• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi Pembelajaran 3 : Geografi

Model pembelajaran Group Investigation ini masih asing bagi siswa kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI, karena belum pernah. Tahap awal praktek peneliti agak banyak menjelaskan pada siswa tentang cara belajar di lapangan untuk memperoleh pengalaman belajar; seperti bagaiman menggunakan alat-alat, bagaimana mencatat hasil penelitian, membuat kesimpulan, berdiskusi dan menyampaikan hasil pembahasan (mempresentasikan). SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI belum mempunyai laboratorium yang memadai, sehingga siswa kurang diadakn praktikum. Setelah siswa dianggap cukup untuk memahami model pembelajaran Group Investigation, selanjutnya pembelajaran diberikan pada pertemuan berikutnya.

Pertemuan berikutnya (2 jam pelajaran)

1). Disajikan dan dijabarkan KD hingga siswa memahami akan apa yang akan dipelajari 2). Menginterpretasikan materi pelajaran yang akan dijabarkan.

3). Menata indikator sesuai dengan kelompok-kelompoknya. 4). Membentuk kelompok

5). Memonitor seluruh tugas siswa 6). Mendiagnose kesulitan siswa 7). Melakukan penilaian

Angket siswa terhadap pelajaran Geografi  Diberikan sebelum memulai pembelajaran. Hasilnya : Kurang berminat

 Observasi aktivitas guru dalam perencanaan sangat baik, sedangkan dalam pelaksanaan diperoleh hasil baik

 Observasi minat siswa dalam belajar diperoleh hasil cukup baik.

Refleksi I

Dari data observasi minat siswa dalam belajar Geografi diperoleh hasil cukup baik, hal ini disebabkan karena dalam membuat laporan dan mempresentasikan hasil penemuannya kurang terbiasa.

Refleksi II

Dari data observasi minat siswa diperoleh hasil baik, hal ini karena siswa sudah lancar dan mulai senang.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XI IPS SMA MUHAMMADIYAH II MOJOSARI dengan menggunkan metode pembelajaran Group Investigation ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada siklus pertama belum bisa mencapai hasil seperti yang diharapkan, karena siswa masih belum terbiasa. Setelah ada motivasi maka pada pelaksanaan siklus kedua ada perubahan yang sangat berarti ke arah yang sangat baik. Siswa sudah menunjukkan peningkatan minat dalam belajar Geografi.

5.2 Saran

Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, maka peneliti memberikan saran yang berkaitan dengan usaha peningkatan minat belajar bagi siswa sebaiknya menerapkan model pembelajaran Group Investigation.

BAB IV

MATERI PEMBELAJARAN 3 GEOGRAFI

A. Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi 1. Tujuan Pembelajaran

a. Standard Kompetensi (SK)

Guru mampu memahami konsep, pendekatan, prinsip dan aspek geografi b. Kompetensi Dasar (KD)

• Guru mampu menjelaskan konsep geografi • Guru mampu menjelasakan pendekatan geografi • Guru menjelaskan prinsip geografi

• Guru mampu mendeskripsikan aspek geografi c. Indikator

• Menjelaskan ruang lingkup geografi • Memahami obyek studi Geografi

• Menggunakan metode pendekatan geografi • Menjelaskan prinsip-prinsip geografi

2. Materi : Konsep, Pendekatan Prinsip dan Aspek Geografi

a. Ruang lingkup dan Obyek Geografi 1) Konsep-konsep geografi

Di dalam geogarafi menyajikan pengertian bermakna mengenai bumi sebagai habitat manusia. Geografi juga menelaah tentang cara memandang bumi dengan cara yang berbeda. Adapun jenis jenis konsep asasi itu adalah: konsep lokasi, jarak, nilai kegunaan, keterjangkauan, pertalian wilayah (areal coherence), interaksi keruangan (spatial interaction), aglomerasi, pola, morfologi, differensiasi areal.

a) Lokasi

Letak suatu tempat memiliki nilai yang berbeda, baik secara ekonomis, lingkungan, sumber daya, politis, dan pertahanan keamanan. Perbedaan potensi yang dapat dimanfaatkan berbagai aktivitas memberikan pengaruh terhadap sistem, pola penggunaannya baik secara fisis maupun sosial, seperti berikut ini :

• Nilai suatu tempat (kestrategisan). Nilai suatu tempat akan mahal harganya jika berada di pusat kota dibandingkan dengan di pinggiran kota. Sistem dan pola pengolahan lahan. Sistem dan pola pengolahan pertaniandi lereng pegunugan akan berbeda dengan di daerah dataran. Sistem budaya. Teknik dan sistem pengolahan lahan serta adat istiadat di daerah dekat pantai maka akan berbeda dengan tehnik dan sistem pengolahan serta adat istiadat di daerah pegunungan.

Lokasi dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu lokasi relatif dan lokasi absolut. 1). Lokasi Relatif

Adalah lokasi yang artinya bisa berubah-ubah karena dipengaruhi daerah sekitarnya. Misalnya desa X lebih baik aksesibilitasnya dibandingkan desa Y, karena desa X berada di tepi jalan, sedangkan desa Y jauh di dalam.

2). Lokasi Absolut

Adalah lokasi berdasarkan garis lintang dan garis bujur (bersifat tetap) misalnya letak kota Jakarta. Selain itu juga lokasi dapat ditinjau dari :

1) Tinjauan fisiografis, yaitu letak astronomi dan geografis a). Letak astonomi, berkaitan dengan :

(1) letak suatu Negara

(2) Iklim Contoh: iklim tropis, subtropis (3) Aktivitas Penduduk

Contoh : masyarakat yang bertempat tinggal di daerah pantai dominan bekerja sebagai nelayan

b). Letak geografis, yaitu letak yang ditinjau berdasarkan hubungan tempat- tempat sekitarnya

Contoh : Indonesia terletak diantara 2 samudera yaitu Samudera Hindia dan Samudera Pasifik dan terletak diantara 2 benua yaitu Benua Asia dan Benua Australia

2) Tinjauan Sosial Ekonomi dan Budaya

Letak yang berdasarkan kondisi ekonomi, politik, dan sosial, budaya yang ada di sekitarnya.Contoh: Harga tanah yang berada dipinggiran jalan memiliki harga yang tinggi, hal ini disebabkan karena lokasi yang strategis untuk kegiatan ekonomi. Lain halnya dengan harga tanah yang berada jauh dari jalan raya b) Konsep Jarak

Jarak suatu ruang dengan ruang lain serta berbagai aktivitasnya akan berkaitan dengan nilai, kestrategisan, kemudahan, frekuensi, interaksi dan interpendensi antar ruang. Jarak dipehitungkan karena hal berikut ini :

a) Kestrategisan suatu ruang untuk berbagai aktivitas

Pusat perbelanjaan akan mempunyai nilai strategis apabila terletak di daerahpemukiman yang ramai dan padat

b) Kemudahan terjadimya interaksi antarruang

Jarak tempat aktivitas penduduk dengan pemukiman dekat maka akan memudahkan terjadinya interaksi

c) Frekuensi interaksi, dan interelasi ruang

Jarak yang dekat dan mudah dengan perbedaan potensi ruang akan memperlancar dan sering terjadinya interaksi dan interelasinya.

Jarak dibagi menjadi 2 yaitu :

(a) Jarak Absolut :Jarak yang sebenarnya yang terdapat dilapangan atau dua tempat yang diukur jaraknya dengan berdasarkan satuan jarak (km, m, cm)

(b) Jarak Relatif : Jarajk yang tidak sebenarnya, biasanya diukur berdasarkan satuan waktu.

3) Konsep Nilai Kegunaan

Nilai kegunaan berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di permukaan bumi yang bersifat relatif. Selain itu suatu tempat dalam ruang mempunyai nilai yang berbeda bagi setiap orang dengan alasan produktif, rekreasi, seperti berikut :

a) Sawah mempunyai nilai tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan karena sawah dapat memberikan nilai yang tinggi bagi petani dibandingkan bagi nelayan

b) Daerah Puncak mempunyai milai bagi penduduk yang biasa tinggal di daerah panas karena puncak memiliki iklim yang sejuk. Ini akan berbeda dengan penduduk yang berasal dari daerah Puncak.

c) Kesibukan dan kebisingan kota sewaktu-waktu membuat orang jenuh, sehingga timbul keinginan untuk berekreasi ke suatu tempat misalnya, ke Anyer. Hal ini berbeda dengan penduduk Anyer yang sudah terbiasa dengan keadaan tersebut.

4) Konsep Keterjangkauan

Konsep keterjangkauan berkaitan dengan keadaan permukaan bumi dan ketersediaan sarana dan prasarana angkutam atau komunikasi seperti berikut ini :

a) Kota Jakarta ke kota Surabaya dengan menggunakan keretaapi lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan kendaraan umum, karena jalan raya dari kota Jakarta ke Kota Surabaya sering macet, pada saat-saat tertentu.

b) Kota Bandung ke Kota Cianjur dengan jarak 60 km akan lebih cepat sampai dibandingkan dari Kota Bandung ke Kota Garut dengan jarak 50 km, karena seringkali macet.

c) Pada waktu hari raya dari kota Jakarta ke Kota Bandung akan lebih lama dibandingkan dengan dari Kota Bandung ke Kota Jakarta.

5) Pertalian Wilayah (areal coherence)

Relasi antar unsur alam dalam suatu wilayah menghasilkan suatu proses yang memberi ciri khusus kepada wilayah yang bersangkutan. Misalnya daerah disekitar Salatiga dan Boyolali kombinasi menguntungkan antara curah hujan , suhu, vegetasi, jenis tanah serta topografi menjadikan wilayah ini penghasil susu dan daging ternak terbaik di Jawa.

6) Interaksi Keruangan (Spatial Interaction)

Kekhususan suatu wilayah dalam hal hasilnya misalnya, mendorong berbagai bentuk kerjasama atau saling tukar jasa dengan wilayah lain. Jadi perbedaan wilayah mendorong interaksi yang berupa pertukaran manusianya (migrasi), barangnya (perniagaan) dan budayanya. Sehubungan itu lokasi yang sentral membawa banyak kemajuan, sebaliknya lokasi yang periferis mengakibatkan isolasi yakni keterpencilan

dan kemunduran Akibat interaksi keruangan maka suatu ruang mempunyai karakteristik yang berbeda dengan ruang lain. Oleh karena itu suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhanya sendiri. Perbedaan ini menimbulkan adanya arus pergerakan dalam bentuk perdagangan, komunikasi, jasa, budaya, pendidikan dan persebaran ide. 7) Konsep Aglomerasi

Aglomerasi adalah kecenderungan persebaran gejala geografis yang mengelompok pada suatu tempat. Hal ini disebabkan ada faktor-faktor yang menguntungkan atau keseragaman. Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu, timbul istilah daerah elit, kumuh dan gang. Di pedesaan, penduduk umumnya mengelompok di daerah yang subur.

Meskipun mempunyai sifat, kewajiban dan hak yang sama, tetapi dalam aktifitasnya terjadi pengelompokan seperti berikut ini:

a) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan pekerjaan, budaya, etnis yang sama sehingga timbul klasifikasi daerah elit dan daerah kumuh.

b) Penduduk cenderung terjadi pengelompokan berdasarkan kepentingan yang sama sehingga timbul rumah kontrakan, ikatan profesi.

8) Konsep Pola

Akibat Proses alam terbentuk karakteristik dari suatu ruang, maka akan terjadi interaksi, interelasi, dan interpedensi manusia dalam memanfaatkan lingkungan fisis,maka akan terbentuk pola seperti berkut ini :

a) Pola permukiman di daerah perkotaan, maka jaringan jalan diikuti pola permukiman, dan jalan sebagai jaringan kehidupan.

b) Pola Pertanian di daerah lereng pegunungan akan mengikuti arah lereng dengan sistem Sengkedan, sedangkan di di dataran akan mengikuti arah aliran tanah. 9) Konsep Morfologi

Hasil proses alam membentuk bentuk permukaan bumi yangberbeda. Bentuk muka bumi ini terkait dengan aktivitas manusia, seperti berukut ini.

a) Akibat proses alam daerah pantai,maka pola permukiman akan sejajar dengan pantai dan aktivitasnyaberkaitan dengan laut tambak dan nelayan.

b) Bentuk permukiman bumi di lereng pegunungan dangan sifat tanahnya dan kondisi air dalam, maka aktivitas pertaniannya berupa tegalan atau perkebunan

c) Bentuk permukaan bumi yang datar memudahkan pembuatan sarana dan prasarana transportasi, maka terjadi pengelompokan pemukiman

10) Diferensiasi Areal (Perbedaan Keruangan)

Differensiasi areal berkaitan dengan perbedaan corak antar wilayah dipermukaan bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah lain atau dikenal dengan istilah Region. Selain itu suatu ruang mempunyai nilai berbeda karena jarak, kepadatan, mudah, sarana dan prasarana sehingga perbedan ruang ini menimbulkan terbentuknya differensiasi areal seperti :

1) Perbedaan nilai menimbulkan gejala dan pengelompokkan sebagai berikut : a) jarak dekat, sedang, dan jauh

b) pemukiman padat, sedang dam jarang c) rumah/ tanah mahal, sedang dan murah d) kaya, sedang dan miskin

2) Karakteristik suatu ruang dapat ditinjau dari potensi sember daya dan budaya masyarakat, sebagai berikut :

a) Daerah pegunungan menghasilkan sayuran, perikanan laut dari daerah pantai, padi dari daerah dataran rendah, dst

b) Daerah pesantren, kawasan pendidikan dan sebagainya. c) keterkaitan keruangan (Proses Keruangan)

Oleh karena suatu ruang tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri maka akan terjadi interaksi, interelasi dan interpendensi antar ruang dipernukaan bumi. Kurangnya potensi suatu ruang akan diikuti dengan pergerakan manusia sehingga terjadi keterkaitan antar ruang

b. Ruang Lingkup Kajian Geografi

Geografi merupakan ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan. Studi geografi mencakup analisis gejala manusia dan gejala alam. Dalam studi itu dilakukan

analisis persebaran-interelasi-interaksi fenomena atau masalah dalam suatu ruang. Menurut Rhoad Murphey ruang lingkup geografi sebagai berikut. (1) distribusi dan hubungan timbal balik antara manusia di permukaan bumi dengan aspek-aspek keruangan permukiman penduduk dan kegunaan dari bumi. (2) hubungan timbal balik antara masyarakat dengan lingkungan fisiknya sebagai bagian studi perbedaan area. (3) kerangka kerja regional dan analisis wilayah secara spesifik.

Berdasarkan uraian tersebut terlihat, bahwa ruang lingkup geografi tidak terlepas dari aspek alamiah dan aspek insaniah yang menjadi obyek studinya. Aspek itu diungkapkan dalam satu ruang berdasarkan prinsip-prinsip penyebarannya, relasinya, dan korologinya. Selanjutnya prinsip relasi diterapkan untuk menganalisis hubungan antara masyarakat manusia dengan lingkungan alamnya yang dapat mengungkapkan perbedaan arealnya, dan penyebaran dalam ruang. Akhirnya prinsip, penyebaran, dan korologi pada studi geografi dapat mengungkapkan karakteristik suatu wilayah yang berbeda dengan wilayah lainnya sehingga terungkap adanya region-region yang berbeda satu sama lain.

Untuk mengungkapkan fenomena atau permasalahan yang terjadi digunakan pertanyaan- pertanyaan geografi. Untuk pertanyaan what? Geografi dapat menunjukkan fenomena apa yang terjadi ? Untuk pertanyaan when, geografi dapat menunjukkan kapan peristiwa itu terjadi. Untuk pertanyaan where ? Geografi dapat menunjukkan lokasi terjadinya peristiwa. Untuk pertanyaan why ? Geografi dapat menunjukkan relasi-interelasi-interaksi- integrasi gejala-gejala itu sebagai faktor yang tidak terlepas satu sama lain. Untuk pertanyaan how? Geografi dapat menunjukkan kualaitas dan kuantitas gejala dan interelasi/interaksi gejala-gejala tadi dalam ruang yang bersangkutan. Untuk selanjutnya dalam mengkaji wilayah terdapat geografi regional.

c. Cabang-Cabang Geografi

1). Geografi Fisik

Geografi fisik yaitu cabang geografi yang mempelajari gejala fisik permukaan bumi yang meliputi tanah, air, udara dengan segala prosesnya. Kajian geografi fisik ditunjang oleh ilmu-ilmu geologi, geomorfologi, pedologi, meteorology, klimatologi, hidrologi, oseanografi, dan biogeografi. Geografi fisik tidak dapat dilepaskan dengan factor manusia, hal ini akan menjelaskan tentang perbedaan geologi dengan geografi. Geologi menekankan kepada gejala dan proses alam dari bumi, sedangkan geografi fisik selalu terkait dengan kehidupan manusia. Geografi fisik meninjau gejala dan proses alam dari kulit bumi dalam kaitannya dengan kehidupan manjusia. Kulit bumi ditinjau sebagai sumberdaya yang bermanfaat dan mempengaruhi kehidupan manusia.

2) Geografi Manusia

Geografi manusia merupakan cabang dari geografi yang obyek kajiannya adalah aktivitas manusia di permukaan bumi. Geografi manusia terbagi kedalam geografi penduduk, geografi ekonomi, geografi politik, geografi permukiman, dan geografi sosial (minor).

a). Geografi penduduk (Population Geography)

Obyek studi geografi penduduk berupa aspek keruangan dari penduduk, meliputi penyebaran, kepadatan, perbandingan jenis kelamin, angka kelahiran, angka kematian, migrasi dan sebagainya. Pada geografi penduduk dipelajari segala aspek keruangan yang berkenaan dengan manusia sebagai penduduk suatu wilayah. Selain geografi penduduk dikenal juga kajian lain tentang kependudukan, yaitu demografi. Demografi berbeda dengan geografi penduduk, demografi lebih terfokus pada kajian dinamika kependudukan tanpa mengkaji aspek keruangannya. Sedangkan geografi penduduk menekankan pada aspek perubahan kependudukan dalam kaitan dengan sebab akibat kondisi ruang tempat tinggalnya.

b). Geografi Politik (Political Geography)

Geografi politik mempelajari tentang aspek keruangan permukiman atau kenegaraan yang meliputi hubungan regional dan internasional dengan dasar kondisi lingkungan geografis.

c). Geografi Sosial (Social Geography)

Geografi social yang dimaksud di sini adalah geografi social minor atau sering disebut dengan sociological geography/geografi sosiologi. Geografi social mempelajari aspek keruangan dalam perilaku penduduk, organisasi social dan

unsure kebudayaan dan kemasyarakatan. Geografi social erat hub jungannya dengan studi sosiologi dan mencakup penekanan pada studi hubungan aspek ruang dengan permukiman penduduk, bahasa dan religi.

d). Geografi Permukiman (Settlement Geography)

Geografi permukiman mempelajari tentang perkembangan permukiman di suatu wilayah, mempelajari sejarah kawasan hunian manusia, bentuk dan pola permukiman, dan faktor-faktor geografis yang mempengaruhi perkembangan pola permukiman tersebut.

e). Geografi Ekonomi (Economical Geography)

Titik berat studi dalam geografi ekonomi adalah aspek keruangan dalam hubungannya dengan struktur ekonomi penduduk suatu tempat. Faktor lingkungan alam ditinjau sebagai factor pendukung (sumberdaya) atau sebagai penghambat aktivitas ekonomi. Geografi ekonomi dapat diuraikan lagi menjadi geografi pertanian, geografi industri, geografi perdagangan, geografipariwisata dan geografi transportasi.

3) Geografi Wilayah (Regional Geography)

Geografi regional mempelajari tentang variasi penyebaran dalam ruang pada wilayah yang memiliki kesamaan ciri baik lokal, regional, maupun lingkup global. Dalam geografi regional karakteristik wilayah merupakan suatu hal yang penting sebagai dasar perwilyahan. Geografi regional tidak selalu atau tidak hanya mempelajari negara- negara akan tetapi juga mempelajari regionalisasi atau perwilayahan yang mempunyai kesamaan ciri atau kekhasan. Geografi reghional bukan merupakan cabang geografi. 4) Geografi Tehnik

Geografi Tehnik lebih menekankan pada tehnik yang dipergunakan dalam studi dan analisis geografi. Dalam kajian geografi dikenal ketehnikan seperti kartografi (pemetaan), fotogrametri, penginderaan jauh, dan Sistem Informasi Geografi (SIG). Keempat tehnik yang dimaksud di atas bukan merupakan cabang dari geografi melainkan tehnik yang diperhunakan untuk mempbantu cara kerja kegeografian.

d. Obyek Formal dan Obyek Material Geografi 1) Objek Material Geografi

Yang dimaksud objek material geografi adalah segala sesuatu yang dipelajari dalam kaitannya dengan fenomena geosfer yang terdapat dan terjadi di lapisan litosfer, hidrosfer, atmosfer, biosfer, dan antroposfer. Contoh Objek Material Geografi:

(a) Kabut, petir, awan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan atmosfer;

(b) Gempa, tanah longsor,d an patahan adalah fenomena geosfer yang terjadi di lapisan litosfer.

Erosi, banjir dan tsunami merupakan contoh kejadian yang terjadi pada lapisan hidrosfer; Kebakaran, perburuan gajah, merupakan contoh kejadian di lapisan biosfer; Peperangan, kelaparan, wabah penyakit, merupakan contoh kejadian di lapisan antroposfer.

2) Obyek Formal Geografi

Yang dimaksud dengan objek formal geografi adalah cara pandang dan cara berpikir mengenai fenomena geosfer. Cara pandang dan berpikir ini dapat dilakukan melalui analisis dengan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kewilayahan. Mempelajari geografi dengan mudah dapat dilakukan dengan bentuk beberapa pertanyaan kunci, diantaranya (what), dimana (where), kapan (When), mengapa (Why), siapa (Who), dan bagaimana (How). Jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan hasil kajian geografi yang sistematik.

f. Pendekatan dalam Geografi

Konsep geografi menurut Haggett ada tiga hal yaitu analisis keruangan, analisis kelingkunganan, dan analisis kompleks wilayah.

1) Analisis Keruangan.

Dalam analisis ini Haggett menekankan kepada deferensiasi keruangan, setiap ruang yang berbeda akan menghasilkan fenomena yang berbeda sehingga setiap ruang mempunyai variabel gejala geografi yang khas. Setiap gejala atau fenomena geografi itu menghasilkan variabel yang saling berkaitan menimbulkan gejala keruangan yang khas dibandingkan dengan ruang yang lain. Contoh ruang yang berupa lahan gersang akan menimbulkan gejala geografis baik dari sedi fisik maupun sosial yang berbeda

dibandingkan dengan dengan lahan yang subur. Aspek sosial, budaya, fisik, sosial dan politik juga berkembang berbeda.

Dalam analisis keruangan dipelajari sifat penting dalam suatu ruang. Apabila dikaitkan dengan perencanaan tertentu, dipilih sifat penting yang dominan akan mempengaruhi perencanaan tersebut. Misalnya untuk perencanaan area pertanian maka perlu diperhatikan salah satu sifat penting wilayah itu adalah kesuburannya. Harus dilakukan survei terhadap penentuan lokasi yang memenuhi kriteria minimum persyaratan kesuburan. Lokasi yang tidak memnuhi kriteria harus dirancang khusus agar dapat terpenuhinya kriteria tersebut. Dengan hal ini maka penentuan lokasi mempengaruhi kondisi keruangan wilayah tersebut dalam bentuk pemencaran lokasi. Pemencaran lokasi disebut juga dengan difusi. Dalam teori difusi dikenal macam-macam tipe difusi yaitu difusi menjalar dan kaskade Pertama difusi menjalar yang terbagi kedalam difusi ekspansi, difusi relokasi dan gabungan antara keduanya. Difusi ekspansi adalah difusi yang menyebar makin meluasdari tempat asal, jadi merupakan suatu penambahan areal atau anggota baru atau perluasan. Difusi relokasi atau difusi penampungan adalah perluasan yang terjadi dalam bentuk pemindahan lokasi dari tempat asal. Sedangkan gabungan merupakan merupakan perluasan yang juga sekaligus prgeseran titik lokasi awal ke tempat lain.

Kedua difusi kaskade yang terbagi menjadi difusi inovasi dan difusi hirarki. Difusi Kaskade adalah proses penjalaran atau penyebaran melalui tingkatan atau hirarki. Apabila penjalaran dimulai dari tingkat atas ke bawah, misalnya pemakaian handphone dari kota besar menjalar hingga ke pelosok desa termasuk difusi pembaruan atau difusi inovasi. Namun apabila dimulai dari tingkat bawah menjalar ke atas dinamakan difusi hirarki.

2) Analisis Kelingkungan.

Pada analisis kelingkunganan dikaji keterkaitan variabel manusia dengan variabel lingkungan pada suatu tempat tertentu. Tentu saja apabila salah satu variabel itu berbeda maka lingkungannya akan berbeda pula. Variabel lingkungan itu terdiri dari komponen biotik dan komponen abiotik. Komponen biotik meliputi hewan dan tumbuhan sedangkan komponen abiotik terdiri dari tanah, air, udara dan sumber daya alam. Sedangkan variabel manusia juga dipengaruhi oleh unsur kebudayaan yang dipergunakan dan dijadikan pedoman oleh masyarakat dimana manusia itu tinggal. Dalam analisis lingkungan ini obyek material geografi yang terdiri dari atmosfer, litosfer, hidrosfer serta fenomena yang terjadi padanya merupakan komponen abiotiknya, sedangkan biosfer dan antrophosfer dengan segala aktivitasnya dan kehidupannya merupakan komponen biotiknya.

3) Analisis Kompleks wilayah.

Analisis kompleks wilayah mengkaji fenomena geografi dengan memadukan kedua analisis yaitu analisis keruangan dengan analisis lingkungan. Kajian kompleks wilayah antara lain meliputi pada suatu areal yang mempunyai kesamaan variabelb aatupun areal yang memiliki komponen sama sehingga merupakan suatu kesatuan area atau wilayah dengan ciri khas. Dalam analisis kompleks wilayah didapatkan struktur wilayah atas dasar klasifikasi dan kategori wilayah. Klasifikasi wilayah merupakan gradasi atau tingkatan kelas wilayah baik dari segi kualitas ataupun kunatitasnya. Sedangkan kategori wilayah merupakan pemisahan wilayah atas dasar ciri-ciri tertentu

Dokumen terkait