• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI A. Karakter Aswaja

B. Pembelajaran Agama

3. Materi Pembelajaran Agama

31 M. Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Volume 3, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 55-56.

32Muhaimin et.al, Paradigma Pendidikan Islam Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Inti pokok ajaran agama Islam meliputi aqidah (masalah keimanan), syari’ah (masalah keislaman), dan ihsan (masalah akhlaq), maka desain materi atau kurikulum Pembelajaran agama setidaknya juga diarahkan pada ketiga aspek tersebut. Pada dasarnya ”konsep pendidikan Islam mencakup kehidupan manusia seutuhnya, tidak hanya memperhatikan dan mementingkan segi aqidah (keyakinan), ibadah (ritual), dan akhlak (norma-etika) saja, tetapi jauh lebih luas dan dalam dari semua itu.33 Para pendidik Agama Islam pada umumnya memiliki pandangan yang sama bahwa pendidikan Islam mencakup berbagai bidang: (1) keagamaan, (2) aqidah dan amaliah, (3) akhlaq dan budi pekerti, (4) fisik-biologi, eksak, mental-psikis, dan kesehatan.34

Berdasarkan pendapat di atas menjelaskan bahwa pada dasarnya Pembelajaran Agama juga menekankan pada keseimbangan, keselarasan dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan dirinya sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Melihat pernyataan ini maka dapat dikatakan ruang lingkup pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Al-Qur’an hadist

Al-Qur’an dan Hadist merupakan sumber pokok ajaran-ajaran dalam agama Islam. Tujuan manusia adalah mencari

33 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,

Keluarga dan Masyarakat, (Yogyakarta:LKiS, 2009), h. 21.

34 Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam: Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah,

kebahagiaan baik di dunia dan akherat, dan di dalam al-Qur’an dan Hadist itu terdapat petunjuk untuk mencapai kebahagiaan tersebut. Di dalam hadits menyebutkan pengertian hadist yaitu sebegai berikut:

هلللاوحاو هلاعفاو ملسو هيلع هللا ىلص يبنا لاوقا

هلليلع هللللا يلللص يبنلا نع رثا ام لك : رخلاا لاقو

رارقا وا لعفو ا لوق نم ملسو

Artinya: “Seluruh perkataan, perbuatan, dan hal ihwal tentang nabi

Muhammad SAW., sedangkan menurut yang lainnya adalah segala sesuatu yang bersumber dari nabi baik berupa perkatan, perbuatan, maupun ketetapannya.”

Berdasarkan hadits di atas dapat dijelaskan bahwa yang termasuk hal ihwal dalam definisi di atas ialah segala sesuatu yang diriwayatkan dari nabi yang berkaitan himmah, karakteristik, sejarah kelahiran dan kebiasaan-kebiasaannya.

b. Aqidah Akhlaq

Aqidah di dalam istilah umum dipakai untuk menyebut keputusan pikiran yang mantap, benar maupun salah. Keputusan yang benar disebut aqidah yang benar, sedangkan keputusan yang salah disebut aqidah yang batil.35 Aqidah yang benar misalnya aqidahnya orang Islam tentang ke-Esa-an Allah, sedangkan aqidahnya orang Nashrani yang menyatakan bahwaAllah itu terdiri dari tiga oknum (trinitas) adalah aqidah yang salah.

Adapun yang dimaksud dengan Aqidah Islam adalah kepercayaan yang mantap kepada Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab suci-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, qadar yang baik dan buruk, serta seluruh muatan Qur’an Karim dan Sunnah al-Shohihah berupa pokok-pokok agama.36 Bisa diambil kesimpulan bahwa Aqidah Islam adalah kepercayaan yang harus diakui orangmukmin tentang kebenarannya berdasarkan dalil aqli dan juga dalil naqli. Dasar dari Akidah Islam ini terdapat di dalam al-Qur’an surat al-Baqarah ayat 285, serta hadist riwayat Muslim yang berbunyi:

هرشو هريخ ردقلاب نمؤتو رخلا مويلاو هلوسرو هبتكو هتكئلامو للهاب نمؤت نا

(ملسم هاور)

Artinya: “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, para

malaikat-Nya, kitab-kitab-malaikat-Nya, para rasul-malaikat-Nya, hari akhir, dan hendaklah engkau beriman kepada qadar ketentuan baik dan buruk”.

Sedangkan Akhlaq ini mempunyai hubungan yang erat dengan aqidah, yang sudah kita bahas sebelumnya. Adanya hubungan ini dikarenakan aqidah adalah gudang akhlaq yang kokoh. Akhlaq mampu menciptakan kesadaran diri bagi manusia untuk berpegang teguh kepada norma dan nilai-nilai akhlaq yang luhur.37

Adapun makna dari akhlaq itu sendiri menurut ulama akhlaq, antara lain sebagai berikut.

36 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, h.14.

1) Ilmu akhlaq adalah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin.

2) Ilmu akhlaq adalah pengetahuan yang memnerikan pengertian baik dan buruk, ilmu yang mengatur pergaulan manusia dan menentukan tujuan mereka yang terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan mereka.38

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam Islam, ukuran baik buruknya sesuatu ditentukan di dalam al-Qur’an dan al-Sunnah. Jika menurut al-al-Qur’an dan al-Sunnah baik, maka itulah yang baik. Sebaliknya, jika menurut Qur’an dan al-Sunnah buruk, maka itulah yang buruk.

c. Fiqih

“Kata ”fiqh” secara etimologis berarti paham yang mendalam. Secara definitif, fiqih berarti ilmu tentang hukum-hukum syar’i

yang bersifat amaliah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili. Sedangkan al-Amidi memberikan definisi fiqih

yang berbeda yaitu ilmu tentang seperangkat hukum-hukum

syara’ yang bersifat furu’iyyah yang berhsil didapatkan melalui penalaran atau istidlad”.39

Berdasarkan definisi di atas dapat ditemukan bahwa fiqih adalah:

1) Ilmu tentang hukum Allah SWT.

2) Yang dibicarakan adalah hal-hal yang bersifat

’amaliyyah-furu’iyyah.

38 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, h. 206.

3) Pengetahuan tentang hukum Allah itu didasarkan pada dalil

tafsili.

4) Fiqih itu digali dan ditemukan melalui penalaran dan istidlal seorang mujtahid atau faqih.

Dengan demikian, secara ringkas dapat dikatakan fiqih adalah dugaan kuat yang dicapai seorang mujtahid dalam usahanya menemukan hukum Allah SWT.

d. Sejarah Kebudayaan Islam.

Kebudayaan Islam meliputi sejarah arab pra-Islam; kebangkitan nabi yang di dalamnya menjelaskan keberadaan nabi sebagai pembawa risalah; pengaruh Islam dikalangan bangsa Arab; Khulafaur Rasyidin; berdirinya Daulah Amawiyah; pergerakan politik dan agama serta berbagai motifnya yang sangat berpengaruh terhadap politik, agama, kesusastraan, kemasyarkatan, dan lain-lain; kebudayaan dan seni.40

Dalam penerapannya, penentuan materi atau bahan kurikulum Pembelajaran agama yang mengandung empat ajaran pokok tersebut harus mempertimbangkan kesesuaiannya dengan tingkat perkembangan peserta didik. Karena itu cakupan kurikulum Pembelajaran Agama harus dibedakan pada masing-masing tingkatan dan jenis sekolah yang ada. Salah satu kelemahan pengajaran Pendidikan Agama yang berimplikasi pada akhlak disekolah adalah 40 Hasan Ibrahim Hasan, Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 5-6.

terjebak pada verbalisme atau hanya berorientasi secara kognitif, bukan penanaman nilai, sehingga tida sampai pada tahap aplikasi dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk itu desain kurikulum Pembelajran Agama paling tidak harus mengacu pada pilar-pilar pembelajaran: “learning how to think, learning how tolearn, learning how to do, learning how to be, dan learning how to livetogether.”41

Dokumen terkait