• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Hasil Belajar Siswa .1 Pengertian Hasil Belajar .1Pengertian Hasil Belajar

2.5.8 Materi Sistem Koloid

2.5.8.1 Sistem Koloid

Koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya antara larutan dan suspensi. Larutan memiliki sifat homogen dan stabil. Suspensi memiliki sifat heterogen dan labil. Sedangkan koloid memiliki sifat heterogen dan stabil. Koloid merupakan sistem heterogen, dimana suatu zat "didispersikan" ke dalam suatu media yang homogen. Ukuran zat yang didispersikan berkisar dari satu nanometer (nm) hingga satu mikrometer (µm).

Perhatikan perbedaan tiga contoh campuran di bawah ini : 1) Campuran antara air dengan sirup.

2) Campuran antara air dengan susu. 3) Campuran antara air dengan pasir.

Kita mencampurkan air dengan sirup maka sirup akan terdispersi (bercampur) dengan air secara homogen (bening). Campuran kemudian didiamkan, campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa maupun penyaringan yang lembut (penyaringan mikro). Dilihat makroskopis maupun mikroskopis campuran ini tampak homogen, tidak dapat dibedakan mana yang air dan mana yang sirup. Campuran seperti inilah yang disebut larutan.

Campuran susu (misalnya, susu instan) dengan air, ternyata susu "larut" tetapi "larutan" itu tidak bening melainkan keruh. Campuran itu tidak memisah dan juga tidak dapat dipisahkan dengan penyaringan (hasil penyaringan tetap keruh) walaupun sudah didiamkan. Secara makroskopis campuran ini tampak homogen namun pengamatan dengan mikroskop ultra ternyata masih dapat dibedakan partikel-partikel lemak susu yang tersebar di dalam air. Campuran seperti inilah yang disebut koloid. Campuran air dengan pasir, pasir akan terdispersi (bercampur) dengan air secara heterogen dan langsung memisah antara air dengan pasir yang kemudian pasir akan mengendap di dasar air dan dapat dipisahkan dengan penyaringan biasa, bahkan dapat dipisahkan dengan cara dituang perlahan-lahan. Secara makroskopis campuran ini sudah tampak hetrogen, dapat dibedakan mana yang air dan mana yang pasir. Campuran seperti inilah yang disebut suspensi.

Koloid tergolong campuran heterogen (dua fase) dan stabil. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan zat disebut medium dispersi. Fase terdispersi bersifat diskontinu

(terputus-putus), sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air, fase terdispersi adalah lemak, sedangkan medium dispersinya adalah air.

2.5.8.2 JenisKoloid

Koloid dibedakan menjadi beberapa jenis tergantung dari masing-masing zat terdispersi dan pemdispersinya. Jenis jenis koloid, digambarkan dalam Tabel 2.1. sebagai berikut:

Tabel 2.2 jenis-jenis Koloid

Terdispersi Pendispersi Sistem koloid Contoh

Gas Cair Buih atau

busa

Buih sabun, ombak, limun Gas Padat Buih, busa

padat

Batu apung, karet busa

Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan, pengeras rambut, Cair Cair Emulsi Minyak dalam air, susu, santan Cair Padat Gel (emulsi

padat

Keju, mentega,jeli, mutiara, opal

Padat Gas Aerosol

padat

Asap, debu diudara,

Padat Cair Sol emas, sol belerang lem, semir cair, lumpur

Padat Padat Sol padat Batuan berwarna, gelas berwarna, tanah, permata, perunggu,

kuningan intan hitam

2.5.8.3 Sifat Koloid

1) Efek Tyndall. Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.

2) Gerak Brown. Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

3) Adsorbsi.

Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan). Contoh :

a. Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.

b. Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion H-.

4) Koagulasi

Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Koagulasi yang terjadi menyebabkan zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid. Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.

5) Koloid Liofil dan Koloid Liofob

Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.

Koloid Liofil : Sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya. Koloid liofil lebih kental daripada mediumnya dan tidak terkoagulasi jika ditambah sedikit elektrolit. Oleh karena itu, koloid liofil lebih stabil dibandingkan dengan koloid liofob. Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat.

Koloid Liofob : Sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya. Zat terdispersi pada koloid liofob tidak akan menarik dan mengadsorpsi molekul mediumnya. Contoh: sol belerang, sol emas.

6) Elektroforesis

Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda. Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Partikel koloid yang berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif. Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell.

7) Dialisis

Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya. Proses dialisis ini menggunakan selaput semipermeabel.

2.5.8.4 Pembuatan Koloid Cara Kondensasi

Cara kondensasi termasuk cara kimia. Partikel molekular ---> Partikel koloid Contoh : Reaksi Redoks

Reaksi Hidrolisis

FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ---> Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq) Reaksi Substitusi

2 H3AsO3(aq) + 3 H2 ---> S(g) + As2S3(s) + 6 H2O(l) Cara Dispersi

Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara fisika: Partikel Besar ---> Partikel Koloid

Cara Mekanik

Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.

Cara Busur Bredig

Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam. Cara Peptisasi

Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).

Contoh:

- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.

- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

2.6 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka sebagai berikut:

1. Ho = Pembelajaran OMID tidak berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem koloid.

Ha = Pembelajaran OMID berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem koloid.

2. Ho = Pembelajaran OMID tidak berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem koloid.

Ha = Pembelajaran OMID berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem koloid.

Dokumen terkait