veronii bv. sobria) semuanya memberikan hasil positif untuk uji indol. Hasil negatif hanya ditunjukkan satu spesies yaitu A. schubertii (Awan et al. 2005).

Hasil uji urea mendapatkan hasil positif yang menunjukkan bahwa bakteri mampu menghasilkan enzim urease yang mengurai urea menjadi ammonium dan CO2, hidrolisis urea ditunjukkan dengan perubahan warna media dari merah-jingga menjadi merah ungu (Lay 1994). Hasil negatif menunjukkan tidak ada perubahan warna pada media. Hasil uji sitrat positif pada semua isolat bakteri hal ini menunjukkan bahwa bakteri dapat menggunakan sitrat sebagai satu-satunya sumber karbon dan energi (Lay 1994).

A

15 Hasil uji Voges-Proskauer positif mengarah pada Enterobacter sp.,

Klebsiella sp., Serratia marcescens, Hafnia alvei, Vibrio damsela, dan Vibrio alginolyticus. Hasil negatif mengarah pada Citrobacter sp., Shigella sp., Yersinia

sp., Edwardsiella sp., Salmonella sp., Vibrio furnissii, Vibrio fluvialis, Vibrio vulnificus, dan Vibrio parahaemolyticus (Bergey dan Breed 1994).

Hasil uji kaldu gula-gula berupa glukosa, sukrosa, laktosa, manitol, dan maltosa menunjukkan hasil positif dan menghasilkan gas mengarah pada genus

Aeromonas sp. dan Vibrio sp. (Bergey dan Breed 1994). Hasil negatif pada semua kaldu gula kecuali manitol mengarah pada genus Pseudomonas sp (Bergey dan Breed 1994). Menurut Woo dan Bruno (2011), Aeromonas sp. mampu memfermentasi fruktosa, galaktosa, maltosa, trehalosa, manitol, sukrosa, glukosa, dextrin dan glikogen, memberikan hasil uji positif pada uji indol, memproduksi gas dari glukosa.

Dari hasil isolasi dan identifikasi yang telah dilakukan, didapatkan hasil Gram positif, dengan bentuk morfologi batang, diisolasi pada kondisi aerob, dan memiliki spora mengarah pada genus Bacillus sp. (Bergey dan Breed 1994; Lay 1994). Bakteri Gram negatif dengan bentuk morfologi batang dan hasil positif pada uji oksidase mengarah pada Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan Vibrio sp. hal ini sesuai dalam Bergey’s Manual of Determinative Bacteriology (Bergey dan Breed 1994). Dari hasil pengujian secara biokimia isolat bakteri didapatkan hasil bakteri Gram positif berupa Bacillus sp., Gram negatif berupa Aeromonas sp.,

Aeromonas schubertii, dan Pseudomonas sp..

Hasil penelitian ini sesuai dengan Anand et al. (2010) yang berhasil mengisolasi Bacillus circulans, Aeromonas sp. dan Pseudomonas aeruginosa

pada saluran pencernaan B. mori. Ditemukannya bakteri tersebut berguna sebagai pendegradasi polisakarida dalam proses pencernaan B. mori terhadap daun murbei. Bakteri ini diisolasi dari saluran reproduksi imago betina A. atlas diduga berasal dari fase larva sebagai mikroflora normal yang kemudian bertahan sampai fase imago. Hasil ini juga sesuai dengan Sakthivel et al. (2012) yang berhasil mengidentifikasi Pseudomonas fluorescence, Bacillus subtilis dan Bacillus cereus

pada larva ulat sutera B. mori yang sakit. Hal ini dikuatkan dengan pernyataan Cappellozza et al. (2011) dan Manimegalai (2009) dalam buku Silk Biomaterials

for Tissue Engineering and Regenerative Medicine (Kundu 2014), yang

menyatakan bahwa bakteri yang paling umum yang menginfeksi B. mori adalah

Streptococcus sp., Pseudomononas aeruginosa, Bacillus cereus, Bacillus

thuringiensis, Bacillus bombyseptiseus, Staphylococcus aureus, Serratia marcescens dan Enterococcus mundtii.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan pernyataan Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM 2011) yang melakukan pemantauan daerah sebar Hama dan Penyakit Ikan Karantina (HPIK) di wilayah Purwakarta yang mengidentifikasi Aeromonas hydrophila, Yersinia enterocolitica, Aeromonas schubertii, Aeromonas media, Citrobacter freundii,

Bacillus sp., dan Aeromonas popoffii. Hal ini membuktikan bahwa bakteri yang berhasil diidentifikasi berasal dari penyebaran Aeromonas sp. Aeromonas schubertii, dan Bacillus sp.pada lingkungan di wilayah Purwakarta.

Bacillus sp. secara alami terdapat dimana-mana, dan termasuk spesies yang hidup bebas atau bersifat patogen. Beberapa spesies Bacillus menghasilkan enzim ekstraseluler seperti protease, lipase, amilase, dan selulase yang bisa

16

membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007).

Aeromonas hydrophila dan Aeromonas schubertii dapat ditemukan diberbagai lingkungan perairan seperti air tanah, air permukaan, air payau, air laut, dan air limbah (EPA 2006) termasuk di air kolam ikan (Wulandari 2012). Bakteri ini biasanya patogenik pada hewan seperti ikan, reptil, dan jarang pada mamalia (Quinn et al. 2002).

Aeromonas sp. merupakan patogen, baik pada manusia maupun hewan

(ikan, amfibi, reptil) (EPA 2006). Pseudomonas sp. secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. Pseudomonas sp. adalah patogen oportunistik yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi (Boel 2004). Bakteri ini merupakan salah satu jenis mikroflora normal pada saluran pencernaan dan kulit manusia, namun terkadang bakteri ini juga dapat berubah menjadi patogen oportunistik yang menyebabkan

bronkopneumonia kronis pada manusia saat kondisi imun tubuh menurun (Tellez et al.

2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian telah diidentifikasi tiga genus bakteri, terdiri dari Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Pseudomonas sp. dengan satu spesies bakteri Gram negatif yakni Aeromonas schubertii dari saluran reproduksi imago betina ulat sutera liar A. atlas yang berasal dari perkebunan teh PTPN VIII Purwakarta, Jawa Barat. Semua bakteri yang berhasil diidentifikasi merupakan bakteri patogen dan patogen oportunistik.

Saran

Diperlukan studi lanjutan untuk mengidentifikasi bakteri sampai tingkatan spesies dengan memperbanyak jenis uji biokimiawi dan atau menggunakan

polymerase chain reaction (PCR). Selain itu perlu penelitian lain untuk mengidentifikasi mikroorganisme selain bakteri yang hidup dalam saluran reproduksi imago betina ulat sutera liar A.atlas atau organ yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abbot SL, Sharon W, Cheung KW, Janda JM. 2003. The genus Aeromonas : biochemical characteristics, atypical reaction, and phenotypic identification schemes. J. Clin. Microbiol 41: 2348.

Anand AAP, Vennison SJ, Sankar SG, Prabhu DIG, Vasan PT, Raghuraman T, Geoffrey CJ, Vendan SE. 2010. Isolation and characterization of bacteria from the gut of Bombyx mori that degrade cellulose, xylan, pectin, and starch and their impact on digestion. Journal of Insect Science 10: 107.

16

membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007).

Aeromonas hydrophila dan Aeromonas schubertii dapat ditemukan diberbagai lingkungan perairan seperti air tanah, air permukaan, air payau, air laut, dan air limbah (EPA 2006) termasuk di air kolam ikan (Wulandari 2012). Bakteri ini biasanya patogenik pada hewan seperti ikan, reptil, dan jarang pada mamalia (Quinn et al. 2002).

Aeromonas sp. merupakan patogen, baik pada manusia maupun hewan

(ikan, amfibi, reptil) (EPA 2006). Pseudomonas sp. secara luas dapat ditemukan di alam, contohnya di tanah, air, tanaman, dan hewan. Pseudomonas sp. adalah patogen oportunistik yaitu memanfaatkan kerusakan pada mekanisme pertahanan inang untuk memulai suatu infeksi (Boel 2004). Bakteri ini merupakan salah satu jenis mikroflora normal pada saluran pencernaan dan kulit manusia, namun terkadang bakteri ini juga dapat berubah menjadi patogen oportunistik yang menyebabkan

bronkopneumonia kronis pada manusia saat kondisi imun tubuh menurun (Tellez et al.

2010).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian telah diidentifikasi tiga genus bakteri, terdiri dari Bacillus sp., Aeromonas sp., dan Pseudomonas sp. dengan satu spesies bakteri Gram negatif yakni Aeromonas schubertii dari saluran reproduksi imago betina ulat sutera liar A. atlas yang berasal dari perkebunan teh PTPN VIII Purwakarta, Jawa Barat. Semua bakteri yang berhasil diidentifikasi merupakan bakteri patogen dan patogen oportunistik.

Saran

Diperlukan studi lanjutan untuk mengidentifikasi bakteri sampai tingkatan spesies dengan memperbanyak jenis uji biokimiawi dan atau menggunakan

polymerase chain reaction (PCR). Selain itu perlu penelitian lain untuk mengidentifikasi mikroorganisme selain bakteri yang hidup dalam saluran reproduksi imago betina ulat sutera liar A.atlas atau organ yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Abbot SL, Sharon W, Cheung KW, Janda JM. 2003. The genus Aeromonas : biochemical characteristics, atypical reaction, and phenotypic identification schemes. J. Clin. Microbiol 41: 2348.

Anand AAP, Vennison SJ, Sankar SG, Prabhu DIG, Vasan PT, Raghuraman T, Geoffrey CJ, Vendan SE. 2010. Isolation and characterization of bacteria from the gut of Bombyx mori that degrade cellulose, xylan, pectin, and starch and their impact on digestion. Journal of Insect Science 10: 107.

16

membantu pencernaan dalam tubuh hewan (Wongsa dan Werukhamkul, 2007).

Aeromonas hydrophila dan Aeromonas schubertii dapat ditemukan diberbagai

Dokumen terkait