• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Dasar : 7.1 Mengidentifikasi unsur intrinsik teks drama MENGIDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK TEKS DRAMA

Setiap karya sastra dengan bentuk penyajian apa pun pasti memiliki unsur yang membangun di dalamnya. Seperti yang pernah kalian pelajari di sekolah dasar atau di kelas tujuh, sebuah karya sastra dibangun atas dua unsur ekstrinsik dan unsur intrinsik. Secara garis besar, unsur ekstrinsik merupakan unsur dari luar karya sastra, sedangkan unsur intrinsik merupakan unsur dari dalam karya sastra itu sendiri. Unsur intrinsik merupakan bagian penting dalam sebuah karya sastra.

Drama merupakan bagian dari karya sastra. Sebagaimana karya sastra yang lain (prosa dan puisi), teks drama sebagai bentuk karya sastrajuga memiliki unsur-unsur pembangunnya. Unsur tersebut yaitu unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik dalam drama dapat dilihat berdasar dialog antartokohnya.

Unsur-unsur intrinsik yang terdapat dalam naskah drama antara lain tema, amanat, alur, perwatakan, dan latar atau setting. Adapun penjabaran dari unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.

 Tema merupakan gagasan pokok yang mendasari terbentuknya cerita secara umum, yang dapat terbangun dari subtema-subtema  Amanat merupakan pesan atau pelajaran yang dapat diambil dari

cerita

 Alur adalah rangkaian cerita yang merupakan jalinan konflik antartokoh yang berlawanan. Alur drama biasanya terdiri atas perkenalan, pertikaian, klimaks, peleraian, dan penyelesaian

 Penokohan mengungkapkan perwatakan dalam drama yang digambarkan menurut keadaan fisik, psikis, dan sosiologis. Watak fisik meliputi jenis kelamin, ciri-ciri tubuh, umur, dan sebagainya. Keadaan psikis meliputi kegemaran, mentalitas, temperamen, keadaan emosi, dan sebagainya. Waatak sosiologis meliputi jabatan,

pekerjaan, kelompok sosial, dan sebagainya. Dialog merupakan percakapan yang dilakukan para pelaku drama.

 Latar merupakan gambaran mengenai tempat, waktu, dan keadaan jalannya cerita. Latar sangat berhubungan dengan tata pentas, tata rias, dan perlengkapan lainnya.

Hal yang harus selalu kalain ingat adalah unsur teks drama berbeda dengan unsur pementasan drama. Dalam hal ini, unsur teks drama hanya mencakup dalam sebuah teks. Adapun unsur pementasan drama sudah meliputi banyak hal, seperti keaktoran, tata panggung, tata rias, tata lampu, dan ilustrasi.

Perhatikanlah kutipan drama “Sayang ada Orang Lain” berikut!

Sayang Ada Orang Lain

Karya: Utuy Tatang Sontani

DIRUMAH SUMINTO YANG SEMPIT DAN SEDERHANA. SUASANA SEPI. TIBA-TIBA DATANG SEORANG LAKI-LAKI MENCARI SUMINTO.

Hamid : Minto...Minto! Kau masih tidur di siang hari begini? (SUMINI ISTRI SUMINTO MUNCUL DENGAN PAKAIAN YANG BAGUS) Suminto ada?

Sumini : Ada. Mas...Mas..ini ada Pak Hamid! (MINTO MUNCUL DENGAN KAUS OBLONG DAN SARUNG)

Hamid : Lho aneh...! Istrinya perlente, suaminya kaya gembel. Suminto : Dia mau pergi, ada urusan.

Hamid : Dan kau, tunggu di rumah? Mengapa tidak berduaan saja sambil berekreasi. Ini kan hari Minggu?

Suminto : Hari Minggu malah lebih memusingkan. Uang tak ada, malas mau pergi. Diam di rumah, banyak yang nagih utang.

Hamid : Engkau selalu pesimis, Minto. Untung istrimu tidak.

Sumini : Perempuan jangan disamakan dengan laki-laki, Pak Hamid. Silakan duduk Pak Hamid, saya mau pergi dulu, ada urusan. (MENDEKATI MINTO LALU MENCIUM TANGAN BERPAMITAN) Saya pergi dulu, Mas! (MINI PERGI KELUAR)

Hamid : Minto, beruntung sekali kamu memiliki istri seperti dia. Tapi anehnya, engkau selalu kelihatan lesu.

Suminto : Bagaimana tidal lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat tidak seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya terima sekarang Cuma bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus ditutup dengan utang, kalau perlu menjual barang yang layak dijual. Kian lama utang itu bukan kian sedikit, Pak Hamid, tapi makin menggunung. Aku bekerja bukan hanya untuk aku dan istriku, atau biaya sekolah seorang anakku. Tapi. Semata-mata untuk mereka yang mengutangkan kepada istriku.

Hamid : Aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu. Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik. Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang tidak cukup. Dengan gaji yang tidak cukup itu, kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat. Suminto : Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku

tidak bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.

Hamid : Siapa yang menganjurkan kamu untuk korupsi? Aku idak bilang begitu. Aku hanya menyarankan agar kamu berpikir dialektis, agar kamu dapat mengubah keadaan menjadi lebih baik. Tapi ...sudahlah, Minto, aku ke sini sebenarnya hanya mau pinjam raket badmintonmu. Suminto : Sudah tidak ada

Hamid : Ke mana?

Suminto : Sudah kujual untuk menutup kekurangan. *****

Berdasarkan petikan naskah drama “Sayang Ada Orang Lain”, kalian dapat mengidentifikasi unsur intrinsik yang ada. Sebagaimana contoh berikut. 1. Tema

Secara umum petikan drama di atas mengandung tema kondisi ekonomi yang kekurangan. Hal tersebut dapat dilihat dari petikan dialog tokoh Suminto;

Bagaimana tidal lesu, gaji pegawai rendah seperti saya ini sangat tidak seimbang dengan harga-harga di pasar. Gaji yang saya terima sekarang Cuma bisa untuk hidup sepuluh hari saja, yang dua puluh hari mesti harus

ditutup dengan utang, kalau perlu menjual barang yang layak dijual... (dan

seterusnya)

2. Amanat atau pesan

Amanat atau pelajaran yang dapat diambil dari petikan naskah drama di atas di antaranya, yaitu seseorang harus bijaksana dalam menyikapi tuntutan kehidupan berkenaan dengan keadaan ekonomi yang kekurangan. Amanat atau pesan tersebut dapat disimpulkan dari dialog tokoh, antara lain: Aku sudah beberapa kali menganjurkan supaya berubah cara berpikirmu. Kamu harus melihat realitas, berpikir yang dialektik. Mestinya kau tidak perlu pesimis dengan gajimu yang tidak cukup. Dengan gaji yang tidak cukup itu, kamu harus bisa menggunakan kesempatan dalam segala cara, agar rumah tanggamu menjadi kuat.

3. Alur

Jalinan cerita yang tampak pada petikan naskah drama di atas tersusun secara maju. Artinya isi cerita disampaikan dengan kronologi cerita dari waktu yang lampau menuju waktu ke depan.

Dalam petikan naskah tersebut terdapat beberapa tokoh dengan berbagai karakter penokohannya, yang mencerminkan letak posisi tokoh dalam cerita. Salah satu contoh karakter tokoh dari petikan di atas adalah sifat kejujuran yang dimiliki oleh tokoh Suminto. Karakter tersebut dapat dilihat melalui dialog; Lantas, apa aku harus korupsi untuk menutup kekurangan? Aku tidak bisa berbuat senista itu, Pak Hamid.

5. Latar atau setting

Latar tempat dari cerita dalam petikan naskah di atas yaitu rumah Suminto. Adapun latar waktu dan suasana daklam cerita adalah pada waktu pagi hari yang sepi di hari Minggu. Hal tersebut dapat dilihat dalam petunjuk lakuan maupun dialog tokoh yang terdapat dalam teks naskah, diantaranya: Di rumah

Suminto yang sempit dan sederhana. Suasana sepi ... dan dialog: ... Ini kan

hari Minggu? (dan seterusnya)

Sumber:

Wirajaya, Asep Yudha dan Sudarmawarti. 2008. Berbahasa dan Bersastra

LEMBAR KERJA

Dokumen terkait